Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN STUDY WISATA

SEMARANG

Di susun oleh :

Nama : Anisah Fauziah

Kelas : XI MIPA 2

Sekolah : SMA NEGERI 1 BULAKAMBA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 BULAKAMBA
Jl. Raya Grinting Bulakamba Kabupaten Brebes Kode Pos : 52253 Telp (0283) 870788

Surat Elektronik smanbulakamba@yahoo.co.id


PELAKSANAAN STUDY TOUR SISWA KELS XI

SMA NEGERI 1 BULAKAMBA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A. TUJUAN
Kegiatan wisata ini bertujuan agar :
1. Siswa memiliki wawasan pengetahuan kepariwisataan.
2. Siswa mengetahui keaneragaman peninggalan pada masa lampau.
3. Siswa mengetahui dan mengenal daerah lain sepanjang perjalanan dari brebes ke
Semarang.
4. Siswa memiliki sikap menghargai terhadap lingkungan hidup dan Nilai-nilai
Budaya Bangsa.
5. Siswa memperoleh penyegaran.

B. TEMPAT TUJUAN WISATA.


Study Tour Siswa Kelas XI dengan tujuan obyek wisata :
1. Tugu Muda Semarang.
2. Lawang Sewu Semarang.
3. Masjid Agung Semarang.
4. Simpang Lima semarang.

C. PELAKSANAAN.
1. Objek Wisata Tugu Muda Semarang.

 Deskripsi

Tugu Muda merupakan sebuah monumen bersejarah kota Semarang yang dibangun untuk
mengenang Pertempuran Lima Hari di Semarang melawan penjajah Jepang. Tugu Muda ini
menggambarkan tentang semangat berjuang dan patriotisme warga semarang, khususnya para
Remaja yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan
Indonesia pada Umumnya dan mempertahankan kota Semarang pada khususnya. Tugu Muda
didirikan atas prakarsa Koordinasi Pemuda Indonesia. Namun, karena mengalami sebuah
kendala dalam pendanaan, akhirnya rencana inipun gagal. Pada tahun 1951 dibentuklah Panitia
Tugu Muda yang diketuai Subeno Sosro Wardoyo (Walikota Semarang pada saat itu). Desain
Tugu Muda sendiri dirancang oleh Salim, sedangkan pada bagian relief dikerjakan oleh seniman
yang bernama Hondro. (http://seputarsemarang.com/tugu-muda-1750/)

Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang mengandung makna semangat juang para pejuang
untuk mempertahankan kemerdekaan RI tidak akan pernah padam. Bentuk Tugu muda
merupakan tugu yang berpenampang segi lima. Terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu landasan, badan
dan kepala. Pasa sisi landasan tugu terdapat relief. Keseluruhan tugu dibuat dari batu. Untuk
memperkuat kesan tugunya, dibuat kolam hias dan taman pada sekeliling tugu.
Untuk mempercantik Tugu Muda, dibangunlah sebuah taman yang mengelilingi Tugu Muda.
Di taman ini di beri beberapa ornamen supaya tugu muda dapat dijadikann sebagai taman kota,
antara lain ada air mancur, lampu-lampu warna putih dan kuning yang akan menambah kesan
anggun di malam hari. Pada taman terdapat pohon cemara, duplikasi senjata bambu runcing yang
tegak berdiri berjajar sebanyak 5 (lima) buah yang menggambarkan Pertempuran lima hari di
Semarang dengan bersenjatakan bambu runcing.
Pada bagian kaki tugu terdapat relief dengan lima buah sangga pilar,yang kecuali
dipergunakan untuk menggambarkan berbagai macam relief,juga dimaksudkan sebagai
lambang Pancasila. Pada tiap-tiap sangga terdapat hiasan-hiasan yang berbeda satu dengan yang
lain yaitu:
 Relief Hongerodeem
Menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan
Jepang yang sangat tertindas dan banyak yang menderita kelaparan,hingga hongerodeem
atau penyakit busung lapar merajalela di kalangan masyarakat.
 Relief Pertempuran
Menggambarkan betapa besar gelora semangat serta keberanian para pemuda
Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan negara dan bangsanya.

 Relief Penyerangan
Melambangkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk
melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

 Relief Korban
Menggambarakan bahwa dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang,banyak
rakyat yang menjadi korban.

 Relief Kemenangan
Menggambarkan hasil jerih payah dan pengorbanan yang telah membasahi bumi
kota Semarang. (https://id.wikipedia.org/wiki/Tugu_Muda)
2. Objek Wisata Lawang Sewu Semarang.

 Dilihat dari luar

 Dilihat dari dalam

Deskripsi

Semarang – Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda
yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem)
penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai
bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan
BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan
Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan
tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu.
Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering
menganggapnya sebagai pintu.
 Berapakah sebenarnya jumlah dari Lawang Sewu ?

Seperti Kepulauan Seribu yang jumlah pulau yang sebenarnya tak sampai 1.000, karena
tercatat hanya 342 buah bulau saja. Sebutan “Sewu” [Jawa: Seribu], merupakan penggambaran
sedemikian banyaknya jumlah pintunya. Menurut guide lawang sewu, jumlah lubang pintunya
terhitung sebanyak 429 buah, dengan daun pintu lebih dari 1.200 (sebagian pintu dengan 2 daun
pintu, dan sebagian dengan menggunakan 4 daun pintu, yang terdiri dari 2 daun pintu jenis ayun
[dengan engsel], ditambah 2 daun pintu lagi jenis sliding door/pintu geser).

Sejarah gedung ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di indonesia karena dibangun
sebagai Het Hoofdkantoor Van de Nederlandsch – Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) yaitu
kantor pusat NIS, perusahaan kereta api swasta di masa pemerintahan Hindia belanda yang
pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia menghubungkan Semarang dengan
“Vorstenlanden” (Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertamanya Jalur Semarang Tanggung
1867.
Awalnya administrasi NIS diselenggarakan di Stasiun Semarang NIS. Pertumbuhan
jaringan yang pesat diikuti bertambahnya kebutuhan ruang kerja sehingga diputuskan
membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh pada lahan di pinggir kota dekat
kediaman Residen Hindia Belanda, di ujung selatan Bodjongweg Semarang. Direksi NOS
menyerahkan perencanaan gedung ini kepada Prof Jacob F Klinkhamer dan B.J Ouendag, arsitek
dari Amsterdam Belanda.
Pelaksanaan pambangunan dimulai 27 Februari 1904 dan selesai 1907. Kondisi tanah di
jalan harus mengalami perbaikan terlebih dahulu dengan penggalian sedalam 4 meter dan diganti
dengan lapisan vulkanis. Bangunan pertama yang dikerjakan adalah rumah penjaga dan
bangunan percetakan, dilanjutkan dengan bangunan utama. Setelah dipergunakan beberapa
tahun, perluasan kantor dilaksanakan dengan membuat bangunan tambahan pada tahun 1916 –
1918.
Pada tahun 1873 rel kereta api pertama di Hindia Belanda selesai dibangun. Jalan itu
dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg maatschappij (NIS), suatu perusahaan swasta
yang mendapat konsesi dari pemerintah kolonial untuk menghubungkan daerah pertanian yang
subur di Jawa Tengah dengan kota pelabuhan Semarang (Durrant, 1972). Stasiun di Semarang
yang berada di tambaksari tidak jauh dari pelabuhan.
Pada peralihan abad ke-20 NIS membangun stasiun stasiun baru yang besar. Pada tahun
1914 stasiun Tambaksari digantikan oleh Stasiun Tawang. Sebelumnya pada tahun 1908 selesai
dibangun pula kantor pusat NIS yang baru, bangunan itu berada di ujung jalan Bodjong, di
Wilhelmina Plein berseberangan dengan kediaman gubernur.
Kantor pusat NIS yang baru itu adalah bangunan besar 2 lantai berbentuk “L” yang
dirancang oleh J.F Klinkhamer dan Ouendag dalam gaya Renaissance Revival (Sudrajat,1991).
Menurut Sudrajat pembangunan kantor pusat NIS di Semarang adalah tipikal 2 dasawarsa awal
abad 20 ketika diperkenalkan politik etis, ketika itu “… Muncul kebutuhan yang cukup besar
untuk mendirikan bangunan bangunan publik dan perumahan, akibat perluasan daerah jajahan,
desentralisasi administrasi kolonial dan pertumbuhan usaha swasta”.
Penduduk Semarang memberinya nama “Lawang Sewu” (pintu seribu), mengacu pada
pintu pintunya yang sangat banyak, yan gmerupakan usaha para arsiteknya untuk membangun
gedung kantor modern yang sesuai dengan iklim tropis Semarang. Semua bahan bangunan
didatangkan dari Eropa kecuali batu bata, batu alam dan kayu jati.
Pada saat yang bersamaan Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) berusaha mengambil
alih kereta api, pertempuran pecah antara pemuda dan tentara Jepang, belasan pemuda terbunuh
di gedung ini, 5 diantara mereka dimakamkan di halaman (tetapi pada tahun 1975 jenazah
mereka dipindah ke Taman Makam Pahlawan). Di depan Lawang Sewu berdiri monumen untuk
memperingati mereka yang gugur di Pertempuran Lima Hari.
Sesaat setelah kemerdekaan Lawang Sewu digunakan Kantor Perusahaan Kereta Api,
kemudian militer mengambil alih gedung ini, tetapi sekarang telah kembali ke tangan PT KAI.
(http://seputarsemarang.com/lawang-sewu-pemuda-1272/)

3. Objek Wisata simpang Lima Semarang.

Simpang Lima Semarang adalah sebuah lapangan yang berada di pusat kota Semarang
dijalur nasional . Lapangan ini disebut juga Lapangan Pancasila[1]. Simpang lima merupakan
pertemuan dari lima jalan yang menyatu, yaitu Jl. Pahlawan, Jl. Pandanaran, Jl. Ahmad Yani,
Jl. Gajah Mada dan Jl A Dahlan. Di sekitarnya berdiri hotel-hotel berbintang dan pusat
perbelanjaan. Di antaranya Hotel Ciputra, Hotel Horison, Hotel Graha Santika, Mall Ciputra, E
Plaza, Plaza Simpang Lima, Living Plaza, @Hom Hotel, Holiday Inn Expres, Warhol Apartemen
dan Condotel (sedang konstruksi). Lapangan ini merupakan pusat keramaian warga Semarang
setiap hari Sabtu-Minggu. Terutama pada hari minggu pagi tempat ini hanya diperuntukkan bagi
pejalan kaki dan bersepeda.
Simpang Lima dijadikan sebagai pusat Alun-alun Semarang berdasarkan atas usulan
Presiden RI pertama kali yaitu Ir. Soekarnodengan alasan Pusat alun-alun yang semula berada di
Kawasan Kauman telah beralih fungsi menjadi Pusat Perbelanjaan. Rencana pembangunan
Lapangan Pancasila waktu itu dipilih di ujung jalan Oei Tiong Ham (Jalan Pahlawan Semarang).
Lapangan Pancasila kemudian dapat terbangun pada tahun 1969.
Saat ini Lapangan Pancasila sudah menjadi landmark kota Semarang merupakan ruang
terbuka yang biasa digunakan oleh masyarakat Semarang untuk beraktivitas. Kota Semarang
sendiri menjadi identik dengan Simpang Lima, karena pusat kegiatan dan keramaian berada
disini.[2]

Lapangan Simpang ini biasanya pada hari Minggu di padati oleh pengunjung yang ingin
berolahraga, jalan-jalan, dan aktivitas lainnya. Apalagi disaat menjelang pergantian tahun,
Simpang Lima Semarang menjadi pusat perayaan pergantian Tahun. Biasannya di Simpang Lima
Semarang ini diadakan pesta kembang api dan konser musik.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Simpang_Lima_Semarang).
D. PENUTUP

Demikian laporan kegiatan study wisata ini di buat guna memenuhi tugas bahasa
Indonesia, apabila ada kekurangan dalam laporan ini, penulis memohon kritik dan
sarannya agar penulis dapat memperbaikinya lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai