Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI

ARSITEKTUR
Nama: Afifah Nurhaliza
NPM: 2002250005
Dosen: Andy Budiarto, S. T. M. T
Jembatan Ampera Palembang

Secara historis, Jembatan Ampera dibangun di atas Sungai Musi dengan panjang 1177 meter, lebar 22 meter dan tinggi di atas permukaan air
11.50 meter. Jembatan ini dibangun dengan dana rampasan perang dari pemerintah Jepang atas perintah Soekarno. Masyarakat menyebutnya
jembatan AMPERA karena pemakaiannya secara resmi dilakukan disaat masa menegakkan orde baru yang sebelumnya bernama jembatan
“Musi”. Jembatan AMPERA berarti Jembatan Amanat Pemerintahan Rakyat.
Jembatan Ampera Tempo Dulu

Bagian tengah jembatan ini dulu dapat diangkat dan dilalui kapal yang tingginya maksimum 44.5
meter sedangkan bila tidak diangkat hanya 9 meter, namun pada saat ini mobilitas penduduk
semakin tinggi dan jumlah kendaraan semakin bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat
teknik maka pada tahun 1970-an jembatan tersebut tidak dapat dinaikkan bagian tengahnya.
Keberadaan Jembatan Ampera sebagai landmark ini merupakan penghubung kawasan ilir dan kawasan ulu Sumatera
Selatan . Di wilayah Ilir Kotamadya Palembang ini memiliki pola kehidupan kultural (“cultural pattern”), yang
ditandai dengan eksistensi artefak fisik seperti Benteng Kota Besak dibangun tahun 1700-an dan deretan bangunan
ruko (shophouse) yang berkembang dikarenakan pola kehidupan Belanda dan Cina. Eksistensi pola kultural tersebut
secara faktual dan aktual menandai Tatanan Struktur Internal Ruang Perkotaan.

Benteng Kuto Besak

Anda mungkin juga menyukai