Anda di halaman 1dari 9

MENYUSUN RESENSI NOVEL SANG PEMIMPI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
ANGGOTA:
1. FAYZA MUTHIA RAHMANDA PUTRI
2. PUJI ROYANI
3. REINDRA PRASISTA BISMA
KELAS:
XI IPA 5

SMAN 5 KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam sebuah karya yang telah dihasilkan perlu adanya penilaian terkait dengan karya
tersebut. Resensi merupakan sebuah tulisan yang berisi tentang penilaian sebuah karya, bisa
berupa buku ataupun film. Resensi sebuah karya tidak hanya dipajang di beberapa surat kabar
maupun majalah. Resensi digelar di kampus, televisi, radio, toko buku, ataupun internet. Bahkan
sebagian besar surat kabar telah menyediakan kolom atau halaman khusus untuk memajang
masalah perbukuan ini.

Dalam kegiatan resensi, juga perlu adanya penelitian yang seimbang. Penilaian yang
seimbang akan memberikan makna tersendiri bagi penulis, penerbit, dan pembaca. Resensi
diperlukan untuk mengetahui informasi dari sebuah buku atau film. Melalui resensi, masyarakat
pembaca dapat memperoleh informasi tentang penting tidaknya buku itu untuk dibaca dengan
berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut. Menulis resensi berarti
menyampaikan informasi mengenai ketetapan buku bagi pembaca. Didalamnya disajikan
berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera
pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi
kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas segala sesuatu tentang resensi yaitu pengertian
atau definisi ,tujuan resensi dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu resensi?
2. Apa tujuan resensi?
3. Apa unsur-unsur resensi?
4. Apa langkah-langkah menyusun ulasan/resensi buku?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian resensi
2. Untuk mengetahui tujuan resensi
3. Untuk mengetahui unsur-unsur resensi
4. Untuk megetahui langkah-langkah menyusun resensi
5. Untuk menyusun ulasan atau resensi terhadap novel Sang Pemimpi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Resensi


Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku,
novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah
menyampaikan informasi kepada para pembaca tentang sebuah karya. Resensi berasal dari
bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang,
atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal sebagai recensie,
sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal
yang sama, yaitu mengulas sebuah buku. Di Indonesia, resensi sering juga diistilahkan dengan
timbangan buku, tinjauan buku, dan bedah buku. Adapun menurut Webster Collegate Dictionary
(1995), review adalah a critical evaluation of a book, karena itu pada hakikatnya resensi haruslah
menjelaskan apa adanya suatu buku; kelebihan dan kekurangan buku itu. Resensi adalah suatu
tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Resensi adalah suatu jenis
karangan yang berisi pertimbangan baik atau buruknya suatu karya. Resensi bertujuan untuk
menyampaikan kepada pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat
sambutan dari masyarakat atau tidak. Bertolak dari tujuannya, resensi bermanfaat bagi para
pembaca untuk menentukan perlu tidaknya membaca buku tertentu atau perlu tidaknya
menikmati suatu hasil karya seni. Dalam arti lebih luas, resensi dibuat juga untuk memberikan
pertimbangan-pertimbangan terhadap karya-karya seni lainnya seperti drama, film, dan sebuah
pementasan. Karena pertimbangan yang disampaikan penulis resensi itu harus disesuaikan
dengan selera pembaca, maka sebuah resensi yang disiarkan sebuah majalah mungkin tidak sama
dengan yang disiarkan pada majalah lain. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan
penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian
yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada
masyarakat luas. Dalam meresensi sebuah karya harus berkaitan dengan kualitas dari karya yang
sedang dicermati atau diresensi tersebut. Penilaian tersebut harus dilakukan secara seimbang dan
proporsional. Maksudnya ialah tidak boleh seorang peresensi tersebut hanya memberikan
penilaiannya yang positifnya saja atau tidak tepat juga jika resensi itu hanya dilakukan untuk
menilai kelemahan dan kekurangannya saja. Jika diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan
resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi maupun non fiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron,
drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.

2.2 Tujuan Resensi

Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Berikut adalah tujuan
resensi :

a. Menyampaikan informasi kepada pembaca apakah sebuah karya patut mendapat


sambutan atau tidak.
b. Menunjukkan kepada para pembaca layak tidaknya sebuah buku dibaca.
c. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh
fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
d. Memberitahukan kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun
kekurangan buku tersebut.

2.3 Unsur-Unsur Resensi

Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku, yaitu diantaranya :

a. Membuat judul resensi. Judul yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti
tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Hal
yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi. Deskripsi, judul buku,
nama pengarang (atau penyunting), nama penerbit, tahun terbit, kota tempat

penerbitan, jumlah halaman, dan harga buku (boleh dicantumkan atau tidak). Ini disebut heading
dan biasanya dicantumkan di awal resensi. Misalnya: Makna Cinta dan Perkawinan di Era
Globalisasi, Dian Kencana Dewi, Bandung: Unpad Press, 2005,vii + 237 hlm.

b. Alinea pembuka. Alinea pembuka atau lead ini bersifat sebagai pemancing agar pembaca mau
membaca resensi. Dalam membuat lead, peresensi, misalnya mampu mengaitkan isi buku dengan
konteks situasi yang sedang hangat di masyarakat, misalnya: buku bertema tentang korupsi
siterbitkan ketika sedang ramai-ramainya pengadilan kasus korupsi. Lead bersama judul
berfungsi penting sebagai penarik minat pembaca.
c. Deskripsi atau rangkuman tentang isi buku. Di sini peresensi merangkum isi atau esensi buku
secara ringkas. Tentu saja, pembaca tidak dapat menilai suatu buku jika gambaran ringkas isinya
pun ia belum mengetahuinya. Dalam merangkum tentang isi buku, peresensi boleh mengutip satu
atau dua kalimat atau alinea yang menarik dari buku untuk memperjelas gambaran isinya.

d. Menyusun data buku. Data buku biasanya disusun sebagai berikut:

• Judul buku (apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan, jika demikian tuliskan juga judul
aslinya.

• Pengarang (kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera
pada buku).

• Penerbit.

• Tahun terbit serta cetakannya (cetakan keberapa).

• Tebal buku.

e. Komentar, evaluasi, dan penilaian. Inilah esensi dari suatu resensi, yakni si peresensi
mengomentari dan menilai suatu buku dari berbagai aspek: aspek luar dan isi. Karena
keterbatasan ruang di media cetak, tentu tidak perlu seluruh aspek tersebut dibahas secara rinci.
Peresensi boleh memilih aspek- aspek mana yang menurutnya paling penting untuk diulas dan
disampaikan kepada pembaca.

f. Kalimat penutup dan rekomendasi. Dalam kalimat penutup ini, peresensi kadang-kadang
secara tegas merekomendasikan bahwa buku bersangkutan memang layak atau tidak layak
dibaca. Kadang-kadang, rekomendasi tegas semacam itu tidak diungkapkan, karena pembaca
dianggap telah dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan ulasan panjang sebelumnya.

g. Identitas peresensi juga dicantumkan di bagian akhir resensi. Manfaatnya yaitu untuk
menunjukkan kredibilitas peresensi dalam meresensi buku bertema tertentu. Misalnya di akhir
sebuah resensi tentang buku kehumasan, identitas peresensi disebutkan: Dian Eka Puspita Sari,
Staf Humas Trans TV. Artinya, peresensi ingin menunjukkan bahwa ia merupakan praktisi
Humas dan karena itu memiliki cukup kemampuan untuk meresensi buku bertema Kehumasan.
2.4 Langkah-Langkah menyusun resensi

1. Menentukan jenis buku yang akan diresensi, diupayakan buku terbaru.

2. Menentukan tujuan resensi buku dibuat, akan dikirim kemana resensi tersebut.

3. Membuat judul resensi.

4. Menuliskan identitas buku secara lengkap; judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, cetakan
dan tebal halaman buku.

5. Membaca buku secara keseluruhan dan memahami isi buku secara cermat.

6. Menandai atau membuat catatan singkat mengenai bagian-bagian penting dalam buku
tersebut.

2.5 Resensi Novel Sang Pelangi

a.Identitas Novel

Judul Buku : Sang Pemimpi

Pengarang : Andrea Hirata

Penerbit : PT Bentang Pustaka

Tahun terbit : 2006


Tempat terbit : Yogyakarta

Halaman : 292 Halaman

b.Sinopsis

Bercerita tentang tiga orang pemimpi yang setelah tamat SMP melanjutkan ke SMA Bukan
Main.Ikal, salah satu dari anggota Laskar pelangi, Arai saudara sepupu Ikal yang sudah yatim
piatu sejak SD dan tinggal dirumah Ikal, sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh ayah dan ibu
Ikal dan Jimbron, anak angkat seorang pendeta yang diangkat karena yatim piatu sejak kecil.
Namun pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan kepada Jimbron, ia malah
mengantarkan jimbron menjadi muslim yang taat.

Arai dan Ikal begitu pintar disekolahnya, sedangkan Jimbron sang penggemar kuda ini biasa-
biasa saja. Malah menduduki peringkat 78 dari 160 siswa. Sedangkan Arai dan Ikal selalu berada
diurutan terdepan. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah seperti mereka
tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Arai dan ikal mempunyai mimpi yang tinggi yaitu
mereka ingin melanjutkan study ke Sarbonne, Perancis. Mereka terpukau dengan cerita pak
Belia, guru seninya yang selalu menyebut-nyebut keindahan kota itu. Kerja keras menjadi kuli
mulai pukul 2 sampai pukul 7 pagi dan dilanjutkan dengan menuntut ilmu di SMA Bukan Main.
Itulah perjuangan ketiga sang pemimpi itu. Ketiganya mati-matian menabung untuk mewujudkan
cita-citanya. Meskipun kalau dipikir dengan logika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk
mencapai kesana. Tapi jiwa optimisme Arai tak terpatahkan serta kerja kerasnya yang dilakukan
dengan sepenuh hati.

Selesai SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa. Sedangkan Jimbron lebih memilih untuk menjadi
pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi
tabungannya selama ini, kepada Ikal dan Arai. Dia yakin bahwa Arai dan Ikal akan sampai ke
Perancis, maka jiwa Jimbron akan selalu bersama mereka. Berbulan-bulan Arai dan Ikal luntang-
lantung di Bogor mencari pekerjaan untuk bertahan hidup. Akhirnya setelah banyak pekerjaan
yang tidak menerimanya, Ikal diterima menjadi tukang sortir ( tukang pos ) dan Arai
memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal berhasil kuliah di fakultas
ekonomi UI, dan setelah lulus ia mengikuti seleksi beasiswa S2 ke Eropa dan beribu-ribu pesaing
lainnya berhasil ia singkirkan, dan akhirnya sampai pada tahap seleksi 15 besar.

Saat wawancara, tidak disangka, profesor penguji begitu terpukau dengan proposal riset yang
diajukan oleh Ikal. Meskipun hanya berlatar belakang sarjana ekonomi yang masih bekerja
sebagai tukang sortir, proposalnya begitu hebat. Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang
sangka Ikal pun mengikuti dan berhasil masuk 15 besar dalam memperebutkan beasiswa S2 ke
Eropa. Bertahun-tahun tanpa kabar, akhirnya mereka berdua dipertemukan kembali dalam suatu
forum yang begitu hebat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah
direncanakannya bertahun-tahun. Ternyata Arai kuliah di Universitas Mulawarman dan
mengambil jurusan Biologi. Tak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu hebat, dan
membuat sang penguji terkejut karena menghasilkan teori baru.

Sambil menunggu surat keputusan beasiswa itu, mereka pulang ke kampungnya di Belitong. Dan
setelah berbulan-bulan menunggu, akhirnya surat hasil keputusan beasiswa itu pun tiba, mereka
berdebar-debar membuka isi surat tersebut. Tetapi Arai juga merasa sedih karena dia sangat
merindukan orang tuanya. Ia sangat ingin membuka surat itu bersama kedua orang tuanya.
Kegelisahan dimulai, akhirnya surat itu menyatakan bahwa Arai dan Ikal berhasil lulus
mendapatkan apa yang dicita-citakan yaitu beasiswa ke Eropa tepatnya dikota impian mereka,
Sarbonne. Ternyata inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka selama ini. Kedua sang pemimpi
ini di terima di universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari segala mimpi-mimpi mereka.
Disinilah perjuangan dari mimpi-mimpi mereka itu dimulai.

c.Kelebihan Novel

Penulis membuat novel sangat bagus dan membuat pembaca terbawa dalam alur
cerita.Menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan berkelas, sehingga pembaca merasakan
sensasi di sepanjang cerita.

d.Kelemahan Novel

Terdapat kesulitan dalam mengartikan bahasa daerah didalam novel,karna penulis tidak
mencantumkan keterangan yang menjelaskan arti dari bahasa daerah yang terdapat dalam novel
tersebut.
KESIMPULAN

Novel ini sangatlah menarik untuk dibaca.Novel ini juga cocok untuk semua kalangan karena
memiliki alur cerita yang bagus dan memotivasi pembaca.Namun, perlu pemahaman yang luar
biasa untuk memahami isi ceritanya. Dalam membaca novel ini alangkah baiknya tidak dibaca
hanya 1 kali, perlu beberapa kali agar kita faham akan isi novel ini.

Anda mungkin juga menyukai