Anda di halaman 1dari 17

Semua Ada

Sabtu, 02 Maret 2013

Sejarah singkat patung liberty

Patung Liberty adalah sebuah karya monumental seni pahat yang melambangkan kebebasan bagi
seluruh dunia. Nama patung ini sebenarnya adalah “Liberty Enlightening the World” atau Liberty yang
menyinari dunia. Patung ini di gambarkan sebagai seorang wanita yang sedang membebaskan diri dari
belenggu tirani dengan tangan kanan yang memegang sebuah obor dengan api yang menyala, ini
melambangkan kebebasan. Sementara tangan kirinya memegang sebuah buku dengan tulisan “July 4,
1776” (dengan angka Romawi), hari kemerdekaan Amerika. Dia mengenakan jubah yang menjuntai dan 7
bayangan dari paku besar pada mahkotanya melambangkan 7 samudra dan benua.

Patung Liberty memiliki tinggi kurang leih 46 m (151 ft)b. Jika di hitung dari dasar, patung ini memiliki
tinggi sampai 93 m (305 ft). Lapisan patung ini terbuat dari lempengan tembaga tempa debnan
ketebalan 2.4 mm (0.01 in) yang di pasang pada rangka besi. Rangka besinya di buat oleh Insinyur
Perancis, Gustave Alexandre Eiffel, yang juga pembuat menara Eiffel di Paris.

Alas patung ini di desain menggunakan beton dan granit oleh arsitek Amerika, Richard Morris Hunt.
Sebuah dinding berbentuk bintang mengelilingi alas setinggi 47-m (154-ft) ini. Dinding ini adalah bagian
dari Fort Wood, tembok yang di bangun awal abad 19 untuk mempertahankan kota New York selama
berlangsungnya perang 1812 (1812-1815).

Sejarah

Awalnya, patung Liberty di buat sebagai monumen untuk mengingatkan adanya aliansi yang pernah
terjadi antara Perancis dan Amerika selama terjadinya Revolusi Amerika (1775-1783). Patung ini di
deasin oleh pemahat Perancis, Frédéric-Auguste Bartholdi dan selesai pada bulan Juli 1884. Rakyat
Perancis menyumbangkan uangnya untuk membangun patung ini. Pemerintah SAmerika sendiri
membangun landasan untuk patung ini dari dana yang di himpun oleh pengusaha surat kabar yang
bernama Joseph Pulitzer.

Patung ini pertamakali di pamerkan di Paris, kemudian di bongkar dan di kirimkan ke New York, dan di
pasang ulang seperti saat ini. Patung ini di resikan. Patung Dewi kemerdekaan tersebut

dipersembahkan oleh rakyat Prancis kepada rakyat Amerika, sebagai hadiah ulang

tahun kemerdekaan Amerika yang ke-100.

Setelah

selesai dibuat di Prancis, patung tersebut dibongkar, dan dikemas dalam 200 dibuat

muatan besar untuk dikirim ke Amerika. Patung Liberty selanjutnya disusun

kembali di Bedloe’s Island di mulut pelabuhan Kota New York. Sedemikian lama

proses pengepakan ini, hingga patung Liberty baru bisa diresmikan ,oleh presiden Amerika, Grover
Cleveland pada 28 Oktober 1886 sepuluh tahun setelah HUT kemerdekaan Amerika yang ke-100.

Dengan

tinggi 46 meter dan berat 204 ton, Patung Liberty berdiri diatas landasan

setinggi 46 meter. Bagian dalamnya diisi oleh rangka baja, sementara bagian

luarnya dibuat dari plat tembaga. Rangka baja patung Liberty, dibuat dan

dirancang oleh Gustave Eiffel, orang yang juga merancang dan membangun Menara

Eiffel.

Patung Jendral Sudirman

Merupakan salah satu patung yang berada di Jakarta tepatnya di kawasan Dukuh Atas, depan Gedung
BNI, Jalan Jenderal Sudirman. Patung ini memiliki tinggi keseluruhan 12 meter dan terdiri atas: tinggi
patung 6,5 meter dan voetstuk atau penyangga 5,5 meter. Patung ini terbuat dari perunggu seberat 4 ton
dengan anggaran sebesar 3,5 miliar Rupiah dan dikerjakan oleh seniman sekaligus dosen seni rupa
Institut Teknologi Bandung, Sunario.
Sosok Jenderal Sudirman digambarkan berdiri kokoh menghormat dan kepala sedikit mendongak ke
atas untuk memberi kesan dinamis. Karena berdiri di tengah kawasan yang penuh dengan beragam
aktivitas, patung sengaja didesain sederhana dan tidak memerlukan banyak rincian.

Rencana pembangunan patung Sudirman dan sejumlah patung yang akan menghiasi jalan protokol
sesuai nama jalan mencuat pada September 2001. Rencana itu merupakan realisasi sayembara patung
pahlawan yang dilakukan tahun 1999. Lokasi patung merupakan satu garis lurus yang berujung dari
Patung Pemuda Membangun di Kebayoran sampai Tugu Monumen Nasional.

Biaya pembangunan patung yang menelan dana 6,6 miliar Rupiah berasal dari pengusaha, bukan dari
APBD DKI Jakarta. Sebagai kompensasinya pengusaha mendapat dua titik reklame di lokasi strategis,
Dukuh Atas. Sementara yang menentukan penyandang dana diserahkan kepada keluarga Sudirman.
Pengusaha yang telah ditunjuk mendanai pembangunan patung, yakni PT. Patriamega. Sebagai
kompensasinya, PT. Patriamega memperoleh dua titik reklame di lahan strategis di Dukuh Atas, yakni di
titik A dan 6B. Bagi kalangan penyelenggara reklame, titik tersebut adalah sangat strategis dan nilai
jualnya paling mahal.

Menurut rencana Patung Jenderal Sudirman sedianya akan diresmikan 22 Juni 2003 bertepatan HUT
ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian akhirnya dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003.
Peresmian sempat diwarnai unjuk rasa sekelompok pemuda. Panglima Besar Kemerdekaan RI yang
seharusnya menjadi simbol semangat perjuangan bangsa Indonesia kini telah pudar makna
kepahlawanannya. Karena Jenderal Sudirman digambarkan sedang dalam posisi menghormat. Posisi
patung dianggap tidak pada tempatnya karena sebagai Panglima Besar, Sudirman tidak selayaknya
menghormat kepada sembarang warga yang melintasi jalan, yang justru seharusnya menghormati. Hal
ini pula yang sempat diangkat dalam film Nagabonar 2. Meski demikian Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
didampingi Kepala Dinas Pertamanan DKI Jakarta Maurits Napitupulu dan salah satu keluarga besar
Jenderal Sudirman, Hanung Faini, tetap meresmikan berdirinya Patung Jenderal Sudirman itu.

Jenderal Sudirman adalah pemimpin pasukan gerilya pada masa perang kemerdekaan (1945-1949). Ia
menyandang anugerah Panglima Besar. Jasa dan pengabdiannya kepada bangsa dan negera layak
dikenang dan diabadikan.

Patung Selamat Datang


Patung Selamat Datang atau sering disebut Monumen Selamat Datang adalah sebuah monumen yang
terletak di tengah Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Indonesia. Monumen ini berupa patung sepasang
manusia yang sedang menggenggam bunga dan melambaikan tangan. Patung tersebut menghadap ke
utara yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.

Pada tahun 1962, Jakarta menyambut tamu-tamu kenegaraan di Bundaran Hotel Indonesia. Ketika itu,
Presiden Sukarno membangun Monumen Selamat Datang/ hehachi teguh gunawan dalam rangka Asian
Games IV yang diadakan di Jakarta. Para atlet dan ofisial menginap di Hotel Indonesia dan bertanding di
komplek olahraga Ikada, sekarang komplek Gelora Bung Karno, Senayan. Stadion Senayan pada saat itu
adalah stadion terbesar di Asia Tenggara yang mampu menampung 120.000 penonton.

Ide pembuatan patung ini berasal dari Presiden Sukarno dan rancangan awalnya dikerjakan oleh Henk
Ngantung yang pada saat itu merupakan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tinggi patung perunggu ini dari
kepala sampai kaki 5 m, sedangkan tinggi seluruhnya dari kaki hingga tangan yang melambai adalah +-7
m, dan tinggi kaki patung adalah 10 m. Pelaksana pembuatan patung ini adalah tim pematung Keluarga
Arca pimpinan Edhi Sunarso di Karangwuni. Pada saat pembuatannya, Presiden Sukarno didampingi Duta
Besar Amerika Serikat, Howard P. Jones beserta para menteri sempat berkunjung ke sanggar Edhi
Sunarso. Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun. Monumen Selamat Datang
kemudian diresmikan oleh Sukarno pada tahun 1962.

Patung Pahlawan (Tugu Tani)

Patung Pahlawan (dikenal juga dengan Tugu Tani) adalah patung yang melambangkan seorang ibu yang
melepas anaknya ke medan pertempuran. Patung ini adalah karya pematung kenamaan Uni Soviet,
Matvey Genrikhovich Manizer, dibantu oleh putranya Ossip Manizer. Karya –karya Matvey Manizer sejak
1930-an sudah menjadi karya-karya yang diakui di Uni Soviet. Karya-karyanya tersebar mulai dari
St.Petersburg hingga Moskow. Karya-karya Matvey sendiri merupakan klasik bagi aliran sosialis-realisme.
Aliran yang kompatibel dengan Sosialisme – Komunisme. Dimana sebuah karya seni haruslah menjadi
sebuah pembawa pesan proses serta tujuan revolusioner.
Pada Mei 1959, Soekarno melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet untuk bertemu dengan
Perdana Menteri Nikita Kruschev. Saat tiba di Moskow, Soekarno tertarik dengan patung-patung bertema
sosialis-realisme yang tersebar di beberapa penjuru kota. Oleh pejabat Uni Soviet, Soekarno pun
diperkenalkan dengan Matvey, yang saat itu menjabat sebagai vice president USSR Academy of Arts.
Matvey sebetulnya pada dekade 50-an sudah tidak aktif berkarya, dengan karya terakhirnya, Monumen
Ivan Pavlov di Kota Ryazan, diselesaikan tahun 1950.

Soekarno mengundang the Manizers untuk datang ke Indonesia dan membuat sebuah karya yang
diilhami keadaan di Indonesia. Matvey pun datang ke Indonesia dalam rangka mencari inspirasi. Matvey
akhirnya terpesona oleh cerita perjuangan rakyat yang konon berasal dari Jawa Barat, dimana ada
seorang ibu yang mendukung anaknya pergi berperang demi kemerdekaan dan tanah airnya. Dimana
sang ibu membekali anaknya dengan makanan dan harapan.

Manizer lalu mewujudkan gagasan itu sekembalinya ke Uni Soviet. Beberapa lama di tahun 1963 ia
menyelesaikan patung tersebut. Lalu setelah selesai sempurna, patung tersebut dikirimkan ke Jakarta
melalui kapal laut, diberikan sebagai tanda persahabatan Moskow-Jakarta. Patung tersebut akhirnya
ditempatkan di Menteng, dan diberi judul Patung Pahlawan. Soekarno melengkapi karya ini dengan
membubuhkan kata-kata “Hanja Bangsa Jang Menghargai Pahlawan Pahlawannja Dapat Menjadi Bangsa
Jang Besar”.

Patung Dirgantara (Tugu pancoran)

Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung
yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di
depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI
Angkatan Udara. Posisinya yang strategis karena merupakan pintu gerbang menuju Jakarta bagi para
pendatang yang baru saja mendarat di Bandar Udara Halim Perdanakusuma.

Ide pertama pembuatan patung adalah dari Presiden Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah
patung mengenai dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan
manusia angkasa, yang berarti menggambarkan semangat keberanian bangsa Indonesia untuk
menjelajah angkasa.
Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca
Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik
Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton.
Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses
pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.
Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada
tahun 1965.

Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan
bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk
mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.

Proses pemasangan Patung Dirgantara sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu
merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Alat pemasangannya
sederhana saja yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11
ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton

Pemasangan patung Dirgantara akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966. Patung Dirgantara
ditempatkan di lokasi ini karena strategis, merupakan pintu gerbang kawasan Jakarta Selatan dari
Lapangan Terbang Halim Perdanakusumah selain itu dekat dengan (dahulu) Markas Besar Angkatan
Udara Republik Indonesia.

Konon biaya pembuatan dan pemasangan patung pancoran ini juga berasal dari kantong pribadi Bung
Karno, yaitu dengan menjual sebuah mobil pribadi kesayangannya. Dahulu mobil presiden bernilai
sangat mahal pada zamannya (perbandingan zaman sekarang sama halnya dengan harga mobil
lamborighini Gallardo Murciélago LP 670-4 SuperVeloce sekitar 9,5 M ).Bung Karno ingin segera melihat
patung itu didirikan dengan megahnya di Jakarta. Hal itu merupakan kebanggaan tersendiri baginya.
Karena itu biaya untuk pembuatan patung dipikul sendiri dengan cara menjual mobil pribadi dan sampai-
sampai dalam pembuatannya, beliau secara langsung mengawasi selama pekerjaan tersebut sehingga
merepotkan dalam pengawalannya.Sayang keinginan untuksegera melihat hasil karya itu agak terganggu
dengan meletusnya G30S/PKI di Indonesia yang membawa korban para jenderal dan rakyat. Bahkan
patung itu disebut-sebut sebagai alat pencungkil mata dari orang-orang PKI. Sesuatu yang disangkal Bung
Karno dengan segera meresmikan patung tersebut sebagai jawabannya, dua tahun setelah awal
pembangunannya (1964-1965).

Patung Pangeran Diponegoro


Dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di Indonesia Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang
pengusaha besar Italia yang terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia. Selama menjabat
sebagai konsul, ia bercita-cita menghadiahkan sesuatu sebagai kenang-kenangan kepada bangsa
Indonesia. Keinginan tersebut pada tahun 1963 dinyatakan kepada Dubes RI di Italia yang waktu itu
dijabat Hadi Thayeb dan disarankan untuk membuat patung para pahlawan nasional Indonesia, ternyata
yang dipilih adalah Pangeran Diponegoro.

Patung Diponegoro dibuat seorang pemahat kenamaan Italia yakni Cobertaldo, yang dikirim langsung
oleh Dr. Mario Pitta ke Indonesia. Untuk memulai pekerjaan tersebut, Cobertaldo ditugaskan
mengadakan penelitian mengenai berbagai tipe orang Indonesia sambil mempelajari sejarah dan
kebudayaan Indonesia. Berhari-hari ia mempelajari berbagai macam posisi kuda yang sering dipakai
Diponegoro. Setelah meresapi perjuangannya, dibuatlah patung tersebut, sang pangeran berjubah dan
bersorban putih sedang menunggang kuda putih dengan kedua kaki depan diangkat ke atas. Dibuat
dengan bahan perunggu dan dikerjakan selama setahun pada 1965 di Italia. Setelah dikirim ke Jakarta,
patung tersebut diletakkan di dalam Taman Monas sebagai pintu gerbang dari Monumen Nasional.

Patung Arjuna (Asta Brata)

Patung Arjuna Wijaya ini dibangun pada bulan Agustus 1987. Patung ini menggambarkan sosok Arjuna
dalam perang Baratayudha yang kereta perangnya ditunggangi oleh Batara Kresna. Adegan patung karya
pematung Nyoman Nuarta itu diambil dari fragmen saat mereka melawan Adipati Karna. Oleh orang-
orang jakarta, patung ini biasa dikenal dengan nama Patung kuda setan, atau juga Patung delman.

Kereta pada patung tersebut ditarik oleh delapan kuda, yang melambangkan delapan ajaran
kehidupan yang diidolakan oleh Presiden Soeharto. Asta Brata itu meliputi falsafah hidup yang
mengajarkan kita harus mencontoh bumi, matahari, api, bintang, samudra, angin, hujan dan bulan. Di
bagian patung itu menempel prasasti yang bertuliskan “Kuhantarkan kau melanjutkan perjuangan
dengan pembangunan yang tidak mengenal akhir”.

Proses pembuatan patung ini pernah mengalami keterbatasan dana, sehingga patung itu dibuat dari
bahan poliester resin yang punya kelemahan mudah rapuh jika terkena sinar ultraviolet. Sampai dengan
tahun 2003, patung Arjuna Wijaya mengalami kerusakan, sehingga akhirnya patung ini direnovasi
kembali dengan menelan biaya 4M. Bahan material patung itu sendiri diganti dengan bahan tembaga.

Patung Pemuda Membangun

Patung Pemuda Membangun terletak di bunderan air mancur Senayan. Monumen yang terletak tidak
jauh dari pertokoan Ratu Plaza ini, dibuat oleh tim patung yang tergabung dalam Biro Insinyur Seniman
Arsitektur (ISA) di bawah pimpinan Imam Supardi. Penanggung jawab pelaksanaan ialah Munir
Pamuncak.

Keberadaan patung ini bertujuan untuk mendorong semangat membangun yang pada hakekatnya
harus dilakukan oleh para pemuda atau orang-orang yang berjiwa muda. Oleh karena itu patung ini
diberi nama "Patung Pemuda Membangun". Patung tersebut diletakkan di bunderan air mancur
Senayan, karena praktis dan strategis. Praktis karena tempatnya luas, cukup memenuhi persyaratan
untuk memasang patung besar dan strategis karena tempat tersebut merupakan titik pertemuan dari
dan ke segenap penjuru kota Kebayoran Baru dan sekitarnya. Selain itu keberadaannya juga dekat
dengan kompleks olah raga Senayan serta tidak jauh dari Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Patung ini dibuat dari beton bertulang dengan adukan semen dan bagian luarnya dilapisi dengan
bahan teraso. Pekerjaan dimulai bulan Juli 1971 dan diresmikan bulan Maret 1972. Rencana semula
peresmiannya akan dilakukan pada acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1971, namun
saat itu patung belum selesai dibangun sehingga peresmiannya pun tertunda beberapa bulan. Seluruh
pendanaan pembuatan patung disandang oleh perusahaan minyak yang saat ini bernama Pertamina.
Ketika itu pimpinan tertingginya, Ibnu Sutowo, ikut memegang peranan.

Dinamakan pemuda membangun karena patung tersebut menggambarkan seorang pemuda


membawa obor dengan semangat yang berkobar. Dari jauh patung ini terlihat bagai tanpa busana,
guratan-guratan urat dan gumpalan otot ditonjolkan untuk mendukung ekspresi gerak dari tokoh
pemuda. Makna obor adalah sebagai alat penerang dan dalam artian filosofis adalah untuk menerangi
hati dan jiwa yang gelap. Diharapkan kaum muda mengambil peran penting dalam pembangunan
bangsa. Partisipasi aktif dalam memajukan tanah air sangat diperlukan karena melalui tangan pemuda
lah terletak cita-cita dan harapan masa depan.
Patung ini berukuran cukup tinggi. Upaya perawatannya dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
antara lain melalui oleh Dinas Pertanaman dan Dinas Pemadam kebakaran untuk ‘memandikan’ patung.

Patung Pembebasan Irian Barat

Nama Lapangan Banteng masih populer sampai sekarang. Pertama kali kawasan ini diberi nama
“Weltevreden”. Karena pada 1828 Belanda membangun Monumen Waterloo, maka diganti menjadi
Lapangan Waterloo. Di atas monumen itu ada patung singa, sehingga masyarakat pribumi menyebutnya
Lapangan Singa. Setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno menamainya Lapangan Banteng.
Soekarno menganggap banteng adalah simbol gerakan nasionalisme Indonesia.

Ketika berada di Yogyakarta, Soekarno berpidato. Dengan berapi-api beliau menggerakkan massa
rakyat untuk bertekad membebaskan Irian Barat (sekarang Papua) dari belenggu penjajahan Belanda.
Pada 1962 memang terjadi puncak konflik antara Indonesia dengan Belanda mengenai masalah status
Irian Barat. Gagasan ini kemudian ‘diterjemahkan’ oleh Henk Ngantung dalam bentuk sketsa (Sejarah
Singkat Patung-patung dan Monumen di Jakarta, 1985).

Patung tersebut menggambarkan seseorang yang telah berhasil membebaskan belenggu


(memutuskan rantai besi di tangan), maksudnya penjajahan Belanda. Pelaksanaan pembangunan
dilakukan oleh tim pematung Keluarga Arca Yogyakarta pimpinan Edhi Sunarso. Patung terbuat dari
bahan perunggu seberat sekitar 8 ton. Tinggi patung dari kaki sampai ujung tangan sekitar 11 meter,
sementara tinggi kaki patung dari landasan bawah adalah 20 meter. Lama pembuatan sekitar satu tahun.
Presiden Soekarno berkenan meresmikan patung ini pada 17 Agustus 1963.

Patung ini, yang kemudian dikenal sebagai Patung Pembebasan Irian Barat, ditempatkan di Lapangan
Banteng. Tempat tersebut dianggap strategis, luas, dan memenuhi persyaratan untuk sebuah patung
berukuran tinggi. Apalagi Lapangan Banteng merupakan pintu gerbang tamu-tamu yang datang dari
lapangan terbang Kemayoran.

Sejarah Patung Singa Merlion Di Singapore


Merlion pertama kali dirancang sebagai lambang Singapore Tourist Promotion Board (STPB) di tahun
1964 – dan sang kepala singa dengan badan ikan di atas puncak ombak ini segera menjadi ikon Singapura
bagi dunia.

http://www.seecforum.unisa.edu.au/SSES2007/images/Merlion%20Park%20-day%202.jpg

Menurut Sejarah Melayu, nama Singapura diberikan oleh Sang Nila Utama, pangeran Melayu dari
Palembang pada awal abad ke 14. Ketika Sang Nila Utama berlayar di laut, terjadi badai dan angin
kencang yang mengakibatkan perahunya terdampar di sebuah pulau. Saat di pulau, Sang Nila Utama
melihat seekor binatang yang menyerupai singa. Oleh karena itu, pulau tersebut dinamakan Singapura
(berarti "kota singa").

Merlion Dirancang oleh Mr. Fraser Brunner, anggota panitia suvenir dan kurator di Van Kleef Aquarium,
kepala singanya melambangkan singa yang terlihat oleh Pangeran Sang Nila Utama seperti yang
tercantum dalam “Sejarah Melayu”. Ekor ikan sang Merlion melambangkan kota kuno Temasek (berarti
“laut” dalam bahasa Jawa), nama Singapura sebelum sang Pangeran menamakannya “Singapura”
(berarti “lion” (singa) “city” (pura) dalam bahasa Sansekerta) dan juga melambangkan awal Singapura
yang sederhana, yaitu sebagai perkampungan nelayan.

Berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot 70 ton, patung Merlion ini dibangun dari campuran semen
oleh seniman Singapura, almarhum Mr. Lim Nang Seng. Patung Merlion kedua yang lebih kecil,
berukuran tinggi dua meter dan berbobot tiga ton, juga dibangun oleh Mr. Lim. Bagian badannya terbuat
dari campuran semen, kulitnya dari pelat porselen dan matanya dari cangkir teh kecil berwarna merah.

Rumahnya yang pertama Merlion dan anaknya, “Cub”, awalnya terletak di muka Singapore River, tepat di
seberang Elizabeth Walk, hanya 120 meter dari lokasinya yang sekarang. Area yang juga disebut sebagai
Merlion Park ini segera menjadi tempat atraksi wisata yang populer, dan menjadi salah satu tempat-
tempat terkenal di kota-kota besar dunia. Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew,
meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972. Sebuah prasasti
perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan tulisan,

“Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua pengunjung ke Singapura.”
Saat ini, Merlion menarik lebih dari satu juta pengunjung setahun, yang datang ke Merlion Park untuk
mengambil foto ikon terkenal dunia ini di rumahnya yang baru, di samping One Fullerton.

Lokasi Patung Merlion Rumah Merlion yang baru terletak bersebelahan dengan One Fullerton, sebuah
taman seluas 2.500 meter persegi yang baru saja dibangun. Di One Fullerton, terdapat aneka restoran,
lounge, dan klub dansa di tepi sungai.

Area ini juga memiliki sebuah tanjung dengan teras tempat duduk dan sebuah dek untuk menonton yang
sanggup menahan sampai 300 orang, serta sebuah tempat pendaratan kapal sehingga pengunjung dapat
turun dari taksi kapal. Dek ini memberi panorama sang Merlion yang terbaik bagi para fotografer, dengan
latar belakang cakrawala kota dan Marina Bay yang indah, termasuk gedung-gedung landmark seperti
The Fullerton Singapore dan Esplanade – Theatres on the Bay.

Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang pula sebuah sistem pompa untuk
Merlion dan anak Merlion, sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam.

Sejarah – Sphinx –

Sphinx di Mesir

Sphinx merupakan patung singa berkepala manusia diyakini merupakan kepala Khufu. Sphinx adalah
patung monumental, patung kerajaan pertama yang benar-benar kolosal di Mesir, dikenal sebagai The
Great Sphinx of Giza, adalah simbol nasional Mesir, baik kuno dan modern. Ini telah mengaduk imajinasi
penyair, sarjana, petualang dan wisatawan selama berabad-abad dan telah juga menginspirasi banyak
spekulasi tentang umurnya, artinya, dan rahasia yang mungkin terkandung di dalamnya.

Kata “sphinx”, yang berarti ‘pencekik’, pertama kali diberikan oleh orang Yunani untuk makhluk luar biasa
yang memiliki kepala seorang wanita, tubuh singa dan sayap burung. Di Mesir, ada banyak patung sphinx,
yang biasanya dengan kepala seorang raja mengenakan topi dan tubuh singa.
The Great Sphinx diyakini menjadi patung batu yang paling besar di putaran abad yang pernah dibuat
oleh manusia. Namun, harus dicatat bahwa Sphinx bukan sebuah monumen terisolasi dan bahwa hal itu
harus diuji dalam konteks lingkungannya. Secara khusus, seperti banyak monumen Mesir, adalah sebuah
kompleks yang terdiri tidak hanya dari patung besar itu sendiri, tetapi juga kuil tua, sebuah kuil Kerajaan
Baru dan beberapa struktur kecil lainnya. Hal ini juga berkaitan erat dengan Khafre’s Valley Temple, yang
tempat itu sendiri memiliki empat patung kolosal sphinx yang masing-masing lebih dari 26 meter.

Sphinx menghadap ke matahari terbit dengan sebuah kuil ke depan candi yang menyerupai matahari
yang kemudian dibangun oleh raja-raja dari dinasti ke-5. Singa adalah simbol matahari pada tempat di
lebih dari budaya dekat Timur kuno. Kepala manusia melambangkan kerajaan pada tubuh singa
melambangkan kuasa, dan kekuatan, dikendalikan oleh kecerdasan firaun, penjamin dari tatanan kosmik,
atau ma’at. Itu adalah simbolisme bertahan selama dua setengah milenium dalam ikonografi peradaban
Mesir.

Kepala dan wajah Sphinx tentu mencerminkan gaya yang milik Kerajaan Mesir Lama, dan Dinasti 4 pada
khususnya. Bentuk keseluruhan wajahnya lebar, hampir persegi, dengan dagu yang luas. The hiasan
kepala (dikenal sebagai ‘-kain kepala Nemes’), dengan perusahaan lipat dari atas kepala dan pesawat
segitiga di belakang telinga, kehadiran kerajaan ‘kobra uraeus’ pada alis, perawatan mata dan bibir
semua bukti bahwa Sphinx terukir selama periode ini.

Ada sebuah lubang di bagian atas kepala, sekarang diisi, bahwa setelah memberikan dukungan untuk
hiasan kepala tambahan. Penggambaran Sphinx dari akhir zaman Mesir kuno menunjukkan mahkota
atau bulu di atas kepala, tapi ini tidak merupakan bagian dari desain asli. Bagian atas kepala sphinx lebih
datar, bagaimanapun, begitulah bentuk dari patung sphinx Mesir kemudian.

Ukuran tubuh sphinx adalah 72,55 meter dan 20,22 meter. Wajah sphinx lebarnya adalah 4 meter dan
tinggi mata adalah 2 meter. Mulutnya sekitar dua meter, sedangkan hidung lebih dari 1,5 meter.
Telinganya lebih dari 1 meter tingginya. Bagian dari kobra (uraeus suci), hidung, telinga lebih rendah dan
janggut ritual sekarang sudah hilang.

Sejarah Patung Kristus Penebus di Rio de Janeiro


Patung Kristus Penebus (Christ the Redeemer ) yang terletak di Rio de Janeiro Brasil yang hingga saat ini
sangat ramai dikunjungi wisatawan adalah sebagai simbol Kristen negara dan lambang kedamaian rakyat
Brazil. Patung ini terpilih sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern.

Sejarah pembangunan patung ini dimulai pada abad XVI dengan memilih puncak Corcovado sebagai
tempat peletakan patung karena puncak tersebut menyerupai punuk atau bungkuk serta terlihat dari
berbagai sudut kota-kota di Brazil. Pada tahun 1922, pada hari kemerdekaan Brasil rencana pekerjaan
patung dimulai dengan kempanye besar-besaran dalam penggalangan dana nasional untuk pekerjaan ini.
Akhirnya pada tahun 1927, pembangunan patung itu dimulai. Desain akhir dari monumen itu ditulis oleh
seniman Carlos Oswald baik dan Pematung Perancis Paul Landowski ditempatkan bertugas
melaksanakan patung.

Semua bahan yang diperlukan serta tenaga kerja yang berpartisipasi dalam pembangunan patung
Kristus diangkut ke Corcovado oleh kereta api yang menghubungkan jalan Cosme Velha, yang saat ini
berfungsi sebagai kereta wisata ke atas. Inilah kereta api pertama yang bekerja dengan tenaga listrik di
Brazil.

Patung Kristus Penebus ini terbuat dari beton bertulang dan soapstone. Tingginya 38 meter (120 kaki)
(termasuk alas), berat 700 ton, dan terletak di puncak dari 709 meter (2.300 kaki) Corcovado gunung di
Taman Nasional Hutan Tijuca menghadap kota . Ini adalah yang tertinggi dari jenisnya di dunia.

Tanggal 12 Oktober 1931, patung ini selesai dan diresmikan. Sampai saat ini, proses pembangunannya
tetap diutamakan seperti pemasangan lampu-lampu di sekitar patung, pembangunan lift panorama serta
penambahan tangga bermotor untuk mengatasi kesulitan bagi orang tua dan orang difable, karena
diperlukan 220 langkah untuk sampai ke puncak. Pembangunannya berlangsung sekitar lima tahun.

Leshan Giant Buddha di Cina


Leshan Giant Buddha menjadi salah satu patung tertua di dunia, sudah ada sejak abad ke 8. Yang luar
biasa dari pembuatan patung ini adalah dipahat langsung dari sebuah tebing raksasa oleh para biksu di
jaman tersebut dan menggunakan konsep canggih sistem irigasi anti hujan agar tidak merusak keindahan
patung.

patung raksasa tertinggi

Tragisnya, pada awal-awal pembuatan patung Leshan Giant Buddha diceritakan bahwa lantai dasar
hingga lantai 13 dalam ruangan patung tersebut terbuat dari kayu berlapis emas namun sudah dijarah
oleh para pasukan Mongol. Sekilas tampak luar patung ini hanya terlihat bagian bahunya saja, padahal
aslinya begitu luas kalau dilihat dari bawah.

Menghadap langsung ke arah Gunung Emei dan tiga sungai, jika kita melihatnya di malam hari nampak
bayangan spritual yang dikeluarkan oleh patung Leshan Giant Buddha yang berasal dari kabut. Memiliki
tinggi 71 meter dan sampai sekarang menjadi salah satu tempat suci bagi seluruh umat Buddha di dunia.

Proyek mengukir Mount Rushmore sejak awal dimaksudkan untuk menarik wisatawan ke wilayah Black
Hills, Dakota Selatan.

Doane Robinson, seorang sejarawan, melontarkan ide mengukir Mount Rushmore dengan wajah tokoh
Amerika pada tahun 1923.

Proyek ini menerima Persetujuan Kongres dan pekerjaan dimulai pada tahun 1927.

Seorang pematung terkenal, Gutzon Borglum, diberi tanggung jawab untuk melaksanakan proyek.

Awalnya, media ukiran yang dipilih adalah pilar granit. Tapi Borglum menyadari pilar tersebut terlalu tipis
sehingga dia memutuskan mengalihkannya ke Mount Rushmore.
Salah satu alasan di balik pilihannya adalah bahwa Mount Rushmore menghadap tenggara, yang berarti
akan mendapakan sinar matahari hampir setiap saat.

Mount Rushmore juga merupakan puncak tertinggi di daerah itu serta terbuat dari granit yang
membuatnya tahan terhadap erosi.

Borglum menggunakan metode Yunani kuno saat membuat model dan melakukan pengukuran pada
gunung berdasarkan model yang dia buat.

Satu inci pada model mewakili satu kaki di gunung. Pekerjaan pengukiran dimulai pada tanggal 4 Oktober
1927.

Sebelumnya telah diputuskan untuk memahat wajah empat Presiden Amerika Serikat, yaitu George
Washington, Thomas Jefferson, Theodore Roosevelt, dan Abraham Lincoln.

Masing-masing figur memiliki peran signifikan dalam perjalanan sejarah Amerika Serikat.

Washington berjasa membawa demokrasi ke Amerika, Thomas Jefferson mematangkan konsep


‘pemerintahanan oleh rakyat’, Abraham Lincoln berjasa besar dalam mengakhiri perbudakan di Amerika,
sementara Theodore Roosevelt membawa reformasi bisnis.

Borglum memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengukir Mount Rushmore tidak akan melebihi
6 tahun dengan biaya sekitar $ 500.000.

Batu lapisan atas dikupas menggunakan dinamit, sampai lapisan granit sedalam 7,5 – 15 cm tersingkap.
Julian Spotts, seorang insinyur dari National Park Service Engineer berkontribusi memperbaiki kondisi
kerja sehingga lebih aman dan nyaman serta menyarankan penggunaan peralatan yang lebih efisien.

Proyek ini selesai pada tahun 1941 dan menelan biaya $ 900.000.

Pekerjaan dimulai dengan membuat wajah George Washington. Pertama kepalanya dipahat menjadi
bentuk seperi telur.

Thomas Jefferson lantas diukir di sisi kanan Washington. Namun setelah sekitar dua tahun pekerjaan
berlangsung, ternyata batu pahatan Jefferson terlihat retak.

Untuk mengatasi masalah ini, wajah Jefferson lantas diledakkan dan dipindah ke sisi kiri Washington.

Wajah Washington mulai diperlihatkan ke publik pada tanggal 4 Juli 1934. Sebelum diperlihatkan, wajah
Washington ditutupi dengan bendera besar.

Pada tahun 1936, wajah Thomas Jefferson mulai diperlihatkan untuk umum. Presiden Franklin Roosevelt
menghadiri upacara tersebut.

Roosevelt menyatakan kekagumannya dan tidak menyangka monumen tersebut bisa amat
mengesankan.

Wajah Abraham Lincoln diresmikan pada tanggal 17 September di 1937, disusul dengan Theodore
Roosevelt yang dibuka untuk umum pada tahun 1939.

Semua pekerjaan di Mount Rushmore selesai tahun 1941. Sebuah mimpi yang tampaknya mustahil telah
menjadi kenyataan! []
Ketika selesai dibangun pada akhir tahun 1960, patung Motherland terbesar di dunia ini dibuat dari
beton setinggi 85 meter dengan berat sekitar 8.000 ton. Patung ini berlokasi di Mamayev Kurgan di
Volgograd (dulunya Stalingrad), Rusia.

Di sekitar bangunan ini, terdapat kompleks monumen memperingati Pertempuran Stalingrad (Agustus
1942 sampai Februari 1943). Pertempuran itu menjadi penentu kemenangan Soviet atas pasukan Axis di
garda timur Perang Dunia II dan bisa disebut sebagai pertempuran paling berdarah dalam sejarah
manusia.

Monumen peringatan ini dibangun antara tahun 1959 dan 1967, dan dimahkotai oleh patung alegoris
raksasa di bagian atas bukit. Monumen, yang dirancang oleh pematung Yevgeny Vuchetich ini, memiliki
nama lengkap "The Motherland Calls!". Namun, monumen ini juga kerap dipanggil dengan sebutan
Mother Motherland, Mother Motherland Is Calling, The Motherland, atau Monumen Mamayev.

Motherland sempat dinyatakan sebagai patung terbesar di dunia pada tahun 1967. Selain Yevgeny, orang
yang berjasa dalam pembangunan monumen nasional Rusia ini adalah insinyur sipil Nikolai Nikitin.

Anda mungkin juga menyukai