Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anisya Mareta Putri Hendrika Rahmad

No.Bp : 2010813005
Jurusan : Sosiologi (A)
Mata Kuliah : Sosiologi Agama

REVIEW FILM “BUYA HAMKA VOL.I” DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI


AGAMA

Informasi Film :
Judul : Buya Hamka Vol.I
Genre : Biografi, drama dan sejarah
Tahun : 2023
Produksi : Falcon Pictures dan Starvision
Sutradara : Fajar Bustami
Durasi : 106 menit

Sebuah film yang hadir sukses memukau dan ramai dibicarakan tahun 2023 ini yaitu
film Buya Hamka. Film drama biografi Indonesia tahun ini yang diproduksi oleh Falcon
Pictures dan Starvision serta disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Vino G Bastian sebagai tokoh
utama yaitu Buya Hamka sukses menjadi perbincangan masyarakat Indonesia. Melibatkan
banyak actor papan atas didalamnya menjadikan film ini berkualitas tinggi. Film ini berdurasi
asli 7 jam dan dipecah menjadi tiga bagian yaitu Volume I, Volume II, dan Volume III. Di
Volume I fokus pada karir awal dimana Buya dimana di makasar memimpin Muhammadiyah
dan sukses besar. Volume II diperlihatkan bagaimana buya melawan penjajah dan volume III
diperlihatkan buya hamka masa muda bagaimana perjalanan awal buya di volume I dan II.
Sebelum lanjut pada pembahasan selanjutnya, Alangkah baiknya mengenal sang tokoh
utama siapa itu Buya Hamka. Buya Hamka atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah lahir pada
17 Februari 1908 di Maninjau, Sumatera Barat. Beliau merupakan tokoh ulama Indonesia,
pahlawan, jurnalis, penulis, sastrawan, serta ketua umum pertama MUI. Sedangkan kata Buya
sendiri merupakan sebutan khas untuk orang Minangkabau yang mana berasal dari kata abi
atau abuya dalam Bahasa Arab yang memiliki arti ayah atau orang yang di hormati.

1. Alur Cerita :

Dalam film Buya Hamka Vol.I berlatar pada masa-masa penjajahan Belanda dan
Jepang. Diperlihatkan Buya Hamka menjabat sebagai pengurus organisasi sosial keagamaan
Islam yaitu Muhammadiyah di Makassar yang mana beliau memberi pengaruh besar terhadap
organisasi tersebut. Di Makassar, Buya Hamka juga mulai menulis cerita roman dan sastra
koran dan tulisannya itu popular dikalangan orang ramai. Sebuah kisah roman berjudul “Di
Bawah Lindungan Ka’bah” menjadi tulisan pertama dalam perjalanan dakwah Buya Hamka di
Makassar. Dari tulisannya itu beliau mendapatkan tawaran menjadi pemimpin majalah
Pedoman Masyarakat di Sumatra Timur atau Medan sekarang ini. Disini beliau rajin menulis
cerita-cerita roman dan sastra. Salah satu judul ceritanya yang terkenal yaitu “Tenggelamnya
Kapal Van der Wijck”. Walaupun tergolong cerita romansa, tetapi dalam cerita-ceritanya
terselip pesan-pesan dakwah yang sangat bermanfaat sekali untuk pembacanya serta beliau
juga membuat tulisan semangat perjuangan bangsa Indonesia. Namun di saat kesuksesannya,
Hamka dikagetkan dengan mendapatkan berita duka atas kematian salah satu anak laki-lakinya
yaitu Hisyam.

Dalam film setelah Belanda berakhir penjajahannya di Indonesia, Jepang menduduki


Indonesia setelahnya. Dalam pergantian Belanda oleh Jepang diperlihatkan banyaknya ulama
dibunuh, sekolahan Islam ditutup paksa, tulisan semangat perjuangan yang beliau buat
berbenturan dengan kepentingan dan keinginan penjajah Jepang saat itu hingga medianya harus
ditutup karena dianggap berbahaya, dan bahkan untuk persyaratan beribadah sholat Jepang
memberi peraturan agar berkiblat ke arah negara Jepang. Sehingga Hamka memutuskan
bekerja sama dengan Jepang untuk membebaskan para ulama dan memberikan hak-hak umat
islam pada saat itu. Beliau hanya ingin agar umat Islam disitu masih bisa beribadah sesuai
syariat dengan menjamin umat Islam menjaga sikap. Hal tersebut menyebabkan Hamka
dianggap penjilat dan segala hinaan muncul dari masyarakat kepada dirinya. Dengan tabah
beliau menerima hingga puncaknya beliau dipaksa mundur dalam kepemimpinannya di
Muhammadiyah Sumatra Timur. Banyaknya cercaan yang didapatkannya dan kepada
keluarganya, akhirnya Hamka dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke Padang
Panjang.Untungnya masyarakat disitu masih menerima Hamka dan masih mempercayainya.
Hamka berperan aktif dalam kegiatan masjid ditempat tinggalnya seperti menjadi imam masjid,
memberikan ceramah dan khutbah kepada masyarakat. Hamka juga mengobarkan semangat
kepada masyarakat untuk berjuang melawan penjajahan demi mencapai Indonesia Merdeka.
2. Review

Film drama biografi kisah nyata dari tokoh ulama Indonesia yaitu Buya Hamka ini
memiliki banyak aspek menarik khususnya segi agama. Dalam film ini diperlihatkan adanya
kontribusi Buya Hamka dalam organisasi sosial keagamaan Islam yaitu Muhammadiyah dari
kepengurusannya di Makassar dan menjadi ketua Muhammadiyah di Medan. Dalam film
diperlihatkan Hamka dengan pendiriannya untuk menegakkan agama Islam melalui
Muhammadiyah mempengaruhi mempengaruhi masyarakat dalam beragama, cara mereka
berpikir, dan berperilaku. Dalam film juga diperlihatkan bagaimana Hamka dengan segala
ucapan dan tindakannya mengenai agama mempengaruhi masyarakat itu berinteraksi,
membangun kepercayaan. dan menciptakan jejaring sosial. Organisasi ini dalam film
memperkuat dakwah Islam dan mengembangkan kegiatan keagamaan di masyarkat.

