Anda di halaman 1dari 7

MENGENAL PATUNG-PATUNG

DI JAKARTA DAN KISAHNYA


Jakarta sebagai ibu kota juga menjadi salah satu kota yang mempunyai penduduk
paling padat di Indonesia. Saking padatnya, rasanya tidak mungkin jika warga
Jakarta tidak merasakan kemacetan jalanan setiap harinya.
Daripada mengeluhkan kemacetan, tidak ada salahnya apabila kita sedikit
menoleh kanan-kiri untuk melihat, mengenali dan mencari tahu sejarah patung-
patung atau monumen yang sering kali terlihat di sepanjang jalan yang dilalui.
Berikut adalah beberapa patung monumental yang berdiri di Jakarta beserta
sejarah menariknya masing-masing.

PATUNG SELAMAT DATANG

Melewati sekitar jalanan bundaran Hotel Indonesia kita akan disambut langsung
oleh sepasang patung manusia yang sedang melambaikan tangan dengan wajah
riang gembira sambil membawa bunga.
Biasa disebut dengan Patung Selamat Datang atau Monumen Selamat Datang,
patung ini dibuat pada tahun 1962 dalam rangka Asian Games IV yang diadakan di
Jakarta.
Monumen ini menghadap utara untuk menyambut delegasi Asian Games dari
berbagai negara yang datang dari Bandara Kemayoran yang saat itu masih
beroperasi.
Saat ini Monumen Selamat Datang bisa diibaratkan sebagai sambutan bagi para
pendatang yang baru saja menapakkan kakinya di Jakarta.
PATUNG JENDERAL SOEDIRMAN

Jika pernah menonton film Nagabonar Jadi Dua, pasti tidak asing lagi dengan
patung yang satu ini. Tidak lain adalah patung Jenderal Sudriman yang terletak di
kawasan Dukuh Atas, tepatnya di depan Gedung BNI Jalan Jenderal Sudirman
Jakarta Pusat.
Tangan menghormat dan kepala sedikit mendongak ke atas menggambarkan
Jenderal Soedirman sebagai sosok yang tegas, dinamis, namun tetap
menghormati.
Menurut rencana, patung Jenderal Soedirman sedianya akan diresmikan 22 Juni
2003 bertepatan HUT ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian
akhirnya dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003. Satu hari sebelum kemerdekaan
Indonesia.
PATUNG DIRGANTARA

Patung Dirgantara biasa dikenal dengan nama Patung Pancoran. Seperti namanya,
patung ini terletak di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Posisinya tepat di depan
kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan
Markas Besar TNI Angkatan Udara.
Monumen atau patung ini dibuat untuk menghargai dunia penerbangan Indonesia
atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan semangat keberanian bangsa
Indonesia untuk menjelajah angkasa.
Maka dari itu, tangan patung ini menunjuk ke arah utara tempat Bandara
Kemayoran yang merupakan bandara internasional pertama yang dimiliki Jakarta
sebelum akhirnya dipindah ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

PATUNG PEMUDA MEMBANGUN


Di sekitaran bundaran air mancur Senayan juga terdapat sebuah patung yang
dinamakan Patung Pemuda Membangun. Monumen ini terletak tidak jauh dari
pertokoan Ratu Plaza.
Keberadaan Patung Pemuda Membangun yang membawa obor dengan kobaran
api tersebut bertujuan untuk mendorong semangat membangun yang harus
tertanam dalam jiwa para pemuda.
Pengerjaan patung ini dimulai bulan Juli 1971 dan diresmikan bulan Maret 1972.
Rencana sebelumnnya peresmian akan dilakukan pada acara Peringatan Hari
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1971, namun patung belum selesai dibangun
sehingga peresmiannya pun tertunda beberapa bulan.

PATUNG PAHLAWAN
Menuju ke sekitaran wilayah Stasiun Gambir, ada satu patung dengan figur
seorang lelaki yang menggunakan caping dengan membawa senapan bersama
seorang wanita mengenakan kebaya bersanggul yang memberikan bekal makanan.
Dibuat oleh dua pematung terkemuka di Rusia yaitu Matvey Manizer dan Ossip
Manizer sebagai hadiah dari pemerintah Uni Soviet atas persahabatannya dengan
Indonesia, patung ini memberi gambaran seperti sebuah keluarga yang pergi
berjuang untuk kebebasan.
Di alas patung tersebut terdapat tulisan "Hanya bangsa yang Dapat Menghargai
Pahlawan-Pahlawannya yang Dapat menjadi Bangsa Besar".

PATUNG ARJUNA WIJAYA

Terletak di seberang Gedung Sapta Pesona, berdiri kokoh sebuah patung dengan
banyak kuda yang biasa disebut dengan Patung Kuda Arjuna Wijaya atau Arjuna
Wiwaha atau Asta Brata. Lokasinya berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta
Pusat.
Arjuna Wijaya mempunyai arti Kemenangan Arjuna dalam membela kebenaran
dan keberaniannya. Secara sekilas terlihat seperti ada 10 kuda namun sebenarnya
hanya ada 8 kuda pada patung tersebut, sementara 2 lainnya merupakan
bayangan.
Kedelapan kuda tersebut memiliki makna yang berarti jika seorang pemimpin
harus hidup berdasarkan delapan unsur penopang kehidupan yang sesuai dengan
filsafat kepemimpinan 'Asta Barata' (dalam ajaran agama Hindu Jawa).
Unsur-unsur tersebut adalah matahari (Surya Brata) yang bermakna bahwa
seorang pemimpin harus memberi semangat, kekuatan, dan kehidupan bagi
rakyatnya. Bumi (Kuwera Brata) yang bermakna jujur, teguh, dan murah hati.
Api (Agni Brata) yang bermakna tegas dan berani dalam menegakkan keadilan dan
kebenaran. Bintang (Yama Brata) yang bermakna contoh dan teladan. Samudera
(Baruna Brata) yang bermakna pandangan luas dan mempertimbangkan persoalan
sebelum pengambilan keputusan.
Angin (Bayu Brata) yang bermakna dekat dengan rakyat tanpa membedakan
derajat dan martabat. Hujan (Indra Brata) yang bermakna berwibawa dan mampu
mengayomi rakyat. Bulan (Chandra Brata) yang bermakna memberi penerangan
dan membimbing rakyat dalam kegelapan.

PATUNG DIPONEGORO

Sebelum adanya Patung Pangeran Diponegoro, di lokasi ini sudah terlebih dahulu
mempunyai patung seorang wanita dengan nama Patung Kartini, yang sekarang
dipindahkan ke Taman Medan Merdeka.
Patung Pangeran Diponegoro ini terletak di pertemuan antara Jalan Diponegoro
dengan Jalan Imam Bonjol, di depan Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat.
Berdiri di hamparan bunga-bunga yang sebagian besar berwarna hijau dan jingga.
Patung Diponegoro dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di
Indonesia, Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang
terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia.

PATUNG PEMBEBASAN IRIAN BARAT


Di tengah Lapangan Banteng Jakarta Pusat tediri patung bersejarah yang
menjulang tinggi dan gagah yang dinamakan patung pembebasan Irian Barat.
Pembuatan patung Pembebasan Irian Barat memakan waktu kurang lebih 12 bulan
dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1963.
Monumen ini dibangun untuk mengenang para pejuang Trikora dan masyarakat
Irian Barat yang memilih menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia setelah lepas bebas dari penjajahan Belanda, karena wilayah Irian Barat
dipertahankan Belanda sejak Konferensi Meja Bundar (1949) dan Belanda
mengulur-ulur waktu sampai Bung karno membentuk Komando Trikora.
Kata Irian singkatan dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland. Diharapkan
dengan adanya patung ini maka bangsa Indonesia akan tetap selalu ingat bahwa
Irian akan selalu menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai