A. Membaca Nonsastra
1. Memaknai istilah/kata
2. Mengidentifikasi informasi tersurat
3. Menemukan ide pokok
4. Menemukan inti kalimat
5. Menemukan makna rujukan
6. Menyimpulkan isi tersirat dalam teks
7. Menentukan kalimat utama
8. Menentukan kalimat penjelas
9. Membandingkan isi, pola penyajian, dan atau bahasa teks
10. Menyimpukan perbedaan atau persamaan isi teks
11. Membandingkan penggunaan bahasa dan pola penyajian beberapa jenis teks (berita, eksposisi,
prosedur, editorial, ulasan/resensi)
12. Mengomentari isi teks
13. Menunjukkan bukti suatu simpulan
B. Membaca Sastra
14. Mengidentifikasi dan memaknai kata simbolik/majas/kias dalam karya sastra
15. Memaknai isi tersurat dalam karya sastra
16. Menyimpulkan isi tersirat dalam cerpen/novel (konflik, sebab konflik, akibat konflik, amanat,
nilai-nilai)
17. Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra (berdasarkan gaya, tema, unsur)
18. Menganalisis hubungan antar bagian karya sastra
19. Membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting, nilai)
20. Mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini
21. Menilai keunggulan/kelemahan karya sastra
22. Meringkas isi karya sastra
C. Menulis Terbatas
23. Melengkapi kalimat/paragraf dengan istilah/kata/ungkapan/peribahasa
24. Melengkapi unsur teks (eksposisi, deskripsi, argumentasi, narasi, ulasan biografi, prosedur)
25. Melengkapi teks sastra (prosa, puisi, drama)
26. Menggabungkan kalimat
27. Mengurutkan unsur teks
28. Memvariasikan kata bermakna sama
29. Memvariasikan kalimat yang bertujuan sama
30. Menggabungkan beberapa kalimat dengan konjungsi yang sesuai
31. Memvariasikan unsur teks
32. Mengubah bentuk teks lain
1
E. Menyunting Ejaan dan Tanda Baca
42. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan ejaan (judul sapaan/gelar, nama geografi, nama diri,
kata tugas)
43. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan tanda baca
44. Menggunakan ejaan
45. Menggunakan tanda baca
46. Memperbaiki kesalahan penggunaan ejaan
47. Memperbaiki kesalahan penggunaan tanda baca
48. Menentukan alasan kesalahan dari segi ejaan dan tanda baca
2
CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN DISERTAI MATERI PENDUKUNG YANG
DISESUAIKAN DENGAN KISI-KISI UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
A. Membaca Nonsastra
1. Memaknai istilah / kata
Contoh Soal :
Dalam laporan kajian organisasi hidup, World Resource Institute, emisi karbon akibat
kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah melampaui rata-rata emisi karbon harian AS
selama 26 hari dari 44 hari sejak awal September 2015. Sementara itu, organisasi Center for
International Forestry Research (CIFOR) berpendapat bahwa kabut asap yang terjadi di
Indonesia merupakan tragedi, bukan bencana alam. Kabut asap bukan bencana alam,
melainkan karena kesalahan manusia dan tidak terjadi secara alamiah. (republika.co.id)
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Menurut KBBI, kata tragedi memiliki arti sandiwara sedih (pelaku utamanya menderita
kesengsaraan lahir dan batin yang luar biasa atau sampai meninggal); 2 ki peristiwa yg
menyedihkan. Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
Materi :
Buku Pedoman Umum Pembentukan Istilah memberikan definisi istilah adalah sebagai berikut
:
“Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu”.
Dari definisi di atas kita mendapatkan penjelasan bahwa istilah dapat berupa kata atau
gabungan kata. Yang berupa kata misalnya: fonem, morfem, daya, suhu, partikel, radiasi,
inflasi, larutan, himpunan, dll. Yang berupa gabungan kata misalnya : hak pilih, hak milik,
daya kuda, tenaga listrik, pintu air, tiang pancang, rumah pompa, kerja sama, anggaran
berimbang, mata anggaran dsb.
Dalam menentukan makna istilah harus memerhatikan konteks kalimat maupun
paragraf. Makna istilah tersebut harus sesuai jika kita masukkan ke dalam konteks
kalimatnya.
JAWABAN : D
Pembahasan Soal :
Lihat kalimat keempat : 4) Tingginya kekerasan terhadap anak memperlihatkan
ketidakpedulian kita terhadap hak anak untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar, bebas
dari rasa takut, dan ancaman.
Materi :
Informasi rinci tersurat dalam teks adalah informasi yang tertera atau terdapat dalam teks tapi
untuk mencarinya perlu membaca teks secara seksama. Biasanya informasi ini tercecer di sana
sini dan kita harus mengumpulkannya. Ciri khas pertanyaan ini di antaranya memakai kata
tanya 5W + 1H.
JAWABAN : A
Pembahasan Soal :
Dari teks wacana tersebut, terlihat bahwa kalimat utama sebagai kalimat kunci paragraf
tersebut terdapat pada kalimat pertama. Cara menganalisis sebagai berikut :
Kata “Jumlah tamu, .............. merosot hingga tingkat hunian .............. berkurang hingga
sepuluh persen” (kalimat 2) adalah sebagai bentuk “Dampak” dari merebaknya penyebaran
virus (kalimat 1). Dengan kata lain, kalimat kedua menjelaskan kalimat pertama. Oleh karena
itu, kalimat utama PASTI terletak pada kalimat pertama.
Perlu diingat lagi, ide pokok dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama dan dapat
ditemukan dengan menghilangkan atau membuang bagian yang tidak penting.
“Dampak merebaknya penyebaran virus sindrom pernafasan akut parah (Severe Acute
Respiratory Sindrome / SARS) dari negeri Jiran, Singapura, mulai mengancam bisnis
perhotelan di Batam.”
Materi :
Langkah mencari gagasan utama:
a. Baca teks wacana tersebut (kalau perlu diulang-ulang)
b. Pahami inti bahasan
c. Tutup teks wacana tersebut dan cobalah menjawab pertanyaan berikut.
4
4. Menemukan inti kalimat
Contoh Soal :
Para relawan yang berasal dari berbagai organisasi yang tergabung dalam kolaborasi Sehati di
Gedung Perjuangan Rantau Prapat, pada bulan Agustus 2016 lalu menyerahkan bantuan yang
telah terkumpul selama satu bulan sebelumnya.
Unsur inti kalimat tersebut adalah ....
A. Relawan berasal dari berbagai organisasi
B. Bantuan terkumpul selama satu bulan
C. Bantuan relawan
D. Relawan menyerahkan
E. Relawan menyerahkan bantuan
JAWABAN : E
Pembahasan Soal :
Perhatikan pola kalimatnya :
Para relawan yang berasal dari berbagai organisasi yang tergabung dalam kolaborasi Sehati di
Gedung Perjuangan Rantau Prapat, pada bulan Agustus 2016 lalu (S) menyerahkan (P)
bantuan yang telah terkumpul selama satu bulan sebelumnya (O).
Materi :
Pembahasan tentang kalimat inti pada dasarnya berkaitan dengan S, P, O, Pel., dan K. Pada
Bab S, P, O, Pel., dan K dijelaskan bahwa unsur inti kalimat meliputi S, P, dan O atau Pel.,
tetapi kedua unsur terakhir kehadirannya bergantung pada jenis kata yang menempati P.
Sebaliknya, unsur K tidak termasuk ke dalam unsur inti kalimat.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kalimat inti? Kalimat inti memiliki ciri-ciri:
a. Hanya terdiri atas unsur inti kalimat (S, P, O/Pel.);
b. Unsur-unsur inti itu selalu berupa kata, tidak mungkin berupa kelompok kata;
c. berpola kalimat normal (SP), bukan kalimat inversi (PS);
d. Berupa kalimat berita; dan
e. Tidak dalam bentuk kalimat negatif
Manakah rujukan kata yang tepat sesuai dengan paragraf di atas ....
A. Itu yang merujuk pada aku
B. Di sana yang merujuk pada rumah sederhana
C. Mereka yang merujuk pada ayah
D. Beliau yang merujuk pada kakak-kakakku
E. Tersebut yang merujuk pada menjadi dewasa
JAWABAN : B
5
Pembahasan Soal :
Di kota itu merujuk pada Kota Tegal
Mereka merujuk pada 3 orang kakakku
Beliau merujuk pada ibuku
Tersebut merujuk pada berbagi, hidup rukun, dan toleransi
Materi :
Rujukan kata adalah kata yang merujuk pada kata lain yang telah diungkapkan sebelumnya.
Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:
a. Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut.
b. Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.
c. Rujukan personil / orang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka, beliau.
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Paragraf tersebut merupakan paragraf induktif karena kalimat utamanya terletak di akhir
paragraf. Penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut.
Ide pokok : Bayu pantas dijadikan siswa teladan.
Kalimat utama : Oleh karena itu, Bayu sangat pantas dijadikan siswa teladan di sekolah.
Kalimat simpulan : Bayu pantas dijadikan siswa teladan di sekolah karena selalu datang tepat
waktu dan rajin belajar.
Materi :
Menyimpulkan isi teks mudah dilakukan jika kita tahu caranya. Berikut ini adalah cara atau
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyimpulkan isi teks dengan benar
1. Membaca Paragraf
Jika kita akan menyimpulkan suatu paragraf, sebaiknya jika mengerti isi dari paragraf
tersebut terlebih dahulu. Caranya adalah dengan membaca seluruh isi paragraf
2. Menentukan Kalimat Utama
Setelah membaca paragraf tersebut, tentukanlah kalimat utamanya. Kalimat utama adalah
kalimat yang mengandung gagasan utama dari sebuah paragraf. Kalimat utama merupakan
kalimat pertama atau terakhir dari suatu paragraf. Gagasan utama adalah pikiran utama atau
inti dari sebuah paragraf. Dengan menetukan kalimat utama, jika dapat menyimpulkan isi
suatu paragraf
3. Buatlah Simpulan
Setelah menentukan inti dari paragraf, susunlah kalimat dengan baik agar dapat menjadi
sebuah simpulan yang benar. Untuk membuat suatu simpulan lebih baik dan dapat
dimengerti ada beberapa kriteria atau syarat dalam penulisan simpulan.
6
a. Simpulan berupa hasil analisis dari paragraf yang sudah dibaca
b. Simpulan menggambarkan isi dan paragraf
c. Simpulan hanya berisi hal-hal yang ada di paragraf
JAWABAN : A
Pembahasan Soal:
1. Panorama desaku sangat indah. (keindahan desa)
2. Dari kejauhan tampak hamparan padang yang asri. (arti karta “asri” adalah “indah dan
sedap dipandang mata”)
3. Di belakang, terhampar laut biru. (laut biru menambah keindahan)
4. Perahu nelayan hilir mudik sebagai tontonan mengasikkan. (mengasikan dari kata “asyik”
yang berarti “sangat terikat hatinya; penuh perhatian”)
5. Di sore hari, kita dapat menikmati panorama menakjubkan. (menakjubkan dari kata
“takjub” yang berarti “kagum; heran (akan kehebatan, keindahan, keelokan seseorang atau
sesuatu)”
6. Matahari terbenam dengan warna keemasan seakan tersenyum. (tersenyum dari kata
“senyum” yang bararti “gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukkan rasa
senang, gembira, suka, dan sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit”.
Jadi, kalimat 1 membahas tentang keindahan desa, kemudian kalimat 2-6 menjelaskan
mengapa desa itu sangat indah.
Materi :
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama sebuah paragraf. Dengan kata
lain, kalimat inilah yang mengutarakan atau menyampaikan topik yang akan dibahas dalam
sebuah paragraf. Sebuah paragraf memiliki satu atau dua buah kalimat utama yang terletak di
bagian awal, akhir, atau keduanya di dalam sebuah paragraf.
Ciri – ciri kalimat utama
1. Terletak di bagian awal, akhir, maupun di keduanya.
2. Kalimat utama bersifat general atau umum sehingga bisa dikembangkan kembali.
3. Kalimat utama dapat berdiri sendiri dan merupakan satu kesatuan kalimat, biasanya tanpa
konjungsi.
4. Kalimat utama pada bagian akhir paragraf, biasanya diikuti dengan kata – kata, seperti oleh
karena itu, oleh sebab itu, jadi, dengan demikian, dan lain – lain.
Kalimat penjelas yang sumbang dalam paragraf di atas terdapat pada nomor ....
A. (7)
B. (6)
C. (5)
D. (4)
E. (3)
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Kalimat inti atau kalimat utama dari paragraf diatas terletak pada kalimat nomor 1, yang
berbunyi “Sinta memang murid yang berprestasi”. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa
kalimat penjelas dari kalimat inti atau kalimat utama dari paragraf tersebut merupakan kalimat
yang menerangkan prestasi apa saja yang sudah didapat oleh Sinta, sehingga dikatakan
sebagai murid yang berprestasi. Jika diteliti dengan baik, pada kalimat ke 6, jelas terlihat ada
perbedaan dengan kalimat lainnya. Kalimat ke 2, 3, 4, 5, dan kalimat ke 7 merupakan kalimat
yang didalamnya menjelaskan satu per satu prestasi apa saja yang diraih oleh Sinta dan siapa
saja yang mampu Sinta banggakan dari prestasinya tersebut. Sedangkan pada kalimat ke 6,
justru menjelaskan tentang hobi memasak Sinta yang jelas tidak sesuai dengan kalimat lainnya
yang menjelaskan prestasi Sinta dibidang akademik.
Materi :
Ciri-ciri kalimat sumbang adalah :
1. Kalimat sumbang selalu bertolak belakang dengan ide utama penulis, sehingga dengan
mudah bisa ditemukan jika pembaca teliti.
2. Tidak hanya bertolak belakang, kalimat sumbang juga acap kali tidak nyambung dengan
kalimat lainnya, baik kalimat sebelum ataupun sesudahnya.
3. Kalimat sumbang selalu keluar dari kalimat inti atau kalimat utama sebuah paragraf.
Adapun cara agar bisa lebih mudah lagi menentukan kalimat sumbang, adalah sebagai berikut:
1. Pembaca harus menentukan kalimat utama dari sebuah paragraf. Setelah ditentukan kalimat
utamanya, maka jika ada kalimat yang tidak sesuai dengan kalimat utama, itulah yang
disebut dengan kalimat sumbang.
2. Kalimat sumbang terkadang sengaja ditulis oleh penulisnya. Dengan demikian, pembaca
perlu teliti. Bila berlu, bacalah kalimat yang menurut anda sumbang secara berkali-kali
untuk meyakini bahwa kalimat tersebut memang kalimat sumbang.
3. Selalin menentukan kalimat utama dalam penentuan kalimat sumbang, pembaca juga bisa
memperhatikan penggunaan kalimat lain sebagai kalimat penjelas dari kalimat utama. Jika
kalimat penjelas tersebut ada ketidaksinambungan, maka bisa dipastikan kalimat tersebut
adalah kalimat sumbang.
Teks II
Guru-guru melaksanakan uji kompetensi guru (UKG) secara daring. Dibeberapa kota, UKG
dilaksanakan secara serentak. Pelaksanaan UKG diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pendidik.
8
Perbedaan pola penyajian kedua kutipan teks tersebut...
A. Berita I: di akhiri dengan unsur berita di mana
Berita II: diakhiri dengan unsur berita apa
B. Berita I: diakhiri dengan unsur berita bagaimana
Berita II: diakhiri dengan unsur berita di mana
C. Berita I: diawali dengan unsur berita kapan
Berita II: diawali dengan unsur berita siapa
D. Berita I: diawali dengan unsur berita siapa
Berita II: diawali dengan unsur berita mengapa
E. Berita I: diawali dengan unsur berita mengapa
Berita II: diawali dengan unsur berita apa
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Berita I : diawali dengan kapan jawabannya yaitu : Oktober 2016.
Berita II : diawali dengan siapa jawabannya yaitu : Guru-guru.
Materi :
Membedakan dua teks adalah membandingkan dua teks untuk dicari perbedaannya. Perbedaan
antarteks dapat dilihat dari dua aspek, yaitu dari segi fitur bahasa dan segi struktur atau pola
penyajian. Fitur bahasa adalah unsur kebahasaan yang digunakan dalam teks (SPOK),
sedangkan pola penyajian adalah cara suatu teks disusun (5W+1H).
Teks 2
Pebulu tangkis utama Indonesia menjanjikan hasil terbaik pada Turnamen Grand Prix Gold
Indonesia. Di Samarinda, Kalimantan Timur, turnamen itu dilaksanakan. Turnamen itu
dilaksanakan Rabu, (13/10).
JAWABAN : A
Pembahasan Soal :
Kedua teks di atas membahas tentang olahraga di Indonesia, teks 1 membahas olahraga polo
air Indonesia, teks 2 membahas tentang olahraga bulu tangkis Indonesia.
Materi :
Pengertian menyimpulkan/simpulan
Menyimpulkan/simpulan artinya : sesuatu yang disimpulkan ; kesimpulan (pendapat terakhir
yang berdasarkan pada uraian sebelumnya).
Membuat kesimpulan/simpulan adalah membuat atau menetapkan pendapat terakhir tentang
sesuatu yang disimpulkan.
Tujuan menyimpulkan/simpulan yaitu untuk menyegarkan kembali butir-butir inti pokok
pikiran yang telah dipaparkan.
Fungsi menyimpulkan/simpulan diantaranya
a. Sebagai penutup atau rangkuman
9
b. Menyajikan hal-hal yang penting diingat oleh para pembaca
c. Sebagai pemaknaan kembali atas uraian-uraian sebelumnya
11. Membandingkan penggunaan bahasa dan pola penyajian beberapa jenis teks (berita,
eksposisi, prosedur, editorial, ulasan/resensi)
Contoh Soal :
Teks 1
Banjir kembali melanda Pantura Jawa Timur. Hal itu disebabkan meluapnya Bengawan Solo
akibat tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. Peristiwa itu juga
merenggut dua korban jiwa. Itulah yang disampaikan Camat Widang, Dwijono.
Teks 2
Minggu dini hari tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan Widang, Tuban, jebol. Akibat
peristiwa itu dua orang meninggal dan pantura Jawa Timur banjir. Sejauh ini telah diusahakan
penanggulannya, tetapi belum berhasil. Pihak kepolisian setempat mengimbau agar pengguna
jalan pantura berhati-hati.
JAWABAN : D
Pembahasan Soal:
Teks berita I : (apa) Banjir kembali melanda Pantura Jawa Timur. (mengapa). Hal itu
disebabkan meluapnya Bengawan Solo akibat tanggul di desa Tegalsari,
Kecamatan Widang, Tuban, jebol. (bagaimana) Peristiwa itu juga merenggut
dua korban jiwa. (siapa) Itulah yang disampaikan Camat Widang, Dwijono.
Teks berita 2 : (kapan) Minggu dini hari (apa) tanggul di desa Tegalsari, Kecamatan
Widang, Tuban, jebol. (bagaimana) Akibat peristiwa itu dua orang
meninggal dan pantura Jawa Timur banjir. Sejauh ini telah diusahakan
penanggulannya, tetapi belum berhasil. (siapa) Pihak kepolisian setempat
mengimbau agar pengguna jalan pantura berhati-hati.
Materi :
Unsur-unsur berita biasanya berpola 5 W + 1 H: what (apa), who (siapa), where (di mana),
when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Bukan berarti bahwa penulisan berita
harus mengikuti urutan unsur-unsur tersebut. Dalam penyajiannya , seorang penulis berita
dapat memvariasikannya. Bahkan kadang-kadang unsur-unsur tersebut tidak lengkap dalam
sebuah berita.
10
12. Mengomentari isi teks
Contoh Soal:
Menurut Anton J. Supit, Ketua Aprisindo (Asosiasi Persepatuan Indonesia), pemerintah Cina
memberikan dukungan penuh kepada para pengusahanya untuk melakukan ekspansi bisnis dan
investasi. Para pengusaha dan asosiasi di Indonesia justru sibuk menyikapi kebijakan
pemerintah yang berubah-ubah.
Kalimat tanggapan yang sesuai dengan isi teks di atas adalah ...
A. Sebaiknya, pemerintah Cina memberikan dukungan kepada pemerintah Indonesia.
B. Sebaiknya, pemerintah Indonesia mencontoh kebijakan pemerintah Cina supaya ekonomi
Indonesia maju.
C. Banyak pengusaha Indonesia yang lari ke Cina untuk menambah modalnya.
D. Pemerintah Indonesia sebaiknya tidak usah mencontoh kebijakan pemerintah Cina.
E. Pengusaha Indonesia bergairah menanamkan modalnya karena perhatian pemerintah begitu
besar.
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Tanggapan terhadap isi paragraf muncul setelah kita memahami isi paragraf secara benar.
Kalimat tanggapan bisa berupa persetujuan atau pernyataan penolakan. Kalimat tanggapan
yang sesuai dengan isi paragraf tersebut adalah Sebaiknya, pemerintah Indonesia mencontoh
kebijakan pemerintah Cina supaya ekonomi Indonesia maju.
Materi :
Komentar atau tanggapan adalah sambutan terhadap peristiwa, masalah, ucapan, pendapat,
atau gagasan yang berupa kritik atau komentar. Tanggapan dapat berupa pertanyaan setuju,
tidak setuju, suka, tidak suka, atau menambahkan pendapat.
Tanggapan yang dikeluarkan harus bersifat objektif dan disertai alasan logis. Ada beberapa
unsur yang harus diperhatikan ketika mengemukakan tanggapan. Cara mengemukakan
tanggapan sebagai berikut.
1. Tanggapan berhubungan atau sesuai dengan peristiwa, masalah, ucapan, pendapat, atau
gagasan yang sedang dibicarakan.
2. Tanggapan dapat mempercepat pemahaman masalah, penemuan sebab, dan pemecahan
masalah.
3. Tanggapan tidak mengulangi pendapat yang pernah disampaikan peserta lain.
4. Tanggapan disampaikan dengan kata dan kalimat tepat.
5. Tanggapan disampaikan dengan sikap terbuka dan sopan.
Materi :
Pengertian Simpulan Menyimpulkan berarti menyampaikan atau menetapkan pendapat (opini)
berdasarkan hal-hal yan disimak, dilihat, didengar atau dibaca. Simpulan atau pendapat yang
diambil menunjukkan pokok atau inti dari informasi tersebut atau hal-hal yang disimak,
dilihat, didengar atau dibaca. Teknik membuat simpulan dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu sebagai berikut. Macam-macam simpulan
1. Simpulan secara deduktif adalah simpulan dengan cara menyampaikan gagasan utama
kemudian diikuti beberapa gagasan lain sebagai penjelas. Contoh: Peran perempuan
Indonesia sangat vital dalam pembangunan bangsa untuk menjawab hambatan dan
tantangan ke depan sehinga perempuan INdonesia bukan lagi hanya sebagai pengasuh,
pembantu, dan pendidik, tetapi lebih dari itu. Perempuan Indonesia harus mempersiapkan
diri untuk menerima segala ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan permpuan Indonesia.
Perempuan Indonesia harus bertanggung jawab atas kelangsungan sumber daya manusia
indonesia.
2. Simpulan secara induktif adalah simpulan dengan cara menyampaikan beberapa
pikiran/pendapat yang bersifat khusus dan diakhiri oleh gagasan utama sebagai inti dari
pendapat atau simpulan. Contoh: Setiap ia berangkat kerja, anak-anaknya belum bangun
dari tidurnya. Ia bekerja di sebuah perusahaan luar kota. Setiap hari pulang kerja anak-
anaknya sudah tidur semua. Akibat kurangnya kasih sayang orang tua, anak-anaknya
terjerumus pada narkoba.
3. Simpulan secara deduktif-induktif (campuran) adalah cara menarik kesimpulan dengan
menyampaikan gagasan utama kemudian diikuti oleh gagasan-gagasan khusus sebagai
penjelas dan diakhiri oleh gagasan utama sebagai penegas. Contoh: Pemikiran kepala desa
(pilkades) di desa Sugihan, kecamatan Balaikerta akan diulang. Pengulangan ini disebabkan
oleh kekalahan calon tunggal. Hampit di seluruh TPS di desa tersebut dimenangkan oleh
bumbung (kotak) kosong. Menurut peraturan yang berlaku, pilkades di desa Sugihan harus
diulang.
Menarik suatu kesimpulan dapat dilakukan dengan cara menjadika gagsan utama sebagai dasr
atau pedoman dalam merumuskan kesimpulan. Berdaskan gagsan utama, kita dapat
mengetahui informasi yang diuraikan suatu paragraf secara menyeluruh dengan tidak perlu
membaca penjelasannya. Demikian cara menyimpulkan suatu uraian atau pendapat. Agar cara
menyimpulkan pendapat berjalan lancar, perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a. Menggunakan bahasa lugas, sederhana.
b. Menggunakan bahasa efektif/singkat, jelas, tepat.
c. Pendapat disertai alasan, bukti yang meyakinkan
d. Kesimpulan tidak keluar dari permasalahan.
e. Memahami seluruh materi.
B. Membaca Sastra
1. Mengidentifikasi dan memaknai kata simbolik / majas / kias dalam karya sastra
Contoh Soal:
Kami dan Kalian
Kalian tinggal dalam rumah kebodohan (1)
Karena dalam rumah ini (2)
Tiada cermin kaca buat memandang jiwa (3)
Kami menghela napas panjang (4)
Dan dari keluhan ini (5)
Terbitlah bisikan bunga-bunga (6)
12
Karya: Khalil Gibran
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Larik ke-1 mengandung majas hiperbola, sedangkan larik ke-6 mengandung majas
personifikasi.
Materi :
Pengertian majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat
yang tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan
imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis. Perihal istilah
majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia memang cukup banyak, seperti yang terdapat dalam
puisi, pantun, dan karya sastra ataupun karya tulis lainnya.
Majas terdiri atas :
Majas Perbandingan
Majas Pertentangan
Majas Sindiran
Majas Penegasan
1. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau
atau dilihat dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :
a. Asosiasi atau Perumpamaan
Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada
hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan
kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Berikut ini Espilen Blog
sampaikan contoh majas asosiasi :
Contoh :
Semangatnya keras bagaikan baja.
Mukanya pucat bagai mayat.
Wajahnya kuning bersinar bagaikan bulan purnama
b. Metafora
Metafora adalah majas yang memberikan ungkapan secara langsung berupa
perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan,
misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara.
Contoh majas metafora seperti berikut ini.
Contoh:
Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
Raja siang keluar dari ufuk timur
Jonathan adalah bintang kelas dunia.
Harta karunku (sangat berharga)
Dia dianggap anak emas majikannya.
Perpustakaan adalah gudangnya ilmu.
c. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah
mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh:
13
Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.
d. Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda,
binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
Ia terkenal sebagai buaya darat.
Rumah itu hangus dilalap si jago merah.
Ia adalah seorang bunga desa
Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
Melati, lambang kesucian
Teratai, lambang pengabdian
2. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang
dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat
atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Macam-
macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.
a. Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh :
Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
b. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang
ada.
Contoh :
Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.
c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya
dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
Suaranya menggelegar membelah angkasa.
Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
d. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari
kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan
diri.
Contoh:
Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?
3. Majas Penegasan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan
terdiri atas tujuh bentuk berikut.
a. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
14
b. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut
putra bangsa.
c. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
d. Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam
sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan
kata bersinonim.
Contoh:
Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
4. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan
kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi
menjadi:
a. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir seseorang.
Contoh:
Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu pulang malam.
Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya sampai tidak dapat Aku baca.
b. Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung kepada orang lain.
Contoh :
Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar
seperti dirimu.
Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu yang tidak wajar itu.
c. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh
orang yang sedang marah.
Contoh:
Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
15
”Ah masa iya aku tak bisa memberi hadiah untuk Tommy temanku?” gumam Andi seraya
bangkit dari tempat tidur pembaringan. Ia beranjak menuju meja belajarnya. Dimatikannya
lampu tidurnya dan digantinya dengan lampu belajar. Ia mengambil secarik kertas, pensil, dan
spidol warna-warni. Tangannya mulai mencorat-coret. Kini, ada senyum menghiasi bibirnya,
“Besok pagi, aku sudah punya hadiah untuk Tommy.”
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Menurut KBBI Daring (http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/senja) senja memiliki arti “waktu
(hari) setengah gelap sesudah matahari terbenam:”
sedangkan malam memiliki arti “waktu setelah matahari terbenam hingga matahari terbit”
Jika matahari mulai tenggelam, maka matahari belum sepenuhnya (setengah) tenggelam,
maka disebut senja (sebelum malam hari).
Hampir memiliki arti “1. kurang sedikit; nyaris: 2. tidak lama lagi:”
Jika hampir malam memiliki arti tidak lama lagi akan malam (belum malam / menjelang
malam / senja).
Jadi, matahari yang mulai tenggelam maka disebut hampir malam atau saat senja hari.
Materi :
Mamaknai isi tersurat adalah dapat memaknai isi karya sastra secara tertulis. Rujukan makna
dalam kata terdapat dalam KBBI.
3. Menyimpulkan isi tersirat dalam cerpen/novel (konflik, sebab konflik, akibat konflik,
amanat, nilai-nilai)
Contoh Soal :
Bacalah penggalan cerpen berikut ini!
"Oo, kau marah, Pak Tua? Ah, sudah tua suka marah-marah!"
"Huss! Apakah kau anggap aku ini pak tuamu?"
"Aku bukan kangmasmu" bentak kakek-kakek itu lagi.
"Oo, iya! Tentunya aku harus memanggilmu mbah, ya! Aku lupa, sungguh. Tapi sebetulnya
awal tadi telah aku ingatkan jika aku bersalah. Siapa bersalah wajib diingatkan. Jika tidak
demikian? Coba gambarkan, betapa banyak kesalahan yang akan kuperbuat selanjutnya."
Kakek itu tertunduk. Wajahnya berubah terang. Lalu bicara dengan suara yang tak berdaya.
"Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?"
"Mengapa?"
"Pantas kau panggil mbah?"
"Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih! Mengapa? Apakah
karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?"
"Jangan bersenda-gurau, Kenes, aku betul-betul bertanya!"
Tikungan di Dekat Bendungan oleh St. Ismariasita
JAWABAN : B
Pemabahasan Soal :
16
Konflik yang terdapat dalam penggalan cerpen di atas adalah konflik batin yang dialami kakek
ketika kakek mengatakan "Betulkah bicaramu? Aku sudah tampak sangat tua?" lalu Kenes
mengatakan "Hi-hi-hi! Pertanyaanmu itu! Kau sekarang kentara sekali merasa sedih!
Mengapa? Apakah karena umurmu yang lanjut, apa karena tidak tahu bahwa kau sudah tua?"
Materi :
Konflik merupakan unsur yang memungkinkan para tokoh saling berinteraksi. Konflik tidak
selalu berupa pertengkaran, kericuhan, atau permusuhan di antara para tokoh. Ketegangan
batin antartokoh, perbedaan pandangan, dan sikap antartokoh sudah merupakan konflik.
Bentuk konflik terdiri dari dua, yaitu konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal
adalah konflik yang terjadi antara seorang tokoh dengan lingkungan alamnya (konflik fisik)
atau dengan lingkungan manusia (konflik sosial). Konflik fisik disebabkan oleh perbenturan
antara tokoh dengan lingkungan alam. Misalnya,seorang tokoh mengalami permasalahan
ketika banjir melanda desanya. Konflik sosial disebabkan oleh hubungan atau masalah social
antarmanusia. Misalnya, konflik terjadi antara buruh dan pengusaha di suatu pabrik yang
mengakibatkan demonstarasi buruh. Konflik Internal adalah konflik yang terjadi dalam diri
atau jiwa tokoh. Konflik ini merupakan perbenturan atau permasalahan yang dialami seorang
tokoh dengan dirinya sendiri, misalnya masalah cita-cita, keinginan yang terpendam,
keputusan, kesepian, dan keyakinan.
4. Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra (berdasarkan gaya, tema,
unsur)
Contoh Soal :
Kutipan Novel 1
Siapa bapaku, demikian pula di mana aku diperanakkan oleh bundaku, tiada kuketahui dengan
benar; tetapi antara ada dan tiada, masih terbayang-bayang dalam ingatanku, wajah seorang
laki-laki yang selalu menjulang aku, semasa aku mulai fasih berkata-kata. Jika sungguh orang
itu bapaku, tiadalah lain yang kuketahui tentang perawakan badannya, lain daripada tinggi dan
lampai, karena jika kuingat ketika aku merecak tengkuknya, riang rasa semangatku
memandang bumi. (suham H.S. percobaan setia, Jakarta, Balai Pustaka, 2011)
Kutipan Novel 2
Malam itu kau melihat kapal-kapal mereka nun jauh di laut, sedang berlayar menuju pulaumu.
Armada dengan layar-layar berkibar dan tiang-tiang tegak, berpandu kompas membelah
ombak, angin berharum garam membawa semacam aroma lain yang sengatnya tajam. Kapal-
kapal itu datang laju, menuju cercah-cercah serupa nyala emas hangus yang bertebaran di
permukaan gunung, gemerlap yang kelam, sarat bersusun-susun, memancar terlalu terang
untuk pulau sekecil itu. (Nukila Akmal, Cala Ibi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2004)
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Kutipan Novel 1 :
Perhatikan kata-kata :
Siapa bapaku, antara ada dan tiada, fasih berkata-kata, dll.
Semua kata yang digunakan menggunakan bahasa yang lugas (bahasa dalam kamus)
Kutipan Novel 2 :
Perhatikan kata-kata :
berpandu kompas membelah ombak, angin berharum garam, menuju cercah-cercah serupa
nyala emas, dll.
Semua kata yang digunakan menggunakan majas-majas
17
Materi :
Dalam sebuah cerpen, tema adalah gagasan atau ide dasar yang akan mendasari keseluruhan
cerita dari sebuah cerpen. Tema ini menjadi sangat penting bagi pengarang akan membuat
sebuah cerpen, karena terkait dengan apa yang akan diceritakan lewat cerpen yang akan
dibuat. Tema cerpen sebaiknya bersifat aktual. Tema ini dapat berasal dari lingkungan sekitar,
permasalahan dalam kehidupan masyarakat, bahkan bisa juga berasal dari permasalahan dalam
diri pengarang sendiri. Permasalahan tersebut bersatu padu dengan imajinasi pengarang
hingga menjadi pengisahan yang menarik dan dramatik.
Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau
definisi dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi
pemikirannya lewat bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat
menimbulkan kesan tertentu.
Hubungan antara latar dan tokoh dalam kutipan cerpen tesebut adalah ....
A. Latar suasana memengaruhi tokoh Adi yang telah menyesal memutuskan cinta Susan
B. Latar suasana memengaruhi tokoh Adi yang terjebak dalam perangkap busuk Melly
C. Latar suasana memengaruhi tokoh Adi yang nasi menjadi bubur
D. Latar suasana memengaruhi tokoh Adi yang membuat panas hati Susan
E. Latar suasana memengaruhi tokoh Adi yang Melly bermulut berbisa
JAWABAN : A
Pembahasan Soal :
Dalam kutipan cepen tersebut digambarkan bahwa Adi sangat menyesal memutbahwa Adi
sangat menyesal memutuskan cinta Susan karena rayuan Melly yang ternyata menjebaknya.
Adi terpengaruh karena mulut manis Melly, dan ia ingin kembali kepada Susan.
Materi :
Untuk menyimpukan hubungan antarbagian cerpen, kita harus memahami unsur-unsur dalam
cerpen tersebut. Bagian-bagian cerpen tersebut dapat saling memengaruhi, misalnya latar
suasana dapat memengaruhi perilaku seseorang.
6. Membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting, nilai)
Contoh Soal:
Bacalah kutipan cerpen berikut dengan seksama!
Aku masih akan mendengar suara itu apabila kembali ke dalam bilikku yang berdinding
bambu. Dalam kantuk maupun dalam jaga hutan bambu yang kini tenggelam dalam pekatnya
kegelapan itu masih selalu bisa kuhadirkan sebagi bagian diriku baik batang-batang bambu
hijau yang basah, dedaunan yang gugur di bawahnya, dan gemerisik dedaunan itu ketika angin
yang paling perlahanpun mengayunkan batang-batangnya saling bersentuhan. Ketika angin
semakin kencang kita akan mendengar semacam siulan di antara batang-batang yang sesekali
terdengar seperti rintihan.
JAWABAN : A
Pembahasan Soal :
Perhatikan kalimat berikut :
Aku masih akan mendengar suara itu .....
... itu masih selalu bisa kuhadirkan ....
Kalimat di atas menggambarkan tentang bagaimana Aku menjelaskan mengenai apa yang
dilakukannya dalam cerpen tersebut.
Materi :
Penggambaran perwatakkan secara tidak langsung biasanya dilakukan pengarang dengan
beberapa cara, yaitu melalui pikiran tokoh, dialog antartokoh, tingkah laku atau tindakan
tokoh, lingkungan sekitar tokoh, dan tanggapan dari tokoh lain.
a. pikiran tokoh
Penggambaran perwatakkan dengan cara ini yaitu pengarang dalam menyampaikan
karakter tokoh disampaikan melalui pikiran tokoh itu sendiri. Hal-hal yang terjadi dalam
pikiran tokoh terkadang dapat menunjukkan bagaimana karakter tokoh tersebut.
b. dialog antartokoh
Dalam berdialog atau bercakap-cakap terkadang kita dapat mengetahui watak orang yang
berbicara tersebut. Dari apa yang diucapkan secara langsung ataupun yang tersirat dalam
perkataan-perkataan tokoh, kita dapat mengetahui bagaimana watak seseorang. Jadi,
pengarang dalam menggambarkan perwatakkan tokoh-tokoh dilakukan dengan perantara
dialog yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam cerita.
Berdasarkan kutipan novel di atas, nilai yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari adalah ....
a.Hidup di dunia ini hanya untuk beribadah semata
b.Syukurilah segala nikmat yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita
19
c.Hendaknya antara kehidupan dunia dan akhirat seimbang
d.Kita harus bekerja keras
e.Jangan saling menipu dan saling memeras
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Perhatikan kalimat pada kutipan cerpen berikut ini!
... tapi kau malas, kau lebih suka beribadat saja ...
.. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin ...
Kalimat di atas menggambarkan bahwa hidup di dunia harus bisa menyeimbangkan antara
beribadah dengan bekerja, jangan malas dalam bekerja, karena beramal merupakan suatu
ibadah yang bisa kita dapatkan dengan cara bekerja. Jadi, hendaknya antara kehidupan dunia
dan akhirat harus bisa seimbang.
Materi :
Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen, antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Nilai moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk
tingkah laku.
2. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam
masyarakat.
3. Nilai religius/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan tuntutan beragama.
4. Nilai pendidikan/edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku dari
baik ke buruk
(pengajaran).
5. Nilai estetis/keindahan, yaitu nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang
menarik/menyenangkan (rasa
seni).
6. Nilai etika, yaitu nilai yang berkaitan dengan sopan santun dalam kehidupan.
7. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
8. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
9. Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai ini
ada yang bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif, humoris, dan
sebagainya.
Paragraf yang tepat untuk menggambarkan kelebihan dan kelemahan buku berdasarkan data
buku tersebut adalah ....
A. Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi atau gabungan dari
4 karya berbeda, buku kedua Sang Pemimpi berikutnya Edensor dan Maryamah Karpov.
Buku ini diterbitkan oleh Bentang Pustaka, Yogyakarta.
B. Keunggulan buku ini adalah hubungan antara satu bagian dan bagian yang lain harmonis
dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Oleh karena itu, buku ini laris di pasaran.
C. Selain menarik, kelebihan buku Laskar Pelangi memiliki hubungan harmonis antara satu
bagian dan bagian yang lain dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Akan tetapi,
20
penggunaan nama-nama ilmiah dalam ceritanya dapat menghambat imajinasi pembaca
yang kurang paham dengan kata tersebut.
D. Kelemahannya adalah penggunaan nama-nama ilmiah dalam ceritanya dapat menghambat
imajinasi pembaca yang kurang paham dengan kata tersebut sehingga pembaca akan lebih
repot karena harus membuka halaman glosarium jika ingin tahu artinya.
E. Laskar pelangi memiliki kelebihan karena dipublikasikan oleh Bentang Pustaka dan
pengarangnya pun sudah sangat dikenal oleh masyarakat.
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Penggambaran jawaban c mencakup kelebihan dan kekurangan dari buku karya Andrea Hirata
ini, jawaban a menjelaskan mengenai Tetralogi dari karya Andrea Hirata, sama sekali tidak
menggambarkan kelebihan maupan kekurangan buku, jawaban b hanya menjelaskan kelebihan
buku, jawaban d hanya menjelaskan kelemahan buku, dan jawaban e menjelaskan identitas
dari buku tersebut.
Materi :
Resensi berasal dari bahasa asing, tepatnya bahasa latin, yaitu revidere atau resencere. Kata
tersebut berarti melihat kembali, menimbang, atau menilai.Resensi merupakan suatu tulisan
yang berisi tentang pertimbangan dari buku atau wawasan tentang baik dan kurang baiknya
dari kualitas suatu tulisan.
Hal hal yang harus diperhatikan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan komentar di dalam resensi buku, yaitu
sebagai berikut:
1. Penggunaan bahasa
2. Format dan struktur penyajian
3. Manfaat buku bagi pembaca
4. Kualitas isi buku
Tujuan Resensi Buku
Tujuan dari Resensi Buku ditinjau dari Kepentingan Pembaca
Resensi buku bertujuan untuk memberikan pertimbangan pada pembaca. Resensi buku
bertujuan untuk mendapat bimbingan dari penulis mengenai buku yang pantas untuk dibaca.
Esensi buku digunakan untuk mengajak seorang pembaca untuk memikirkan, merenungkan,
dan mendiskusikan secara lebih jauh, tentang fenomena maupun permasalahan yang muncul
pada sebuah buku. Resensi buku bertujuan untuk mendapatkan informasi maupun pemahaman
yang menyeluruh tentang apa yang terlihat dan yang diungkap dalam sebuah buku. Resensi
buku untuk mengetahui identitas dari suatu buku yang pantas untuk dibaca, meliputi judul dari
buku, penulis, penerbit, tahun terbit, dan tebal dari buku. Resensi buku membantu pembaca
untuk memilih buku sesuai yang dikehendaki.
Bagian – Bagian Resensi
Resensi buku memiliki bagian-bagian tertentu yang membedakan dengan artikel maupun
tulisan lain. Masing – masing bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Judul resensi. Penulis buku resensi dinamakan sebagai lindgren. Judul dalam resensi,
sebaiknya berupa frasa maupun klausa. Hal tersebut dimaksudkan agar pembaca tertarik
untuk mengetahui isi sebenarnya dari buku yang dibuat resensinya. Penulis resensi juga
harus menyesuaikan antara judul resensi dengan isi dari resensi. Sebab, jika terjadi
ketidaksesuaian, akan menyebabkan pembaca merasa ditipu oleh penulis.
2. Identitas buku. Identitas buku yang dicantumkan dalam resensi buku, dapat meliputi judul
buku, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, kota terbit, ukuran buku, dan jumlah halaman
buku. Harga buku tidak perlu dicantumkan, karena dapat berbeda – beda, bergantung pada
toko yang menjualnya.
3. Sampul buku. Sampul buku perlu disampaikan pada pembaca agar pembaca bisa
mendapatkan buku yang diresensikan dengan mudah. Sampul buku perlu di-scan, sehingga
tampak menarik dan bisa mirip dengan buku yang asli.
4. Pembuka buku. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan pembaca tentang apa
yang akan dibaca dalam resensi buku. Penulis perlu menguraikan maupun memaparkan
pembuka resensi dengan menarik. Mengapa demikian? Agar pembaca semangat untuk
membaca resensi secara utuh.
21
5. Bahasa yang digunakan pengarang buku perlu diperhatikan oleh penulis. Hal – hal yang
diperhatikan, meliputi ungkapan, tata bahasa, struktur kalimat, dan gaya bahasa.
6. Nilai – nilai buku yang berisi tentang gambaran umum dari isi buku. Penulis resensi dapat
membandingkan karya yang diresensikan dengan karya yang dihasilkan oleh pengarang
lain yang berbeda dengan buku yang dirensikan. Selain itu, nilai buku dapat berhubungan
dengan nilai – nilai yang dapat diperoleh pembaca, setelah membaca buku tersebut.
7. Kelebihan dan kelemahan dari buku yang diresensikan. Kelebihan dan kelemahan
tersebut dapat dinilai dengan berdasarkan pada unsur – unsur intrinsik dari buku. Unsur –
unsur intrinsik tersebut, meliputi tema, latar, alur, gaya bahasa, dan penokohan. Ulasan
dalam unsur – unsur intrinsik buku, dapat dilakukan secara lengkap atau berdasarkan pada
yang paling menonjol.
8. Ringkasan buku atau disebut juga sebagai ikhtisar buku. Ringkasan buku perlu
disesuaikan dengan alur yang dibangun oleh pengarang, ketika resensi tersebut
berhubungan dengan buku jenis fiksi. Berbeda halnya, ketika berhubungan dengan buku
nonfiksi. Ringkasan buku lebih menekankan pada cerminan dari hal – hal pokok, maupun
bab atau subbab yang penting dalam buku.
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Tokoh yang terdapat dalam kutipan novel itu adalah :
Masao : Ayah
Hademi : Ibu
Hiroko : Anak perempuan dari Maso dan Hademi
Isi dari kutipan novel itu adalah perdebatan antara Masao dan Hedemi tentang kelanjutan
pendidikan dari Hiroko. Masao ingin puterinya melanjutkan kuliah di California, Amerika
dengan alasan bahwa umur puterinya sudah cukup untuk hidup mandiri dan bahasa Inggrisnya
pun sudah cukup baik. Namun, Hademi menolaknya karena menganggap bahwa anak
perempuan harus tinggal bersama orang tuanya, dan ia belum siap untuk melepaskan puterinya
untuk meninggalkan dirinya selama empat tahun.
22
Jadi, sinopsis yang tepat adalah Maso ingin Masao ingin putrinya, Hiroko, melanjutkan
studinya ke Amerika. Namun, Hedemi tidak menyetujuinya.
Materi :
1. Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang
singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat
merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah
memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan.
Ciri-ciri ringkasan:
a. Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
b. Kerangka dasr masih tampak jelas
c. Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
d. Tujuannya untuk memangkas gagasan.
2. Rangkuman Adalah ekstrak dari suatu tulisan, berita atau sesuatu pembahasan, sehingga
bisa menyimpulkan dengan singkat suatu tulisan, berita atau pembahasan tersebut.
3. Ikhtisar
Ikhtisiar yaitu penyajian singkat dari suatu karangan asli yang tidak perlu memberikan isi
dari seluruh karangan itu secara proporsional.
Pada dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk
kecil dari suatu karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan
gagasan yang membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil
inti dia bebas mengambil kata-kata, asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.
langkah-langkah yang harus ditempuh bagi seorang penulis rangkuman adalah sebagai
berikut.
a. Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh
gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah
dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami
isi bacaan secara utuh.
b. Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan
pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap
paragraf.
c. Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman dan
menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan bahasa
perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang kurang enak,
perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan dirangkum.
d. Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan perbaikan apabila
dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
e. Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil perbaikan dan
memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan bacaan
yang dirangkum.
23
4. Sinopsis
Pengertian pertama: Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sinopsis adalah ikhtisar yang
biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar synopsis itu.
Pengertian Kedua: Sinopsis adalah ringkasan cerita dari sebuah novel. jika kalian ingin
membuat sinopsis, jangan lupa tentukan dulu Tema, Latar, Alur, dan Penokohannya..
Tema : gagasan pokok, pokok cerita
Latar : tempat dan waktu terjadinya peristiwa
Alur : jalan cerita
penokohan : pelaku cerita
Cara membuat sinopsis adalah sebagai berikut :
a. Membaca naskah asli terlebih dahulu untuk mengetahui kesan umum penulis.
b. Mencatat gagasan utama dengan menggarisbawahi gagasan yang penting.
c. Mmenulis ringkasan cerdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana dicatat pada
langkah kedua. Gunakanlah kalimat yang padat, efektif, dan menarik untuk merangkai
jalan cerita menjadi sebuah karangan singkat yang menggambarkan karangan asli.
d. dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau garis besarnya saja.
e. sinopsis tidak boleh menyimpang dari jalan cerita dan isi dari keseluruhan karya yang
asli.
C. Menulis Terbatas
1. Melengkapi kalimat/paragraf dengan istilah/kata/ungkapan/peribahasa
Contoh Soal :
Cermati kutipan cerpen berikut!
Don, tampaknya kau sudah tak mau lagi berteman denganku. Tolong, dengarkan baik-baik
perkataanku ini! Aku bukanlah perempuan murahan. Simpan baik-baik kalimat tadi dalam
memorimu. Siapa bilang perempuan hanya bisa bermain hati tanpa rasio. Aku berusaha sekuat
tenaga meyakinkan Doni. Namun upayaku sia-sia, seperti ….
JAWABAN:B
Pembahasan Soal :
Peribahasa yang berarti sia-sia adalah Melukis di atas air. Pungguk merindukan bulan berarti
seseorang merindukan kekasihnya, tetapi cintanya tidak berbalas. Kacang lupa akan kulitnya
berarti tidak tahu diri atau lupa akan asalnya. Tong kosong nyaring bunyinya berarti orang
yang bodoh biasanya banyak bualnya (cakap). Kerakap tumbuh di batu berarti orang yang
hidup dalam kesukaran atau kemelaratan.
Materi :
Ungkapan merupakan kelompok kata khusus untuk menyatakan suatu maksud dalam arti
kiasan. Ungkapan dibentuk dari kata-kata yang polanya telah terbentuk secara tetap. Kata-kata
itu tidak dapat diubah susunannya dan tidak dapat pula disisipi oleh kata lainnya. Pemakaian
ungkapan dalam suatu kalimat dapat menjadikan kalimat tersebut lebih hidup, sehingga
pembacanya pun memperoleh nuansa imajinatif.
Contoh ungkapan :
Ringan tangan
Buah tangan
Biang keladi
24
Biang keladi kerusuhan itu adalah para pemuda yang sering nongkrong di pinggir jalan.
Peribahasa adalah kalimat yang susunanya tetap dan mengiaskan maksud tertentu. Makna
yang terkandung dalam peribahasa bukanlah makna yang sebenarnya, melainkan makna kias
atau makna konotatif.
Contoh peribahasa dan artinya:
Ada uang, ada barang
Artinya; bila memiliki uang yang banyak, akan mendapatkan barang yang lebih baik.
Bau busuk tidak berbangkai
Artinya: fitnah yang tidak terbukti kebenarannya.
Menegakan benang basah.
Artinya : melakukan pekerjaan yang mustahil dapat dilaksanakan.
Air susu dibalas air tuba.
Artinya : kebaikan dibalas dengan kejahatan.
Bagai air di daun talas.
Artinya : selalu berubah-ubah pendiriannya.
A. Keadaan semakin parah, pemerintah tidak bisa berdiam diri melihat daerah-daerah
terdampak kabut asap.
B. Melihat kondisi yang kian menghawatirkan, Menkes langsung menginstruksikan untuk
kembali mengirim tambahan bantuan ke daerah-daerah terdampak kabut asap.
C. Bantuan-bantuan tambahan dari Pemerintah sangat bermanfaat bagi masyarakat yang
tinggal di daerah terdampak kabut asap.
D. Kondisi semakin memprihatinkan, pemerintah daerah dan provinsi wajib meliburkan
siswadi daerah terdampak kabut asap.
E. Pemerintah akan memberi Bantuan Santunan Kematian kepada korban meninggal akibat
bencana asap.
JAWABAN: B
Pembahasan Soal :
Kalimat “Melihat kondisi yang kian menghawatirkan, Menkes langsung menginstruksikan
untuk kembali mengirim tambahan bantuan ke daerah-daerah terdampak kabut asap.” Ini sesui
dengan kalimat yang berada di depannya, yaituupada bercampur asap membuat daya tahan
masyarakat menurun, kata melihat kondisi ini maksudnya adalah kondisi daya tahan
masyarakat, pada kalimat ke empat menjelaskan tentang bantuan yang akan didistribusikan,
ini sesuai dengan kalimat Menkes langsung menginstruksikan untuk kembali mengirim
tambahan bantuan ke daerah-daerah terdampak kabut asap.
Materi :
Teks rumpang adalah bentuk latihan untuk menentukan kata yang tepat untuk melengkapi
paragraf atau teks rumpang. Memilih kata yang paling tepat untuk melengkapi paragraf atau
teks bukanlah sesuatu yang sulit jika sudah tahu caranya. Kalian harus jeli memahami makna
kalimat serta pilihan jawaban yang logis.
25
3. Melengkapi teks sastra (prosa, puisi, drama)
Contoh Soal :
Cermati pantun rumpang berikut!
Rumah kecil tiang seribu,
rumah besar tiang sebatang,
[.....]
sudah besar ditimang gelombang.
JAWABAN: B
Pembahasan Soal :
Kata kunci pantun adalah memiliki sajak a-b-a-b dan memiliki suku kata 8-12. Jadi, yang
paling tepat adalah B, dengan jumlah suku kata 9 walaupun pilihan lain juga bersajak sama.
Materi :
Pada dasarnya materi mengenai melengkapi teks sastra sama dengan melengkapi unsur teks,
yang membedakan hanya objek yang dibahas. Jika pertanyaan menyangkut puisi pantun maka
hal yang harus diperhatikan untuk melengkapi pantun yang rumpang yaitu harus dilengkapi
dengan baris yang memiliki sajak yang terdapat dalam pantun. Selain itu, baris yang
digunakan untuk melengkapi pantun harus memperhatikan bunyi akhir kata pada setiap baris
dalam pantun.
4. Menggabungkan kalimat
Contoh Soal:
Bacalah kalimat berikut dengan seksama!
Roni mencubit pipi Rona, adiknya … gemas dengan kelucuannya.
JAWABAN : D
Pembahasan Soal :
Karena menyatakan sebab
Roni mencubit pipi Rona, adiknya disebabkan gemas dengan kelucuannya.
Materi :
Jenis -jenis konjungsi subordinatif ada beberapa, berikut jenis konjungsi subordinatif dan
contohnya.
1. Hubungan waktu
Contoh : Sesudah, sementara, sebelum, ketika, sehabis, setelah, sehingga, sejak, selesai,
tatkala, sambil, seraya, selagi, selama, sampai
2. Hubungan syarat
Contoh : Jika, jikalau, kalau, asal, bila, asalkan manakala
26
3. Hubungan pengandaian
Contoh : Andaikan, seandainya, sekiranya, seumpamanya
4. Hubungan tujuan
Contoh : Agar, supaya, biar,
5. Hubungan konsesif
Contoh : Biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, walau, sunguhpun, kendatipun
6. Hubungan pemiripan
Contoh : Seakan-akan, sebagaimana, seolah-olah, seperti, sebagai, bagaikan, laksana
7. Hubungan penyebaban
Contoh : Sebab, oleh karena, karena
8. Hubungan pengakibatan
Contoh : Sehingga, sampai, sampai-sampai, maka, makanya, karenanya,
9. Hubungan penjelasan
Contoh : Bahwa
JAWABAN: E
Pembahasan Soal :
3) Pada bulan Agustus tahun lalu, Weni berkunjung ke Museum Rekor Indonesia (MURI) di
Jakarta.
4) Sebelum masuk, Weni antre di loket pembelian karcis.
1) Di pintu masuk museum, petugas memeriksa karcis Weni.
5) Kemudian, Weni dapat memasuki area museum.
2) Di MURI Weni dapat menyaksikan berbagai karya biasa anak bangsa.
Kalimat nomor tiga adalah kalimat utama, kemudian selanjutnya merupakan kalimat-kalimat
penjelas. Pada kalimat keempat, kata sebelum masuk merupakan penjelasan dari sebelum
masuk ke MURI yang terdapat dalam kalimat ketiga. Pada kalimat kesatu, kalimat petugas
memeriksa karcis, ini dijelaskan terlebih dahulu di kalimat keempat bahwa Weni antre di loket
pembelian karcis setelah mendapatkan kercis ia baru diperiksa petugas di pintu masuk
museum. Kalimat kelima merupakan kelanjutan dari kalimat kesatu, dengan kata penghubung
“kemudian”, setelah diperiksa Weni dapat memasukan area museum. Kalimat kedua
merupakan apa yang dilihat Weni setelah berada di Museum MURI.
27
Materi :
Cara mengurutkan unsur teks antara lain :
1. Cari ide pokok dan beberapa kalimat penjelas.
2. Memperhatikan koherensi antarkalimat sehingga membentuk cerita padu.
3. Memperhatikan penggunaan konjungsi antarkalimat.
JAWABAN : E
Pembahasan Soal :
Isapan jempol merupakan ungkapan yang memiliki makna “kabar yang tidak benar; kabar
bohong”
Sedangkan,
Acungan jempol merupakan ungkapan yang memiliki makna “apresiasi terhadap sesuatu yang
baik”
Bertangan jempol bukan merupakan ungkapan karena memiliki arti yang berbeda bertangan
memiliki arti “ada tangannya; mempunyai tangan” dan jempol “ibu jari (tangan dan kaki)”
Jempol besar bukan merupakan ungkapan karena memiliki arti “ibu jari (tangan dan kaki)
yang berukuran besar”
Cap jempol bukan merpupakan ungkapan karena memiliki arti “cap yang menggunakan ibu
jari”
Materi :
Kata adalah unsur yang membentuk kalimat. Tentunya kita sudah mempelajari makna kata
leksikal. Makna leksikal adalah makna kata sesuai arti kamus atau arti sebenarnya. Makna
kata leksikal disebut juga makna denotasi.
Beberapa Jenis makna kata tersebut memiliki variasi kata bermakna sama.
1. Sinonim
Sinonim adalah beberapa kata yang memiliki bentuk berbeda, tetapi memiliki arti atau
pengertian yang sama atau mirip. Sinonim disebut juga persamaan kata atau padanan kata.
Contoh:
Bohong = dusta
Haus = dahaga
Bertemu = berjumpa
Senang = gembira
2. Konotasi
Makna konotasi adalah arti yang tidak sebenarnya atau biasa disebut arti kiasan. Arti kiasan
ini boleh berupa gabungan kata, tetapi boleh juga berupa konteks kalimat, namun lazimnya
kita lihat dalam kalimat. Bila ada satu kata atau beberapa kata dalam satu kalimat tidak
merujuk pada arti sesungguhnya, maka kalimat tersebut bermakna konotasi.
28
Contoh:
a. Kemarin Amir jatuh dari pohon mangga. (Denotasi)
b. Amir jatuh hati kepada Rina siswa pindahan dari Lampung. (Konotasi)
JAWABAN: D
Pembahasan Soal :
Kalimat pada soal memiliki pola kalimat S P O K.tujuan. Kalimat pada jawaban D memiliki
pola S P O K.cara.
Pada kalimat jawaban A memilik pola KSP
Pada kalimat jawaban B memilik pola SPO
Pada kalimat jawaban C memilik pola SPO
Pada kalimat jawaban E memilik pola SPO
Materi :
Kalimat adalah deretan kata-kata yang mengandung pengertian lengkap. Setiap kata memiliki
jabatan kata yang berbeda. Ada yang jabatannya subjek, predikat, objek,keterangan, dan
pelengkap. Untuk soal yang biasa digunakanan adalah tipe soal yang memiliki jabatan kalimat
yang sama antara kalimat pada soal dan pada jawaban.
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
..., meskipun pemerintah ... (rasional) menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan
dengan sesuatu
... menunjukkan bahwa sistem ... (rasional) menyatakan penjelasan
... masih buruk jika tidak segera ... (rasional) menyatakan syarat
..., biarpun pemerintah ... (rasional) menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan
dengan sesuatu
... menunjukkan untuk sistem ... (tidak rasional) menyatakan tujuan
29
... masih buruk kalau tidak segera ... (rasional) menyatakan syarat
..., walaupun pemerintah ... (rasional) menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan
dengan sesuatu
... menunjukkan bagi sistem ... (tidak rasional) menyatakan tujuan
... masih buruk bilamana tidak segera ... (rasional) menyatakan syarat
..., walaupun pemerintah ... (rasional) menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan
dengan sesuatu
... menunjukkan karena sistem ... (tidak rasional) menyatakan penyebab
... masih buruk seandainya tidak segera ... (rasional) menyatakan syarat
..., meskipun pemerintah ... (rasional) menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan
dengan sesuatu
... menunjukkan sebab sistem ... (tidak rasional) menyatakan penyebab
... masih buruk seandainya tidak segera ... (rasional) menyatakan syarat
Materi :
Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk
menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. Dalam bahasa Indonesia ada
beberapa macam konjungsi yang dapat ditemukan, antara lain: Konjungsi antar klausa, antar
kalimat, dan konjungs antar paragraf.
Konjungsi antar kalimat adalah kata hubung yang menghubungkan antara satu kalimat dengan
kalimat yang lain sehingga kalimat menjadi logis.
Macam-macam konjungsi antar kalimat:
1. Menyatakan konsekuensi/akibat:
Dengan demikian, akibatnya, konsekuensinya.
4. Menyatakan peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya:
Kemudian, sesudah/setelah itu, selanjutnya
Oleh karena konjungsi ini merupakan penghubung antar kalimat, maka konjungsi-konjungsi
tersebut diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
1. Andi suka sekali menolong orang banyak. Akibatnya dia menjadi popular di kalangan
wanita.
2. Pertama-tama kita harus membuat kerangka. Setelah itu kita mulai mendesignnya.
3. Dewi alergi terhadap buah durian. Bahkan dia akan muntah jika mencium baunya.
4. Shinta adalah gadis yang sangat cantik. Sayangnya sikapnya tidak seperti rupa wajahnya.
5. Dia hidup dengan sangat sederhana. Sebenarnya dia adalah anak orang kaya.
6. Kakak Budi orang yang sangat pintar. Sebaliknya Budi adalah anak yang bodoh.
Kalimat yang memiliki unsur sama dengan kalimat mejemuk di atas adalah ....
A. Jika Gilang punya uang, ia akan naik haji.
B. Ari akan melanjutkan kuliah jika ia punya uang.
C. Ketika ayah pulang dari kantor, Fadli sedang belajar sedangkan ibu sedang menyiapkan
makan malan.
D. Indah diam saja, seolah-olah semuanya baik-baik saja.
E. Dia yang sedang berlari itu adalah teman saya.
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Kalimat pada soal memiliki unsur :
Ayah (S1) mencuci (P1) motor (O1) (ketika matahari (S2) berada (P2) di ufuk timur
(K.tempat).) (K.waktu)
𝐾.𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
S1 + P1 + O1 +
𝑆2+𝑃2+𝐾.𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡
Teks cerpen di atas apabila di konversi menjadi teks naskah drama akan menjadi ....
A. Dengan hati-hati aku bertanya, “Kamu sakit, bel ?”, dengan singkat Bella menjawab,
“Enggak!”, aku menebak perasaan Bella yang diikuti dengan anggukan, “Ada masalah
sama Vino, ya?” aku melanjutkan, “Gimana aku bisa bantu kamu, kalau aku belum pernah
ketemu dengan yang namanya Vino itu.”
B. Aku bertanya : “Kamu sakit, Bel?”
Bella menjawab singkat : “Enggak”
Lalu aku menebak : “Ada masalah sama Vino, ya?”
Bella hanya mengangguk
Kataku : “Gimana aku bisa bantu kamu, kalau aku belum pernah ketemu
dengan yang namanya Vino itu”
C. Vinka : kamu sakit, bel ? (dengan hati-hati)
Bella : enggak! (tanpa mengalihkan mukanya dari apel yang dikupasnya)
Vinka : (terdiam, jadi lupa untuk mengagetkan bella)
Vinka : ada masalah sama vino ya?
Bella : (mengangguk)
Vinka : gimana aku bisa bantu kamu, kalau aku belum pernah ketemu dengan yang
namanya Vino itu.
D. Ketika aku bertanya, “Ada apa?”
Dengan singkatnya ia menjawab , “Enggak!”
“Vino?” aku coba untuk menebak
Ia terdiam
E. Suatu hari di rumah kami yang tidak begitu besar, aku mengendap-endap menuju pintu
kulkas ketika kulihat Bella, saudara kembarku, tengah mengambil sesuatu di dalamnya.
Niat jahilku mendadak hilang saat melihat wajah Bella burung. Tumben, biasanya selalu
ceria dan bersemangat. Sekarang, kok loyo, batin ku.
32
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Pada jawaban C berupa dialog yang ada dalam naskah drama, dan diiukti dengan kramagung
(suatu perbuatan atau tindakan yang harus dikerjakan oleh tokoh dalam drama).
Sedangkan,
Jawaban A masih berupa dialog dalam cerpen karena masih menggunakan kalimat langsung.
Jawaban B tidak menjelaskan nama dari si Aku, dan tidak diketahui siapa Aku.
Jawaban D menggunakan kata-kata yang singkat seperti yang digunakan dalam puisi.
Jawaban E adalah nasrasi yang diutarakan oleh pengarang dalam cerpen.
Materi :
Konversi menurut KBBI adalah “perubahan dari satu bentuk (rupa, dan sebagainya) ke bentuk
(rupa, dan sebagainya) yang lain”
Konversi adalah suatu perubahan dari sistem atau struktur suatu teks, benda maupun lain
sebagainya menjadi ke sistem atau struktur yang lain dan tidak mengubah maksud dan tujuan
dari sistem atau struktur tersebut. Dengan kata lain bahwa arti konversi yakni hanya merubah
pola struktur dari suatu objek.
Banyak teks yang dapat diubah menjadi teks lain, antara lain :
Teks Nonsastra :
Merubah teks prosedur menjadi eksposisi
Merubah teks berita menjadi eksplanasi
Dll.
Teks sastra :
Merubah teks cerpen menjadi naskah drama
Merubah teks cerpen menjadi puisi
Dll.
Antar teks :
Merubah teks prosedur menjadi teks puisi
Merubah deskrispi menjadi monolog
Dll.
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Gugur memiliki makna “mati dalam pertempuran:” kata gugur biasa diperuntukkan untuk para
pahlawan yang berjasa bagi negara. Gugur tidak tepat digunakan untuk para penjahat (teroris),
kata yang tepat pengganti gugur dalam kalimat di atas adalah tewas. Tewas adalah istilah yang
sering digunakan berita televisi atau koran untuk mengatakan kematian tidak normal dengan
sebab musabab yang bikin orang jadi merinding. Yang sering digelari kata tewas umumnya
adalah: orang yang kena bom, orang kena ledakan tabung gas, orang yang kena tusuk/tembak,
orang kesetrum, orang keracunan, orang yang bunuh diri, orang kena bencana alam, orang
kecelakaan lalu lintas dan ratusan contoh lainnya.
Istilah meninggal digunakan untuk orang yang meninggal karena sakit. Istilah mati adalah
hilangnya kehidupan/nyawa alias tidak hidup lagi. Tentu saja dengan berbagai sebab. Istilah
mangkat digunakan untuk para raja-raja yang meninggal dunia. Istilah wafat hampir sama
33
seperti mangkat tetapi isilah ini digunakan untuk orang-orang yang dikenal baik (ternama) di
masyarakat.
Materi :
Istilah adalah kata atau ungkapan khusus, pengertian pengistilahan merupakan proses
penamaan atau penyebutan yang lebih banyak berlangsung seacar arbitrer, maka pengistilahan
lebih banyak berlangsung menurut suatu prosedur. Ini terjadi karena pengistilahan dilakukan
untuk mendapatkan “ketepatan” dan “kecermatan” makna untuk suatu bidang kegiatan atau
keilmuan.
Kata baku adalah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang
telah di tentukan, Atau kata baku merupakan kata yang sudah benar dengan aturan maupun
ejaan kaidah bahasa Indonesia dan sumber utama dari bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya sering digunakan pada kalimat yang resmi, baik itu
dalam suatu tulisan maupun dalam pengungkapan kata-kata.
Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa
sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering digunakan saat percakapan sehari-hari atau
dalam bahasa tutur. Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan munculnya kata tidak
baku, yang diantaranya sebagai berikut ini:
Yang menggunakan bahasa tidak mengetahui bentuk penulisan dari kata yang dia maksud.
Yang menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan suatu kata, itulah
yang menyebabkan kata tidak baku selalu ada.
Yang menggunakan bahasa sudah terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa menggunakan
kata yang tidak baku.
Dan yang terakhir, yang menggunakan bahasa sudah terbiasa memakai kata tidak baku.
Contoh kata baku dan tidak baku :
Kata Baku Kata Tidak Baku Kata Baku Kata Tidak Baku
Abjad Abjat Ekspor Expor
Antre Antri Silakan Silahkan
Ekstrem Ekstrim Sekadar Sekedar
Risiko Resiko Napas Nafas
Vila Villa Paspor Pasport
JAWABAN : E
Pembahasan Soal :
Pertanyaan di atas termasuk dalam jenis konjungsi korelatif (berpasangan)
Vania binggung dengan mempertanyakan tetap tinggal dengan menggunakan kata tanya, yaitu
“apakah”, kemudian ia membandingkan antara tinggal atau pindah dengan menggunakan
konjungsi “atau”.
Jadi, jawaban yang tepat adalah Vania bingung apakah tetap tinggal di rumah itu atau harus
pindah.
Materi :
Kata penghubung adalah kata yang fungsinya sebagai penghubung antara kalimat, frasa, atau
kata.
34
Jenis-jenis konjungsi
1. Konjungsi Koordinatif
Kata penghubung koordinatif berfungsi sebagai penghubung unsur kalimat yang
kedudukannya sama.
Contoh: dan, namun, tetapi, atau, padahal, sedangkan, dan serta.
Contoh kalimat:
1. Ibu membeli semangka, jeruk, dan apel.
2. Udin ingin membeli ponsel, sedangkan Reza ingin membeli komputer.
2. Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan unsur – unsur kalimat yang
memiliki kedudukan setara atau sejajar.
Contoh – contoh konjungsi korelatif
a. tidak hanya …, tetapi juga
b. baik … maupun
c. sedemikian rupa … sehingga
d. demikian … sehingga
e. bukannya …, melainkan
f. entah….entah
g. jangankan …, … pun
h. bukan hanya …, melainkan juga
i. apa(kah) … atau
3. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi ini merupakan kebalikan dari konjungsi koordinatif. Fungsinya yaitu sebagai
penghubung antar unsur kalimat yang tidak sama kedudukannya.
Contoh: kalau, jika, bila, tanpa, bahwa, walaupun, meskipun, biarpun, yang, sebab, karena,
sampai, sehingga, seolah-olah, seperti, andaikan, seandainya, selama, sebelum, sesudah,
semenjak, saat, ketika, dengan, dan tanpa.
Contoh kalimat:
a. Jika punya cukup uang, ia akan membeli sepeda motor.
b. Ardi makan bakso tanpa sambal.
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan
imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Jadi, dari kata membuang, memilih, dan mengolah memiliki konsistentsi imbuhan yang sama.
Materi :
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara
baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa Indonesia, kaidah yang
menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Syarat Kalimat Efektif
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau tidak.
1. Sesuai PUEBI
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang tepat. Kata
baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang kamu tulis ternyata tidak
tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan predikat,
kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan.
3. Tidak Boros dan Bertele-tele
Jangan sampai kalimat yang kalian buat terlalu banyak menghambur-hamburkan kata dan
terkesan bertele-tele.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir.
2. Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak
boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat. Ada dua hal yang
memungkinkan kalimat membuat kalimat yang boros sehingga tidak efektif. Yang pertama
menyangkut kata jamak dan yang kedua mengenai kata-kata bersinonim. Untuk
menghindari hal tersebut, berikut ini contoh mengenai kesalahan dalam kata jamak dan
sinonim yang menghasilkan kalimat tidak efektif.
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)
Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak, sementara siswa-
siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu. Jadi, hilangkan salah satu kata
yang merujuk pada hal jamak tersebut.
Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.
Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama menunjukkan
arti yang sama. Namun, kata masuk lebih tepat membentuk kalimat efektif karena sifatnya
yang merupakan kata kerja dan dapat menjadi predikat. Sementara itu, jika menggunakan
ke dalam dan menghilangkan kata masuk—sehingga menjadi ia ke dalam ruang kelas—
kalimat tersebut akan kehilangan predikatnya dan tidak dapat dikatakan kalimat efektif
menurut prinsip kesepadanan struktur.
3. Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat,
sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan
pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan imbuhan me-, selanjutnya
imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
mengolahnya. (efektif)
4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek
seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tertentu, kalian
bisa saja meletakkan keterangan di awal kalimat untuk memberi efek penegasan. Ini agar
pembaca dapat langsung mengerti gagasan utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat
seperti ini biasanya dijumpai pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang
umumnya diikuti partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
37
5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang
kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat.
Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti dan masuk akal agar
pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Kalimat utama di atas ditunjukan pada kalimat pertama yakni “Di sekolah baruku terdapat
bermacam-macam kegiatan ektrakulikuler”. Kalimat lainnya berkedudukan sebagai kalimat
penjelas yang saling berkaitan dengan kalimat utama kecuali pada kalimat no 4 yakni “Semua
anggota klub sangat menyukai mie ayam kantin Pak Husein.” Kalimat no empat tidak ada
kaitannya sama sekali dengan ide pokok yang ada dalam paragraf tersebut.
Materi :
Kalimat tidak padu merupakan kalimat yang tidak memiliki korelasi dengan kalimat lainnya
pada suatu paragraf. Kalimat tidak padu juga seringkali bertentangan dengan ide paragraf yang
hendak disampaikan. Kalimat ini bisa saja terjadi karena kesalahan penulisan pada saat
menyisipkan gagasan ke dalam kalimat. Berikut beberapa ciri dari kalimat tidak padu :
1. Kalimat tidak padu seingkali bertentangan dengan ide pokok pada kalimat utama dalam
paragraf. Jika pembaca mencermati tiap kalimat pada paragraf, maka akan dengan mudah
mengidentifikasi kalimat tak padu tersebut.
2. Kalimat tidak padu jika diperhatikan konten kalimatnya tidak sambung atau tidak
berkesinambungan serta tidak mendukung kalimat lainnya dalam paragraf.
3. Kalimat tak padu seringkali keluar dari inti permasalahan yang sedang dibicarakan dalam
kalimat.
Hal-hal yang harus dilakukan guna mengidentifikasikan kalimat sumbang adalah terlebih
dahulu menentukan kalimat utama yang memuat ide pokok paragraf. Setelah itu tentukan
beberapa kaliama penjelas yang mendukung serta berkesesuaian dengan kalimat utama. Jika
terdapat kalimat yang tidak sambung dengan kalimat utama dan penjelas, maka dapat
dipastikan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat tidak padu.
38
5. Menggunakan kata bentukan (mengisi sesuai kaidah bentukan kata)
Contoh Soal :
Bacalah teks berikut dengan seksama!
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan .... timbal balik.
Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu makanan
dan .... biak seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api,
batu, dan udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu dapat .... masyarakat yang
sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.
Kata bentukan yang tepat untuk melengkapi kutipan teks laporan hasil observasi tersebut
adalah ....
A. tumbuhkan - terkembang - menyiptakan
B. tumbuhan - berkembang - menciptakan
C. tumbuhi - megembangkan - menyciptakan
D. mentumbuhkan - dikembangkan - diciptakan
E.menumbuhi - berkembangi - mengciptakan
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Kata dasar tumbuh memiliki makna “timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna” jika
dilihat dari konteks paragrafnya maka kata tumbuh tidak sesuai, jika ditambahkan imbuhan –
an akan bermakna “makhluk hidup yang berinti sel mengandung klorofil” artinya tumbuhan
adalah makhluk hidup yang sama dengan manusia. Jika ditambahkan imbuhan –kan memiliki
makna “sengaja untuk menjadi lebih besar.” Jika ditambahkan imbuhan me- dan –kan
memiliki makna “menjadikan (menyebabkan) tumbuh” dan jika ditambahkan imbuhan me-
dan –i bermakna “tumbuh pada:”.
Kata dasar kembang memiliki makna “bunga” jika dilihat dari konteks paragrafnya maka kata
kembang tidak sesuai, jika ditambahkan imbuhan ber- maka akan bermakna “menjadi banyak
(merata, meluas, dan sebagainya):” artinya tumbuhan bisa menjadi lebih banyak layaknya
manusia yang lahir. Jika ditambahkan imbuhan ter- maka akan bermakna “sudah
dikembangkan” Jika ditambahkan imbuhan me- dan -kan “menjadikan besar (luas, merata, dan
sebagainya):” Jika ditambahkan imbuhan di- dan –kan memiliki makna “sengaja
menjadikannya besar” Jika ditambahkan imbuhan berkembangi tidak memiliki makna.
Kata dasar cipta memiliki makna “kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu yang baru;
angan-angan yang kreatif” ” jika dilihat dari konteks paragrafnya maka kata cipta tidak sesuai,
jika ditambahkan imbuhan me- dan –kan maka bermakna “membuat (mengadakan) sesuatu
yang baru (belum pernah ada, luar biasa, lain dari yang lain):” artinya lingkungan dapat
membuat sesuatu yang baru di tengah-tengah masyarakat. Jika ditambahkan nilai me-dan –kan
akan menjadi “menciptakan” bukan menyiptakan, karena konsonan C tidak dapat luruh seperti
konsosnan KTS dan P. Jika ditambah imbuhan –kan akan bermakna “membuat”, Jika
ditambah imbuhan me- bertemu kata berfonem awal /d/, /t/, /c/, /j/, dan /sy/ maka, akan
menggunakan awalan men- bukan meny-, meng-, atau mem-. Jika ditambahkan imbuhan di-
dan –kan akan bermakna “kata kerja pasif yang dilakukan oleh-”.
Jadi, jawaban yang tepat pada paragraf tersebut adalah “tumbuhan - berkembang -
menciptakan”.
Materi :
Ada banyak ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian besar kata dibentuk
dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang berbeda, yaitu afiks (imbuhan) dan
reduplikasi reduplikasi (kata ulang).
Imbuhan adalah bunyi – bunyi yang ditambahkan kepada kata dasar untuk menguabah atau
menambahkan makna pada kata dasarnya. Imbuhan – imbuhan tersebut bisa diletakkan di
awal (prefiks), di tengah/sisipan (infiks), akhir (suffikis), dan awalan-akhiran (konfiks) kata
dasar. Jenis – jenis imbuhan tersebut mempunyai fungsi yang berbeda – beda.
39
Jenis – Jenis Imbuhan
Ada beberapa jenis imbuhan yang sering sekali digunakan, diantaranya adalah awalan, sisipan,
akhiran, dan awalan – akhiran. Nah, sobat berikut ini adalah jenis – jenis imbuhan.
1. Awalan (Prefiks)
Imbuhan yang diletakkan pada awal kata dasar disebut dengan awalan (prefiks). Ada
beberapa imbuhan awalan, di antaranya adalah:
a. me-
Imbuhan me- berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif pada kata dasarnya. Imbuhan
me- bisa berubah – ubah menjadi beberapa bentuk sesuai dengan kata dasar yang
diikutinya.
Contoh:
Dobrak + men - = Mendobrak
Pencuri itu mendobrak pintu rumahku dan mencuri beberapa barang berharga.
b. ber-
Imbuhan ber- juga bisa berubah menjadi dua bentuk yaitu bel- dan be-. Apabila imbuhan
ber- bertemu dengan kata dasar yang diawali dengan konsonan, maka ber- menjadi be.
Contoh :
Kerja + ber- = bekerja
Ajar + ber- = belajar.
c. di-
Imbuhan di- tidak memiliki perubahan bentuk dan berfungsi untuk membentuk makna
pasif pada kata dasarnya.
Contoh:
Buang + di- = dibuang
Sampah – sampah dibuang ke tempat sampah oleh ibu.
d. ter-
Imbuhan ter- juga tidak memiliki perubahan khusus, tetapi memiliki beberapa fungsi di
antaranya adalah:
1) Sebagai penunjuk makna ketidaksengajaan.
Contoh :
buang + ter- = terbuang ; Barangku terbuang ke kotak sampah ketika aku tidak ada di
rumah.
2) Sebagai pembentuk kata sifat
Contoh :
Baik + ter- = terbaik ; kelasku menjadi kelas yang terbaik di sekolah.
e. pe-
40
Imbuhan pe- memiliki beberapa macam bentuk perubahan, di antaranya adalah peng-,
penye-, dan per-. Imbuhan ini juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai penunjuk pelaku :
pekerja, pelajar, pembohong, pemberi, pengurus, pembantu, dan lain – lain.
Aku adalah seorang pelajar di SMAN 1 Bagun Pagi.
2) Sebagai pembentuk kata perintah : Perlambat, pertajam, perindah, percantik, dan lain
– lain.
Percantik lukisan itu!
f. ke-
Imbuhan ke- tidak memiliki bentuk perubahan dan berfungsi sebagai penunjuk urutan.
Contoh : Dua + ke = kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
2. Sisipan (Infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakkan di tengah – tengah kata dasar. Imbuhan ini
diantaranya adalah –el-, -em-, dan –er.
Contoh :
Getar + er = gemetar.
Tali – el = Temali.
3. Akhiran (Sufiks)
Akhiran adalah imbuhan yang diletakkan pada bagian akhir kata dasar dan disebut juga
dengan suffiks. Ada beberapa jenis imbuhan ini, antara lain:
-kan/-i
Imbuhan - imbuhan ini sebagai pembentuk makna perintah.
Contoh : ambilkan, datangkan, bawakan, tuangkan, datangi, diami, dan lain – lain
a. -an
Imbuhan –an berfungsi untuk:
1) Sebaagi penunjuk bagian:
satuan, kiloan, dan lain – lain
b. -pun
Imbuhan ini berfungsi untuk membentuk makna juga.
Contoh: akupun, Merekapun, kamipun, dan sebagainya.
c. -kah
Imbuhan ini berfungsi untuk menegaskan kata dasarnya.
Contoh: Mudahkah, benarkah, iyakah, dan lain – lain.
b. pe-a
Sebagai pembentuk makna kata benda
Contoh: Pengampunan, pengasingan, pengaduan, dan lain – lain.
c. se-nya
Sebagai kata pengulangan
Contoh : Sepandai – pandainya, sebaik – baiknya, semahal – mahalnya, dan lain – lain.
Kata-kata yang mengalami proses pengulangan atau reduplikasi disebut juga dengan kata
ulang. Proses pengulangan yang terjadi pun bermacam-macam, misalnya pengulangaan kata
secara utuh, pengulangan bunyi kata, penguangan sebagian kata, pengulangan kata semu dan
pengulangan kata berimbuhan.
Kata ulang pun dapat dikelompokan berdasarkan bentuk dan fungsi atau makna perulangan.
Berikut ini adalah jenis-jenis kata ulang.
Contoh kalimat:
Anak-anak bermain dengan riang gembira bersama orang tuanya.
Pepohonan yang ada di hutan itu tinggi-tinggi dan besar-besar semua.
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Konjungsi yang memiliki kedudukan bertingkat atau tidak sederajat dan biasanya dalam hal
ini biasanya digunakan pada kalimat majemuk dan boleh diletakkan di sembarang pola kalimat
“awal, tengah dan akhir kalimat”.
Contoh konjungsi tidak sederajat antara lain :
“Apabila, Bila, Bilamana, Demi, Hingga, Ketika, Sambil, Sebelum, Sedari, Sejak, Selama,
Semenjak, Sementara, Seraya, Waktu, Tatkala dan Sebagainya”
Materi :
Konjungsi “kata sambung” merupakan kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih.
Konjungsi tempral merupakan konjungsi yang mengacu pada waktu dan sekaligus sebagai
saran kohesi teks. Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal atau peristiwa, terdiri
dari dua bagian yakni konjungsi temporal yang menghubungkan dua peristiwa yang tidak
sederajat dan konjungsi temporal yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat.
1. Konjungsi Temporal Sederajat
Contoh :
“Sebelumnya, sesudahnya, lalu, kemudian, selanjutnya”
Yang biasanya digunakan pada kalimat mejemuk setara dan konjungsinya tidak boleh
diletakkan di awal dan akhir kalimat.
Mereka lalu ke pergi ke pasar.
Sinta menyapu halaman, kemudian dia mengepel lantai.
Andi sedang menonton TV, sebelumnya dia sudah membersihkan kamarnya terlebih
dahulu.
Ari sedang mengerjakan PR, sesudahnya dia dapat bermain dengan teman-temannya.
Ridwan sedang melakukan tes kesehatan mata, selanjutnya dia akan melakukan tes
kesehatan gigi.
2. Konjungsi Temporal Tidak Sederajat
44
Contoh :
“Apabila, Bila, Bilamana, Demi, Hingga, Ketika, Sambil, Sebelum, Sedari, Sejak, Selama,
Semenjak, Sementara, Seraya, Waktu, Tatkala dan Sebagainya”
Konjungsi yang memiliki kedudukan bertingkat atau tidak sederajat dan biasanya dalam hal
ini biasanya digunakan pada kalimat majemuk dan boleh diletakkan di sembarang pola
kalimat “awal, tengah dan akhir kalimat”.
Contoh:
Abah menonton TV sambil meminum kopi.
Ade dibelikan sepeda apabila dia mendapat nilai 90 di ulangan.
Hasan demi membanti pengobatan ibunya, ia rela menjual sepeda motornya.
Semenjak dia menikah dengan Sari, kehidupannya menjadi lebih tenang.
7. Memperbaiki kesalahan penggunaan kalimat
Contoh Soal :
Bacalah kalimat berikut dengan seksama!
Dengan pemakaian pupuk urea pil dapat menyuburkan tanaman dan meningkatkan produksi
pertanian
JAWABAN : B
Pembahasan Soal :
Jika dipertanyakan dengan kalimat Apa yang menyuburkan tanaman?, jawaban tidak dapat
dicari dalam kalimat pertanyaan. Barulah jawaban dapat ditemukan jika frase dengan
pemakaian dihilangkan sehingga kalimatnya menjadi Pupuk Urea Pil dapat menyuburkan
tanaman dan meningkatkan produksi pertanian.
Materi :
Kesalahan kalimat dapat dibedakan dari dua segi, yakni kesalahan internal dan kesalahan
eksternal. Kesalahan internal adalah kesalahan kalimat yang diukur dari unsur-unsur dalam
kalimat, sedangkan kesalahan eksternal diukur dari unsur luar kalimat yang bersangkutan.
Kesalahan eksternal itu diukur dari kalimat-kalimat lain yang menjadi konteks atas
lingkungannya.
Kesalahan dari segi internal dapat dipilah menjadi beberapa tipe. Tipe pertama adalah
kesalahan kandungan isi yang menyebabkan kalimat menjadi tidak logis sebagaimana tampak
pada contoh-contoh berikut.
Menurut Habibi (dalam Nimbara, 1993) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diterapkan secara tepat guna diarahkan untuk memberantas kemiskinan dan
keterbelakangan.Untuk membuktikan itu dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi
setiap kalimat itu. Pada kalimat tersebut dapat dinyatakan siapa yang menyatakan. Jika
dinyatakan hal itu, jawaban tidak ada, walaupun bisa saja dijawab dengan Habibi. Akan tetapi,
Habibi pada kalimat itu tidak menempati pokok kalimat, melainkan keterangan sebagaimana
disyaratkan oleh kata mereka. Jadi, pertanyaan itu sebenarnya tidak dapat dijawab dengan
Habibi. Baru bisa dijawab dengan Habibi jika kalimatnya diubah menjadi Habibi (dalam
Nimbara, 1993) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan secara
tepat guna diarahkan untuk memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.
Di samping kesalahan logika, kesalahan kalimat dapat terjadi ketidaklengkapan. Kalimat yang
tidak lengkap itu hanya mengandung sebagian saja unsur-unsur yang seharusnya ada.
Perhatikan dua buah kalimat yang terdapat pada teks berikut!
1. Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Sehingga pada pedagang bunga mulai
berusaha di bidang bisnis yang lain.
45
Kalimat kedua pada teks tersebut merupakan kalimat yang hanya diisi keterangan. Akan
lebih baik jika kalimat kedua itu diintegrasikan menjadi satu dengan kalimat sebelumnya
atau diupayakan menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, sebagaimana tampak pada
hasil perbaikannya berikut.
a. Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan sehingga para pedagang bunga
mulai berusaha di bidang bisnis yang lain.
atau
b. Situasi pasar bunga memang tidak menggembirakan. Para pedagang bunga mulai
berusaha di bidang bisnis yang lain.
Kesalahan yang sering terjadi ialah pemakaian verba seperti pada kalimat di bawah
ini, misalnya:
5) Setelah semuanya siap, mereka menaburi benih ikan yang terpilih.
6) (setiap bulan), kakaknya selalu mengirimi uang.
7) Panitia menyerahkan hadiah lomba ketramilan remaja pada acara penutupan.
Kesalahan seperti kalimat (5) dapat dibetulkan dengan melengkapi ‘tempat’ menaburi
benih ikan yang terpilih, misalnya kolam itu, sehingga kalimat yang betul adalah:
(5a) Setelah semuanya siap, menaburi benih ikan yang terpilih kolam itu.
(5b) Setelah semuanya siap, mereka mereka menaburi kolam itu dengan benih ikan yang
terpilih.
Dengan pembetulan itu, maka makna kalimatnya menjadi jelas. Jika dipertahankan seperti
kalimat (5a) makna kalimat itu tidak jelas karena dapat ditafsirkan juga ‘menaburi sesuatu
pada benih yang terpilih’. Padahal penafsiran yang demikian bukan yang dimaksud
dalam kalimat (5b).
Dalam kalimat (1) verba berpukul-pukulan menuntut hadirnya dua pelaku, yaitu dia dan
orang lain, misalnya Joni. Demikian pula kalimat (2), di samping pelaku dia diperlukan
hadirnya pelaku lain sebagai mitra diskusi, misalnya para pakar.
Kata depan di (a) seharusnya adalah pada; kata depan pada (b) seharusnya adalah dalam
atau ke dalam; kata depan dalam (c) seharusnya adalah pada.
Adapun kesalahan pemakaian kata penghubung umumnya terjadi karena ketidaksesuaian
antara pemakaian kata penghubung dan makna hubungan antar klausanya, misalnya:
d. Rapat hari ini ditunda berhubung peserta tidak memenuhi kuorum.
Kata penghubung berhubung (d) seharusnya diganti karena atau sebab. Kesalahan
pemakaian kata penghubung lain, misalnya:
Pemakaian kata juga (e) seharusnya diganti kata dan, sedangkan kata maka (f) tidak
tepat karena kata maka lazimnya hadir berpasangan dengan kata penghubung karena.
JAWABAN : A
Pembahasan Soal :
Pada paragraf tersebut tidak jelas apa yang menjadi isi atau pokok pembahasannya. Apakah
pembinaan untuk murid, orang tua, ataukah untuk pendidik.
Materi :
48
Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran
atau topik dan berada di bawah tataran wacana.
Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu
kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan
pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik
atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Oleh Ramlan, (1993) pikiran utama atau ide
pokok merupakan pengendali suatu paragraf.
Persyaratan dalam Pengembangan Paragraf :
1. Kesatuan
Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk
mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-
uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut.
Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan
merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus
terfokus pada gagasan pokok.
2. Keterpaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-
masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai
hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan,
dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/ mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
3. Kelengkapan
Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf
dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan
kalimat topik/gagasan utama.
49
Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas
gagasan umum. Gagasan umum dapat diletakkan pada awal paragraf atau diakhiri paragraf
bergantung pada gaya yang dikehendaki oleh penulis.
3. Paragraf klasifikasi:
Cara klasifikasi biasanya dilakukan dengan penyajian gagasan pokok/utama kemudian
diikuti dengan gagasan penjelas secara rinci. Gagasan penjelas merupakan kalsifikasi dari
gagasan utamanya. Misalnya, gagasan utama A, memiliki gagasan penjelas yang dapat
diklasifikasikan menjadi X dan Z.
3. Definisi Luas.
Paragraf seperti ini biasanya menguraikan sebuah gagasan yang abstrak atau istilah yang
menimbulkan kontroversi yang membutuhkan penjelasan. Jenis tulisan dalam paragraf
seperti ini adalah eksposisi.
4. Klasifikasi.
Berbeda dari analisis atau uraian, pengembangan ini berusaha mengelompokkan berbagai
hal yang dianggap memiliki kesamaan ke dalam satu kategori. Dengan demikian, hubungan
di antara berbagai hal itu menjadi jelas. Paragraf dengan pengembangan klasifikasi ini juga
merupakan jenis tulisan eksposisi.
6. Analogi.
50
Dalam pengembangan paragraf analogis, uraian didasarkan pada kesamaan dari dua hal
atau lebih. Dua hal atau lebih dibandingkan secara sistematis untuk menemukan hal-hal
yang sama. Hal dibandingkan dapat berasal dari kategori yang sama atau, bahkan, dari satu
atau beberapa kelas yang berbeda. Jenis tulisan yang digunakan di sini adalah tulisan
eksposisi.
7. Sebab-Akibat.
Dalam paragraf ini diuraikan hal-hal yang menyebabkan suatu peristiwa terjadi atau,
sebaliknya, diuraikan dahulu sebuah akibat baru diikuti oleh penyebabnya. Jenis karangan
yang digunakan di sini dapat berupa jenis narasi atau eksposisi.
8. Proses.
Pengembangan paragraf ini menguraikan proses bagaimana sesuatu terjadi atau terwujud.
Jadi, dalam pengembangan ini ada urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu; atau urutan suatu peristiwa. Pengembangan paragraf ini juga dapat
diisi dengan kalimat-kalimat yang menguraikan sesuatu ke dalam unsur-unsur yang
membangunnya agar pembaca dapat lebih mudah memahami hal itu. Jenis karangan yang
digunakan dalam pengembangan paragraf ini adalah eksposisi.
51
JAWABAN : D
Pembahasan Soal :
Dalam KBBI hanya ada kata “inisiatif” yang memiliki arti “prakarsa”, sedangkan kata inisiatif
tidak ada dalam KBBI, karena bahasa baku itu memiliki arti dalam KBBI, maka bahasa tidak
baku tidak termuat dalam KBBI.
Materi :
Menentukan alasan dapat kita pahami apabila kita mengerti mengenai kata baku dan tidak
baku (Lihat materi Menyunting Kata, Kalimat, dan Paragraf ;
1. Mengidentifikasi kesalahan penggunaan kata/istilah) serta harus memahami ejaan yang
sesuai dengan PUEBI.
Penulisan judul karya ilmiah yang tepat sesuai PUEBI adalah ....
A. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan IMT/U Pada Balita Vegetarian Lakto
Ovo Dan Non Vegetarian Di DKI Jakarta Tahun 2008
B. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan IMT/U Pada Balita Vegetarian Lakto
Ovo dan Non Vegetarian di DKI Jakarta Tahun 2008
C. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan IMT/U pada Balita Vegetarian Lakto
Ovo dan Non Vegetarian di DKI Jakarta tahun 2008
D. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan IMT/U Pada Balita Vegetarian Lakto
Ovo Dan Non Vegetarian di DKI Jakarta Tahun 2008
E. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan IMT/U Pada Balita Vegetarian Lakto
Ovo Dan Non Vegetarian Di DKI Jakarta Tahun 2008
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Kata tugas (di, ke, dari, dan, yang, dan untuk) tidak boleh menggunakan huruf kapital jika
tidak terletak pada posisi awal. Jadi judul yang tepat adalah : Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Imt/U Pada Balita Vegetarian Lakto Ovo dan Non Vegetarian di Dki
Jakarta Tahun 2008
Materi :
Menurut PUEBI huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak
pada posisi awal.
Misalnya :
1. Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
2. Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
3. Dia agen suart kabar Sinar Pembangunan.
4. Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh
karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Anak itu
memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar.
Materi :
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Satu, dua, ... tiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti `tetapi` atau `melainkan`.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
3. a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya jika
anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.
Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya `oleh karena itu`, `jadi`, `lagi pula`,
`meskipun begitu`, `akan tetapi`.
Misalnya:
... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
... Jadi, soalnya tidak semudah itu.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata
yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
53
"Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."
7. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal,
dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 Mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Djilid 1 dan 2.
Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp 12,50 12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Misalnya:
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan
suara.
Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.
13. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca, di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
54
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Misalnya:
"Di mana Saudara tinggal? tanya Karim.
"Berdiri lurus-lurus!" perintahnya.
3. Menggunakan ejaan
Contoh Soal :
Penggunaan bentuk terikat yang sesuai dengan PUEBI adalah ....
A.non-Indonesia
B. pan Afrikanisme
C. proBarat
D. non ASEAN
E. anti-pki
JAWABAN : A
Pembahasan Soal :
Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa
huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
pro-Barat
non-ASEAN
anti-PKI
Materi :
Baca PUEBI
JAWABAN : A
Pembahasan Soal :
Terdapat tiga gelar akedmis, yaitu : Profesor (Prof), Sarjana Ekonomi (S. E.), dan Magister
Pendidikan (M. Pd.). Semua singkatan gelar diakhiri dengan tanda titik (.) dan penggabungan
gelar pada nama seseorang ditambahkan tanda koma (,). Jadi, Prof. Bambang Irawan, S. E., M.
Pd.
Materi :
Baca PUEBI
JAWABAN : D
Pembahasan Soal :
Kata tugas (di, ke, dari, dan, yang, dan untuk) tidak boleh menggunakan huruf kapital jika
tidak terletak pada posisi awal. Jadi judul yang tepat adalah : Kampoeng Batik Laweyan Solo
Sebagai Suatu Kawasan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Kondusif.
Materi :
Lihat materi Mengidentifikasi kesalahan penggunaan ejaan (judul sapaan/gelar, nama
geografi, nama diri, kata tugas)
JAWABAN : C
Pembahasan Soal :
Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca, di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Materi :
Baca materi Mengidentifikasi kesalahan penggunaan tanda baca, tentang tanda baca koma
nomor 13
Materi :
Baca PUEBI
DAFTAR ISI
Kisi-Kisi Ujian Nasional .........................................................................................................................1
Contoh Soal, Pembahasan, dan Materi Pendukung
A. Membaca Nonsastra
1. Memaknai istilah / kata ............................................................................................................3
Contoh Soal .................................................................................................................................3
Pembahasan Soal ........................................................................................................................3
Materi : Istilah ..............................................................................................................................3
11. Membandingkan penggunaan bahasa dan pola penyajian beberapa jenis teks (berita,
eksposisi, prosedur, editorial, ulasan/resensi) ......................................................................10
Contoh Soal ...............................................................................................................................10
Pembahasan Soal ......................................................................................................................10
Materi : Unsur berita .................................................................................................................10
B. Membaca Sastra
14. Mengidentifikasi dan memaknai kata simbolik/majas/kias dalam karya sastra ..............12
Contoh Soal ...............................................................................................................................12
Pembahasan Soal ......................................................................................................................13
Materi : Majas ............................................................................................................................13
16. Menyimpukan isi tersirat dalam cerpen/novel (konflik, sebab konflik, akibat konflik,
amanat, nilai-nilai) ..................................................................................................................16
Contoh Soal ...............................................................................................................................16
Pembahasan Soal ......................................................................................................................16
Materi : Konflik cerita ..............................................................................................................17
17. Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra (berdasarkan gaya, tema,
unsur) .......................................................................................................................................17
Contoh Soal ...............................................................................................................................17
Pembahasan Soal ......................................................................................................................17
Materi : Tema cerita ..................................................................................................................18
19. Membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting, nilai) ....18
Contoh Soal ...............................................................................................................................18
58
Pembahasan Soal ......................................................................................................................19
Materi : Perwatakan tokoh cerita ..............................................................................................19
C. Menulis Terbatas
23. Melengkapi kalimat/paragraf dengan istilah/kata/ungkapan/peribahasa ........................24
Contoh Soal ...............................................................................................................................24
Pembahasan Soal ......................................................................................................................24
Materi : Ungkapan dan peribahasa ............................................................................................24
24. Melengkapi unsur teks (eksposisi, deskripsi, argumentasi, narasi, ulasan biografi,
prosedur) ..................................................................................................................................25
Contoh Soal ...............................................................................................................................25
Pembahasan Soal ......................................................................................................................25
Materi : Teks rumpang ..............................................................................................................25
37. Menggunakan kata bentukan (mengisi sesuai kaidah bentukan kata) .............................38
Contoh Soal ...............................................................................................................................38
Pembahasan Soal ......................................................................................................................39
Materi : Afiks dan reduplikasi ..................................................................................................39
41. Menentukan alasan dari segi pilihan kata/kalimat dalam paragraf ..................................51
60
Contoh Soal ...............................................................................................................................51
Pembahasan Soal ......................................................................................................................51
Materi : Menentukan alasan kesalahan .....................................................................................51
61
PRAKATA
62
63