Salah satu metode Hamka dalam penyebaran dakwah yaitu melalui tulisan-tulisannya
yaitu berupa sastra dan kisah romansa yang di cetak dalam surat kabar. Dalam film ini
menghadirkan bagaimana Hamka melalui karyanya seperti karya ceritanya yang terkenal yaitu
‘Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” dan “Dibawah Lindungan Ka’bah” dapat
menyampaikan dakwah-dakwah islamnya kedalam bentuk keindahan seni tulis. Hamka
berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui modernitas yang diperlihatkan.
Hal ini tentu saja berkaitan antara agama dengan ilmu pengetahuan lain yang dapat saling
berkolaborasi antara ilmu sastra dan seni dengan agama. Dalam film, diperlihatkan bahwa
karya tulisan Buya Hamka merupakan karya yang terkenal walaupun merupakan cerita
romansa dan sastra. Hal ini beliau manfaatkan untuk serta memberikan pemahaman islam dan
berdakwah kepada para pembacanya melalui media lain tidak hanya sekedar berceramah.
Walaupun meraih kesuksesan tentu tidak heran jika ada pihak yang mencercanya. Dalam film
masih ada orang-orang yang menganggapnya ulama cabul karena menulis cerita-cerita
romansa.

Aspek selanjutnya yang diperlihatkan pada film ini ialah adanya aspek politik yang
mana seperti diperlihatkan dalam film, Hamka merupakan sosok yang cinta tanah air dan
berjiwa nasionalisme dan merupakan bagian dari pergerakan kemerdekaan Islam melalui
organisasi Islam yaitu Muhammadiyah dan Persatuan Islam. Dalam film, gerakan sosial ini
dimana Hamka melalui tulisan yang membakar semangat untuk berjuang melawan penjajahan
bangsa baik saat beliau masih di Medan dan sudah berada di Padang Panjang. Aspek politik
lain dalam film disini diperlihatkan perjuangan Hamka memperjuangkan hak-hak umat Islam
pada saat itu dan demi membebaskan para ulama sehingga beliau bekerja sama dengan pihak
Jepang.

Selain itu, film ini juga menghadirkan aspek praktik keagamaan dan mistisme seperti
shalat dimana dalam film diperlihatkan keluarga Hamka senantiasa melaksanakan shalat lima
waktu dengan taat, pendidikan agama yang diperlihatkan dalam pemahaman islam yang akurat
dalam buku-bukunya, serta penyebaran dakwah seperti yang sudah disinggung diparagraf atas.
Dalam film memperlihatkan betapa pentingnya praktik keagamaan bagi setiap muslim dan
bagaimana praktik keagamaan tersebut melingkupi seluruh aspek kehidupan pada saat itu.
Aspek mistisme diperlihatkan seperti dzikir dan meditasi. Meskipun demikian ada
keseimbangan antara aspek spiritual dan akal sehat dalam kehidupannya. Terdapat juga
hubungan agama dan ilmu pengetahuan yang disinggung sebelumnya mengenai kesustraan
islam. Hubungan agama dengan teologis yang mana dalam film Hamka memberikan
pengajaran tentang akidah dan syariah Islam secara sederhana kepada masyarakat desa. Beliau
memberikan penjelasan mengenai keimanan dan keyakian dalam islam.
Dalam film ini terdapat adegan dimana Hamka menggerakkan semangat masyarakat
untuk berjuang melawan penjajah saat beliau sudah kembali ke Padang Panjang. Diperlihatkan
lokasi peristiwa itu berada di masjid. Dalam film, Masjid tersebut dipergunakan untuk kegiatan
diluar keagamaan yaitu tempat bertemunya atau berkumpul. Terdapat fungsi rumah ibadah
disini selain di film sebagai tempat sholat, hamka menjadi imam dan memberikan khutbah-
khutbahnya, tempat mengkaji tetapi dapat menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.

Berdasarkan review ini, secara keseluruhan film tersebut berhasil menggambarkan


sosok Buya Hamka yang nasionalis, berdakwah dengan karya-karyanya, religius, dan tulus
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dalam film ini diperlihatkan hubungan agama
dengan banyak aspek dalam masyarakatnya yang mempengaruhi satu sama lain yang begitu
kompleks dan penuh akan budaya, nilai-nilai sosial dan pembelajaran agama Islam.

3. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan dalam film ini :

1.Bentuk dan grafik video bagus dan sangat sinematik

2.Untuk musik dalam film sangat mendukung sebuah momen

3.Memakai bahasa aslinya yaitu Bahasa Minang

4. Akting para aktor yang sangat menjiwai dan epik bisa dikarenakan actor yang
membintangi merupakan actor-aktor kelas atas

5. Make up yang sangat bagus. Menggunakan prostetik sehingga dapat dilihat


perbedaan tokoh utama saat masih muda dan tua.

Kelemahan dari film ini:

1. Alur terlalu cepat jadi terkesan buru-buru dan memang berisi adegan-adegan penting
Buya Hamka

2.Untuk perubahan dari peristiwa besar satu ke satunya sangat membingungkan


walaupun diberi tahun di videonya.

3. Penjelasan keluarga Hamka terutama anak-anaknya tidak jelas. Berapa jumlah


anaknya dan siapa saja anaknya.

Anda mungkin juga menyukai