Anda di halaman 1dari 45

RESUME

TASAWUF MODERN

Bahagia itu
Dekat dengan Kita
Ada di dalam Diri Kita

Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata Ampu Pendidikan Agama Islam
Dosen Fajrin Nurul Haq LC,.Hum

DISUSUN OLEH :

AYU SETIANI PRATIWI 18255004


NADIA BERNICA RISWANTI 18255021
RISKA INDRIANI 18255036
KHARISMA AYU PARAMITHA 18255040
FANY AGUSTIN 18255041

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
STIA CIMAHI
2018
BIOGRAFI PROF.DR,HAMKA

Biografi Buya HAMKA dari Biografi Web

Hamka juga diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal dari
kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati. Prof. Dr.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan
namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908
– meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun)[1] adalah sastrawan Indonesia,
sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik.[2] Ia baru dinyatakan sebagai Pahlawan
Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada tanggal 9
November 2011.

Hamka merupakan salah satu orang Indonesia yang paling banyak menulis dan menerbitkan
buku. Oleh karenanya ia dijuluki sebagai Hamzah Fansuri di era modern.[3] Belakangan ia
diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata abi
atau abuya dalam bahasa Arab yang berarti ayahku atau seseorang yang dihormati.
Ayahnya adalah Haji Abdul Karim bin Amrullah, pendiri Sumatera Thawalib di Padang Panjang.
Sementara ibunya adalah Siti Shafiyah Tanjung. Dalam silsilah Minangkabau, ia berasal dari
suku Tanjung, sebagaimana suku ibunya

RIWAYAT PENDIDIKAN HAMKA

HAMKA di Sekolah Dasar Maninjau hanya sampai kelas dua. Ketika usia 10 tahun, ayahnya
telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ HAMKA mempelajari agama
dan mendalami bahasa Arab. HAMKA juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan
masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid,
Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.

Sejak muda, HAMKA dikenal sebagai seorang pengelana. Bahkan ayahnya, memberi gelar Si
Bujang Jauh. Pada usia 16 tahun ia merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan
Islam modern kepada HOS Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, RM Soerjopranoto, dan KH
Fakhrudin. Saat itu, HAMKA mengikuti berbagai diskusi dan training pergerakan Islam di Abdi
Dharmo Pakualaman, Yogyakarta.

RIWAYAT KARIER HAMKA

HAMKA bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan.
Pada tahun 1929 di Padang Panjang, HAMKA kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas
Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957- 1958. Setelah
itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan Profesor Universitas
Mustopo, Jakarta.

Sejak perjanjian Roem-Royen 1949, ia pindah ke Jakarta dan memulai kariernya sebagai
pegawai di Departemen Agama pada masa KH Abdul Wahid Hasyim. Waktu itu HAMKA sering
memberikan kuliah di berbagai perguruan tinggi Islam di Tanah Air.

Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh
Menteri Agama Indonesia. Pada 26 Juli 1977 Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali,
melantik HAMKA sebagai Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudian
meletakkan jabatan itu pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah
Indonesia.

RIWAYAT ORGANISASI HAMKA

HAMKA aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Beliau mengikuti
pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid’ah, tarekat dan
kebatinan sesat di Padan g Panjang. Mulai tahun 1928 beliau mengetuai cabang Muhammadiyah
di Padang Panjang. Pada tahun 1929 HAMKA mendirikan pusat latihan pendakwah
Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar.
Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majelis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat
oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun 1946. Pada
tahun 1953, HAMKA dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat Muhammadiyah.
AKTIVITAS POLITIK HAMKA

Kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai politik
Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya penjajah
Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan.
Pada tahun 1947, HAMKA diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional, Indonesia.

Pada tahun 1955 HAMKA beliau masuk Konstituante melalui partai Masyumi dan menjadi
pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum. Pada masa inilah pemikiran HAMKA sering
bergesekan dengan mainstream politik ketika itu. Misalnya, ketika partai-partai beraliran
nasionalis dan komunis menghendaki Pancasila sebagai dasar negara. Dalam pidatonya di
Konstituante, HAMKA menyarankan agar dalam sila pertama Pancasila dimasukkan kalimat
tentang kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknyan sesuai yang termaktub dalam
Piagam Jakarta. Namun, pemikiran HAMKA ditentang keras oleh sebagian besar anggota
Konstituante, termasuk Presiden Sukarno. Perjalanan politiknya bisa dikatakan berakhir ketika
Konstituante dibubarkan melalui Dekrit Presiden Soekarno pada 1959. Masyumi kemudian
diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Meski begitu, HAMKA tidak pernah
menaruh dendam terhadap Sukarno. Ketika Sukarno wafat, justru HAMKA yang menjadi imam
salatnya. Banyak suara-suara dari rekan sejawat yang mempertanyakan sikap HAMKA. “Ada
yang mengatakan Sukarno itu komunis, sehingga tak perlu disalatkan, namun HAMKA tidak
peduli. Bagi HAMKA, apa yang dilakukannya atas dasar hubungan persahabatan. Apalagi, di
mata HAMKA, Sukarno adalah seorang muslim.

Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, HAMKA dipenjarakan oleh Presiden Soekarno karena
dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakan, beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang
merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, HAMKA diangkat sebagai
anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji
Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia.

Pada tahun 1978, HAMKA lagi-lagi berbeda pandangan dengan pemerintah. Pemicunya adalah
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef untuk mencabut ketentuan libur
selama puasa Ramadan, yang sebelumnya sudah menjadi kebiasaan.
Idealisme HAMKA kembali diuji ketika tahun 1980 Menteri Agama Alamsyah
Ratuprawiranegara meminta MUI mencabut fatwa yang melarang perayaan Natal bersama.
Sebagai Ketua MUI, HAMKA langsung menolak keinginan itu. Sikap keras HAMKA kemudian
ditanggapi Alamsyah dengan rencana pengunduran diri dari jabatannya. Mendengar niat itu,
HAMKA lantas meminta Alamsyah untuk mengurungkannya. Pada saat itu pula HAMKA
memutuskan mundur sebagai Ketua MUI.

AKTIVITAS SASTRA HAMKA

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan seorang wartawan, penulis,
editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, HAMKA menjadi wartawan beberapa buah akhbar
seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun
1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi
editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah menjadi editor
majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.

HAMKA juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen.
Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid). Pada 1950, ia mendapat kesempatan
untuk melawat ke berbagai negara daratan Arab. Sepulang dari lawatan itu, HAMKA menulis
beberapa roman. Antara lain Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi
Sungai Dajlah. Sebelum menyelesaikan roman-roman di atas, ia telah membuat roman yang
lainnya. Seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau
ke Deli, dan Di Dalam Lembah Kehidupan merupakan roman yang mendapat perhatian umum
dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura. Setelah itu HAMKA menulis lagi di
majalah baru Panji Masyarakat yang sempat terkenal karena menerbitkan tulisan Bung Hatta
berjudul Demokrasi Kita.

AKTIVITAS KEAGAMAAN
Setelah peristiwa 1965 dan berdirinya pemerintahan Orde Baru, HAMKA secara total berperan
sebagai ulama. Ia meninggalkan dunia politik dan sastra. Tulisan-tulisannya di Panji Masyarakat
sudah merefleksikannya sebagai seorang ulama, dan ini bisa dibaca pada rubrik Dari Hati Ke
Hati yang sangat bagus penuturannya. Keulamaan HAMKA lebih menonjol lagi ketika dia
menjadi ketua MUI pertama tahun 1975.

HAMKA dikenal sebagai seorang moderat. Tidak pernah beliau mengeluarkan kata-kata keras,
apalagi kasar dalam komunikasinya. Beliau lebih suka memilih menulis roman atau cerpen
dalam menyampaikan pesan-pesan moral Islam.

Ada satu yang sangat menarik dari Buya HAMKA, yaitu keteguhannya memegang prinsip yang
diyakini. Inilah yang membuat semua orang menyeganinya. Sikap independennya itu sungguh
bukan hal yang baru bagi HAMKA. Pada zamam pemerintah Soekarno, HAMKA berani
mengeluarkan fatwa haram menikah lagi bagi Presiden Soekarno. Otomatis fatwa itu membuat
sang Presiden berang ’kebakaran jenggot’. Tidak hanya berhenti di situ saja, HAMKA juga terus-
terusan mengkritik kedekatan pemerintah dengan PKI waktu itu. Maka, wajar saja kalau
akhirnya dia dijebloskan ke penjara oleh Soekarno. Bahkan majalah yang dibentuknya ”Panji
Masyarat” pernah dibredel Soekarno karena menerbitkan tulisan Bung Hatta yang berjudul
”Demokrasi Kita” yang terkenal itu. Tulisan itu berisi kritikan tajam terhadap konsep Demokrasi
Terpimpin yang dijalankan Bung Karno. Ketika tidak lagi disibukkan dengan urusan-urusan
politik, hari-hari HAMKA lebih banyak diisi dengan kuliah subuh di Masjid Al-Azhar, Jakarta
Selatan.

WAFATNYA HAMKA

Pada tanggal 24 Juli 1981 HAMKA telah pulang ke rahmatullah. Jasa dan pengaruhnya masih
terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan sahaja diterima sebagai
seorang tokoh ulama dan sastrawan di negara kelahirannya, bahkan jasanya di seantero
Nusantara, ter masuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.
PENGHARGAAN

Atas jasa dan karya-karyanya, HAMKA telah menerima anugerah penghargaan, yaitu Doctor
Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Cairo (tahun 1958), Doctor Honoris Causa dari
Universitas Kebangsaan Malaysia (tahun 1958), dan Gelar Datuk Indono dan Pengeran
Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

PANDANGAN HAMKA TENTANG KESASTRAAN

Pandangan sastrawan, HAMKA yang juga dikenal sebagai Tuanku Syekh Mudo Abuya Prof. Dr.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo tentang kepenulisan. Buya HAMKA
menyatakan ada empat syarat untuk menjadi pengarang. Pertama, memiliki daya khayal atau
imajinasi; kedua, memiliki kekuatan ingatan; ketiga, memiliki kekuatan hapalan; dan keempat,
memiliki kesanggupan mencurahkan tiga hal tersebut menjadi sebuah tulisan.

BUAH PENA BUYA HAMKA

Kitab Tafsir Al-Azhar merupakan karya gemilang Buya HAMKA. Tafsir Al-Quran 30 juz itu
salah satu dari 118 lebih karya yang dihasilkan Buya HAMKA semasa hidupnya. Tafsir tersebut
dimulainya tahun 1960.

HAMKA meninggalkan karya tulis segudang. Tulisan-tulisannya meliputi banyak bidang kajian:
politik (Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret, Urat Tunggang Pancasila), sejarah (Sejarah
Ummat Islam, Sejarah Islam di Sumatera), budaya (Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi),
akhlak (Kesepaduan Iman & Amal Salih ), dan ilmu-ilmu keislaman (Tashawwuf Modern).
TASAWUF MODERN

Tasawuf Modern juga bias di sebutkan at-Tasauf ashry yang berasal dari bahasa arab. Arti kata
tasawuf menjadi pertikaian ahli bahasa , setengah nya menilai berkata bahwa ata ini berasal dari
kata ‘shifa’ yang berarti ‘suci atau bersih ‘ dan setenah nya lagi dari perkataan shufsnsh islah
sebangsa kayu yang mersik tumbuh di padang pasir tanah arab. Tetapi setengah nya lgi
mengatakan bahwa perkataan ‘sufi’ itu bukanlah bahasa arab , melaikan bahasa yunani lama
yang telah diarabkan’theosofie yang artinya ilmu ketuhnan.Tasawuf adalah salah satu filsafat
islam yang di maksud awalnya hendak zuhud dari dunia yang fana.karenanya tawawuf bukanlah
agama, melaikan suatu ikhtiar yang setengahnya diizinka oleh agama dan setengahnya pula tidak
sadar.

Ibnu khaldun berkata ‘ tasawuf itu adalah semacam ilmu syari’ah yang timbul kemudian di
dalam agama.

Junaid berkata” tasawuf ialah keluar dari budi perangai yang tercela dan masuk kepada budi
perangai yang terpuji Tasawuf yang demikian bukanlah asal dari pelajaran islam. Zuhud yang
melemahkan itu bukanlah bawaan islam. Semangat islam adalah semangat berjuang. Aama islam
adalah agama yang menyeru umatnya mencari rezeki dan mengambil sebab-sebab mencapai
kemuliaan ketinggian , dan keagunagn dalam perjuangan hidup bangsa-bangsa.

Maksus tasawuf pada mula-mula timbulnya adalah suci, yaitu hendak memperbaiki budi pekerti
sebagaimana kata junaid. Kehidupan yang asalnay daripada zuhud dan membenci kemegahan
dunia yang telah dicapai orang lain atau kehidupan mencari kekayaan di alam hati sendiri.KH
Mas Mansur berkata “ 80% didikan islam kepada keduniaan tetapi kitatelah lupa mementingkan
yang tinggal 20% lagi sehingga kita menjadi hina.

BAB I

PENDAPAT-PENDAPAT TENTANG BAHAGIA

Orang kafir mengatakan bahagia pada kekayaan

Orang sakit mengatakan bahagia pada kesehatan


Orang yang telah terjerumus pada lembah dosa mengatakan bahwa terhenti dari dosa
itulahkebahagiaan

Seseorang yang rindu atau bercinta mengatakan hasil maksudnya ialah kebehagiaan

Seorang menganjur rakyat berpendapat bahwa kemerdekaan dan kecerdasan umat bangsa yang
di pimpinnya itulah bahagia

Seorang perawan dusun bernama asma binti bahdal, yang dikawini oleh mu’awiyah bin abi
sufyan berkeyakinan bahwa bahagia itu adalah kembali ke dusunnya, di dalam pondoknya yang
buruk walaupun sekarag diam dalam istana yang indah

Seorang pengarang syair merasa bahagia jik a syairnya jadi hafalan orang . seorang jurnalis
merasa bahagia jika surat kabarnya dan timbangan redaksinya di pahami orang

PENDAPAT CERDIK PANDAI TENTANG BAHAGIA

Ditanyakan pada yahya bin Khalid al-barmaky , seorang wazir yang masyhur dalam daulat bani
abbas “ apakah bahagia itu, tuanku?” dan jawabnya “ sentosa peragai, kuat ingatan , bijaksana
akal, tenang dan sabar menuju maksud”

Orang yang berpegang teguh pada agama, kebahagiaannya ialah pada meninggalkan barang yang
terlarang,mengikut yang tersuruh, menjauhi yang jahat, mendekati yang baik, maka bahagianya
adalah mengerjakan agama .

Ibnu khaldun berpendapat “ bahagia itu ialah tunduk dan patuh mengikuti garis-garis yang di
tentukan allah dan prikemanusiaan.”

Abu bakar ar-Razi , tabib arab yang masyhur menerangkan bahwa “ bahagia yang dirasa oleh
seorang tabib, ialah jia ia dapat menyembuhkan orang yang sakit dengan tidak menggunakan
obat, cukup dengan mempergunakan aturan makan saja.”

Dari imam al-ghazali, orang tuadan panutan dari segala tabib jiwa berpendapat bahwa “ bahgia
dan kelezatan sejati adalah bilamana mengingat allah “ tentu saja berkenalan dengan allah adalah
puncak dari segala macam kegembiraan , lebih dari dari apa yang dikira-kirakan oleh manusia
sebeb tidak ada yangmaujud yang lebih dari kemuliaan allah. Oleh sebab itu tidaklah ada satu
ma’rifat yang lebih besar dari pada ma’rifatullah.

Kata imam al-ghzali “ kesempurnaan bahagia itu tergantung kepad a tiga kekuatan a. kekuatan
marah, b.) kekuatan syahwat, c.) kekuatan ilmu. Maka snagatlah perlunya manusia berjalan di
tengah- tengah diantara ketiga kekuatan itu.

Kesenangan dan kebahagiaan sifat ganas adalah memukul dan merusak , kesenangan dan
kebahagiaan setan ialah memperdayakan kamu dan menjerumuskan serta menghelah., adapun
kesenangandan kebahgiaan sifat malaikat ialah menyaksikan keindahan hadrat rubbiyah ,
keindahan hikmat ilahiyah.

PENDAPAT ARISTOTELES

Aris toteles berpendpat bahwa , “Bahagia bukanlah suatu perolehan untuk manusia, tetapi corak
bahagia itu lain-lain dan berbagai ragam menurut perlainan corak dan ragam orang yang
mencarinya. Kadang-kadang suatu yang di pandang bahagia oleh seseorang, tidak oleh orang
lain.sebab itu menurut undang-undang aris toteles , bahagia itu ialah suatu kesenangan yang
dicapai oleh setiap orang menurut kehendak masing-masing” dan tujuan setiap manusia yang
hidup adalah kebaikan umum , kebaikan umum adalah suatuperkara, yang bila tela tercapai maka
kitatidak berkendak lagi kepada yang lain.

PENDAPAT AHLI-ALHI PIKIR ZAMAN SEKARANG

Hendrik ibsen, ahli piker bangsa norwegia (1828-1906) belkiau berkata “ kita belum mencapai
bahagia , sebab tiap-tiap jalan yang di tempuh menjauhkan kita daripadanya”

Thomas hardy pun segolongan dengan Hendrik Ibsen sama-sama putus asa di dalam mendaki ,
memanjat dengan bermacam-macam ikhtiar untuk mencapai bahagia.

Leo Tolstoy berpendapat bahwa yang menjadi sebab manusia putus asa di dalam mencari
bahagia , ialah karena bahagia itu diambilnya untuk diri sendiri bukan untuk bersama.

PENDAPAT NABI MUHAMMAD SAW


Rasulullah bersabda “ allah telah membagi akal kepada tiga bagian; barang siapa yang cukup
mempunyai ketiketiga bagiannya, semurnalah akanya, kalau kekurangan walau sebagian,
tidaklah akan terhitung orang yang berakal..

“ Tiap suatu di dalam alam ini ada batas perjalanan nya. Tetapi akal tidak terbatas adapun
manusia bertingkat-tingakat di dalam derajat akalnya laksana derajat wangi dari tiap bunga-
bunga “ akal manusia bertingkat , kehendak manusia berlain-lain menurut tingkat akal masing-
masing. Segala perbedaan dan perubahan tingkatan pandangan hidup manusia itu, timbul karena
perbedaan tingkatan pendapat akal.bertambahnya luas akal, bertambah luaslah hidup, bertambah
dating bahagia. Bertambah sempit akal, bertambah sempit pula hidup,bertambah datanglah
celaka.

Sebab itu berkali-kali tidaklah bernama bahagia dan nikmat jika hati dan khayal kita hanya
kaitkan dengan segala segala isi alam yang lahir ini, yang harganya hanya menurut keinginan
kita. Memang seba-sebab untuk mencapai untuk mencapai bahagia amat banyak. Akan tetapi kita
manusia mencari juga yang lain.

IRADAH

Adaun yang menjadi pelantaraantar akan dan bahagia ialah iradah , kemauan! Walaupun akal
sudah lanjut dan tinggi , kalau tidak ada iradah untuk mrncapai bahagia , bahagia itu tidak akan
tercapai.iradah adalah kekuatan nafsiyah kita pada kedirian kita yang tidak dapat terpisah dari
hajat, hidup.kelemahan iradah dan kekuatan waham itulah yang menyebabkan takut dan kurang
tenang.waham itu berbekas pada pada akal menjalarlah dia ke seluruh perjalanan pikiran ,
anagan-anagan dan kehendak.lantaran waham-waham itulah itulah manusia merasakan sakit
padahal bukan sakit , menaggung takut dengan tidak ada penyebab untuk takut .

UNSUR BAHAGIA

Pertama : Paham Pithagoristen dan Platonisten. Menurut pendapat pithagoras, Socrates , plato
dan lain-lain unsur bahagia itu tersusun dari emat sifat umatama yaitu : hikmah keberanian ,
‘iffah (kehormatan) dan adil .

Kedua : paham Aristoteles yaitu


1. badan sehat dan pancaindra cukup (memadai pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan
lidah dan perasaan kulit)

2. Cukup kekayaan , banyak pembantu sehingga sanggup meletakan harga pada keperluannya, di
dalam mencapai kebaikan

3. Indah sebutan diantara manusia , terpuji dimana-mana terhitung masuk bagian orang
dermawan

4. tercapainya cita-cita di dalam mengarungi lautam hidup.

5. tajam pikiran , runcing pendapatan, sempurna kekayaan memegang agama atau dunia.

Kelompok pertama mengemukakan jika keempat sifat itu telah berkumpul pada manusia maka
kebahagiaanya tidak akan kurangatau cacat. Kelompok ini mengemukakan bahwa bahagia itu
akan lebih bersih dan suci jika jasmani telah terpisah dari rohani. Begitu juga dengan alasan
kelompok kedua mereka berkeyakianan bahwa kebahagiaan jiwa tidak akan sempurna jika tidak
tercapai terlebih dahulu kebahagiaan badan kasar, kelompok ini sangat berlawanan dengan
kelompok pertama yang berpendapat bahwa kebahagiaan yang sempurna terdapat di akhirat.

TOLSTOY TENTANG BAHAGIA

Mmenurut Tolstoy bahagiaitu di bagi menjadi dua ada bahagia waham-waham dan bahagia yang
sejati,maka bahagia yang sejati itulah yang di patut oleh orang yang cukup prikemanusiaan.
Bahagia yang sejati ialah bahwa engkau cinta sesame manusia sebagaimana mencintai dirimu
sendiri dan engkau akan merasa bahagia lagi jikateman-temanmu sesame hidup telah merasa
cinta kepada engkau.

Allah berfirman dalam Al-Quran “ berpeganglah kamu sekalian dengan tali allah dan janganah
berpecahbelah dan imngatah nikmat alaah atas kamu, seketika kamu bermusuh-musuhan telah
dipersatukannya hati kamu semuanya sehingga dengan segera kamu telah menjadi bersaudara
dengan sebab nikmatnya.” (QS. Ali Imran :3)

PEMBAGIAN MENURUT AL-GHAZALI

1. Bahagia akhirat : itulah bahagia yang baka, tidak ada fana padanya.
2. keutamaan akal budi : keutamaan akal budi dibagi menjadi 4yaitu pertama sempurna akal
kedua dapat menjaga kehormatan diri, ketiga kesempurnaan syaja’ah dan keempat keadilan.

3. keutamaan yang ada pada tubuh Ini mengandung 4 kecukupan , pertama sehat, kedua kuat ,
ketiga elok dan yang terakhir umur panjang.

4. keutamaan dari luar badan leutamaan ini mengandung 4 kecukupan yaitu pertama kaya
akan harta benda , kedua kaya akan family , krtiga terpandang fdan yang keempat mulia turunan.

5. Keutamaan yang dating lantaran taufik dan pimpinan allah , mengandung 4 perkara yaitu
pertama hidayah allah kedua irsyad allah ketiga tasdid allah keempat ta’jid allah.

Kepentingannya terpandang mulia dalam masyarakat, hendaklah selalu diusahakan supaya budi
bertambah tinggi.

Kepentingan keturunan , keturunan yang di maksud adalah keturunan bangsawan budi dan
bangsawan agama, bangsawan ilmu, bangsawan amal dan ibadah bukan bangsawan gelar dan
pusaka.

Faedah kelebihan tubuhdari hal keperluan , kesehatan, kekuatan dan umur panjang .

Keterangan tentang taufik,adapun hidayah allah maka tidaklah akan sampai tujuan perjalanan
kita menuju perjalanan kita menuju bahagiadunia dan akhirat.

SEBAB – SEBAB KEBAHAGIAAN

Dalam menempuh hidup hanya dua ialah yang senantiasa menungu kita yaitu malang atau mujur.
Oleh karena itu dengan segenap kekuatan berusaha menyingkirkan kemalanagnan dan mengejar
kemujuran , menghiasi diri dan mencukupkan bekal adalah kewajiban kita. Didalam medan
hidup ada beberapa ketentuanyang harus dijaga dan di perhatiakan. Ada yang berhubungan
dengan kesehatan tubuh , dengan keberesan akal dan berhubungan dengan kemuliaan budi.

BAB II

BAHAGIA DAN AGAMA

Maka tidak suahlah mencapai kebahagiaan , menurut agama, kalu teah mencapi 4 perkara yatitu
1. I’tikad yang bersih

2. yakin

3. iman

4. agama.

A. I’TIKAD

I’itikad berasal daripada mengikat tepi-tepi barang atau mengikatkan suatu sudut kepada sudut
yang lain..asal katanya itiqada artinya ikatan , dan beritikad berarti hati manusia yang telah
terikat dengan suatu kepercayaan atau pendirian.

B. YAKIN

Yakin artinya nyata dan terang. Yakin itu adalah lawa dari syak dan ragu-ragu.maka tidaklah
akan hilang syak dan ragu-ragu itu kalau tidak ada dalil atau alasanyang cukup.

C. AL- IMAN

Iman artinya pecaya, ‘ iman itu ialah perkataandan perbuatan (qaulun wa’amakun), artinya
perkataan hati dan lidah dan perbuatan hati dan anggota”

Iman mutlak

Iman mutlak atau iman semata-mata telah termasuk juga ke dalam islam, jadi iman itu lebih
umum dari islam dan lebih meliputi.

Bahwa hendaklah orang yang ingin lengkap imannya itu menyempurnakan tiga syarat yaitu :

1. ditasdiqkan (Dibenarkan dengan hati )

2. Diikrarkan ( diakui dengan lidah )

3.diturut dengan amalan.


Iman dan cobaan

Sebab iman itu adalah kemuliaan yang mahal harganya.tidaklah berbeda-bda seorang manusia
dengan manusia yang lain pada sisis tuhannya lantaran harta bendanya atau lantaran pangkatnya.
Yang membedakan itu adalah lantaran kelebihan iman.

ARTI AGAMA

Ad-din, diartikan dalam bahasa kita agama, atau igama. Ad-din menurut
artinya yang asli ialah menyembah, menundukkan diri, atau memuja. Agama itu
sendiri menurut ahli bahasa terambil juga dari bahasa Arab, yaitu Iqamah artinya
pendirian.

Agama ialah buah atau hasil kepercayaan dalam hati, yaitu ibadah yang
terbit lantaran telah ada i'tikad lebih dahulu, menurut dan patuh karena iman.
Sebab itulah kita katakan bahwa agama itu hasil, buah atau ujung i'tikad, tashdiq,
dan iman. Bertambah kuat iman, bertambah teguh agama, bertamabah tinggi
keyakinan, ibadah bertambah bersih.

Berkata Raghib al-Ashfahani di dalam kitabnya, "Ghazibul Qur'an","Agama


itu diperuntukkan bagi taat dan pahala, dipakai juga untuk menamai syari'at, dan
dipakaikan pula untuk ketundukan dan kepatuhan mengikuti perintah syari'at."

HUBUNGAN AGAMA DENGAN IMAN


Sebagai filosof Islam berkata, "Iman itu meskipun bermacam-macam
rupanya, namun pertaliannya dengan agama kuat sekali. Bahkan tidaklah ada
agama kalau tidak ada iman, padahal iman itu ada meskipun agama tidak ada.

Kalau kita perhatikan hadis nabi tentang pernyataan Malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad Saw, tentang arti islam, iman, dan ihsan, bagaimana Nabi berkata
setelah jibril gaib dari mata sahabat-sahabatnya:

"itulah malaikat jibril yang datang kepada kamu hendak mengajarkan agama
kamu."

Iman dengan Adanya Tuhan

Kehidupan itu membuktikan bahwa Tuhan Allah ada.

Kami Tak Kuasa

Tidak heran, karena manusia hanya dapat mencari rahasi barang yang telah ada,
tetapi tersembunyi. Mereka tidak kuasa membuat mata yang pandai melihat dan
telinga yang pandai mendengar.

INAYAH ILAHI

Pada keterangan yang lalu pembaca telah tahu bahwa seluruh tumbuhan dan
makhluk yang bernyawa tersusun daripada makhluk yang hidup. Yang bisa
dikumpulkan kurang lebih 100 ribu banyaknya belum akan sebesar ujung jarum. Ia
kemudian tersusun menjadi buah, menjadi daun, tulang, daging dan seterusnya,
dipatrikan oleh kimia, yang mengandung empat zat masyhur, yaitu:

a. Oksigen

b. Hidrogen

c. Nitrogen

d. Karbonium

Inayah Ilahi
Orang yang memeluk agama ada pula yang ragu. Mereka mengatakan Allah
hanya berkuasa mengatur barang yang baru saja. Mengatur bumi, langit, bintang-
bintang dan alam besar seisinya. Adapun yang halus-halus itu tidak diatur oleh
Allah.

Menurut Charles Darwin, alam ini berjalan menurut suatu aturan saja yaitu aturan
"Attathawwur wal irtiqa'a" (naik dan maju).

Ada Allah

Diwaktu otak manusia jernih dan bersih, tidak bercampur kesombongan dan
tidak hanya percaya kekuatan diri sendiri yang kerapkali salah itu, timbullah dalam
hatinya perasaan bahwa ada yang mengatur alam ini.

