Anda di halaman 1dari 8

Materi Kelas 4 SD Muhammadiyah 2 GKB

@rea_a5
Biografi Prof. Hamka

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan


julukan HAMKA adalah seorang ulama, sastrawan, sejarawan,
dan juga politikus yang sangat terkenal di Indonesia. HAMKA
juga seorang pembelajar yang otodidak dalam bidang ilmu
pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan
politik, baik Islam maupun Barat. Hamka pernah ditunjuk
sebagai menteri agama dan juga aktif dalam perpolitikan
Indonesia. Hamka lahir di desa kampung Molek, Maninjau,
Sumatera Barat, 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta,
24 Juli 1981 pada umur 73 tahun.

@rea_a5
a n M uh a mm a d i y a h
HAMKA d
HAMKA aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi
Muhammadiyah. Beliau mengikuti pendirian Muhammadiyah
mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid’ah, tarekat dan
kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai tahun 1928 beliau
menjadi ketua cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada
tahun 1929 HAMKA mendirikan pusat latihan pendakwah
Muhammadiyah dan dua tahun kemudian beliau menjadi konsul
Muhammadiyah di Makassar. Kemudian beliau terpilih menjadi
ketua Majelis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh
Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto
pada tahun 1946. Pada tahun 1953, HAMKA dipilih sebagai
penasihat pimpinan Pusat Muhammadiyah.

@rea_a5
Selain itu, siapa sih Hamka itu (?)
HAMKA merupakan seorang wartawan, penulis,
editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, HAMKA
menjadi wartawan beberapa buah akhbar seperti
Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan
Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau
menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada
tahun 1932, beliau menjadi editor dan menerbitkan
majalah al-Mahdi di Makasar. HAMKA juga pernah
menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji
Masyarakat dan Gema Islam.

@rea_a5
Karya - Karya

HAMKA juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti novel dan
cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid). Pada 1950, ia
mendapat kesempatan untuk melawat ke berbagai negara daratan Arab. Sepulang dari
lawatan itu, HAMKA menulis beberapa roman. Antara lain Mandi Cahaya di Tanah
Suci, Di Lembah Sungai Nil, dan Di Tepi Sungai Dajlah. Sebelum menyelesaikan
roman-roman di atas, ia telah membuat roman yang lainnya. Seperti Di Bawah
Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Merantau ke Deli, dan Di
Dalam Lembah Kehidupan merupakan roman yang mendapat perhatian umum dan
menjadi buku teks sastera di Malaysia dan Singapura. Setelah itu HAMKA menulis
lagi di majalah baru Panji Masyarakat yang sempat terkenal karena menerbitkan
tulisan Bung Hatta berjudul Demokrasi Kita.

@rea_a5
Penghargaan HAMKA

Doctor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar Cairo


(tahun 1958)

Doctor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan


Malaysia (tahun 1958)

Gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari


pemerintah Indonesia

Kitab Tafsir Al-Azhar merupakan karya gemilang


HAMKA.

@rea_a5
HAMKA meninggalkan karya tulis segudang. Tulisan-tulisannya
meliputi banyak bidang kajian: politik (Pidato Pembelaan Peristiwa
Tiga Maret, Urat Tunggang Pancasila), sejarah (Sejarah Ummat
Islam, Sejarah Islam di Sumatera), budaya (Adat Minangkabau
Menghadapi Revolusi), akhlak (Kesepaduan Iman & Amal Salih ),
dan ilmu-ilmu keislaman (Tashawwuf Modern).

NB:
Materi ini adalah hanya ringkasan kecil, selebihnya jangan lupa belajar
dengan membaca Kitab dan LKS KMD.

Ingat :

“Budayakan membaca, karena dengan membaca kita jadi tau luas dan indahnya
cakrawala Dunia”

Pesan Ustadz dan Uztadzah, Mari Kita Bercermin dari


Hamka: “ Sosok yang Gemar Membaca “

@rea_a5
@rea_a5

Anda mungkin juga menyukai