Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS FILM CERITA SEJARAH

“BUYA HAMKA VOL 1”

A. SINOPSIS

Buya Hamka merupakan film yang mengisahkan sosok Haji Abdul Malik Karim Amrullah
alias Buya Hamka. Buya Hamka adalah seorang pendakwah, sastrawan, serta pemikir islam
yang berpengaruh di Indonesia. Film biografi ini terbagi menjadi tiga bagian yang akan
mengisahkan momen penting dalam hidup buya hamka. Buya hamka bagian pertama tayang
mulai 19 April 2023.

Pada bagiam pertama, film tersebut menampilkan bagian momen penting kehidupan Buya
Hamka (Vino G Bastian) dalam kurun waktu 1933 hingga 1945. Kala itu, Buya Hamka
dipercaya sebagai ketua pengurus muhammadiyah di Makassar. Peran dan gayanya dalam
memimpin berhasil memberikan berbagai kemajuan bagi organisasi hingga namanya begitu
harum. Dia juga aktif menulis berbagai karya roman, satu genre yang ditekuni kala itu.
Beberapa cerita roman yang dikerjakan oleh Hamka, seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah
dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.

Kehidupan Hamka semasa itu juga di penuhi rasa syukur karena sudah berkeluarga. Istrinya,
Siti Raham (Laudya Cynthia Bella) dan 4 orang anaknya , menjadi sosok krusial di balik
berbagai keputusan penting hamka sepanjang hidupnya. Salah satunya ketika Hamka
ditawari pekerjaan sebagai pemimpin redaksi majalah panji Masyarakat Medan. Hamka
awalnya ragu-ragu untuk meninggalkan Makasar, namun akhirnya sepakat untuk menerima
tawan pekerjaan tersebut. Keputusan tersebut juga membuat Hamka harus berpisah dengan
Siti dan anak anak mereka yang menetap di Padang Panjang.

Kehidupan buya hamka kemudian beralih jadi penuh tantangan. Dia memimpin majalah
progresif yang terus menyuarakan kehendak rakyat di tengah jajahan Belanda. Dia juga
merilis dertan edisi roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk melalui majalah tersebut dan
berhasil memikat orang yang membacanya.
Berbagai peristiwa muncul dan terus berlanjut hingga Buya Hamka mulai terlibat dalam
perjuangan Indonesia dampai akhirnya merdeka pada 17 Agustus 1945. Film Buya Hamka
vol 1 ini disutradarai oleh Fajar Bustomi dengan naskah karya Alim Sudiodan Cassandra
Massardi. Buya Hamka juga dibintangi oleh sederet actor papan atas Indonesia, seperti Vino
G Bastian, Laudya Chynthia Bella, Desy Ratnasari, hingga Donny Damara.

B. Unsur Intrinsik
a. Tema
Secara umum tema dari film ini adalah tentang biografi atau perjalanan kehidupan “Buya
Hamka”. Tetapi ada juga sub tema yang lain diantaranya religi, politik, perjuangan
kemerdekaan, dan cinta tanah air.

b. Latar
 Latar tempat
1. Rumah Buya Hamka dan Siti Raham
Bertempat di Jawa. Rumah ini merupakan rumah tempat tinggal Buya setelah
memutuskan merantau di usia 16 tahun.
2. Kantor majalah Pedoman Masyarakat
Bertempat di Medan, majalah Pedoman Masyarakat adalah majalah yang tersebar di
seluruh Nusantara pada masa penjajahan Belanda di awal abad ke-20.
3. Kampung halaman Buya Hamka
Bertempat di Tanjung Raya, Sumatra Barat, rumah ini menjadi pelarian Buya Ketika
sudah diasingkan oleh Masyarakat. Buya memilih pulang dan syukurnya masih
diterima baik oleh masyarakat disana.
4. Makassar
5. Padang Panjang
6. Minangkabau

 Latar waktu
Latar waktu yang terdapat dalam film Buya Hamka ini ada dalam kurun waktu tahun
1933 – 1955.
 Latar sosial
Latar sosial dalam film “Buya Hamka” sangat kental dengan bahasa daerah,
agama,dan bebagai isu isu sosial masyarakat dimasa penjajahan.

c. Tokoh dan penokohan

1. Buya Hamka
Buya Hamka berkarakter pemberani, sabar, Ikhlas, rendah hati, religius, sayang
keluarga, tegas, penuh pendirian dan pantang menyerah.
Ini semua dapat dibuktikan dalam beberapa dialognya diantaranya:

“…Salah satu pengerdilan terkejam dalam hidup, ialah membiarkan pemikiran


yang cemerlang menjadi budak ditubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat
sebelum lelah …” ( motivator)

“… Jika hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup, jika kerja sekedar bekerja
,kera juga bekerja.…”. ( tegas )

“… Kita buktikan kembali pada dunia siapa orang minang yang sebenarnya.
MERDEKAA!.…”. ( pemberani, pemimpin )

2. Siti Raham
Merupakan istri dari buya hamka, yang memiliki sifat sabar, penyayang, cinta
keliarga, religius, dan taat kepada suami
Dialog yang menggambarkan sifat siti raham yaitu

“…Jadikanlah diri engkucontoh bagi mereka, sebagaimana Engku mencontoh


diri Engku, bajuang satioharinyo, managakkan jiwa tauhid nan sabananyo..”

3. Soekarno
Soekarno di film ini di ceritakan memiliki ikatan persahabatan dengan Buya Hamka.
Karekter Soekarno tidak terlalu menonjol tapi tetap memiliki kharisma dan wibaya
sebagaimana seorang presiden, itu tergambar saat Buya meluapkan kesenangannya
dalam dialog:

“…suatu kebanggaan karya saya dibaca oleh tokoh pergerakan terkenal seperti bung
karno..”

4. Gubernur Nakashima
Tokoh yang menjadi pemimpin pasukan penjajah Jepang. Memiliki karakter tegas,
egois, kejam, dan gila akan kuasa. Dibuktikan dengan adegan Nakashima menyuruh
Buya untuk taat pada sistem Jepang agar keinginan Buya Hamka untuk membebaskan
para ulama dikabulkan. Nakashima menjadi penyebab buya diasingkan oleh beberapa
masyarakat Minang karena dianggap berkhianat.

5. Haji Rosul
Merupakan ayah dari Buya Hamka. Sifatnya yang tegas, pemarah, disiplin, dingin.
Berperan penting menjadi orang yang membentuk karakter Buya Hamka.

6. Amir
Tokoh yang menjadi sahabat hamka sejak kecil. Sifatnya yang solidaritas
digambarkan Ketika Buya pulang ke Makassar dan masih diterima oleh masyarakat
meski isu isu buya adalah pembelot terus berteterbangan di telinga masyarakat.

d. Tokoh protagonist dan antagonis


1. Tokoh protagonist : Buya Hamka, Siti Raham, Amir, Haji Rosul
2. Tokoh antagonist : gubermur Nakashima dan penjajah Indonesia.
e. Alur
Peristiwa peristiwa yang ditampilkan dalam film “Buya Hamka” cukup kompleks karena
narator meyusun kronologisnya dengan memberikan penekanan pada hubungan klausa
antar peristiwa dalam cerita serta ada alur sorot balik atau flashback (alur mundur).
Alur dalam film ini dapat terlihat pada penjelasan dan kutipan setiap peristiwa berikut ini:

1. Orientasi

Pada tahap ini, peristiwa yang terjadi adalah eksposisi atau pengenalan sebagaimana
cerita berawal dan memperlihatkan beberapa tokoh utama dan tambahannya.
Penceritaan dimulai dari seorang petugas penjara yang membangunkan Buya di
tempat tidurnya. Dimana sang istri Siti Raham bersama anak anaknya datang
membawa gulai k e p a l a k a k a p d i d a l a m s e b u a h r a n t a n g . D i s a n a
t e r d a p a t a d e g a n B u y a y a n g s u d a h berumur menetesakan air mata saat
mencicipi gulai kepala ikan buatan Siti Raham.

2. Komplikasi
Pada tahap ini mulailah film ini memasuki inti cerita. Inti cerita ini diwarnai dengan
berbagai peristiwa, relevasi, konflik, dan klimaks. Banyak konflik yang terdapat
dalam film Buya Hamka ini, dimulai dari Buya yang harus meninggalkan
keluarganya demi pekerjaan, kemudian kesuksesan Buya menjadi penulis dan Ketika
penjajah jepang mulai menguasai Indonesia . puncak konflik terjadi ketika Buya
dituduh bekerja sama dengan Jepang dan dianggap pengkhianat oleh masyarakat
bahkan sampai diberhentikan secara paksa sebagai ketua organisasi muhammadiyah.

3. Resolusi
Pada tahap akhir ini, terdapat tahap konklusi atau penyelesaian masalah setelah
antiklimaks. Penyelesaian klimaks dimulai setelah Buya memutuskan untuk kembali
ke kampung halamannya di Sumatra Barat. Keluarga Buya diterima dengan baik
disana bahkan dia ditunjuk sebagai imam masjid dan penceramah disana.
C. Unsur ekstrinsik

a. Sudut pandang
Pengisahan cerita yang digunakan dalam film “Buya Hamka” adalah sudut pandang
orang ketiga atau serba tahu
Dalam sudut pandang ketiga penulis atau pencerita berlaku sebagai orang luar yang
tidak terlibat dalam cerita tersebut. Narator dalam sudut pandang orang ketiga
berperan sebagai pihak yang tahu segalanya dalam cerita (pikiran dan perasaan semua
tokoh), atau mengetahui segala hal secara terbatas (pikiran dan perasaan tokoh
tertentu saja ).

b. Latar belakang penulis


Ahmad Fuadi, S.IP, M.A lahir 30 Desember 1973) di Maninjau Sumatra Barat.
Ahmad Fuadi adalah novelis, pekerja sosial, dan mantan wartawan dari Indonesia.
Novel pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari
trilogi novelnya. Karya fiksinya dinilai dapat menumbuhkan semangat untuk
berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam
jajaran best seller tahun 2009. Kemudian meraih Anugerah Pembaca Indonesia
2010 dan tahun yang sama juga masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award,
sehingga PTS Litera, salah satu penerbit di negeri jiran Malaysia tertarik menerbitkan
di negaranya dalam versi bahasa melayu. Beliau juga lah yang menulis buku “Buya
Hamka” yang akhirnya diterbitkan menjadi sebuah film.

c. Nilai-nilai
1. Religi
Nilai relegi atau kepercayaan dalam film “Buya Hamka” adalah kepercayaan
terhadap agama islam yaitu kepercayaan terhadap Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW sebagai pedoman kehidupan.

Kepercayaan ini sesuai dengan kondisi atau keadaan yang digambarkan


dalam film secara visual, pengemasan kepercayaan divisualisasikan
dengan sangat apik dan rapi, sehingga kita dapat mengetahui
bagaimana nilai religi yang ada dalam film, yaitu Buya Hamka yang
menyebarkan ajaran agama Islam melalui dakwah dan tulisan tulisannya.

2. Kemanusiaan atau sosial


Nilai kemanuasiaan yang terkandung dalam film “Buya Hamka” sesuai dengan
masalah yang harus dihadapi Masyarakat Indonesia yaitu berjuang melepaskan
diri dari penjajahan Belanda dan Jepang. Selain itu, sesuai dengan beberapa
adegan yang ditampilkan, dimana terdapat penjajah Jepang dan Belanda muncul
sebagai tokoh yang jahat, kemudian adegan-adegan Buya yang melakukan orasi
di tengah-tengah rakyat Minang agar tidak takut dengan kompeni Belanda.

3. Moral
Nilai moral yang terdapat dalam film “Buya Hamka” adalah sebagai berikut:
o Sikap sabar dan ikhlas
Dalam situasi apapun sikap inilah yang harus kita contoh atau terapkan dalam
film ini. Sebagaimana diceritakan Hamka difitnah, dituduh, dicacimaki, ditimpa
berbagai macam musibah tetapi dia tetap sabar dan menerima dengan Ikhlas
semua cobaan yang diterima.
o Tekun dan serius
Buya yang menyebarkan agama melalui tulisan tulisanya sampai dia dicetuskan
sebagai pendiri organisasi Muhammadiyah dan dikenal sebagai penulis hebat, itu
berkat ketekunan dan keseriusan dalam menjalankan semua hal.
o Pemberani
N i l a i m o r a l i n i s e s u a i dengan adegan dimana Buya menentang keras
terhadap Belanda dan Jepang, dia hanya takut pada Allah SWT. Perlawanan Buya
pada tentara Belanda dan menjadi penggerak rakyat Minang dalam
mempertahankan kemerdekan.

4. Budaya atau adat istiadat


Nilai budaya yang terkandung dalam film “Buya Hamka” menggambarkan agama
adalah tiang utama dari berbagai hal. Masyarakat yang terus berusaha lepas dari
para penjajah dan rakyat minang yang memiliki semagat juang yang
tinggi.budaya yang dipakai di film ini adalah budaya minang bisa dilihat dari cara
berpakaian dan dialog.

Anda mungkin juga menyukai