Anda di halaman 1dari 2

Buya Hamka, atau bernama asli Haji Abdul Malik Karim Amrullah, adalah seorang tokoh

yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Ia lahir pada 17 Februari 1908 di Minangkabau,
Sumatera Barat dan meninggal pada 24 Juli 1981 di Jakarta. Buya Hamka adalah seorang
ulama, penulis, dan aktivis politik yang sangat terkenal di Indonesia pada masanya. Salah
satu kontribusi terbesarnya adalah perannya sebagai ketua Perserikatan Muhammadiyah di
Makassar pada tahun 1938, yang berhasil mengorganisir dan mengkoordinasikan gerakan
Islam di Sulawesi Selatan. Buya Hamka lahir di Desa Sungai Batang, Tanjung Raya, Sungai
Puar, Sumatera Barat. Ayahnya adalah seorang guru agama yang sangat dihormati oleh
masyarakat setempat. Buya Hamka belajar agama Islam dari ayahnya dan mendapat
pendidikan formal di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda. Pada usia 15 tahun, ia
pindah ke Padang Panjang untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat, yang kemudian
menjadi Sekolah Menengah Pertama. Di sana, ia belajar dari beberapa guru terkenal seperti
Haji Sutan Mansur dan Muhammad Rasul. Pada tahun 1926, Buya Hamka pindah ke Batavia
(sekarang Jakarta) untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Islam (STI). Di sana, ia
belajar dari beberapa ulama terkenal seperti Syekh Ahmad Dahlan dan Syekh Haji Abdul
Karim Amrullah. Pada tahun 1930, ia lulus dari STI dengan gelar Sarjana Muda. Setelah itu,
ia kembali ke Padang Panjang dan menjadi guru di sekolahnya sendiri, yaitu Sekolah
Menengah Pertama. Pada tahun 1933, Buya Hamka pindah ke Jakarta untuk melanjutkan
pendidikan di Universitas Al-Azhar. Di sana, ia belajar dari beberapa ulama terkenal seperti
Syekh Mustafa al-Maraghi dan Syekh Mahmud Shaltut. Pada tahun 1936, ia lulus dengan
gelar Doktor dalam bidang Filsafat Islam. Setelah kembali ke Indonesia, Buya Hamka terlibat
dalam gerakan kemerdekaan dan gerakan Islam. Pada tahun 1938, ia ditunjuk sebagai ketua
Perserikatan Muhammadiyah di Makassar. Di sana, ia berhasil mengorganisir dan
mengkoordinasikan gerakan Islam di Sulawesi Selatan. Selain itu, ia juga menulis beberapa
buku yang sangat terkenal seperti "Tafsir Al-Azhar" dan "Di Bawah Lindungan Ka'bah".
Buku-buku tersebut menjadi sangat populer dan banyak dibaca oleh masyarakat Indonesia
pada masanya. Selama Perang Dunia II, Buya Hamka terlibat dalam gerakan kemerdekaan
Indonesia. Ia aktif dalam menyebarkan ide-ide kemerdekaan dan menjadi salah satu tokoh
yang sangat dihormati oleh masyarakat. Pada tahun 1945, Buya Hamka menjadi salah satu
anggota delegasi Indonesia yang hadir dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Ia sangat mendukung ide kemerdekaan Indonesia dan
berjuang keras untuk mewujudkannya. Setelah Indonesia merdeka, Buya Hamka tetap aktif
dalam berbagai kegiatan sosial dan politik. Ia menjadi anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) dan juga duduk dalam beberapa jabatan penting di pemerintahan seperti
Menteri Agama dan Duta Besar Indonesia untuk Pakistan. Buya Hamka merupakan seorang
penulis yang sangat produktif. Ia menulis lebih dari 100 buku dalam berbagai bidang seperti
agama, sastra, sejarah, dan filsafat. Beberapa karya terkenalnya antara lain:
Tafsir Al-Azhar: sebuah tafsir Al-Quran yang sangat terkenal dan menjadi salah satu tafsir
terbaik dalam bahasa Indonesia.

Di Bawah Lindungan Ka'bah: sebuah novel yang dianggap sebagai salah satu karya sastra
terbaik Indonesia. Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang pemuda Minangkabau
yang ingin menjadi seorang ulama.
Ayahku: sebuah autobiografi yang menceritakan kehidupan Buya Hamka dari masa kecil
hingga menjadi salah satu tokoh terkemuka Indonesia.

Islam dan Kebudayaan: sebuah buku yang membahas hubungan antara Islam dan
kebudayaan. Buku ini sangat penting dalam membuka wawasan masyarakat Indonesia
tentang agama dan budaya.

Sejarah Umat Islam: sebuah buku yang membahas sejarah umat Islam dari masa awal hingga
masa kini. Buku ini sangat penting dalam memahami sejarah Islam dan peran umat Islam
dalam peradaban dunia.

Kesimpulan

Buya Hamka merupakan salah satu tokoh terkemuka Indonesia yang sangat penting dalam
sejarah Indonesia. Ia adalah seorang ulama, penulis, dan aktivis politik yang sangat
berpengaruh pada masanya. Perannya sebagai ketua Perserikatan Muhammadiyah di
Makassar pada tahun 1938 sangat penting dalam mengorganisir dan mengkoordinasikan
gerakan Islam di Sulawesi Selatan. Selain itu, perannya dalam gerakan kemerdekaan
Indonesia juga sangat besar. Buku-buku yang ia tulis sangat berpengaruh dalam membuka
wawasan masyarakat Indonesia tentang agama, sejarah, dan budaya. Buya Hamka merupakan
tokoh yang sangat patut dihormati dan diingat oleh masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai