Anda di halaman 1dari 14

BIOGRAFI PROF.

DR,HAMKA

Biografi Buya HAMKA dari Biografi Web

Hamka juga diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang Minangkabau yang berasal
dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.
Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni
singkatan namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17
Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun)1[1] adalah
sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik.2[2] Ia baru dinyatakan
sebagai Pahlawan Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun
2011 pada tanggal 9 November 2011.

Hamka merupakan salah satu orang Indonesia yang paling banyak menulis dan menerbitkan
buku. Oleh karenanya ia dijuluki sebagai Hamzah Fansuri di era modern.3[3] Belakangan ia
diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata abi
atau abuya dalam bahasa Arab yang berarti ayahku atau seseorang yang dihormati.
Ayahnya adalah Haji Abdul Karim bin Amrullah, pendiri Sumatera Thawalib di Padang
Panjang. Sementara ibunya adalah Siti Shafiyah Tanjung. Dalam silsilah Minangkabau, ia
berasal dari suku Tanjung, sebagaimana suku ibunya

RIWAYAT PENDIDIKAN HAMKA

HAMKA di Sekolah Dasar Maninjau hanya sampai kelas dua. Ketika usia 10 tahun, ayahnya
telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ HAMKA mempelajari
agama dan mendalami bahasa Arab. HAMKA juga pernah mengikuti pengajaran agama di
surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad
Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.

Sejak muda, HAMKA dikenal sebagai seorang pengelana. Bahkan ayahnya, memberi gelar Si
Bujang Jauh. Pada usia 16 tahun ia merantau ke Jawa untuk menimba ilmu tentang gerakan
Islam modern kepada HOS Tjokroaminoto, Ki Bagus Hadikusumo, RM Soerjopranoto, dan
KH Fakhrudin. Saat itu, HAMKA mengikuti berbagai diskusi dan training pergerakan Islam
di Abdi Dharmo Pakualaman, Yogyakarta.

RIWAYAT KARIER HAMKA

HAMKA bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan.
Pada tahun 1929 di Padang Panjang, HAMKA kemudian dilantik sebagai dosen di
Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957-
1958. Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan
Profesor Universitas Mustopo, Jakarta.

Sejak perjanjian Roem-Royen 1949, ia pindah ke Jakarta dan memulai kariernya sebagai
pegawai di Departemen Agama pada masa KH Abdul Wahid Hasyim. Waktu itu HAMKA
sering memberikan kuliah di berbagai perguruan tinggi Islam di Tanah Air.

Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh
Menteri Agama Indonesia. Pada 26 Juli 1977 Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali,
melantik HAMKA sebagai Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau kemudian
meletakkan jabatan itu pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah
Indonesia.

RIWAYAT ORGANISASI HAMKA

HAMKA aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah. Beliau mengikuti
pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid’ah, tarekat dan
kebatinan sesat di Padan g Panjang. Mulai tahun 1928 beliau mengetuai cabang
Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929 HAMKA mendirikan pusat latihan
pendakwah Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah
di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi ketua Majelis Pimpinan Muhammadiyah di
Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada
tahun 1946. Pada tahun 1953, HAMKA dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat
Muhammadiyah.

AKTIVITAS POLITIK HAMKA

Kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi anggota partai
politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu menentang usaha kembalinya
penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan
di Medan. Pada tahun 1947, HAMKA diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional,
Indonesia.

Pada tahun 1955 HAMKA beliau masuk Konstituante melalui partai Masyumi dan menjadi
pemidato utama dalam Pilihan Raya Umum. Pada masa inilah pemikiran HAMKA sering
bergesekan dengan mainstream politik ketika itu. Misalnya, ketika partai-partai beraliran
nasionalis dan komunis menghendaki Pancasila sebagai dasar negara. Dalam pidatonya di
Konstituante, HAMKA menyarankan agar dalam sila pertama Pancasila dimasukkan kalimat
tentang kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknyan sesuai yang termaktub dalam
Piagam Jakarta. Namun, pemikiran HAMKA ditentang keras oleh sebagian besar anggota
Konstituante, termasuk Presiden Sukarno. Perjalanan politiknya bisa dikatakan berakhir
ketika Konstituante dibubarkan melalui Dekrit Presiden Soekarno pada 1959. Masyumi
kemudian diharamkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960. Meski begitu, HAMKA
tidak pernah menaruh dendam terhadap Sukarno. Ketika Sukarno wafat, justru HAMKA
yang menjadi imam salatnya. Banyak suara-suara dari rekan sejawat yang mempertanyakan
sikap HAMKA. “Ada yang mengatakan Sukarno itu komunis, sehingga tak perlu disalatkan,
namun HAMKA tidak peduli. Bagi HAMKA, apa yang dilakukannya atas dasar hubungan
persahabatan. Apalagi, di mata HAMKA, Sukarno adalah seorang muslim.

Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, HAMKA dipenjarakan oleh Presiden Soekarno karena
dituduh pro-Malaysia. Semasa dipenjarakan, beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang
merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, HAMKA diangkat sebagai
anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional, Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji
Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia.

Pada tahun 1978, HAMKA lagi-lagi berbeda pandangan dengan pemerintah. Pemicunya
adalah keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef untuk mencabut
ketentuan libur selama puasa Ramadan, yang sebelumnya sudah menjadi kebiasaan.

Idealisme HAMKA kembali diuji ketika tahun 1980 Menteri Agama Alamsyah
Ratuprawiranegara meminta MUI mencabut fatwa yang melarang perayaan Natal bersama.
Sebagai Ketua MUI, HAMKA langsung menolak keinginan itu. Sikap keras HAMKA
kemudian ditanggapi Alamsyah dengan rencana pengunduran diri dari jabatannya.
Mendengar niat itu, HAMKA lantas meminta Alamsyah untuk mengurungkannya. Pada saat
itu pula HAMKA memutuskan mundur sebagai Ketua MUI.

AKTIVITAS SASTRA HAMKA

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, HAMKA merupakan seorang wartawan,
penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, HAMKA menjadi wartawan beberapa buah
akhbar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada
tahun 1928, beliau menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau
menjadi editor dan menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah menjadi
editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.

HAMKA juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan cerpen.
Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid). Pada 1950, ia mendapat kesempatan
untuk melawat ke berbagai negara daratan Arab. Sepulang dari lawatan itu, HAMKA menulis
beberapa roman. Antara lain Mandi Cahaya di Tanah Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di
Tepi Sungai Dajlah. Sebelum menyelesaikan roman-roman di atas, ia telah membuat roman
yang lainnya. Seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,
Merantau ke Deli, dan Di Dalam Lembah Kehidupan merupakan roman yang mendapat
perhatian umum dan menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura. Setelah itu
HAMKA menulis lagi di majalah baru Panji Masyarakat yang sempat terkenal karena
menerbitkan tulisan Bung Hatta berjudul Demokrasi Kita.
AKTIVITAS KEAGAMAAN

Setelah peristiwa 1965 dan berdirinya pemerintahan Orde Baru, HAMKA secara total
berperan sebagai ulama. Ia meninggalkan dunia politik dan sastra. Tulisan-tulisannya di Panji
Masyarakat sudah merefleksikannya sebagai seorang ulama, dan ini bisa dibaca pada rubrik
Dari Hati Ke Hati yang sangat bagus penuturannya. Keulamaan HAMKA lebih menonjol lagi
ketika dia menjadi ketua MUI pertama tahun 1975.

HAMKA dikenal sebagai seorang moderat. Tidak pernah beliau mengeluarkan kata-kata
keras, apalagi kasar dalam komunikasinya. Beliau lebih suka memilih menulis roman atau
cerpen dalam menyampaikan pesan-pesan moral Islam.

Ada satu yang sangat menarik dari Buya HAMKA, yaitu keteguhannya memegang prinsip
yang diyakini. Inilah yang membuat semua orang menyeganinya. Sikap independennya itu
sungguh bukan hal yang baru bagi HAMKA. Pada zamam pemerintah Soekarno, HAMKA
berani mengeluarkan fatwa haram menikah lagi bagi Presiden Soekarno. Otomatis fatwa itu
membuat sang Presiden berang ’kebakaran jenggot’. Tidak hanya berhenti di situ saja,
HAMKA juga terus-terusan mengkritik kedekatan pemerintah dengan PKI waktu itu. Maka,
wajar saja kalau akhirnya dia dijebloskan ke penjara oleh Soekarno. Bahkan majalah yang
dibentuknya ”Panji Masyarat” pernah dibredel Soekarno karena menerbitkan tulisan Bung
Hatta yang berjudul ”Demokrasi Kita” yang terkenal itu. Tulisan itu berisi kritikan tajam
terhadap konsep Demokrasi Terpimpin yang dijalankan Bung Karno. Ketika tidak lagi
disibukkan dengan urusan-urusan politik, hari-hari HAMKA lebih banyak diisi dengan kuliah
subuh di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan.

WAFATNYA HAMKA

Pada tanggal 24 Juli 1981 HAMKA telah pulang ke rahmatullah. Jasa dan pengaruhnya
masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Beliau bukan sahaja diterima
sebagai seorang tokoh ulama dan sastrawan di negara kelahirannya, bahkan jasanya di
seantero Nusantara, ter masuk Malaysia dan Singapura, turut dihargai.
PENGHARGAAN

Atas jasa dan karya-karyanya, HAMKA telah menerima anugerah penghargaan, yaitu Doctor
Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Cairo (tahun 1958), Doctor Honoris Causa dari
Universitas Kebangsaan Malaysia (tahun 1958), dan Gelar Datuk Indono dan Pengeran
Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

PANDANGAN HAMKA TENTANG KESASTRAAN

Pandangan sastrawan, HAMKA yang juga dikenal sebagai Tuanku Syekh Mudo Abuya Prof.
Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo tentang kepenulisan. Buya HAMKA
menyatakan ada empat syarat untuk menjadi pengarang. Pertama, memiliki daya khayal atau
imajinasi; kedua, memiliki kekuatan ingatan; ketiga, memiliki kekuatan hapalan; dan
keempat, memiliki kesanggupan mencurahkan tiga hal tersebut menjadi sebuah tulisan.

BUAH PENA BUYA HAMKA

Kitab Tafsir Al-Azhar merupakan karya gemilang Buya HAMKA. Tafsir Al-Quran 30 juz itu
salah satu dari 118 lebih karya yang dihasilkan Buya HAMKA semasa hidupnya. Tafsir
tersebut dimulainya tahun 1960.

HAMKA meninggalkan karya tulis segudang. Tulisan-tulisannya meliputi banyak bidang


kajian: politik (Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret, Urat Tunggang Pancasila), sejarah
(Sejarah Ummat Islam, Sejarah Islam di Sumatera), budaya (Adat Minangkabau Menghadapi
Revolusi), akhlak (Kesepaduan Iman & Amal Salih ), dan ilmu-ilmu keislaman (Tashawwuf
Modern).
TASAWUF MODERN

Tasawuf Modern juga bias di sebutkan at-Tasauf ashry yang berasal dari bahasa arab. Arti
kata tasawuf menjadi pertikaian ahli bahasa , setengah nya menilai berkata bahwa ata ini
berasal dari kata ‘shifa’ yang berarti ‘suci atau bersih ‘ dan setenah nya lagi dari perkataan
shufsnsh islah sebangsa kayu yang mersik tumbuh di padang pasir tanah arab. Tetapi
setengah nya lgi mengatakan bahwa perkataan ‘sufi’ itu bukanlah bahasa arab , melaikan
bahasa yunani lama yang telah diarabkan’theosofie yang artinya ilmu ketuhnan.Tasawuf
adalah salah satu filsafat islam yang di maksud awalnya hendak zuhud dari dunia yang
fana.karenanya tawawuf bukanlah agama, melaikan suatu ikhtiar yang setengahnya diizinka
oleh agama dan setengahnya pula tidak sadar.

Ibnu khaldun berkata ‘ tasawuf itu adalah semacam ilmu syari’ah yang timbul kemudian di
dalam agama.

Junaid berkata” tasawuf ialah keluar dari budi perangai yang tercela dan masuk kepada budi
perangai yang terpuji Tasawuf yang demikian bukanlah asal dari pelajaran islam. Zuhud yang
melemahkan itu bukanlah bawaan islam. Semangat islam adalah semangat berjuang. Aama
islam adalah agama yang menyeru umatnya mencari rezeki dan mengambil sebab-sebab
mencapai kemuliaan ketinggian , dan keagunagn dalam perjuangan hidup bangsa-bangsa.

Maksus tasawuf pada mula-mula timbulnya adalah suci, yaitu hendak memperbaiki budi
pekerti sebagaimana kata junaid. Kehidupan yang asalnay daripada zuhud dan membenci
kemegahan dunia yang telah dicapai orang lain atau kehidupan mencari kekayaan di alam
hati sendiri.KH Mas Mansur berkata “ 80% didikan islam kepada keduniaan tetapi kitatelah
lupa mementingkan yang tinggal 20% lagi sehingga kita menjadi hina.

BAB I

PENDAPAT-PENDAPAT TENTANG BAHAGIA

Orang kafir mengatakan bahagia pada kekayaan

Orang sakit mengatakan bahagia pada kesehatan


Orang yang telah terjerumus pada lembah dosa mengatakan bahwa terhenti dari dosa
itulahkebahagiaan

Seseorang yang rindu atau bercinta mengatakan hasil maksudnya ialah kebehagiaan

Seorang menganjur rakyat berpendapat bahwa kemerdekaan dan kecerdasan umat bangsa
yang di pimpinnya itulah bahagia

Seorang perawan dusun bernama asma binti bahdal, yang dikawini oleh mu’awiyah bin abi
sufyan berkeyakinan bahwa bahagia itu adalah kembali ke dusunnya, di dalam pondoknya
yang buruk walaupun sekarag diam dalam istana yang indah

Seorang pengarang syair merasa bahagia jik a syairnya jadi hafalan orang . seorang jurnalis
merasa bahagia jika surat kabarnya dan timbangan redaksinya di pahami orang

PENDAPAT CERDIK PANDAI TENTANG BAHAGIA

Ditanyakan pada yahya bin Khalid al-barmaky , seorang wazir yang masyhur dalam daulat
bani abbas “ apakah bahagia itu, tuanku?” dan jawabnya “ sentosa peragai, kuat ingatan ,
bijaksana akal, tenang dan sabar menuju maksud”

Orang yang berpegang teguh pada agama, kebahagiaannya ialah pada meninggalkan barang
yang terlarang,mengikut yang tersuruh, menjauhi yang jahat, mendekati yang baik, maka
bahagianya adalah mengerjakan agama .

Ibnu khaldun berpendapat “ bahagia itu ialah tunduk dan patuh mengikuti garis-garis yang di
tentukan allah dan prikemanusiaan.”

Abu bakar ar-Razi , tabib arab yang masyhur menerangkan bahwa “ bahagia yang dirasa oleh
seorang tabib, ialah jia ia dapat menyembuhkan orang yang sakit dengan tidak menggunakan
obat, cukup dengan mempergunakan aturan makan saja.”

Dari imam al-ghazali, orang tuadan panutan dari segala tabib jiwa berpendapat bahwa “
bahgia dan kelezatan sejati adalah bilamana mengingat allah “ tentu saja berkenalan dengan
allah adalah puncak dari segala macam kegembiraan , lebih dari dari apa yang dikira-kirakan
oleh manusia sebeb tidak ada yangmaujud yang lebih dari kemuliaan allah. Oleh sebab itu
tidaklah ada satu ma’rifat yang lebih besar dari pada ma’rifatullah.
Kata imam al-ghzali “ kesempurnaan bahagia itu tergantung kepad a tiga kekuatan a.
kekuatan marah, b.) kekuatan syahwat, c.) kekuatan ilmu. Maka snagatlah perlunya manusia
berjalan di tengah- tengah diantara ketiga kekuatan itu.

Kesenangan dan kebahagiaan sifat ganas adalah memukul dan merusak , kesenangan dan
kebahagiaan setan ialah memperdayakan kamu dan menjerumuskan serta menghelah., adapun
kesenangandan kebahgiaan sifat malaikat ialah menyaksikan keindahan hadrat rubbiyah ,
keindahan hikmat ilahiyah.

PENDAPAT ARISTOTELES

Aris toteles berpendpat bahwa , “Bahagia bukanlah suatu perolehan untuk manusia, tetapi
corak bahagia itu lain-lain dan berbagai ragam menurut perlainan corak dan ragam orang
yang mencarinya. Kadang-kadang suatu yang di pandang bahagia oleh seseorang, tidak oleh
orang lain.sebab itu menurut undang-undang aris toteles , bahagia itu ialah suatu kesenangan
yang dicapai oleh setiap orang menurut kehendak masing-masing” dan tujuan setiap manusia
yang hidup adalah kebaikan umum , kebaikan umum adalah suatuperkara, yang bila tela
tercapai maka kitatidak berkendak lagi kepada yang lain.

PENDAPAT AHLI-ALHI PIKIR ZAMAN SEKARANG

Hendrik ibsen, ahli piker bangsa norwegia (1828-1906) belkiau berkata “ kita belum
mencapai bahagia , sebab tiap-tiap jalan yang di tempuh menjauhkan kita daripadanya”

Thomas hardy pun segolongan dengan Hendrik Ibsen sama-sama putus asa di dalam mendaki
, memanjat dengan bermacam-macam ikhtiar untuk mencapai bahagia.

Leo Tolstoy berpendapat bahwa yang menjadi sebab manusia putus asa di dalam mencari
bahagia , ialah karena bahagia itu diambilnya untuk diri sendiri bukan untuk bersama.

PENDAPAT NABI MUHAMMAD SAW

Rasulullah bersabda “ allah telah membagi akal kepada tiga bagian; barang siapa yang cukup
mempunyai ketiketiga bagiannya, semurnalah akanya, kalau kekurangan walau sebagian,
tidaklah akan terhitung orang yang berakal..

“ Tiap suatu di dalam alam ini ada batas perjalanan nya. Tetapi akal tidak terbatas adapun
manusia bertingkat-tingakat di dalam derajat akalnya laksana derajat wangi dari tiap bunga-
bunga “ akal manusia bertingkat , kehendak manusia berlain-lain menurut tingkat akal
masing-masing. Segala perbedaan dan perubahan tingkatan pandangan hidup manusia itu,
timbul karena perbedaan tingkatan pendapat akal.bertambahnya luas akal, bertambah luaslah
hidup, bertambah dating bahagia. Bertambah sempit akal, bertambah sempit pula
hidup,bertambah datanglah celaka.

Sebab itu berkali-kali tidaklah bernama bahagia dan nikmat jika hati dan khayal kita hanya
kaitkan dengan segala segala isi alam yang lahir ini, yang harganya hanya menurut keinginan
kita. Memang seba-sebab untuk mencapai untuk mencapai bahagia amat banyak. Akan tetapi
kita manusia mencari juga yang lain.

IRADAH

Adaun yang menjadi pelantaraantar akan dan bahagia ialah iradah , kemauan! Walaupun akal
sudah lanjut dan tinggi , kalau tidak ada iradah untuk mrncapai bahagia , bahagia itu tidak
akan tercapai.iradah adalah kekuatan nafsiyah kita pada kedirian kita yang tidak dapat
terpisah dari hajat, hidup.kelemahan iradah dan kekuatan waham itulah yang menyebabkan
takut dan kurang tenang.waham itu berbekas pada pada akal menjalarlah dia ke seluruh
perjalanan pikiran , anagan-anagan dan kehendak.lantaran waham-waham itulah itulah
manusia merasakan sakit padahal bukan sakit , menaggung takut dengan tidak ada penyebab
untuk takut .

UNSUR BAHAGIA

Pertama : Paham Pithagoristen dan Platonisten. Menurut pendapat pithagoras, Socrates , plato
dan lain-lain unsur bahagia itu tersusun dari emat sifat umatama yaitu : hikmah keberanian ,
‘iffah (kehormatan) dan adil .

Kedua : paham Aristoteles yaitu

1. badan sehat dan pancaindra cukup (memadai pendengaran, penglihatan, penciuman,


perasaan lidah dan perasaan kulit)

2. Cukup kekayaan , banyak pembantu sehingga sanggup meletakan harga pada


keperluannya, di dalam mencapai kebaikan
3. Indah sebutan diantara manusia , terpuji dimana-mana terhitung masuk bagian orang
dermawan

4. tercapainya cita-cita di dalam mengarungi lautam hidup.

5. tajam pikiran , runcing pendapatan, sempurna kekayaan memegang agama atau dunia.

Kelompok pertama mengemukakan jika keempat sifat itu telah berkumpul pada manusia
maka kebahagiaanya tidak akan kurangatau cacat. Kelompok ini mengemukakan bahwa
bahagia itu akan lebih bersih dan suci jika jasmani telah terpisah dari rohani. Begitu juga
dengan alasan kelompok kedua mereka berkeyakianan bahwa kebahagiaan jiwa tidak akan
sempurna jika tidak tercapai terlebih dahulu kebahagiaan badan kasar, kelompok ini sangat
berlawanan dengan kelompok pertama yang berpendapat bahwa kebahagiaan yang sempurna
terdapat di akhirat.

TOLSTOY TENTANG BAHAGIA

Mmenurut Tolstoy bahagiaitu di bagi menjadi dua ada bahagia waham-waham dan bahagia
yang sejati,maka bahagia yang sejati itulah yang di patut oleh orang yang cukup
prikemanusiaan. Bahagia yang sejati ialah bahwa engkau cinta sesame manusia sebagaimana
mencintai dirimu sendiri dan engkau akan merasa bahagia lagi jikateman-temanmu sesame
hidup telah merasa cinta kepada engkau.

Allah berfirman dalam Al-Quran “ berpeganglah kamu sekalian dengan tali allah dan
janganah berpecahbelah dan imngatah nikmat alaah atas kamu, seketika kamu bermusuh-
musuhan telah dipersatukannya hati kamu semuanya sehingga dengan segera kamu telah
menjadi bersaudara dengan sebab nikmatnya.” (QS. Ali Imran :3)

PEMBAGIAN MENURUT AL-GHAZALI

1. Bahagia akhirat : itulah bahagia yang baka, tidak ada fana padanya.

2. keutamaan akal budi : keutamaan akal budi dibagi menjadi 4yaitu pertama sempurna akal
kedua dapat menjaga kehormatan diri, ketiga kesempurnaan syaja’ah dan keempat keadilan.

3. keutamaan yang ada pada tubuh Ini mengandung 4 kecukupan , pertama sehat, kedua
kuat , ketiga elok dan yang terakhir umur panjang.
4. keutamaan dari luar badan leutamaan ini mengandung 4 kecukupan yaitu pertama kaya
akan harta benda , kedua kaya akan family , krtiga terpandang fdan yang keempat mulia
turunan.

5. Keutamaan yang dating lantaran taufik dan pimpinan allah , mengandung 4 perkara
yaitu pertama hidayah allah kedua irsyad allah ketiga tasdid allah keempat ta’jid allah.

 Kepentingannya terpandang mulia dalam masyarakat, hendaklah selalu diusahakan


supaya budi bertambah tinggi.
 Kepentingan keturunan , keturunan yang di maksud adalah keturunan bangsawan budi
dan bangsawan agama, bangsawan ilmu, bangsawan amal dan ibadah bukan
bangsawan gelar dan pusaka.
 Faedah kelebihan tubuhdari hal keperluan , kesehatan, kekuatan dan umur panjang .
 Keterangan tentang taufik,adapun hidayah allah maka tidaklah akan sampai tujuan
perjalanan kita menuju perjalanan kita menuju bahagiadunia dan akhirat.

SEBAB – SEBAB KEBAHAGIAAN

Dalam menempuh hidup hanya dua ialah yang senantiasa menungu kita yaitu malang atau
mujur. Oleh karena itu dengan segenap kekuatan berusaha menyingkirkan kemalanagnan dan
mengejar kemujuran , menghiasi diri dan mencukupkan bekal adalah kewajiban kita.
Didalam medan hidup ada beberapa ketentuanyang harus dijaga dan di perhatiakan. Ada
yang berhubungan dengan kesehatan tubuh , dengan keberesan akal dan berhubungan dengan
kemuliaan budi.

BAB II

BAHAGIA DAN AGAMA

Maka tidak suahlah mencapai kebahagiaan , menurut agama, kalu teah mencapi 4 perkara
yatitu

1. I’tikad yang bersih

2. yakin

3. iman
4. agama.

A. I’TIKAD

I’itikad berasal daripada mengikat tepi-tepi barang atau mengikatkan suatu sudut kepada
sudut yang lain..asal katanya itiqada artinya ikatan , dan beritikad berarti hati manusia yang
telah terikat dengan suatu kepercayaan atau pendirian.

B. YAKIN

Yakin artinya nyata dan terang. Yakin itu adalah lawa dari syak dan ragu-ragu.maka tidaklah
akan hilang syak dan ragu-ragu itu kalau tidak ada dalil atau alasanyang cukup.

C. AL- IMAN

Iman artinya pecaya, ‘ iman itu ialah perkataandan perbuatan (qaulun wa’amakun), artinya
perkataan hati dan lidah dan perbuatan hati dan anggota”

 Iman mutlak

Iman mutlak atau iman semata-mata telah termasuk juga ke dalam islam, jadi iman itu lebih
umum dari islam dan lebih meliputi.

Bahwa hendaklah orang yang ingin lengkap imannya itu menyempurnakan tiga syarat yaitu :

1. ditasdiqkan (Dibenarkan dengan hati )

2. Diikrarkan ( diakui dengan lidah )

3.diturut dengan amalan.

 Iman dan cobaan

Sebab iman itu adalah kemuliaan yang mahal harganya.tidaklah berbeda-bda seorang
manusia dengan manusia yang lain pada sisis tuhannya lantaran harta bendanya atau lantaran
pangkatnya. Yang membedakan itu adalah lantaran kelebihan iman.

Anda mungkin juga menyukai