Melewati sekitar jalanan bundaran Hotel Indonesia kita akan disambut langsung
oleh sepasang patung manusia yang sedang melambaikan tangan dengan wajah
riang gembira sambil membawa bunga.
Biasa disebut dengan Patung Selamat Datang atau Monumen Selamat Datang,
patung ini dibuat pada tahun 1962 dalam rangka Asian Games IV yang diadakan di
Jakarta.
Monumen ini menghadap utara untuk menyambut delegasi Asian Games dari
berbagai negara yang datang dari Bandara Kemayoran yang saat itu masih
beroperasi.
Saat ini Monumen Selamat Datang bisa diibaratkan sebagai sambutan bagi para
pendatang yang baru saja menapakkan kakinya di Jakarta.
PATUNG JENDERAL SOEDIRMAN
Jika pernah menonton film Nagabonar Jadi Dua, pasti tidak asing lagi dengan
patung yang satu ini. Tidak lain adalah patung Jenderal Sudriman yang terletak di
kawasan Dukuh Atas, tepatnya di depan Gedung BNI Jalan Jenderal Sudirman
Jakarta Pusat.
Tangan menghormat dan kepala sedikit mendongak ke atas menggambarkan
Jenderal Soedirman sebagai sosok yang tegas, dinamis, namun tetap
menghormati.
Menurut rencana, patung Jenderal Soedirman sedianya akan diresmikan 22 Juni
2003 bertepatan HUT ke-476 Jakarta, namun tidak terealisasi. Peresmian
akhirnya dilaksanakan tanggal 16 Agustus 2003. Satu hari sebelum kemerdekaan
Indonesia.
PATUNG DIRGANTARA
Patung Dirgantara biasa dikenal dengan nama Patung Pancoran. Seperti namanya,
patung ini terletak di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Posisinya tepat di depan
kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan
Markas Besar TNI Angkatan Udara.
Monumen atau patung ini dibuat untuk menghargai dunia penerbangan Indonesia
atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan semangat keberanian bangsa
Indonesia untuk menjelajah angkasa.
Maka dari itu, tangan patung ini menunjuk ke arah utara tempat Bandara
Kemayoran yang merupakan bandara internasional pertama yang dimiliki Jakarta
sebelum akhirnya dipindah ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
PATUNG PAHLAWAN
Menuju ke sekitaran wilayah Stasiun Gambir, ada satu patung dengan figur
seorang lelaki yang menggunakan caping dengan membawa senapan bersama
seorang wanita mengenakan kebaya bersanggul yang memberikan bekal makanan.
Dibuat oleh dua pematung terkemuka di Rusia yaitu Matvey Manizer dan Ossip
Manizer sebagai hadiah dari pemerintah Uni Soviet atas persahabatannya dengan
Indonesia, patung ini memberi gambaran seperti sebuah keluarga yang pergi
berjuang untuk kebebasan.
Di alas patung tersebut terdapat tulisan "Hanya bangsa yang Dapat Menghargai
Pahlawan-Pahlawannya yang Dapat menjadi Bangsa Besar".
Terletak di seberang Gedung Sapta Pesona, berdiri kokoh sebuah patung dengan
banyak kuda yang biasa disebut dengan Patung Kuda Arjuna Wijaya atau Arjuna
Wiwaha atau Asta Brata. Lokasinya berada di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta
Pusat.
Arjuna Wijaya mempunyai arti Kemenangan Arjuna dalam membela kebenaran
dan keberaniannya. Secara sekilas terlihat seperti ada 10 kuda namun sebenarnya
hanya ada 8 kuda pada patung tersebut, sementara 2 lainnya merupakan
bayangan.
Kedelapan kuda tersebut memiliki makna yang berarti jika seorang pemimpin
harus hidup berdasarkan delapan unsur penopang kehidupan yang sesuai dengan
filsafat kepemimpinan 'Asta Barata' (dalam ajaran agama Hindu Jawa).
Unsur-unsur tersebut adalah matahari (Surya Brata) yang bermakna bahwa
seorang pemimpin harus memberi semangat, kekuatan, dan kehidupan bagi
rakyatnya. Bumi (Kuwera Brata) yang bermakna jujur, teguh, dan murah hati.
Api (Agni Brata) yang bermakna tegas dan berani dalam menegakkan keadilan dan
kebenaran. Bintang (Yama Brata) yang bermakna contoh dan teladan. Samudera
(Baruna Brata) yang bermakna pandangan luas dan mempertimbangkan persoalan
sebelum pengambilan keputusan.
Angin (Bayu Brata) yang bermakna dekat dengan rakyat tanpa membedakan
derajat dan martabat. Hujan (Indra Brata) yang bermakna berwibawa dan mampu
mengayomi rakyat. Bulan (Chandra Brata) yang bermakna memberi penerangan
dan membimbing rakyat dalam kegelapan.
PATUNG DIPONEGORO
Sebelum adanya Patung Pangeran Diponegoro, di lokasi ini sudah terlebih dahulu
mempunyai patung seorang wanita dengan nama Patung Kartini, yang sekarang
dipindahkan ke Taman Medan Merdeka.
Patung Pangeran Diponegoro ini terletak di pertemuan antara Jalan Diponegoro
dengan Jalan Imam Bonjol, di depan Taman Suropati Menteng Jakarta Pusat.
Berdiri di hamparan bunga-bunga yang sebagian besar berwarna hijau dan jingga.
Patung Diponegoro dibuat berdasarkan gagasan bekas Konsul General Italia di
Indonesia, Dr. Mario Pitta. Dia adalah seorang pengusaha besar Italia yang
terkenal sangat mengagumi dan mencintai Indonesia.