Nama pematung : Henk Ngantung(pemdesain patung), pembuatan dilakukan oleh tim pematung keluarga
Arca, di bawah pimpinan Edhi Sunarso dengan anggota lainnya, Trisni, Askabul, Sarpomo, Moh Mudjiman,
Suardhi, dan Suwandi.
Bahan dan alat : Bahan dari purunggu cor
Alat ukir batu dan alat pengecor
Sejarah patung : Pada tahun 1962, Jakarta menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel
Indonesia. Ketika itu, Presiden Sukarno membangun Monumen Selamat Datang dalam rangka Asian
Games IV yang diadakan di Jakarta. Para atlet dan ofisial menginap di Hotel Indonesia dan bertanding di
komplek olahraga Ikada, sekarang komplek Gelora Bung Karno, Senayan. Stadion Senayan pada saat itu
adalah stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton. Ide pembuatan
patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh Henk Ngantung yang
pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tinggi patung perunggu ini dari kepala sampai kaki 5
m, sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah +-7 m, dan tinggi kaki
patung adalah 10 m. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga Arca pimpinan Edhi
Sunarso di Karangwuni. Pada saat pembuatannya, Presiden Sukarno didampingi Duta Besar Amerika
Serikat, Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi Sunarso. Pembuatan
patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat Datang kemudian diresmikan oleh
Sukarno pada tahun 1962
Nama pematung :
Alat dan bahan :Bahan (pasir,besi,semen,batu,beton)
Alat (alat ukir,alat berat,truk semen)
Sejarah patung : Menurut rencana patung Jenderal Sudirman sedianya akan diresmikan 22 Juni 2003
bertepatan HUT ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian akhirnya dilaksanakan tanggal 16
Agustus 2003. Peresmian sempat diwarnai unjuk rasa sekelompok pemuda. Panglima Besar Kemerdekaan
RI yang seharusnya menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia kini telah pudar makna
kepahlawanannya. Karena Jenderal Sudirman digambarkan sedang dalam posisi menghormat. Posisi
patung dianggap tidak pada tempatnya karena sebagai Panglima Besar, Sudirman tidak selayaknya
menghormat kepada sembarang warga yang melintasi jalan, yang justru seharusnya menghormati. Hal ini
pula yang sempat diangkat dalam film Nagabonar 2. Meski demikian Gubernur DKI Jakarta didampingi
Kepala Dinas Pertamanan DKI dan salah satu keluarga besar Jenderal Sudirman, Hanung Faini, tetap
meresmikan berdirinya Patung Jenderal Sudirman itu.
3. Tugu proklamasi
Nama pematung : Sketsa tugu peringatan tersebut dibuat oleh Kores Siregar, seorang mahasiswa
dari Institut Teknologi Bandung.
Alat dan bahan : Di tengah-tengah dua patung proklamator terdapat patung naskah proklamasi terbuat
dari lempengan batu marmer hitam
Sejarah : Kompleks Taman Proklamasi terletak di sebidang tanah tempat bekas kediaman
Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56. Presiden Sukarno menyatakan kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945 dari teras depan rumah ini. Rumah tersebut kemudian dikenal sebagai Gedung Proklamasi.
Untuk menandai ulang tahun pertama kemerdekaan Indonesia, sebuah tugu peringatan – dalam bentuk
obelisk kecil – dibangun pada tahun 1946 oleh kelompok Ikatan Wanita Djakarta. Tugu peringatan ini,
dikenal sebagai Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia, dibangun di halaman depan Gedung
Proklamasi.[3] Kemudian tugu tersebut dinamai ulang sebagai Tugu Proklamasi.
Nama pematung : Patung Diponegoro dibuat seorang pemahat kenamaan Italia yakni Cobertaldo,
Alat dan bahan : Dibuat dengan bahan perunggu
Sejarah : Patung Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro yang menunggang seekor kuda
berdiri menjulang tinggi dengan gagahnya seakan hendak terbang. Di dekat patung terdapat informasi
mengenai Pangeran Diponegoro, tentang riwayat singkat perjuangan Pangeran Diponegoro dalam
mengusir penjajah Belanda, hingga beliau wafat karena diasingkan. Patung ini sungguh terlihat gagah.
Patung yang terlihat sangat gagah ini dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di Indonesia
Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang terkenal sangat mengagumi dan
mencintai Indonesia. Selama menjabat sebagai konsul, ia bercita-cita menghadiahkan sesuatu sebagai
kenang-kenangan kepada bangsa Indonesia. Keinginan tersebut pada tahun 1963 dinyatakan kepada
Dubes RI di Italia yang waktu itu dijabat Hadi Thayeb dan disarankan untuk membuat patung para
pahlawan nasional Indonesia, ternyata yang dipilih adalah Pangeran Diponegoro.
Nama pematung : maestro pematung Indonesia asal Tabanan, Bali, Nyoman Nuarta.
Alat dan bahan : tembaga dan kuningan , pewarnaan(patina), rangka(stainless steel)
Sejarah : Menurut Nyoman Nuarta, pembangunan patung Arjuna Wijaya dilatarbelakangi
kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Turki di tahun 1987, dimana dia melihat banyak monumen
yang menjelaskan tentang cerita-cerita masa lalu Turki di jalan-jalan protokolnya. Presiden Soeharto
menyadari hal tersebut tidak dia jumpai di ruas jalan-jalan protokol di Jakarta, sehingga dia menggagas
pembangunan sebuah monumen yang memuat filsafat Indonesia. Melalui Nyoman Nuarta akhirnya
kisah Perang Baratayuda digunakan sebagai ide di balik wujud akhir patung tersebut. [1]
"Arjuna Wijaya" sendiri berarti "kemenangan Arjuna", yang menceritakan kemenangannya dalam
membela kebenaran dan keberaniannya, simbol apresiasi terhadap sifat-sifat kesatrianya. Patung Arjuna
Wijaya merupakan patung yang merupakan simbol bahwa hukum harus ditegakan tanpa pandang bulu.
Hal ini dilatarbelakangi salah satu episode dalam cerita Bharatayuddha di mana Arjuna bertempur
melawan Adipati Karna yang merupakan saudaranya sendiri. Menurut Nyoman Nuarta, dalam epos
Mahabharata, Arjuna pada awalnya ragu karena yang dilawannya adalah saudaranya sendiri, namun dia
harus menentukan sikap demi kebaikan orang yang lebih banyak, dia harus mengalahkan Adipati Karna
yang berdiri di pihak Kurawa. [2]Delapan kuda yang menarik kereta perang tersebut melambangkan
delapan filsafat kepemimpinan sesuai alam semesta, yang disebut "Asta Brata" yaitu : Kisma (bumi), Surya
(matahari), Agni (api), Kartika (bintang), Baruna (samudera), Samirana (angin), Tirta (hujan), dan Candra
(bulan). Tampilan kuda-kuda Asta Brata ini telah menjadi ciri tersendiri bagi Patung Arjuna Wijaya, dimana
sebagian patung kuda memperlihatkan bentuk bagian tubuh yang utuh, namun sebagian lagi berbagian
tubuh transparan. Bentuk ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin menghitung
jumlah kuda Asta Brata. Menurut Nyoman Nuarta, jumlah patung kuda Asta Brata yang sesungguhnya
adalah delapan, di mana yang transparan merupakan bayangan kuda-kuda Asta Brata tersebut
Nama pematung : dibuat oleh tim patung yang tergabung dalam Biro Insinyur Seniman Arsitektur (ISA) di
bawah pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan ialah Munir Pamuncak.
Alat dan bahan : dibuat dari beton bertulang dengan adukan semen dan bagian luarnya dilapisi dengan
bahan teraso.
Sejarah : Didirikannya patung ini bertujuan untuk mendorong semangat membangun yang
dilakukan oleh para pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda. Oleh karena itu patung ini diberi nama
"Patung Pemuda Membangun". Pengerjaan patung ini dimulai bulan Juli 1971 dan diresmikan bulan
Maret 1972. Rencana sebelumnnya peresmian akan dilakukan pada acara Peringatan Hari Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1971, namun patung belum selesai dibangun sehingga peresmiannya pun tertunda
beberapa bulan. Selain itu, untuk seluruh biaya pembangunan telah ditanggung oleh Pertamina selaku
perusahaan minyak yang ada di Indonesia.
Patung ini diberi nama Patung Pemuda Membangun karena sedang mengambarkan seorang pemuda yang
memiliki semangat tinggi sambil membawa obor. Jika dilihat dari penampilannya, memang patung ini
terlihat tanpa busana yang tujuaannya adalah untuk memperlihatkan otot yang kekar dari para tokoh
pemuda Indonesia.
Sementara itu, makna dari obornya adalah sebagai alat untuk menerangi kegelapan hati dan jiwa. Dengan
begitu, para pemuda diharapkan dapat berperan penting guna pembangunan bangsa Indonesia agar
semakin maju. Harapan dari pembangunan patung pemuda ini adalah agar para pemuda Indonesia turut
berperan aktif serta berpartisipasi dalam meraih cita-cita bangsa Indonesia.
Nama pematung : Patung ini dibuat oleh dua pematung Rusia kenamaan, Matvey Manizer dan Ossip
Manizer,
Alat dan bahan :bahan terbuat dari perunggu
Sejarah : Sedangkan versi lain mengatakan asal-usul pembanguna tugu tani berhubungan
dengan pengklaiman daerah Irian barat. Dalam sebuah buku diceritakan bahwa Sukarno menginginkan
tugu tani dibuat untuk memperingati perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan Irian barat
yang selama ini dikuasai oleh Belanda hingga 1963. Sedangkan proses pembuatan patung hingga
menyerupai seorang petani dan wanita diperoleh dari perjalanan Manizer ketika mengunjungi Indonesia
pada tahun 1960.[1] Kala itu, dia mendengar cerita tentang kisah seorang ibu yang mendukung anaknya
untuk berperang demi negaranya, dan mengingatkan anaknya untuk jangan pernah meninggalkan orang
tuanya. Kembali ke Uni Soviet, Ia bersama rekannya membuat patung tersebut sebagai kenang-kenangan.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena berkah dan karunia-Nya
sehingga kita dapat berkumpul pada acara siang hari ini.
Yang terhormat Bapak/Ibu, dan teman-teman yang saya cintai, berdiri saya disini ingin menyampaikan pidato
tentang kenakalan remaja. kita semua tentunya sudah mengetahui dan menyadari betapa banyaknya fenomena
kenakalan remaja di sekitar kita. Beberapa contoh kenakalan remaja tersebut seperti pengenalan rokok dan
narkoba sejak usia dini, yang mungkin awalnya hanya ingin mencoba hingga menjadi ketagihan dan kecanduan.
Adapun penyebab masalah dari kenakalan remaja ini sesungguhnya diakibatkan karena kesalahan orang tua
dalam cara mendidik, kesalahan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak memiliki banyak
waktu untuk memperhatikan aktifitas anak mereka. Namun tak bisa menyalahkan orang tua sepenuhnya,
kenakalan remaja banyak terjadi juga disebabkan oleh pergaulan bebas yang akhirnya menjerumuskan mereka
ke pergaulan yang salah. Memiliki banyak teman sesungguhnya adalah hal yang baik, namun kita pun juga harus
berhati-hati dalam memilih teman, supaya nantinya tidak terjerumus pada pergaulan yang salah.
Bapak/Ibu, dan teman-teman yang saya cintai, sesungguhnya masih banyak lagi contoh kenakalan remaja yang
salah dan ada di lingkungan kita. Misalnya saja seperti tawuran antar pelajar, geng motor, mabuk-mabukan, dan
perjudian. Marilah kita bersama-sama menjauhi perilaku-perilaku menyimpang tersebut, karena hal-hal seperti
itu sesungguhnya hanya akan merugikan diri kita sendiri. Gunakanlah masa-masa remaja Anda dengan hal-hal
positif serta dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang tua serta nusa dan bangsa.
Teman-teman sekolah saya yang saya banggakan, mulai sekarang selektiflah dalam mencari teman. Ingatlah
bahwa tidak ada satupun orang tua yang menginginkan ananya berperilaku buruk apalagi sampai terjerumus
kedalam kenakalan remaja. Semoga apa yang telah saya sampaikan ini terkait kenakalan remaja ini berguna buat
kita semua terutama dalam memilih pergaulan.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam bertutur kata. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb