Anda di halaman 1dari 12

Nama : Moh Farras Qushayyi

Kelas : X Multimedia 2

Mempersiapkan Proposal
A. Mengidentifikasi Informasi Penting dalam Proposal

Kegiatan atau Penelitian

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. mengidentifikasi bagian-bagian penting proposal

2. menemukan informasi yang dibaca untuk dikembangkan menjadi proposal.

Kegiatan 1
Mengidentifikasi Bagian-bagian Penting Proposal;

- Judul proposal

- Pendahuluan: 1.Latar belakang masalah 2.Perumusan masalah 3.Tujuan penelitian 4.Kontribusi


penelitian 5.Definisi operasional

- Pujuan pustaka

- Metode penelitian

- Jadwal pelaksanaan

- Rencana anggaran

- Daftar pusaka

Kegiatan 2
Menemukan informasi yang dibaca untuk dikembangkan menjadi proposal

Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini bergantung pada jenis kegiatan yang
diusulkannya. Dalam beberapa aspek,proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan
proposal kegiatan kemasyarakatan.
1. Latar Belakang

Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau hal yang melakarbelakangi pentingnya
dilaksanakan suatu penelitian.Apabila kegiatan yang diusulkan itu berupa kegiatan kesehatan penduduk
desa, yang kita kemukakan dalam latar belakang adalah tentang berjangkitnya penyakit menular dan
sebagainya.

2. Masalah dan Tujuan

Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-tujuan kegiatan. Rumuskanlah
tujuan-tujuan itu dengan rasional dan persuasif sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-tujuan
tersebut.

3. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-batasnya. Membatasi ruang lingkup persoalan kegiatan,
sekurang-kurangnya memberikan dua manfaat. Dapat lebih terlihat oleh pengusul duduk persoalan dari
kegiatan yang akan dilakukannya. Bagi penerima usul, suatu deskripsi yang konkret dan jelas akan lebih
mudah pula dilihat kebaikan dan kelemahannya. Baik pengusul maupun perima usul, masing-masing
akan menguji masalah itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan literatur yang ada

4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis

Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasilhasil penelitian sebelumnya yang berkaitan
dengan masalah yang dirumuskan. Telaah itu bisa berupa perbandingan, pengontrasan, dan peletakan
teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-teori itu merupakan dasar argumentasi bagi
pengusul dalam meneliti persoalanpersoalannya sehingga diperoleh jawaban yang dapat diandalkan.

5. Metode

Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-teknik
pengumpulan data. Dalam hubungan ini dapat disebutkan metode historis, deskriptif, ataupun
eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data dapat disebutkan teknik angket
(kuesioner), wawancara, observasi, studi pustaka, atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan
rencana pengolahan data yang diperlukan.
6. Pelaksana Kegiatan

Salah satu faktor yang turut diperhitungkan oleh penerima proposal adalah susunan personalia dari
badan yang menyampaikan proposal tersebut. Sebab itu, tuliskanlah personalia yang dapat diandalkan
untuk mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila perlu daftar personalia atau pelaksana kegiatan
tersebut dilengkapi dengan pendidikan dan keahlian mereka. Apabila kegiatan itu berupa pengecatan
jalan desa, tentunya yang dikemukakan adalah susunan kepanitiannya termasuk pihak-pihak yang
bertanggung jawab terhadap kegiatan itu.Dalam proposal penelitian untuk penulisan skripsi, tesis, atau
disertasi, pelaksana kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.

7. Fasilitas

Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitasfasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-
fasilitas yang ada itu akan lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan
menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa dari pihak-pihak lain.Pengusul perlu
menggambarkan bermacam-macam fasilitas yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih
meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius dan penulis sanggup
mengerjakannya dengan baik.

8. Keuntungan dan Kerugian

Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungankeuntungan yang akan diperoleh dari
pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul bahwa
biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia dengan yang akan diperoleh. Keuntungan yang diperoleh
dapat bersifat keuntungan yang memang langsung diharapkan, keuntungan sampingan, penghematan,
dan sebagainya.Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul menyampaikan juga kerugian atau hambatan-
hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering kali orang takut mengemukakan keburukan atau kekurangan
sesuatu yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau usulnya tidak diterima. Dalam jangka panjang hal ini
sebenarnya akan menguntungkan pihak pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan
lebih percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan itu.

