Anda di halaman 1dari 5

Historiografi

P
A
L
E
M
B
A
N
G

Disusun oleh :
1. Alya Dara Damayanti
2. Arya Halim
3. Bong Cin Jak Cleon Gabriel
4. Alena
5. Daniel Nicholson
6. Christian Janssen Tanuwijaya
Makanan khas kota Palembang
Pempek khas kota Palembang

Tepatnya, pada sekitar abad ke-16 pada masa Sultan Badaruddin II dari kerajaan Palembang
Darussalam. Pada masa tersebut, makanan ini disebut dengan 'kelesan'.Kelesan ialah sajian dalam
acara adat di dalam Rumah Limas yang memiliki sifat dan kegunaan tertentu. Diberi nama kelesan,
karena makanan ini diolah atau dibentuk dengan cara dikeles hingga dapat disimpan lebih
lama.Awalnya, pempek dibuat oleh orang asli Palembang yang kemudian dititipkan ke orang
Tionghoa untuk dijual.Pempek tersebut mulai dijual oleh orang-orang China pada tahun 1916 dengan
cara dijajakan sambil keliling dari kampung ke kampung dengan berjalan kaki.Biasanya, jajanan
tersebut dijual di kawasan keraton, yang saat ini adalah kawasan Masjid Agung dan Masjid Lama
Palembang.Penamaan nama pempek berasal dari nama panggilan oleh pembeli kepada si penjual
kelesan yang dipanggil dengan 'empek' atau 'apek' yang dalam bahasa China berarti "paman".Para
pembeli memanggil penjual kelesan tersebut dengan memanggil 'Pek, empek' yang akhirnya dikenal
sebagai pempek dan bertahan hingga sekarang.

Bencana alam kota Palembang

Gempa Palembang 2007

Gempa Sekuat 7,9 SR yang berpusat di Bengkulu dirasakan sangat kuat di Palembang, Sumatera
Selatan (Sumsel).Gempa ini menimbulkan kepanikan dan ketakutan warga. beberapa warga lari
ketakutan dan beberapa warga mengklaim kehilangan keseimbangannya.Gempa itu sendiri
berlangsung sekitar satu menit lebih, ketika adzan magrib menggema, sekitar pukul 18.16 WIB.Akibat
gempa itu, 85 orang dinyatakan tewas.

Gempa terasa cukup kuat di kawasan timur Palembang yakni Plaju dan Kalidoni. Hampir semua
daerah di Palembang merasakan gempa, seperti juga Pakjo, Bukitkecil, Bukitbesar, Kertapati, Kenten.
Gempa ini dikatakan berpotensi tsunami saat itu. Kedalaman gempa hanya 10 KM dan berpusat di
laut 159 KM barat daya Bengkulu. Gempa ini merupakan gempa tektonik yang disebabkan oleh
pergeseran lempeng bumi di wilayah tersebut.Gempa tersebut berasal diduga kuat dari arah barat
daya Pulau Sumatera, karena terjadi pergerakan lempeng Samudera India-Australia, yang relatif ke
arah timur dan menumbuk lempeng Benua Eurasia yang relatif stabil.
Monumen nasional kota Palembang

Monumen Ampera

Monpera memiliki bentuk yang unik, terdapat patung burung garuda berukuran besar di bagian
dinding dan di bawahnya terdapat tulisan fungsi dan makna dari arsitektur.Museum Monpera
dibangun untuk memperingati serangan dari Agresi Militer Belanda II yang pada saat itu Belanda
mengepung Kota Palembang dengan mengerahkan tank dan artileri. Tak hanya itu, Belanda juga
menembaki pejuang nasionalis serta menjatuhkan bom dan granat di Kota Palembang.

Pertempuran itu terjadi di Kota Palembang selama lima hari lima malam dari tanggal 1 hingga 5
Januari 1947.Meski hanya menggunakan peralatan dan senjata sederhana, kegigihan masyarakat
Palembang dalam berjuang berhasil membuat tentara Belanda kocar-kacir.Hingga akhirnya pada 6
Januari 1947 tercapailah kesepakatan gencatan senjata.Monumen ini menjadi saksi bisu terjadinya
perang lima hari lima malam di Palembang.

Ada 368 koleksi di Museum Monpera yang terdiri dari 178 buah foto dokumentasi, pakaian dinas
pahlawan dan senjata yang digunakan seperti pistol, juki kanju, fiat, teki, danto, meriam sunan
meriam kecepek, dten MK IV, double lop, pedang sabil, anjau darat. Selain itu, terdapat juga 568
koleksi buku baik buku perjuangan atau buku umum. Tak hanya itu, Museum Monpera menyimpan
patung setengah badan para pahlawan. Kemudian ada juga mata uang yang dikoleksi di Museum
Monpera yakni mata uang VOC, Hindia-Belanda dan Jepang.
Pembangunan Infrastruktur

Light Rail Transit (LRT)

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah memulai pembangunan
infrastruktur Light Rail Transit (LRT) untuk mengurai kemacetan yang terjadi di Kota Palembang.
Pembangunan LRT sepanjang ± 23 km ini dibiayai dengan menggunakan dana APBN senilai sekitar
7,3 Triliun dimulai pembangunannya pada akhir tahun 2015 dan direncanakan selesai pada Juni
2018, sebelum perhelatan akbar Asian Games dilaksanakan.

LRT merupakan salah satu sarana transportasi massal yang berbasis rel dalam melakukan pergerakan
dan mengangkut penumpang/barang (urban passenger transportation). LRT adalah salah satu bentuk
transformasi moda transportasi yang dapat meningkatkan kualitas di berbagai aspek perhubungan
itu sendiri, tata kota yang lebih rapi, perekonomian yang lebih baik maupun aspek lainnya.

LRT memilik jalur khusus yang beroperasi di permukaan jalan dengan bentuk armada yang lebih
ringan. LRT ini memiliki kelebihan diantaranya: 1) mengurangi dan terbebas dari
kemacetan/kepadatan lalu lintas dibandingkan dengan menggunakan moda transportasi lainnya; 2)
lebih aman dan nyaman daripada perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun
roda dua; 3) tidak ada emisi di jalan; 4) dan mengurangi polusi, konservasi energi dan penurunan
kesehatan masyarakat sebagai dampak lingkungan yang diakibatkan oleh pergerakan kendaraan
bermotor di jalan raya.

Perlu adanya integrasi antar moda dan sangat penting untuk dibangun karena aksesibilitas yang
tinggi diharapkan memudahkan pengguna untuk memakai angkutan umum tersebut. Integrasi antar
stasiun-terminal atau stasiun-bandara, sangat dibutuhkan. Dapat dibayangkan jika tidak terdapat
integrasi tentunya pengguna akan merasa tidak nyaman, menguras energi dan berbagai keluhan
lainnya, maka integrasi sangat penting untuk dibangun. Nantinya di Palembang, aksesibilitas menjadi
lebih mudah dan berbiaya rendah. Hal ini disebabkan LRT akan dilengkapi dengan 13 Stasiun dan 1
Depo LRT yang terbagi dalam 5 zona rute perjalanan yang terintegrasi dengan transportasi udara
(Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II), objek wisata (Jembatan Ampera), Central
Bussines District/CBD (Jalan Jenderal Sudirman), pusat perbelanjaan (Palembang Icon, OPI Mall),
Gelanggang Olahraga berskala Internasional (Jakabaring Sport City), dan moda transportasi darat
(Trans Musi). Menjadi sebuah kebanggaan Wong Kito karena akan memiliki aset berupa infrastruktur
yang tidak kalah jauh dengan infrastruktur yang ada di Ibu Kota Jakarta dan merupakan moda massal
LRT pertama di Indonesia. Oleh sebab itu perlu kerjasama semua pihak dalam menjaga dan
memelihara aset tersebut. Dan siapapun entitas yang akan mengelola infrastruktur LRT ini nantinya,
harus dapat memberikan pelayanan yang terbaik sehingga biaya investasi Pemerintah di bidang
infrastruktur moda massal ini tidak akan sia-sia.
Kesimpulan

Dari sejarah, nama makanan, bencana, dan pembangunan kota Palembang, terdapat beberapa
kesimpulan yang dapat diambil:

1. Sejarah: Palembang memiliki sejarah yang kaya, terutama sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya pada
abad ke-7 hingga ke-13. Kerajaan ini memiliki pengaruh besar dalam perdagangan dan budaya di
kawasan Asia Tenggara.

2. Nama Makanan: Palembang terkenal dengan masakan khasnya, seperti pempek, tekwan, dan
model. Makanan-makanan ini merupakan warisan budaya yang terus dilestarikan dan menjadi daya
tarik kuliner kota Palembang.

3. Bencana: Palembang juga menghadapi beberapa bencana alam, seperti banjir yang sering terjadi
akibat curah hujan tinggi dan kondisi geografis yang rendah. Bencana ini menjadi tantangan bagi
pemerintah dan masyarakat Palembang dalam mengelola risiko dan membangun infrastruktur yang
tahan bencana.

4. Pembangunan Kota: Palembang mengalami perkembangan pesat dalam pembangunan


infrastruktur dan sektor ekonomi. Proyek-proyek pembangunan seperti pembangunan
jembatan,bandara, dan pusat perbelanjaan telah membawa perubahan signifikan dalam tata kota
dan perekonomian Palembang.

Kesimpulan utama dari semua ini adalah bahwa Palembang adalah kota yang memiliki warisan
sejarah yang kaya, budaya kuliner yang unik, serta menghadapi tantangan dalam mengelola bencana
dan mendorong pembangunan kota yang berkelanjutan.

Sumber:

- Kompas

- Tempo

Anda mungkin juga menyukai