Memang "ada" yang menjadikan alam. Tentang namanya itu adalah menurut
perasaan sendiri-sendiri. Boleh di namai 'Yang Menjadikan"; "Yang Menyusun';
"Yang Mengatur'; 'Yang Lebih Berkuasa". Oleh agama, nama itu disimpulkan di
dalam satu perkataan yaitu: ALLAH!

MAKNA IMAN BAGI BANGSA

Iman adalah sumber kekuatan hati, sumber keindahan alam pada


penglihatan mata. Iman menyebabkan hidup mempunyai maksud dan tujuan,
sehingga timbullah minat mencapain maksud dan mengejar tujuan itu. Iman
menimbulkan cita-cita untuk memperoleh ganjaran dan pahala di atas pekerjaan
yang dikerjakan. Tidak beriman membawa kepada tegak hidup yang tidak
bersendi, membawa keberanian merusak dan sewenang-wenang kepada sesama
manusia.

BAHAYA MENGINGKARI TUHAN

Paham yang berbahaya itu jika menular di kalangan suatu bangsa, tanda
budi pekerti dan kesopanan bangsa itu akan rusak binasa, akalnya akan ditumbuhi
dengan kejahatan, hati tiap-tiap dirinya akan penuh dengan tipu daya, sehingga
lemahlah pergantungan umat itu dalam kehidupan. Syahwat dan nafsu angkara
murka itulah kelak yang akan jadi pedoman dalam kehidupan mereka. Diantara
yang satu dengan yang lain hilang rasa amanah, rasa percaya mempercayai,
akhirnya hilanglah nama umat atau bangsa itu dari permukaan wujud, jatuh kepada
melarat dan perhambaan.

Ada golongan yang mengaku pintar, mengatakan bahwa mengingkari Tuhan


selama ini menghidupkan budi pekerti mulia, menegakkan kesopanan, dan
meninggalkan kedudukan suatu bangsa.

4 rukun yang harus di terangkan:

a. Pertahanan atas diri.

b. Menjaga kehormatan.

c. Mendirikan suatu pemerintahan.

d. Mengakui ada suatu kekuasaan gaib yang melindungi alam yang akan memberi
ganjaran baik dan buruk di hari kemudian.

PERLOMBAAN BERAGAMA

Meskipun islam tidak akan hapus dari dunia, namun dia mungkin hapus dari
indonesia kalau umatnya tidak membelanya, demikian kata Almarhum K. H.
Ahmad Dahlan. (Pendiri Muhammadiyah).

Orang yang kurang mengelidiki kata, bahwa agama itu berdasarkan


perselisihan, tiap-tiap agama mengatakan pihaknya yang lebih benar, dan agama
lain penuh dengan kesalahan.

Jika terjadi perselisihan suatu agama dengan agama lain, seorang arif
budiman tidak akan mencukupkan langkahnya sehingga itu saja atau
menyingkirkan diri. Pertikaian di antara itu menghendaki penyelidikan dan
pemeriksa yang teliti. Seorang penyelidik akan menyatakan buah penyelidikannya,
kadang-kadang salah kadang-kadang benar. Kalau tidak ada penyelidikan, tentu
orang tak dapat membedakan yang baik dengan yang jahat. Kalau tidak ada
kesungguhan memeriksa, tentu tidak akan bertemu barang yang hilang.
Penyelidikan adalah tabiat manusia yang akil.

Menurut Firman Tuhan

"Kalau tuhanmu berkehendak, tentu dijadikannya segenap manusia ini menjadi


umat yang satu: sekarang meraka masih tetap berselisih saja, kecuali orang yang
beroleh rahmat dari Tuhanmu," (QS Hud [11]: 118-119).

Al-Qur'an telah menyatakan semua itu. Manusia menjadi bergolongan-golongan,


tiap-tiap golongan lebih mencintai golongan nya sendiri.

"Tiap-tiap partai lebih suka membanggakan kelebihan yang ada padanya," (QS
ar-Rum [30]: 32 dan al-Mu'minun [23]:53).

Kedatangan islama ke dunia adalah di zaman pertikaian di antara agama-agama


dengan sangat kerasnya, yang satu menghina yang laim, sepihak merendahkan lain
pihak. Hanya sedikit golongan yang terlepas. Datang islam ke dunia mencela
segala pertengkaran yang tak berujung itu. Islam menerangkanbahwa agama itu
sekaliannya bukanlah kepunyaan manusia, tetapi kenpunyaan Allah yang di
bangun pada tiap-tiap zaman dengan perantaran utusan-utusan Nya.

Bekas Agama Kepada Akal dan Adat

Tiga macam kepercayaan timbul dalam hati, orang yang terikat agama dan
macam pula sifat-sifat yang terpuji. Ketiga macam kepercayaan dan tuga macam
sifat ini setelah diselidiki, sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan suatu bangsa,
tiang tengah dari kemuliaan masyarakat, sendi teguh dan pada kemajuan dunia.

Kepercayaan yang tiga macam itu ialah:

a. Bahwa manusia itu makhluk yang termulia derajatnya dalam alam.

b. Penganut tiap-tiap agama mempercayai bahwa penganut agamanyalah yang


paling mulia.

c. Mempercayai bahwa manusia ini hidup di dunia bukam untuk dunia. Dia ke
dunia hanya singgah, di dunia itu dia menyiapkan diri untuk mencapai budi pekerti
"utama", sebab dia akan menempuh suatu alam yang lain yang lebih luas dari alam
sekarang dan lebih tinggi. Dia akan pindah dari negeri sempit ke negeri lapang,
dari negeri tipu daya kepada pembalasan yang kekal, yang kebahagiaannya tidak
luntur-luntur dan keberuntungannya tidak habis-habis.

Tiga sifat yang di timbulkan oleh agama:

a. Perasaan malu. Yaitu rasa enggan hendak mendekati suatu pekerjaan yang
tercela.

b. Bisa dipercaya di dalam pergaulan hidup bersama (amanah).

c. Benar dan lurus (shiddiq).

I'TIKAD YANG TIGA

I'tikad (kepercayaan) yang pertama, yaitu: Bahwasannya manusia adalah


makhluk yang termulia dan tinggi di muka bumi.

Kepercayaan ini merupakan tiang kemajuan pergaulan hidup. Sebab


bilamana manusia percaya bahwa dirinyalah yang termulia di muka bumi, dengan
sendirinya timbullah minatnya hendak menjaga kemanusiaannya, jangan sama
derajatnya dengan binatanhg. Bertambah kuat kepercayaan itu bertambah tinggi
derajatnya di dalam pergaulan hidup dan bertambah naik tingkatan akal budinya,
tercapai olehnya kedudukannya yang tinggi, tegak keadilan dan kebenaran sesama
manusia.

Kepercayaan yang kedua. Kepercayaan pemeluk tiap-tiap agama, bahwa pemeluk


agamanyalah yang lebih mulia daripada pemeluk agama lain.

Kepercayaan ini sangat besar faedahnya bagi kemajuan prikemanusiaan dan


pergaulan hidup. Karena ada persangkaan bahwa agamanya sendiri yang mulia
senantiasa dia berusaha memperbaiki budi pekertinya dan memperhalus kesopanan
dan pengetahuan, supaya dia kelihatan tinggi dan berderajat.
Kepercayaan bahwa agama sendiri yang paling mulia itu pun mencegah
pemeluknya menganiaya sesama makhluk, takut akan rusak adres agama yang di
muliakannya.

Kepercayaan ketiga. Manusia hanya singgah dalam alam. Di dalam hati orang
beragama, dunia itu bukan tempat yang kekal, tempat singgah sebentar saja,
sedang perjalanan yang akan ditempuh masih jauh. Kepercayaan ini menimbulkan
minat yang giat untuk mencapai kemuliaan rohani, budi, dan jiwa.

Sebab jiwa itu masih tetap hidup pada alam yang kedua kali, dan kepercayaan itu
menghindari nafsu tamak dan loba. Orang yang diikat dunia memperkaya badan
kasarnya, bersolek sombong, memuliakan diri dari orang lain. Tetapi orang yang
percaya bahwa dia hanya singgah di dunia ini, berusaha memperindah batinnya,
budi dan jiwa.

Kepercayaan akan hari Akhirat itu adalah obat hati, menghadapi dunia yang
penuh kecewa dan kepalsuan ini.

TIGA SIFAT KARENA BERAGAMA

Malu

Malu itulah yang menerbitkan enggan orang berakal mengerjakan perbuatan


jahat. Sebelum orang mempergunakan undang-undang lebih dahulu orang telah
dilindungi oleh hukum malu yang melekat di dalam budi pekerti. Ia merasa malu
namanya akan menjadi buah mulut orang. Merasa malu nama keluarganya turut
jatuh. Merasa malu kepercayaan orang akan hilang.

Rasa malu tidak akan hidup di dalam budi pekerti seorang manusia, kalau dia
tidak merasakan rasa kehormatan diri (syaraf). Rasa kehormatan adalah pusat
kebahagiaan bersama dan tentramnya perhubungan. Dari malu timbullah perasaan
mempertahankan diri, mempertahankan bangsa, negeri dan kepercayaan yang di
peluk. Menimbulkan kemajuan pesat, berkejar-kejaran berebut mencari
kehormatan dan kemuliaan dalam lapangan perjuangan hidup.
Amanah (bisa dipercaya)

Bisa di percaya atau lurus adalah tiaang kedua dari masyarakat yang utama.
Sebab kali bernama "hidup", tidaklah manusia bisa hidup sendiri. Dia mesti
mempertalikan hidupnya dengan hidup orang lain.

Herbert Spencer berkata, bahwasanya hidup itu ialah kelancaran hubungan diri
dengan luar diri

Shiddiq (benar)

Manusia banyak hajatnya, miskin atau kaya sekalipun mulia atau hina,
hajat dan keperluannya sama banyaknya. Segala hajat itu tidak tercapai semuanya,
hanya sebagian. Manusia diciptakan si muka bumi, datang dari alam gaib yang
tidak diketahuinya, menuju ke alam yang belum dimengertinya. Mula-mula dia
tegak di dunia, laksana orang bingung, laksana ayam yang dikisarkan kandangnya
di malam gelap.

Ketiga sifat itulah yang timbul lantaran agama:

Malu, Amanah, Shiddiq atau benar.

AGAMA DAN PENGETAHUAN

Agama banyak ragamnya. Setengah agama haya semata-mata ibadah dan


upacara yang dilakukan di dalam waktu yang tentu dengan beberapa rukun dan
syarat yang tertentu.

Dalam pada itu ilmu pengetahuan manusia bertambah naik pula, yang terbit dari
penyelidikan akal dan pikiran yang tiada mau puas.

Maka tiap-tiap agama selalu terbentur dengan ilmu pengetahuan. Sehingga dalam
masa yang tidak bersetuju dengan ilmu (wetenschap), tidak akan kuat urat
tunggangannya lagi.

Tetapi selain dari ilmu pengetahuan membongkar segala agama yang karut-marut,
juga menimbulkan alasan yang kuat bahwa Yang Maha Kuasa atas alam itu
memang ada, memang wujud dan tunggal. Sebab itu teranglah bahwa segala agama
yang tulen, yang hanya terbit dari buah pikiran manusia yang karut, meski
tersingkir dan hapus dari muka bumi ini.

TERBUKA PINTU MEMAHAMKAN AGAMA

Kepala-kepala agama yang terdahulu menutup mati pintu bagi pengikut


agama itu akan memahamkan maksud dan patinya. Maksud mereka hanya semata-
mata untuk melebihkan diri, supaya mereka saja yang dianggap alim, bijak, dan
pintar. Dengan itu tetaplah kekuasaan dalam tangan mereka. Orang banyak
diharamkan memegang dan menyentuh, tetapi beliau sendiri halal. Yang boleh
hanya membaca saja, memahamkan tidak.

Tuhan berfirman,

"Perumpamaan orang yang dipikulkan kepada mereka kitab Taurat, tetapi mereka
tidak sanggup menanggungnya adalah seumpama keledai yang memikul kitab-
kitab jua layaknya. Amatlah buruknya perempuan kaum yang mendustakan ayat
Allah, dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang aniaya," (QS al-
Jumu'ah [62]:5).

Amani, diartikan dengan angan-angan itu, maksudnya menurut tafsir ialah


semata-mata pandai membaca, tidak memahamkan isinya. Bukan main qari, kena
makhraj dan tajwidnya, tetapi pahamnya kosong.

ISLAM DAN KEMAJUAN

Tabiat manusia senantiasa suka kepada kelebihan yang ada pada dirinya
sendiri, kelebihan badan kasar, keenakan tubuh, dab tabiatnya berusaha menolak
segala bahaya yang akan menimpa dirinya. Pada dirinya ada"kekuatan". Dengan
kekuatan itulah segala yang dicita-citakan akan dicapainya dan segala yang di
benci dijauhinya.

Kemajuan tidak bisa ditahan. Tetapi permuka-muka agama mencoba menahan


kemajuan itu, mencoba menghambat air yang hendak mengalir kelautan.

Allah berfirman,
"Katakanlah Muhammad, siapakah yang berani mengharamkan perhiasan Allah
yang dikeluarkan-Nya untuk hamba-Nya, dan siapakah yang menolak rezeki yang
baik-baik?,(QS al-A'raf [7]:32).

III

Bahagia dan Utama

Dengan agama, iman, islam dan i'tikad yang putus, sudah dapat mencapai
bahagia batin dan perhubungan yang baik dengan Allah. Tetapi kesempurnaan
ibadah tergantung pula kepada kesempurnaan budi dan otak. Maka pada bagian
kesempurnaan perangi yang utama.

Keutamaan terlindung di dalam 2 (dua) arti:

1. Keutamaan otak

2. Keutamaan budi

Keutamaan otak dan budi didapatkan dengan 2 (dua) ikhtiar:

1. Ikhtiar pikiran.

2. Ikhtiar kerja.

Utama memudahkan ikhtiar itu ialah dengan:

1. Dipelajari.

2. Diusahakan.

Ada tiga rukun yang perlu dalam mencapai utama:

1. Dengan tabiat.

2. Dengan pengalaman.

3. Dengan pelajaran.
MEMERANGI HAWA NAFSU

Asal arti hawa ialah angin atau gelora. Dia ada pada tiap-tiap manusia. Dia hanya
gelora, tidak berasal.

Di dalam perjuangan melawan hawa nafsu, manusia terbagi 3 (tiga) bagian:

1. Yang kalah dirinya oleh hawa sampai di tahan dan diperbudak oleh hawa itu
sendiri yang dijadkannya Tuhan.

Tuhan ialah yang disembah dan diikut perintah-Nya.

2. Peperangan antara keduanya berganti-ganti, kalah dan menang, jatuh dan tegak.
Orang yang berperang berganti

kalah dan menang inilah yang patut disebut 'Mujahid".

3. Orang yang dapat mengalahkan hawanya, sehingga ia yang memerintah hawa


bukan hawa yang memerintahnya, tidak

bisa hawa mengutak-ngatiknya, dia yang raja, dia yang kuasa, dia merdeka, tidak
terpengaruh; tidak diperbudak hawa.

Rasulullah Saw. Bersabda,

"Tidak seorang pun di antara kita yang tidak bersama setan, saya sendiri pun ada
juga setan tetapi sesungguhnya

Allah telah menolong saya menghadapi setan saya itu sehingga dia saya
kalahkan," (HR Ibnu Jauzi dan Ibnu Abdurrahman Salmi).

HAWA DAN AKAL

Hawa membawa sesat dan tidak berpedoman dan akal menjadi pedoman
menuju keutamaan. Sebab itu perlulah selidiki dan awasi, manakah perintah hawa
dan manakah perintah akal. Penyelidik ini sangat sulit, berkehendak kepada ilmu
hakikat yang dalam.

Hawa berakibat bahaya, tetapi jalannya amat mudah oleh hati. Tidak sukar. Sebab
itu jika kita menghadapi dua perkara, hendaklah dipilih barang yang sukar
mengerjakannya tetapi akibatnya baik. Jangan barang yang diinginkan oleh hawa
nafsu karena akibatnya buruk.

Seorang manusia berperang dengan hawakarenanya, karena dia takut kalau-kalau


ia jatuh hina kalu kalah oleh nafsu. Dalam hidup yang hanya sekejap mata ini,
kerap menanggung bermacam-macam malapetaka. Itu tidak mereka takuti, yang
mereka takuti ialah malapetaka di akhirat.

Begitulah peperangan hawa nafsu dengan akal, yang setiap saat berkobar. Medan
perang itu ada dalam diri kita sendiri.

IKHLAS

Ikhlas artinya bersih, tidak ada campuran. Ibarat emas, emas tulen, tidak ada
bercampur perak beberapa persen pun. Pekerjaan yang bersih terhadap sesuatu,
bernama ikhlas.

Lawan ikhlas ialah "isyrak", artinya berserikat atau betcampur dengan yang lain.
Antara ikhlas dengan isyrak tidak dapat dipertemukan, sebagaimana tidak dapat
dipertemukan di antara antara gerak dengan diam.

Tempat ikhlas dan isyrak ialah hati.

Ikhlas tidak dapat dipisahkan dengan shiddiq (benar) tulus. Lurus dan benar niat
dan sengaja, karena Allah berlaka, tidak mendustai diri dengan perkataan "karena
Allah", padahal di dalam hati bersarang karena puji, karena mencari nama dan lain-
lain.

Setelah cukup semuanya berulah jadi orang yang tulus. Daripada ketulusan,
timbullah perasaan taqwa.

Dalam ayat itu terkandung 3 (tiga) perhubungan:

1. Perhubungan dengan Tuhan, dengan iman dan cabang-cabangnya.

2. Perhubungan dengan sesama makhluk, dengan dasar tolong-menolong,


gotongroyong.

3. Perhubungan dengan diri sendiri, mendidiknya jadi orang sabar dan jadi orang
taqwa.
IKHLAS DAN NASIHAT

Ikhlas Kepada Allah

Ikhlas kepada Allah, hanya semata-mata percaya kepada Nya. Ia tidak boleh
dipersekutukan dengan yang lain, pada zat, sifat, dan pada kekuasaannya.

Berkata Muhammad bin Said al-marqazi,

“segala kejadian itu hanyalah besumber kepada dua: Perbuatan Allah atas
diri engkau, dan perbuatan engkau yang akan dihadapkan kepada Allah. Maka
hendaklah rela menerima segala perbuatan-Nya, dan ikhlas mengerjakan segala
perbuatan engkau terhadap-Nya. Dengan demikian engkau akan memperoleh
bagian dunia-akhirat.”

Ikhlas Kepada Kitab Allah

Ikhlas kepada kitabullah, ialah percaya dengan sungguh-sungguh bahwa


kitab itu ialah Kalamullah, yang tiada serupa dengan kalam makhlik. Tidak
seorang pun diantara makhluk yang sanggup membuat kitab semacam ini,
diturunkan Allah kepada Rasul-Nya untuk menjadi tuntunan kita sekalian. Kita
baca dan kita pahamkan isinya, kita junjung dan kita sucikan, kita perhatikan
dengan hati yang khusyu.

Ikhlas Kepada Rasulullah Saw

Ikhlas Kepada Rasulullah Saw, mengikuti dengan sungguh risalahnya,


percaya segala yang dibawanya, taat mengikuti yang diperintahnya, menjauhi
segala yang dilarangnya, membelanya diwaktu hidupnya dan terus sampai matinya.

Ikhlas Kepada Imam Kaum Muslimin


Ikhlas Kepada Imam atau raja-raja dan pemerintahan muslimin, ialah dengan
jalan membela dalam kebenaran, taat kepada mereka di dalam agama, ikut
perintahnya, hentikan larangannya.

Nasihat Kepada Kaum Muslimin

Nasihat kepada ammatil muslimin, kepada pergaulan umum, adalah


mengenai masyarakat. Jika engkau orang bodoh, belajarlah kepada yang pintar,
jika kau orang pandai, ajarlah yang bodoh.

IV

Kesehatan Jiwa dan Badan

SEBAB BAHAGIA YANG KEEMPAT

Ialah kesehatan; kesehatan jiwa dan kesehatan badan.

Jika jiwa, jiwa yang utama, tentulah kehendaknya utama pula, mencari ilmu dan
hikmah dan segala jalan untuk menjaga kebersihan diri. Supaya tercapai maksud
yang demikian perlu diperhatikan 5 (lima) perkara:

1. Bergaul dengan orang-orang budiman

2. Membiasakan pekerjaan berpikir

3. Menahan syahwat dan marah

4. Bekerja dengan teratur

5. Memeriksa cita-cita diri sendiri.

MEMELIHARA KESEHATAN JIWA


Jiwa adalah harta yang tiada ternilai mahalnya. Kesucian jiwa menyebabkan
kejernihan diri, lahir, dan batin. Itulah kekayaan sejati.

Hidup kita adalah pertempuran dan perjuangan belaka. Asal bernama


manusia, tidak akan sunyi dari kelemahan dan kesalahan.

MENGOBATI JIWA

Yang diobati ialah yang sakit. Kesehatan jiwa tak ubah dengan kesehatan
tubuh kasar jua, diukur panas dan dinginnya.

Haruslah cukup pada jiwa 1 kesehatan:

1. Syaja’ah, berani pada kebenaran, takut pada kesalahan.

2. ‘Iffah, pandai menjaga kehormatan batin

3. Hikmah, tahu rahasia dari pengalaman kehidupan

4. ‘Adalah, adil walaupun kedapa diri sendiri.

Keempat-empat inilah yang dinamai keutamaan.

BERANI-BABI DAN PENGECUT

Perangai yang sehat ialah Syaja’ah. Yaitu berani karena benar dan takut
karena salah. Syaja’ah merupakan perangai yang timbul dari pada tabiat manusia
yang bernama Ghadab, artinya marah.
Tahawwur, berani-babi, ialah keberanian manusia menempuh suatu hal,
padalah menurut pertimbangan akal yang waras hal itu tak boleh ditempuh.
Sebabnya timbul berani-babi, ialah lantaran darah marah yang mendidih, yang
timbul dari nafsu pembalasan.

Sebab-sebab Jubun. Sebagaimana yang menimbulkan tahawwur ialah


ghadhab, kemarahan, maka yang menimbulkan Jubun ialah mati-hati, telah dingin
darah kemarahan.

Obatnya. Mengobati penyakit jiwa yang berbahaya ini, dengan jalan


menimbulkan watak-watak yang terpendam di dalam diri. Karena perangai-
perangai itu sebenarnya masih belum hilang dari jiwa. Orang-orang yang pengecut
itu, kadang-kadang hatinya masih berkata, dan jiwanya masih menyesali
kesalahannya.

SIFAT-SIFAT YANG TERBIT

KARENA TAHAWWUR DAN JUBUN

Kalau kita suka menurutkan nafsu tahawwur, berani-babi itu, timbullah dari
padanya ranting-ranting sifat buruk (mazhmumah) yang lain; seperti kotor-mulut,
pengupat, lekas marah, keras kepala, berhati sendiri tidak mengakui kebenaran
orang lain, perajuk, suka memerintah tetapi tidak suka mengerjakan, mengecilkan
hati orang, melupakan kesalahan diri, takbur, sombong, ujub dan angkuh.

Bolehkah Kita Marah?

Marah, ada yang terpuji, yang tercela, ada yang terlarang.

Ahli Tasawyf islam menerangkan bahwa marah itu terpuji hanya dalam dua
perkara saja, yaitu:
1. Marah mempertahankan kehormatan.

2. Marah mempertahankan agama.

BEBERAPA SIFAT YANG BURUK

1. Ujub

2. Bangga

3. Bertengkar dan Mematahkan Kata Kawan

4. Senda gurau dan Olok-olok

5. Mungkir Janji dan Dendam

PENYAKIT TAKUT

Penyakit takut timbul dari Jubun. Hawa kemaraha badan sudah terlalu
dingin dan beku. Sebab itu timbullah ketakutan.

Takut karena menyangka ada bahaya, atau perkaya yang tidak diingini.
Sebab yang diakui bukanlah orang yang telah kejadian, tetapi yang akan dating,
perkara besar atau kecil, sukar atau mudah!

Ada perkara yang pasti dating dan boleh jadi.

Takut Kepada Perkara yang Mesti Datang.


TAKUT MATI

1. Tidak Tahu Hakikat Mati

2. Tidak Insaf ke Mana Kita Pergi Sesudah Mati

3. Takut Kena Siksa

4. Tidak Tahu ke Mana Diri Sesudah Mati

5. Takut, Sedih akan Meninggalkan Harta dan Anak

6. Kesimpulan tentang Takut Mati

Takut mati hanyalah menimpa orang yang tak tahu hakikat mati.

PERINGATAN MATI

Di dalam mengingat mati, manusia ingat 2 (dua) perkara:

1. Perkara Sebelum Mati.

2. Perkara Sesudah Mati.

Keadaan Manusia Mengingat Mati

Tiga cara orang mengingat mati:

a. Ada yang tidak sama sekali sekali.

b. Ada yang ingat mati dengan kegentaran dan ketakutan.

c. Dan ada yang ingat dengan akal budi dan hikmah.


Ikhwal Manusia Seketika Mati

Keadaan manusia seketika mati, tiga macam: pertama, memikirkan bahwa


kematian itu laksana suatu zaman bahagia, melepaskannya dari perbudakan, sebab
hidup itulah yang memperbudaknya.

Kedua, orang-orang cupet (sempit) pandangan, yang perjalanan hidupnya


penuh dengan kotoran, yang telah karam didalam dunia, tersangkut hatinya ke
dunia, sudah tak dapat dibongkar lagi, sehingga kalau dia meninggal, hatinya
masih tetap tersangkut.

Ketiga, orang yang berada di tengah-tengah diantara kedua derajat tadi.


Yaitu yang tahu tipu-daya alam, tak terikat oleh alam, tetapi dia suka juga kepada
alam itu, sebab tak dapat menahan hatinya.

OBAT DUKA CITA

Duka cita, merupakan penyakit yang timbul lantaran terlampau pantangan.


Tetapi pantang itu mesti bertemu juga selama kita hidup. Ialah karena kehilangan
orang yang dikasihi atau orang yang disukai.

Duka Cita Memikirkan yang Telah Lalu.

Duka Cita Memikirkan yang Sekarang.

Duka Cita Memikirkan yang Akan Datang.

KEPEDIHAN PENANGGUNGAN BATIN


Ada orang yang berkata, bahwa suka cita tidak akan didapat, kalau batin
masih merasa sakit dan pedih. Selama kepedihan itu masih ditanggungkan,
kegembiraan belum akan dikecap kelezatannya. Tiadalah orang akan merasa
beruntung kalau dia masih menanggung kepedihan.

HIKMAH

Hikmah

Artinya bijaksana. Yaitu keutaman yang yang diberikan Allah kepada


manusia, supaya dia dapat mengendalikan syahwatnya dan kemarahannya, jangan
sampai melantur. Ahli hikmah dinamai seorang “hakim”, kata banyak “hukuma”.

Luqman digelari al-Hakim karena dia banyak sekali menunjukkan kata-kata


hikmah itu kepada anaknya, yang dengan dia dapat dikendalikan akal budi menurut
mestinya.

ADIL

Keadilan adalah perangai mulia dari akal budi, dari pada nafsu marah dan
dari pada syahwat. Keadilan yang dimaksudkan di sini, ialah kepandaian
mencampurkan “garam” hidup sehingga marah ada, syahwat ada, dan akal budi
pun terpakai.
V.HARTA BENDA dan BAHAGIA
KEKAYAAN
Kekayaan yang sebenarnya adalah “Orang kaya ialah orang yang sedikit
keperluannya”. Siapa yang paling sedikit keperluannya, itulah orang yang paling
kaya dan siapa yang amat banyak keperluan itulah orang yang miskin. Sebab itu
orang yang paling kaya hanya seorang saja, yaitu Allah, sedangkan Raja adalah
orang yang paling miskin karena keperluannya sangat banyak.
“Bukan harta yang sedikit itu yang menyebabkan susah, bukan harta yang banyak
yang menyebabkan gembira . Pokok gembira dan susah payah adalah jiwa yang
gelisah atau jiwa yang tenang dan damai”.
KEKUASAAN HARTA
Hampir orang putus asa menghadapi perdamaian, sebab itu manusia telah
jatuh kepada perbudakan harta seperti si fakir diperbudak oleh si kaya dan si kaya
diperbudak oleh hartanya. Harta benda inilah sekarang yang telah menutupi hati
dari cahaya kebenaran, dia telah menghambat langkah menuju gerbang kesucian
hingga orang tak ada lagi yang mencari hak tetapi mencari harta.
“Siapa saja yang memandang bahwa maksudnya tidak akan tercapai kalau bukan
dengan pertolongan yang lain, maka tunduklah dia kepada yang lain dan
musnahlah kemerdekaan dirinya”. Manusia telah tersesat kecuali orang yang telah
dipeliharakan Allah, mereka taksir harta lebih daripada harganya yang sejati.
HARTA BAIK dan HARTA BURUK
Berlomba memburu harta benda, memburu kesenangan tapi kesusahan yang
didapatnya. Mereka menganiaya badan, mengorbankan tenaga dan usaha sehingga
terlalai mengingat Allah setelah itu dibelanjakan kepada yang tidak diridhai Tuhan.
George Bernard Shaw mengatakan “Kalau hartawan-hartawan, miliuner yang
besar-besar itu hendak merasakan bahagia dengan harta benda yang telah
melimpah limpah lebih baik dia mencurahkannya kepada beramal, menyokong
pekerjaan mulia”.
Orang lebih menghormati harta daripada menghormati manusia, manusia itu akan
ikut dihormati kalau ada harta di rumahnya.
HARTA dan TUJUAN BAIK
Harta ialah perkakas untuk melepas angan-angan, pencapai cita-cita.
“Berusahalah di duunia, seakan akan engkau akan hidup selama-lamanya dan
berusaha pulalah untuk akhirat seakan akan engkau akan mati besok”
KEWAJIBAN TERHADAP HARTA
Di dalam jenis harta itu ada obat, ada racun. Keadaannya tak ubahnya
dengan ular, ada menaruh bisa dan ada menaruh obat. Orang yang ahli,dapatlah
ditangkapnya ular itu dan dikeluarkannya obat yang terkandung di dalam
badannya, tetapi orang yang dungu akan memalut dan menggigit badannya.
HARGA HARTA dan MARTABAT HARTA
3 rukun yang perlu untuk hidup
Nafsiyah, kebatinan
Badaniyah, tubuh.
Keperluan dari luar (sebagaimana tempat tinggal, pakaian dll). Dinar dan dirham,
rupiah dan ringgit, adalah termasuk keperluan luaran itu di dalam kehidupan.
“Penyembah berhala biasa, lekas dinamai orang musyrik dan kafir tetapi
penyembah berhala uang, kerapkali disembah dan dituhankan orang pula.
Menjadi fakir musyrik yang tidak sadar”.
SUMBER HARTA
Harta berasal dari 2 sumber
Dari pencaharian sendiri
Diterima dengan tiba-tiba, seperti disedekahi orang, atau memperoleh warisan atau
mendapat dengan tidak disangka-sangka.

SEKADAR YANG PERLU


Ada yang terlalu dibawah
Ada yang pertengahan
Ada yang diatas
Contoh :Pakaian
Paling bawah ialah menutupi bagian yang perlu-perlu saja dengan kain yang murah
, cukup untuk sehari semalam, kotor ganti dan bersihkan.
Pertengahan ialah sesuai dengan kesanggupan badan, tidak sengaja royal dan tidak
pula pakaian yang haram.
Diatas ialah mengumpulkan kain baju sebanyak-banyaknya, untuk menunjukan
kemampuan dan keroyalan.
Kehidupan dunia adalah sebagaimana mencari madu lebah. Pawang yang pintar
dapat saja menguakkan lebah yang banyak dan mengambil madunya, dengan tidak
tersinggung sengatnya.
VI. QANA’ AH
Qana’ah ialah menerima cukup. Qana’ah mengandung 5 perkara
Menerima dengan rela akan apa yang ada
Memohonkan kepada Tuhan tambahan yang pantas, dan berusaha
Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan
Bertawakal kepada Tuhan
Tidak tertarik oleh tipu daya dunia
“Qana’ah itu adalah harta yang tak akan hilang dan pura (simpanan) yang tidak
akan lenyap’(HR ath-Thabrani dalam kitab ausath dari Jabir).
Maksud qana’ah itu amatlah luasnya , menyuruh percaya yang betul-betul akan
adanya kekuasaan yang melebihi kekuasaan kita, menyuruh sabar menerima
ketentuan ilahi jika ketentuan itu tidak menyenangkan diri, dan bersyukur jika
dipinjami-Nya nikmat.
Nyatalah salah persangkaan orang yang mengatakan qana’ah itu
melemahkan hati, memalaskan pikiran, mengajak berpangku tangan. Tetapi
qana’ah adalah modal yang paling teguh untuk menghadapi penghidupan,
menimbulkan kesungguhan hidup yang betul betul mencari rezeki. Sebaik baiknya
obat untuk menghindarkan segala keraguan dalam hidup, ialah berikhtiar dan
percaya pada takdir , qana’ah adalah tiang kekayaan yang sejati , gelisah adalah
kemiskinan yang sebenarnya maka tak dapat disamakan orang yang sukses dengan
orang yang pailit . Keadaan yang terpuji ini terletak pada qana’ah dan semua yang
tercela ini terletak pada gelisah
QANA’ AH SEBAB KEBAHAGIAAN UMAT DAHULU
Meskipun telah kita nyatakan bahwa Islam mengajak umatnya hidup dengan
qana’ah, sekali-kali tidaklah dia menyuruh malas, lalai dan lengah. Islam
membawa pengikutnya mencari sukses dalam hidup, menyuruh umatnya maju,
tampil ke muka perjuangan dengan gagah perkasa. Qana’ah tidak berlawan dengan
harta, selama harta itu belum menghilangkan ketentraman hati, sebab qana’ah ialah
tangga ketentraman hati.
Qana’ah tidak menghalangi menyimpan harta, karena banyak guna harta itu untuk
mencapai maksud yang tinggi tinggi.
Agama islam tidaklah menyukai perbedaan yang menyolok mata diantara orang
yang berpunya dengan yang tidak berpunya, Islam tidak pula memungkiri adanya
kelebihan akal setengah orang dan kekurangan pada yang lain, sehingga berbeda
kesanggupannya menurut perbedaan akalnya. Imbangan antara kesanggupan dan
keadilan sosial telah dipraktekkan di zaman Amiril Mukminin Umar bin khaththab.
VII. TAWAKAL
Tawakal yaitu menyerahkan keputusan segala perkara, ikhtiar dan usaha
kepada Tuhan semesta alam.
Mengobati penyakit tidaklah berlawanan dengan tawakal, tidak pula
menunjukkan kurang terima diatas takdir dan ketentuan Tuhan. “Tuhanlah yang
mengadakan penyakit. Dia pun mengadakan obatnya, Cuma mati yang tidak dapat
diobati karena mati bukan penyakit”.
Orang yang ditimpa suatu penyakit didalam perutnya, yang tiada sembuh
kalau perut itu tidak dibedah. Seketika dokter memberitahu kepadanya bahwa
penyakitnya perlu diobati dengan penyakit pula supaya jangan lebih berbahaya dia
perlu dibedah, maka si sakit menerima dengan senang hati walaupun dia tahu
bahwa perutnya akan berbekas jahitan sebab dibalik pembedahan ada
“kesembuhan” yang diharapkannya.
Kunci Tawakal. Bahagia dalam bahasa Arabnya disebut Sa’adah tidaklah
akan didapat kalau tidak ada perasaan Qana’ah, Tujuan qana’ah ialah menanamkan
dalam hati sendiri perasaan Thuma’ninah. Lantaran yang ditutut oleh qana’ah
ketentraman itu, ketentraman itu pula yang menciptakan bahagia, dan tidak ada
bahagia kalau tidak ada qana’ah. Qana’ah dan bahagia hanya satu.
“Allah jadikan ketentraman dan kesukaan pada ridha dan yakin, dan Allah jadikan
pula kesusahan dan kedukaan pada syak dan mendongkol”
Yang dapat melalui jalan qana’ah itu hanya 2 orang saja;
Pertama, yang memadaikan yang sedikit karena mengharapkan ganjaran di akhirat.
Kedua, orang yang mulia budi yang lari dari dosa dan tipu daya keduniaan dan
menuju Tuhan.
VIII

Bahagia yang Dirasakan Rasulullah Saw.

Memikirkan bunyi hadis yang diriwayatkan anas itu, dapatlah dipikirkan


pula apa artinya ridha, yang telah berkali kali kita tuliskan dahulu dari ini.

Coba kenangkan bagaimana hidupnya yang dibenci, dihina dan dimaki, sampai
terpaksa lari ke kiri, ke kanan menyembunyikan diri kalau perlu. Berdarahnya kaki
dan mengalir dalam terompahnya kena pukulan orang, disungkut orang badannya
dengan kulit unta saat sedang mengerjakan sembahyang. Dia terima itu dengan
diam tenang.

Didalam pertempuran siasat yang mahsyur di hudaibiyah itu, yang kaum quraisy
disana telah mengemukakan janji-janji yang amat pincang menurut pandangan
selintas lalu.

Dia tidak akan mengecewakan daku (walam yudhi’ani). Artinya saya percaya
sesungguhnya segala yang diatur tuhan atas diriku ini tidaklah karena
pertimbangan yang kurang. Amat sucilah allah.

Cinta dia kepada istrinya yang tua, khadijah. Kebetulan meninggal perempuan itu
di waktu beliau amat perlu kepada pertolongan dan bujukannya. Maka
dihadapkannyalah kasih- sayangnya kepada aisyah anak sahabatnya yang setia, abu
bakar. Tiba tiba di tuduh orang pula istri yang tercinta itu berbuat pekerjaan yang
merusakkan hatinya.

Didalam kepercayaan yang penuh itulah datang kepadanya penyakit yang berat,
awal dari kematian. Dia meninggal dalam keyakinan bahwa dia hamba allah,
bahwa allah tak akan mengecewakannya. Dia menutup mata melepas nafasnya
yang penghabisan, setelah bermohon kepada ilahi supaya diizinkan duduk
bersama-sama dengan teman sejawatnya yang pailing tinggi, yaitu nabi-nabi dan
rasul-rasul yang dahulu dari padanya.

IX

Hubungan Ridha Dengan keindahan Alam

Berhadapan dengan hati yang duka cita, tegaklah perasaannya ridha. Dan
berdekatan dengan hati yang duka, tegak pula rasa benci.

Orang yang ridha dan suka cita bilamana ia melihat akan sekelilingnya , timbullah
kesenangan dan gembira. Kesenangan dan kegembiraan hati itu adalah pangkat
jaan menuju bahagia. Ridha menghilangkan cela dan aib. Lantaran ridha telah lekat
di hati dahulu, maka kalau ada cela itu akan lupa dipikiran, kalau ada cacat, cacat
tidak akan teringat. Hal itu bukan lantaran kebodohan dan kegilaan, tetapi sudah
memang dasar ridha demikian adanya. Ridha tabiatnya pemaaf dan benci kerap
tiada adil.

Tetapi hati yang benci, yakni lawan dari ridha, baginya semuanya tak baik,
yang baik sekalipun baginya masih kurang baik. Yang telah cukup masih belum
cukup. Sedangkan menghargai hikmat tuhan dia tak sanggup , apalagi menghargai
sesama manusia, barang bagus yang kelihatan olehnya ialah cacatnya. Dia
pengutuk, pengeluh, penyesal dan senantiasa tiada puas.tidak ada kepercayaannya
kepada dirinya, usahakan kepada orang lain, apalagi kepada tuhan. Ketika kaya dia
masih merasa miski, sebab dia selalu miskin.
Demikian pula jika matahari hendak terbenam. Dengan perasaan tentram tetapi iba,
kelihatan olehnya petani pulang. Menyandung bajak dan mengiringi sapi
pembajak.

Warna langit dan awan ketika awan gelap dan hujan akan turun, mengesan
kepada jiwa yang ridha. Sedangkan keindahan buatan tangan manusia yang telah
kena oleh ukuran tukang batu, atau ukuran dan jangakauan ahli handasah, lagi
menarik hati dan pandangan kononlah buatan yang seganjil-ganjilnya atas alam ini.

Tetapi alam bikinan allah ini, senantiasa baru dan indah, tiap pgi tiap sore, tiap
matahari naik, tiap matahari turun, tiap malam berganti siang dan siang berganti
malam.

‘ yang menyebabkan kita merasa kesepian dalam hajat ini, ialah sebab kita hendak
berkenalan dengan alam yang selain insan, tidak pula hendak kenal kepada
pelindung alam yang indah itu.

Tangga Bahagia

BAHAGIA MENURUT BERTRAND RUSSEL

Sebulan kita kunci fasal kebahagiaan dan sebelum kita tutup dengan
menerangkan sebab orang sebab orang jadi celaka, lebih dahulu kita salinkan
beberapa pandangan dari ahli pikir yang besar-besar di barat dan timur.

Rasa bahagia timbul menurut derajat panas dinginnya perasaan hati (syu’ur)
dan menurut ukuran kemauan bekerja. Seorang biadab di australia yang memburu
kangguru, merasa amat beruntung bila buruannya dapat ditangkapnya. Serorang
pemeriksa kuman-kuman dalam labolatorium, merasa beruntung bila dapat
mengetahui apa nama kuman yang sedang diselidikinya. Sama perasaannya dengan
pemburu kangguru di Australia itu.
Adapum orang yang tawadhu, memandang segala perangsuran langkah
perjalanan itu, ialah kemenangan yang harus disyukuri,.

Timbulnya kekuatan menghadapi pekerjaan dan usaha, ialah dari kekuatan


keyakinan dan kepercayaan (iman). Lawannya ialah tidak peduli dan lemah iman.

Akal adalah alat pertama yang menyebrangi hidup. Dia ambil segala lukisan
lahir yang terbentang diluar, dibawanya masuk kedalam akalnya. Ketika itu
timbullah lezat dan puas.

Perasaan hati, salah satu sebab orang merasa miskin atau sunyi dan bahagia, ialah
perasaan sendiri, bahwa dia tidak disukai orang.

Sejauh manusia hidup, rumah tangga pusat kesenangan dan bahagia. Tetapi
sekarang ini pula yang paling kacau balau. Kecintaan antara anak dan ayah kian
lama semakin kaku. Kecelakan rumah tangganya, itulah yang paling membawa
kecelakaan rumahtangga disebabkan oleh keadaan diri masing-masing,keadaan
ekonomi dan pergaulan sehari-hari.

‘’ orang orang yang hidup hanya diikat oleh mencari sesuap nasi, bukan oleh
keenakan mengerjakan pekerjaan, amat sukarlah merasakan bahagia, tetapi kian
lama kian mundur tenaganya, dan kian kecewa hatinya.

Penyerahan

Penyerahan yang sebenarnya amat besar pertaliannya dengan bahagia. Ada


manusia yang segera berguncang hatinya ditimpa bahaya yang sedikit.

Orang yang bahagia

Bahagia manusia ada dua, dari dalam dan luar diri. Makan cukup, tempat tinggal
sederhana, kesehatan,kemenangan dalam pekerjaan, disegani orang. Maka tidak
ada batasnya lagi dengan bahagia , bahkan bahagia telah ada dihadapannya.
XI

Senangkanlah Hatimu

Dihadapan tugu kesedihan, berdirilah seorang pemimpin besar, sedang


berpidato, dihadapan beribu-ribu kaum. Maka terdengarlah olehku suaranya
demikian bunyi nya ‘ kalau engkau kaya, senangkanlah hatimu! Karena
dihadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan yang sulit-suit.

XII

Celaka

Setelah habis keterangan tentang bahagia yang sepanjang itu, mengandung


bermacam-macam filsafat dan buah penyelidikan dan pengalaman manusia,
dipatrikan oleh semangat, agama sekarang tiba menyebutkan bahagia yaitu elaka.

Pendapat akal yang salah

Akal itu salah menafsirkan apa yang disebut bahagia, atau salah jalan
menuju kepadanya. Karena tidak suatu kesakitan yang lebih dari jatuh tersungkur
ketika hampir mencapai kemenangan berpacu lari.

Kemajuan akal hanya menambah banyak ikatan

Benar kita disuruh berfikir sebelum bekerja, tetapi bukanlah pikiran ini buat
melemahkan hati dan menyesatkan jalan.

Inlah salah satu sebab kemundursn. Sebagaimana juga percayaan setengah orang
kepda takdir. Lemah hatinya, kendor semangatanya, buruk sangkanya kepada
tuhan, sehingga kian lama kian karam.

Timbanglah segala perkara dengan timbangan akal yang betul. Percayalah bahwa
kecelakaan itu bukan dari luar diri, tetapi dari dalam. Dengan jalan demikian
kecelakaan itu akan terhindar sedikit dmi sedikit.

Rasa benci segala seuatu ada buruk dan baiknya. Maka sekiranya kita melihat alam
atau manusia dengan mata kebencian, tidak akan terdapat dalam alam barang yang
tidak tercela.
‘’ bahwasannya di dunia ini ada suatu surga. Siapa saja yang belum pernah
menempuhnya, tidaklah dia akan menempuh surga yang di akhirat’’

Sebab itu hapuskanlah sifat benci, gantilah dengan sifat cinta. Sehari pergantian
itu, warna alam berubah dengan sendirinya, pada pandangan kita.

Sekarang tahulah kita apa takwilnya dendang ibu seketika menyanyikan anaknya
semasa dalam ayunan.

‘’ anak kandung jangan menangis, orang penangis lekas rabun, orang pemanggang
mati jatuh, orang pemarah tanggal iman, pehiba hati lekas tua’’

Pesimis

Pesimis, artinya hilang kepercayaan kepada alam dan hidup. Sebab dilihat
bahwa tidak ada harapan kebaikan dari padanya. Terutama dari kehidupan itu
sendiri. Semua hanya sia-sia, semata- mata sia-sia, keindahan, kesempurnaan
hanya ada dalam cita-cita. Tidak berjumpa dlam alam nyata. Bagaimanapun
menghabiskan umur, usia mengurus dunia ini, tidaklah ada yang akan beres.
Selama hawa nafsu manusia masih ada, dan setan masih ada, janganlah harap akan
mendapat keberesan. Dan nafsu serta setan itu tidaklah dapat dibunuh, sebab dia
ada dalam kehidupan manusia itu sendiri.

Sebab – sebab orang celaka

Penyakit yang paling besar sekarang menyerang bangsa kita, sehingga di dalam
segala hal mereka tak dapat berjuang hidup.

‘ kalau engkau tak sanggup mengerjakan sesuatu, tinggalkan dan pndah kepada
yang lebih engkau sanggupi.

‘’ mengerjakan apa yang engkau sukai, tidaklah penting. Yang penting ialah
menyukai apa yang engkau kerjakan’’

XIII
Munajat
Sudah kudengar segala seruan yang disampaikan kepadaku, maka timbullah
minat dalam hatiku hendak mengerjakaan seruann-Mu, perintah untuk
kebahagiaanku. Aku mengaku bahwa semuanya untuk kemaslahatan dan
kesucianku. Tetapi kedha’ifan dan kelemahanku selalu mendorongku ke jalan yang
tidak engkau sukai.

Tuhan telah tau kesalahanku sebelum aku meminta ampun. Satu diantara
Ama-Mu, yaitu Ilahi Maha Pengampun. Kelalaianku dan kemudian kesadarannku
akan kesalahan, akan menggenapkan kebesaran asmaMu itu.

Tuhan telah arif dan kebebalanku sebelum aku melangkah!

Ampunilah aku, Maafkan keslahanku, gantilah kiranya dengan kebaikan, dengan


hasanah. Beri aku permata perhiasan, yakni ingat akan engkau. Beri aku taufik dan
hidayah, tunjukan jalan keselamatan bagiku, serta ayah bunda dan anak turunanku,
dan seluruh muslimin. Bahkan bagi seluruh manusia!

Berilah semuanya bahagia yang kekal, dunia dan akhirat!

Shalawat dan salam atas Nabi Muhamad Saw., Nabi yang menyeru manusia supaya
berlindung kepada agama yang membawa bahagia. Ya Tuhanku. Engkaulah
bahagia, dan dari engkaulah segenap bahagia, maka hidupkanlah kami dengan
bahagia, dan masukanlah kami kedalam jannah-Mu, negri yang penuh bahagia.
Amat suci dan amat tinggi Engkau ya tuhan, yang mempunyai segenap kemuliaan
dan keagungan.

Allahuma Shalli wa sallim’ala sayyidina wa maulana Muhamad!

Amin.

Anda mungkin juga menyukai