Jembatan Ampera
جمبتن أمڤيرا
Karakteristik
Bentang 61m
terpanjang
Jarak dari 9m
permukaan air
Sejarah
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama
Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang
di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-
Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat
Penderitaan Rakyat).
Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama
Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan
sebagian masyarakat.
Keistimewaan
Pada awalnya, bagian tengah dan bagian belakang dan bagian depan badan jembatan ini bisa
diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan.
Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat
masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10
meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan
selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan
tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah
jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan
Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi.
Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu
arus lalu lintas di atasnya.
Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk
menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.