9. Lama Waktu

Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri
atas tahap-tahap pekerjaan, maka tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu penyelesaian
masing-masing.
10. Pembiayaan

Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan
penerima usul yang baik reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan.
Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat
meyakinkan penerima usul.Yang lebih diinginkan agar semua pos pembiayaan diberikan perincian
tersendiri. Perincian itu dapat dibagi untuk upah, alat perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan
sebagainya.

B. Melengkapi Informasi dalam Proposal secara Lisan

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:


1. Mengidentifikasi isi proposal dari informasi yang dibaca;
2. Menyajikan proposal hasil diskusi.

Kegiatan 1
Mengidentifikasi Isi Proposal dari Informasi yang DibacaDari proposal-proposal yang pernah kita baca,
tentu kita memperoleh banyak manfaat. Selain penambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan
masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun menjadi tahu tentang prosedur pelaksanaan suatu
kegiatan termasuk arti pentingnya kegiatan itu. Misalnya, dari proposal tentang “pelatihan membaca
dan menulis” di atas kita menjadi mengetahui manfaat membaca dan menulis dan prosedur
pelatihannya. Dengan demikian, kita menjadi paham tentang pentingnya kegiatan tersebut apabila
diterapkan di sekolah masing-masing.Dengan membaca proposal, kita pun didorong untuk lebih kreatif
dalam mencari berbagai terobosan kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita sendiri maupun orang lain.
Proposal-proposal yang kita baca memberikan inspirasi tentang banyaknya kegiatan yang dapat kita
lakukan dan dapat pula kita kerja samakan penyelesaiannya dengan pihak lain.Untuk sampai pada
pemerolehan pengetahuan, pemahaman, dan sikapsikap itu, kita perlu memahami maksud teks secara
lebih baik. Kita harus memahami makna kata, kalimat, dan keseluruhan teksnya. Seperti yang kita
maklumi bahwa di dalam proposal banyak kata teknis yang memiliki arti khusus. Dari teks proposal yang
sudah dibaca, kita perlu mengetahui terlebih dahulu makna dari kata-kata tersebut.

Kegiatan 2

Menyajikan Proposal Hasil DiskusiKita sudah mengetahui bahwa struktur proposal terdiri atas
bagianbagian berikut.
1. Latar Belakang
2. Masalah dan Tujuan
a. Masalah
b. Tujuan
3. Ruang Lingkup Kegiatan
a. Objek
b. Jenis-jenis kegiatan
4. Kerangka Teoretis dan Hipotesis
a. Kerangka teoretis
b. Hipotesis
5. Metode

6. Pelaksana Kegiatan
a. Penanggung jawab

b. Susunan personalia

7. Fasilitas yang Tersedia

a. Sarana
b. Peralatan
8. Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan-keuntungan
b. Kemungkinan kerugian
9. Lama Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Waktu
b. Tempat
10. Anggaran Biaya
11. Daftar Pustaka
12. Lampiran-Lampiran

Sementara itu, kebahasaan yang menandai proposal adalah banyaknya menggunakan fitur-fitur berikut.

1. Pernyataan argumentatif
2. Pernyataan persuasif
3. Kata-kata teknis

4. Kata kerja tindakan

5. Kata pendefinisian
6. Kata perincian
7. Kata keakanan

Struktur dan kaidah itulah yang menjadi pedoman kita ketika mendiskusikan kelengkapan dan ketepatan
suatu proposal. Selain itu, diskusi tentang suatu teks proposal ataupun teks-teks lainnya dapat pula
berkenaan dengan kaidah-kaidah kebahasaan lainnya, seperti keefektifan kalimat, ketepatan pemilihan
kata, serta kebakuan ejaan dan tanda bacanya.

C. Menganalisis Isi, Sistematika, dan Kebahasaan Proposal

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:


1. Menganalisis isi teks proposal

2. Menganalisis kaidah kebahasaan teks proposal.

Kegiatan 1

Menganalisis Isi Teks Proposal

Berdasarkan contoh dan definisi proposal sebelumnya, kita dapat mengetahui pula isi dari sebuah
proposal secara umum, yakni berupa usulan kegiatan. Adapun isinya secara khusus dapat bermacam-
macam bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya itu. Di samping memiliki kesamaan umum,
proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan bakti sosial, perlombaan,
dan kegiatan-kegiatan sejenis lainnya.

A. Latar Belakang
Membaca dan menulis merupakan dua jenis keterampilan yang harus dikuasai para siswa dalam bahasa
dan sastra Indonesia, di samping menyimak dan berbicara. Keduanya termasuk ke dalam ragam bahasa
tulis yang besar sekali kontribusinya bagi prestasi

dan masa depan para siswa. Membaca dan menulis juga merupakan identitas peradaban sebuah
masyarakat dan sekaligus kunci keberhasilan dan kemajuan bangsa. Namun, sayangnya dua
keterampilan inilah yang selalu menjadi persoalan klasik dalam dunia pendidikan Indonesia. Realitas
kemampuan membaca dan menulis para siswa kita memang tidak menggembirakan. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh sastrawan Taufiq Ismail, melalui observasinya kepada beberapa siswa di kawasan
ASEAN, dia mengatakan bahwa anak-anak Indonesia rabun membaca dan pincak menulis atau bahkan
dikatakan sebagai bangsa yang malah sudah buta membaca dan lumpuh menulis. Bukti lain turut
menguatkan temuan tersebut adalah hasil penelitian International Association for the Evaluation of
EducationalAchievment (IAEA), melaporkan bahwa kemampuan membaca siswa SD Indonesia berada
pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi. Rata-rata skor membaca untuk SD adalah sebagai
berikut: (1) Hongkong 755,5, (2) Singapura 74,0, (3) Thailand 65,1, (4) Filipina 52,6, dan (5) Indonesia
51,7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia hanya mampu menguasai 30%
materi bacaan. Mereka menemukan kesulitan dalam membaca soal-soal berbentuk uraian yang
memerlukan penalaran. Kesulitan ini terjadi karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan
soalsoal pilihan ganda di samping proses pembelajaran yang tidak mendukung terhadap kemampuan
penalaran dan praktik.Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan, merupakan
momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang tidak menggembirakan itu. Apalagi dengan
pendekatan yang digunakan kurikulum ini yang sangat kondusif bagi dilakukannya upaya-upaya
tersebut. Kurikulum baru tersebut memberdayakan peran guru dalam pengembangannya, terutama
dalam pemilihan materi dan penggunaan metode yang sesuai dengan kompetensi para siswanya.
Dengan demikian, terangkatnya prestasi dan keterampilan membaca dan menulis siswa, kembali kepada
peran para pengajar dalam pengajarannya. Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para
pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat
mendesak untuk dilakukan.

B. Tujuan Pelatihan

1. Tujuan Umum
Tujuan umum pelatihan ini mencakup dua hal:

(1) meningkatkan pengetahuan, penguasaan, dan keterampilan para pengajar terhadap substansi materi
membaca dan menulis dan

(2) meningkatkan profesionalisme para pengajar dalam mengajarkannya sesuai dengan kompetensi
para siswa sesuai dengan indikator-indikator pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus, tujuan pelatihan ini adalah sebagai berikut.
a. Meningkatkan daya baca para pengajar dalam beragam keterampilan membaca.
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pengajar dalam mengembangkan perencanaan
dan implementasi pengajaran membaca di sekolah.
c. Meningkatkan daya tulis para pengajar dalam beragam keterampilan menulis.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengembangkan perencanaan dan
implementasi pengajaran menulis di sekolah.

C. Materi Pelatihan
Secara garis besar, materi pokok pelatihan ini terdiri atas dua macam:

(1) keterampilan membaca beserta pembelajarannya dan


(2) keterampilan menulis beserta pembelajarannya.

Kedua hal tersebut dirinci berdasarkan kompetensi dasar sebagaimana yang ada dalam materi pelatihan
sebagai berikut.
1. Membaca cepat dan pembelajarannya.
2. Membaca nyaring dan pembelajarannya.
3. Membaca dalam hati dan pembelajarannya.
4. Membaca memindai dan pembelajarannya.
5. Membaca karya sastra dan pembelajarannya.
6. Menulis paragraf deskripsi dan pembelajarannya.
7. Menyunting dan pembelajarannya.
8. Menulis laporan dan pembelajarannya.

9. Menulis surat dan pembelajarannya.


10. Menulis iklan dan pembelajarannya.
11. Menulis rangkuman/ringkasan dan pembelajarannya.

12. Menulis ulasan dan pembelajarannya


13. Penulis teks pidato dan pembelajarannya.

D. Peserta
Peserta pelatihan ini adalah para pengajar Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di SMP/MTs se-Kabupaten Pati.

E. Pendekatan, Metode, dan Skenario Pelatihan


1. Pendekatan
Pelatihan ini menggunakan pendekatan partisipatori andragogi atau pelatihan partisipatif bagi orang
dewasa, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Selalu menghargai, memperhatikan pengetahuan, dan pengalaman yang telah dimiliki peserta.
b. Memusatkan perhatian pada penemuan dan pemecahan masalah dan bukannya pada penguasaan
materi.
c. Mengutamakan kesikutsertaan peserta secara aktif dan merata dalam seluruh proses pelatihan.

d. Pelatih tidak bertindak sebagai guru, tetapi sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan turut melibatkan
diri dalam proses pembelajaran.
e. Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pelatihan dikerjakan bersama-sama antara pelatih, panitia,
dengan peserta.
f. Proses pembelajaran lebih mengutamakan peningkatan pemahaman, penghayatan, pemecahan
masalah, dan pengalaman dari pengalihan pengetahuan.
2. Metode Pelatihan

Pendekatan yang partisipatif, menuntut metode pembelajaran yang partisipatif pula. Metode-metode
yang dimaksudkan berupa:
a. dengar pendapat,
b. ceramah dan tanya jawab,
c. silang baca dan diskusi kelompok,
d. peragaan,
e. kerja perorangan,

f. kerja kelompok, dan


g. praktikum.

Dalam setiap penyajian, digunakan lebih dari satu metode untuk mempertinggi daya serap peserta dan
menghindari kejenuhan.
3. Skenario Pelatihan

Pelatihan ini dilakukan secara partisipatif. Dalam pelaksanaannya, diselenggarakan melalui pemberian
kesempatan yang seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran. Kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan peserta adalah sebagai berikut.
a. Analisis materi membaca dan menulis dalam kurikulum.

b. Berlatih membaca dan menulis.


c. Berlatih merancang rencana pembelajaran membaca dan menulis.
d. Melakukan praktik pembelajaran membaca dan menulis.

e. Mempresentasikan pengalaman hasil pelatihan peningkatan kemampuan membaca dan menulis.


F. Sarana dan Media Pelatihan

Sarana-sarana yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi halhal berikut.


1. Bahan bacaan, seperti kurikulum, buku sastra, karya ilmiah, koran/majalah, buku teks, dan bahan-
bahan bacaan lainnya yang relevan.
2. Instrumen-instrumen, seperti:

a. format-format penilaian,

b. lembar isian biodata peserta, dan


c. jadwal pelatihan.
3. ATK peserta, fasilitator, dan kesekretariatan.

4. LCD
5. Lembar transparansi

6. White board/papan tulis


7. Kertas dinding
8. Spidol/kapur tulis.

G. Waktu dan Tempat Pelatihan


1. Waktu Pelatihan
Pelatihan ini dilaksanakan selama enam hari efektif. Setiap hari terdiri atas 10 jam pertemuan dengan
perincian 6 jam pelatihan di dalam kelas (tatap muka) dan 4 jam pertemuan studi mandiri terstruktur.
2. Tempat Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pati

Kegiatan 2
Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Proposal

Beberapa kaidah kebahasaan yang menandai sebuah proposal tampak di dalamnya. Di dalam tersebut
terdapat pernyataan-pernyataan yang bersifat argumentatif. Argumen yang dimaksud, antara lain,
tentang pemberlakuan kurikulum baru sebagai momentum terbaik untuk memperbaiki kondisi
(pembelajaran). Kurikulum baru mendorong pemberdayaan peran guru (pengajar) dalam
mengembangkan kompetensi siswa. Argumen-argumen tersebut akan lebih meyakinkan apabila disertai
dengan alasan. Suatu alasan sering kali menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena,
oleh karena itu.Selain pernyataan-pernyataan argumentatif, di dalamnya terdapat pernyataan-
pernyataan yang bersifat persuasif. Hal ini dimaksudkan untuk menggugah penerima proposal untuk
menerima ajuan itu. Misalnya, perhatikanlah kalimat terakhir dalam cuplikan itu. Kalimat “Untuk itu,
sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi
pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak untuk dilakukan” merupakan kalimat persuasif
yang menyatakan pentingnya kegiatan yang diajukannya itu sehingga diharapkan pihak yang ditujunya
bisa menerimanya.

Fitur-fitur kebahasaan lainnya yang menjadi penanda proposal adalah sebagai berikut.

1. Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri ataupun tentang
istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya.

2. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan (metode
penelitian). Kata-kata yang dimaksud, misalnya, berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan,
mendokumentasikan, mengamati, melakukan.
3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisan, yang ditandai oleh penggunaan kata
merupakan, adalah, yaitu, yakni.
4. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, petama, kedua, ketiga.
5. Menggunakan kata-kata yang bersifat “keakanan”, seperti akan, diharapkan, direncakan. Hal itu
sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program
kegiatan.
6. Menggunakan kata-kata bermakna lugas (denotatif). Hal ini penting guna menghindari kesalahan
pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal.
D. Merancang Sebuah Proposal Karya Ilmiah dengan
Memperhatikan Informasi, Tujuan, dan Esensi Karya Ilmiah

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. menelaah hasil proposal;


2. menyusun proposal berdasarkan aspek-aspek penting.

Kegiatan 1
Menelaah Hasil Proposal

Penyusunan proposal harus diawali dengan analisis masalah ataupun kebutuhan di lapangan. Untuk itu,
kita tidak bisa serta merta mengajukan sebuah kegiatan yang nantinya tidak sesuai dengan masalah
ataupun kebutuhan nyatanya. Untuk itu, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan sejumlah fakta yang
menjadi dasar penyusunan proposal itu, yakni melalui observasi langsung ataupun dengan kegiatan
wawancara ataupun penyebaran angket.Langkah kedua adalah membaca berbagai literatur untuk
memperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan atas
bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapangan itu. Berdasarkan hal di atas, kamu akan
mengetahui informasi, tujuan, dan esensi dalam proposal. Telah kamu ketahui bahwa proposal adalah
sebuah tulisan yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah
tujuan kegiatan kepada pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman
mengenai tujuan kegiatan tersebut lebih detail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan
informasi yang sedetail mungkin kepada pembaca sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi dan
misi.

Kegiatan 2

Menyusun Proposal Berdasarkan Aspek-Aspek PentingPada pembahasan terakhir ini, kamu harus
mampu merancang proposal berdasarkan aspek-aspek penting. Namun, terlebih dahulu kamu harus
memahami bagaimana penyusunan proposal. Penyusunan proposal bisa dilakukan melalui observasi
lapangan atau membaca dari literatur. Supaya lebih mudah dalam membuat penyusunan proposal,
kamu harus mengawalinya dengan melakukan analisis terhadap suatu masalah atau kebutuhan di
lapangan. Dengan demikian, kita bisa mengajukan suatu kegiatan yang sesuai dengan kenyataan yang
ada di lapangan. Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah fakta dan data yang
menjadi pusat penyusunan proposal, yaitu melalui observasi langsung, melakukan wawancara dengan
narasumber, atau melalui penyebaran angket. Langkah selanjutnya ialah dengan membaca berbagai
literatur untuk memperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan
atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapangan itu.Penyusunan proposal harus diawali
dengan kegiatan observasi lapangan ataupun membaca berbagai literatur. Kegiatan itu sudah kamu
lakukan, bukan? Langkah berikutnya yang harus kamu lakukan adalah mengembangkan temuan-
temuanmu itu ke dalam sebuah proposal yang lengkap, jelas, dan menarik.
1. Lengkap, perhatikanlah kelengkapan bagian-bagian proposal, mulai dari latar belakang sampai bagian
daftar pustaka; mungkin juga lampiran-lampiran yang perlu disertakan. Untuk itu, kita harus memahami
kembali struktur proposal yang telah dipelajari terdahulu.
2. Jelas, perhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaan yang lazim digunakan untuk proposal sehingga
proposal yang kamu buat itu mudah dipahami oleh pembacanya.

3. Menarik, perhatikan teknik penyajiannya; tata letak, ilustrasi, pemilihan jenis huruf, spasi, dan hal-hal
lainnya sehingga penerima usul tertarik untuk membacanya. Dengan demikian, hal tersebut membantu
pula di dalam proses pengesahan proposal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai