Bahan Baja[1]
Rentang 270 m
terpanjang
0,444433°LS 117,00288°BTKoordinat:
Koordinat
0,444433°LS 117,00288°BT
Daftar isi
[sembunyikan]
1Pembangunan
2Ambruk
o 2.1Investigasi
3Referensi
4Pranala luar
Pembangunan[sunting | sunting sumber]
Jembatan Kutai Kartanegara merupakan jembatan kedua yang dibangun melintasi Sungai
Mahakam setelah Jembatan Mahakam di Samarinda sehingga juga disebut Jembatan
Mahakam II. Jembatan ini awalnya dibangun menyerupai Jembatan Golden Gate di San
Fransisco, Amerika Serikat. Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 1995 dan selesai
pada 2001 dengan kontraktor PT Hutama Karya yang menangani proyek pembangunan
jembatan tersebut.[6]
Saat diresmikan, jembatan ini dinamai Jembatan Gerbang Dayaku yang diambil dari slogan
pembangunan gagasan bupati Kutai Kartanegara saat itu, Syaukani Hasan Rais. Sejak Syaukani
tidak menjabat lagi sebagai bupati, jembatan ini diganti namanya menjadi Jembatan Kutai
Kartanegara ing Martadipura atau Jembatan Kartanegara.
Jembatan ini juga merupakan akses menuju Samarinda ataupun sebaliknya yang dapat
ditempuh hanya sekitar 30 menit. Melewati Jembatan Gerbang Dayaku Kutai Kartanegara ada
pemandangan menarik yang dapat disaksikan, yaitu hamparan sebuah pulau kecil yang
memisahkan Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala, sebuah
pulau yang telah disulap menjadi Kawasan Wisata Rekreasi yang banyak diminati oleh
wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di kawasan Jembatan Kutai Kartanegara juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah
tugu yang terdapat taman-taman yang terlihat asri dan indah jika dilihat dari atas jembatan. Di
dekat jembatan dibangun sarana olahraga panjat dinding sebanyak 2 buah. Kawasan ini setiap
sorenya selalu dipenuhi oleh pengunjung yang dapat menikmati keindahan Jembatan Kutai
Kartanegara serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan.
Ambruk[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu setempat,[7] Jembatan Kutai Kartanegara
ambruk dan roboh.[8] Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan tercebur ke Sungai
Mahakam. 24 orang tewas[9] dan puluhan luka-luka akibat peristiwa ini dan dirawat di RSUD Aji
Muhammad Parikesit.[10][11][12] Sedangkan 12 orang dilaporkan hilang, 31 orang luka berat dan 8
orang luka ringan.[13]
Investigasi[sunting | sunting sumber]
Hasil penelitian tiga tim universitas yang terpisah menunjukkan adanya indikasi kesalahan
konstruksi. Tim dari Institut Teknologi 10 November menyatakan ada kelemahan pada klem
pengikat kabel vertikal.
Ambruk[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 26 November 2011 pukul 16.20 waktu setempat, Jembatan Kutai Kartanegara
ambruk dan roboh.[4] Puluhan kendaraan yang berada di atas jalan jembatan tercebur ke Sungai
Mahakam. 18 orang tewas dan puluhan luka-luka akibat peristiwa ini dan dirawat di RSUD Aji
Muhammad Parikesit[5]. Diduga robohnya jembatan ini akibat pengenduran kabel penahan
jembatan yang sedang dalam perbaikan, namun arus lalu lintas malah tidak dialihkan.
Apa yang terlintas di benak anda bila mendengar nama Pulau Kumala? Bila anda berada di daerah Kutai
Kartanegara, Samarinda, dan sekitarnya, mungkin nama Pulau Kumala sudah tidak asing lagi di telinga
anda. Namun apakah anda tahu tempat seperti apakah Pulau Kumala itu? Pada tanggal 09 April 2014,
saya beserta beberapa kawan saya, menyempati berkunjung ke salah satu objek wisata di Tenggarong
ini.
Asal Usul / Cerita Awal Pulau Kumala
Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Tenggarong, Ibukota Kabupaten
Kutai Kartanegara. Sebenarnya Pulau Kumala merupakan daerah delta sungai mahakam yang berada di
Tenggarong. Pada awalnya, pulau seluas 85 hektar ini merupakan sedimentasi lumpur yang membentuk tanah.
Pulau ini unik karena tampak seperti perahu di tengah sungai. Sebelum berubah menjadi sebuah tempat rekreasi
modern, Kumala adalah sebuah tempat untuk ratusan bekantan (Nasalis Larvatus) dan berbagai jenis reptil liar
Kalimantan. Pada tahun 2000, Pulau Kumala mulai dibangun dan dijadikan destinasi wisata. Pada tahun 2002,
bertepatan dengan Festival Erau, Pulau Kumala dibuka pada zaman bupati Syaukani HR
How To Get There?
Untuk menuju Pulau Kumala dapat anda tempuh dengan dua jalur berbeda. Rute pertama, bagi anda
memulai perjalanan dari kota Bontang, Samarinda, dan sekitarnya, anda dapat menuju Jalan Antasari,
Samarinda dan terus menelusuri jalan ini sampai menuju Tenggarong Seberang. Setelah itu, anda harus
menyebrang ke Tenggarong, baik menggunakan Kapal Penyebrangan gratis atau perahu penyebrangan
kendaraan yang dikenakan biaya Rp 20.000 untuk mengangkut kendaraan roda empat anda melintasi
sungai mahakam. Bila anda berlabuh dengan kapal berbayar, anda akan berlabuh di dermaga yang
berada di Jalan Diponegoro, Tenggarong, setelah itu, anda dapat meneruskan perjalanan anda menuju
tempat penyebrangan menuju Pulau Kumala, kurang lebih 5-10 menit perjalanan. Total waktu yang
ditempuh bila melewati Jalan Antasari, Samarinda, diperlukan waktu sekitar 45 menit menuju
Tenggarong Seberang. Rute kedua, bagi anda yang memulai perjalanan dari Balikpapan, Samboja,
dan Loa Janan, anda dapat pergi menuju Jl. Soekarno-Hatta (jalan poros Balikpapan-Samarinda),
sampai pertigaan loa duri (KM O Loa Janan), anda dapat mengambil arah kiri menuju Loa Duri, lalu Loa
Kulu, dan kemudian Tenggarong. Setelah sampai Tenggarong, ambil jalan lurus menuju pusat kota
Tenggarong. Tempat penyebrangan Pulau Kumala berada di sebelah kanan, tidak jauh dari Masjid Hijau
yang berada di tepi Sungai Mahakam. Total waktu yang ditempuh bila anda dari Balikpapan dan sekitar
3 jam menuju Tenggarong.
Tempat Penyebrangan Pulau Kumala
Gerbang Tempat Penyebrangan Pulau Kumala
Setelah sampai area gerbang penyebrangan menuju Pulau Kumala, segera parkirkan kendaraan anda di
tempat parkir yang telah disediakan. Tempat parkir mobil berada di samping dari gerbang, tersedia
cukup luas sedangkan parkir motor dapat anda titip saat masuk gerbang tempat penyebrangan. Untuk
menyebrang ke Pulau Kumala, anda dapat menaiki Long Boat atau ketingting besar dengan biaya
sekitar Rp 6.000 / orang atau Rp 30.000 / kapal (5 orang).
Long Boat Menyebrang ke Pulau Kumala
Wahana dan Fasilitas di Pulau Kumala
Bila anda mulai mendekati tempat sandar Pulau Kumala, dari kejauhan anda akan mulai melihat
gerbang Selamat Datang Rekreasi Kumala Fantasy Island.
Tidak jauh dari gerbang selamat datang tersebut, anda akan melihat pintu masuk dan loket pembelian
tiket masuk Pulau Kumala. Saat saya berserta kawan-kawan saya, harga tiket masuk sebesar Rp 20.000
/ orang. Sayangnya saat kami datang, tidak ada wahana yang buka /ready. Jadi kami hanya berkeliling
menggunakan mobil wisata.
Tempat Pembelian Tiket Masuk Pulau Kumala
Mobil wisata? Mungkin anda cukup kaget mendengarnya. Ya, di Pulau Kumala disediakan mobil wisata
untuk berkeliling Pulau Fantasi ini. Harga masuk diatas, sudah termasuk dengan mobil wisata yang
mengantarkan anda berkeliling pulau.
Mobil Wisata Pulau Kumala
Pertama, kami diantar ke Area Penginapan / Villa yang ada di Pulau Kumala. Nama villa tersebut adalah
DJS Resort. Resort ini memiliki kolam renang, cottage, dan sarana lainnya bagi yang ingin beristirahat di
pulau. Harga untuk menginap di resort ini berdasarkan informasi yang saya dapatkan adalah Rp
450.000 / malam untuk penyewaan 1 cottage yang didalamnya terdapat 2 kamar. Sayangnya, resort ini
tidak dikelola dengan baik, mungkin sejalan dengan kondisi Pulau Kumala yang juga kurang terawat
dan mulai ditinggalkan wisatawan / pengunjung. kondisi kolam renangnya sudah berlumut dan airnya
keruh, terlihat tidak dibersihkan. Kondisi danau kecil dan permainan kapal angsa juga tidak terawat.
DJS Resort, Pulau Kumala
Selanjutnya, kami menuju Patung Lembuswana yang terletak di ujung Pulau Kumala ini. Sejarah dari
patung lembuswana yang berada di Pulau Kumala ini adalah patung yang dibuat di Kentolan Kidul,
Guwosari, Panjangan Bantul, Yogyakarta selama enam bulan pada tahun 2010. Patung Lembuswana
berbahan perunggu dengan tinggi sekitar 13 meter dan berat 29 Ton dengan 27 orang seniman patung
yang berkolaborasi membuat patung lembuswana ini.
Patung Lembuswana, Ikon Pulau Kumala
Di area patung lembuswana ini, juga tampak tidak terawatnya area pulau kumala. Bangunan tempat
berdirinya patung terlihat berantakan. Area kolam mancur depan patung juga tidak terawat dan terlihat
kotor. Kolam mancur itu pun tidak difungsikan.
Kondisi Bangunan Patung Lembuswana
Destinasi selanjutnya adalah Pura Pasak. Namun sebelum memasuki pura pasak, anda akan melewati 3
buah bangunan Rumah Lamin, yang merupakan rumah adat suku dayak. Bahan utama bangunan rumah
adat Lamin adalah kayu ulin atau banyak orang yang menyebutnya sebagai kayu besi. Disebut kayu besi karena
memang jenis kayu tersebut adalah kayu yang sangat kuat. Bahkan banyak orang mengatakan jika kayu ulin
terkena air maka justru tingkat kekuatannya akan semakin keras. Mungkin hal inilah yang membuat banyak orang
yang membangun rumah di atas dataran rawa atau pinggiran sungai namun tahan lama umur bangunannya. Selain
bangunan, totem-totem yang ada di bagian depan Lamin juga terbuat dari bahan kayu ulin.
Rumah Adat Dayak (Rumah Lamin), Pulau Kumala
Pura Pasak merupakan dibangun untuk menghargai penganut hindu yang berada di wilaya Kabupaten
Kutai Kartanegara. Mungkin tidak seberapa penganut Hindu di Kabupaten ini, namun bila menilik dari
sejarah, Kerajaan Kutai, merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama Hindu. Di
pura ini, anda akan melihat dua buah patung lembuswana di kiri kanan dan patung lembuswana yang
berada di tengah. Setelah melewati patung lembuswana, anda akan melihat gerbang pura yang
menyerupai pura di Bali. Melewati gerbang pura tersebut, anda akan melihat singgasana, seperti
singgasana Raja Kutai, yang berada di bagian paling ujung dari pura.
Patung 2 Lembuswana, Pura Pasak, Pulau Kumala
Patung Lembuswana, Candi Pulau Kumala
Foto Pura Pasak Pulau Kumala
Sewaktu saya beserta kawan saya mengunjungi tempat ini, Sky Tower, kereta gantung, dan mini
train tidak dibuka sehingga kami tidak dapat melihat Tenggarong dari atas karena Sky Tower dan
Kereta Gantung dalam tahap perbaikan, sedangkan mini train tidak dapat digunakan karena area track
jalur kereta banyak ditutupi rumput liar dan masih dibersihkan. Mungkin hal ini dilakukan untuk
menyambut Festival Erau di Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan diadakan pada tanggal 15-22 Juni
2014.
M T W T F S S
« Jul
1 2 3 4
1 1
5 6 7 8 9
0 1
1 1 1 1 1
12 14
3 5 6 7 8
2 2 2 2 2
19 21
0 2 3 4 5
2 2 3 3
26 28
7 9 0 1
March 2018
BLOG STATS
o 2,864,981 hits
ARCHIVES
Archives
CATEGORIES
Categories
DOWNLOAD SMADAV
QUIZ WISATA PULAU KOMODO GRATIS
Follow
Advertisements
Report this ad
Apa yang terlintas di benak anda bila mendengar nama Pulau Kumala? Bila anda berada di daerah Kutai Kartanegara,
Samarinda, dan sekitarnya, mungkin nama Pulau Kumala sudah tidak asing lagi di telinga anda. Namun apakah anda tahu
tempat seperti apakah Pulau Kumala itu? Pada tanggal 09 April 2014, saya beserta beberapa kawan saya, menyempati
Pulau Kumala merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Tenggarong, Ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sebenarnya Pulau Kumala merupakan daerah delta sungai mahakam yang berada di Tenggarong. Pada awalnya, pulau seluas
85 hektar ini merupakan sedimentasi lumpur yang membentuk tanah. Pulau ini unik karena tampak seperti perahu di tengah
sungai. Sebelum berubah menjadi sebuah tempat rekreasi modern, Kumala adalah sebuah tempat untuk ratusan
bekantan (Nasalis Larvatus) dan berbagai jenis reptil liar Kalimantan. Pada tahun 2000, Pulau Kumala mulai dibangun dan
dijadikan destinasi wisata. Pada tahun 2002, bertepatan dengan Festival Erau, Pulau Kumala dibuka pada zaman bupati
Syaukani HR
Untuk menuju Pulau Kumala dapat anda tempuh dengan dua jalur berbeda. Rute pertama, bagi anda memulai perjalanan
dari kota Bontang, Samarinda, dan sekitarnya, anda dapat menuju Jalan Antasari, Samarinda dan terus menelusuri jalan ini
sampai menuju Tenggarong Seberang. Setelah itu, anda harus menyebrang ke Tenggarong, baik menggunakan Kapal
Penyebrangan gratis atau perahu penyebrangan kendaraan yang dikenakan biaya Rp 20.000 untuk mengangkut kendaraan
roda empat anda melintasi sungai mahakam. Bila anda berlabuh dengan kapal berbayar, anda akan berlabuh di dermaga yang
berada di Jalan Diponegoro, Tenggarong, setelah itu, anda dapat meneruskan perjalanan anda menuju tempat penyebrangan
menuju Pulau Kumala, kurang lebih 5-10 menit perjalanan. Total waktu yang ditempuh bila melewati Jalan Antasari,
Samarinda, diperlukan waktu sekitar 45 menit menuju Tenggarong Seberang. Rute kedua, bagi anda yang memulai
perjalanan dari Balikpapan, Samboja, dan Loa Janan, anda dapat pergi menuju Jl. Soekarno-Hatta (jalan poros Balikpapan-
Samarinda), sampai pertigaan loa duri (KM O Loa Janan), anda dapat mengambil arah kiri menuju Loa Duri, lalu Loa Kulu,
dan kemudian Tenggarong. Setelah sampai Tenggarong, ambil jalan lurus menuju pusat kota Tenggarong. Tempat
penyebrangan Pulau Kumala berada di sebelah kanan, tidak jauh dari Masjid Hijau yang berada di tepi Sungai Mahakam.
Total waktu yang ditempuh bila anda dari Balikpapan dan sekitar 3 jam menuju Tenggarong.
Setelah sampai area gerbang penyebrangan menuju Pulau Kumala, segera parkirkan kendaraan anda di tempat parkir yang
telah disediakan. Tempat parkir mobil berada di samping dari gerbang, tersedia cukup luas sedangkan parkir motor dapat
anda titip saat masuk gerbang tempat penyebrangan. Untuk menyebrang ke Pulau Kumala, anda dapat menaiki Long Boat
atau ketingting besar dengan biaya sekitar Rp 6.000 / orang atau Rp 30.000 / kapal (5 orang).
Bila anda mulai mendekati tempat sandar Pulau Kumala, dari kejauhan anda akan mulai melihat gerbang Selamat Datang
Kumala. Saat saya berserta kawan-kawan saya, harga tiket masuk sebesar Rp 20.000 / orang. Sayangnya saat kami datang,
tidak ada wahana yang buka /ready. Jadi kami hanya berkeliling menggunakan mobil wisata.
Mobil wisata? Mungkin anda cukup kaget mendengarnya. Ya, di Pulau Kumala disediakan mobil wisata untuk berkeliling
Pulau Fantasi ini. Harga masuk diatas, sudah termasuk dengan mobil wisata yang mengantarkan anda berkeliling pulau.
Mobil Wisata Pulau Kumala
Pertama, kami diantar ke Area Penginapan / Villa yang ada di Pulau Kumala. Nama villa tersebut adalah DJS Resort. Resort
ini memiliki kolam renang, cottage, dan sarana lainnya bagi yang ingin beristirahat di pulau. Harga untuk menginap di resort
ini berdasarkan informasi yang saya dapatkan adalah Rp 450.000 / malam untuk penyewaan 1 cottage yang didalamnya
terdapat 2 kamar. Sayangnya, resort ini tidak dikelola dengan baik, mungkin sejalan dengan kondisi Pulau Kumala yang juga
kurang terawat dan mulai ditinggalkan wisatawan / pengunjung. kondisi kolam renangnya sudah berlumut dan airnya keruh,
terlihat tidak dibersihkan. Kondisi danau kecil dan permainan kapal angsa juga tidak terawat.
Selanjutnya, kami menuju Patung Lembuswana yang terletak di ujung Pulau Kumala ini. Sejarah dari patung lembuswana
yang berada di Pulau Kumala ini adalah patung yang dibuat di Kentolan Kidul, Guwosari, Panjangan Bantul, Yogyakarta
selama enam bulan pada tahun 2010. Patung Lembuswana berbahan perunggu dengan tinggi sekitar 13 meter dan berat 29
Ton dengan 27 orang seniman patung yang berkolaborasi membuat patung lembuswana ini.
Patung Lembuswana, Ikon Pulau Kumala
Di area patung lembuswana ini, juga tampak tidak terawatnya area pulau kumala. Bangunan tempat berdirinya patung
terlihat berantakan. Area kolam mancur depan patung juga tidak terawat dan terlihat kotor. Kolam mancur itu pun tidak
difungsikan.
Destinasi selanjutnya adalah Pura Pasak. Namun sebelum memasuki pura pasak, anda akan melewati 3 buah bangunan
Rumah Lamin, yang merupakan rumah adat suku dayak. Bahan utama bangunan rumah adat Lamin adalah kayu ulin atau
banyak orang yang menyebutnya sebagai kayu besi. Disebut kayu besi karena memang jenis kayu tersebut adalah kayu yang
sangat kuat. Bahkan banyak orang mengatakan jika kayu ulin terkena air maka justru tingkat kekuatannya akan semakin
keras. Mungkin hal inilah yang membuat banyak orang yang membangun rumah di atas dataran rawa atau pinggiran sungai
namun tahan lama umur bangunannya. Selain bangunan, totem-totem yang ada di bagian depan Lamin juga terbuat dari
Pura Pasak merupakan dibangun untuk menghargai penganut hindu yang berada di wilaya Kabupaten Kutai Kartanegara.
Mungkin tidak seberapa penganut Hindu di Kabupaten ini, namun bila menilik dari sejarah, Kerajaan Kutai, merupakan
kerajaan pertama di Indonesia yang menganut agama Hindu. Di pura ini, anda akan melihat dua buah patung lembuswana di
kiri kanan dan patung lembuswana yang berada di tengah. Setelah melewati patung lembuswana, anda akan melihat gerbang
pura yang menyerupai pura di Bali. Melewati gerbang pura tersebut, anda akan melihat singgasana, seperti singgasana Raja
Sewaktu saya beserta kawan saya mengunjungi tempat ini, Sky Tower, kereta gantung, dan mini train tidak dibuka sehingga
kami tidak dapat melihat Tenggarong dari atas karena Sky Tower dan Kereta Gantung dalam tahap perbaikan, sedangkan
mini train tidak dapat digunakan karena area track jalur kereta banyak ditutupi rumput liar dan masih dibersihkan. Mungkin
hal ini dilakukan untuk menyambut Festival Erau di Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan diadakan pada tanggal 15-22
Juni 2014.
Berdasarkan situs Kabupaten Kutai Kartanegara, berikut ini merupakan berbagai harga masuk wahana yang berada di
Pulau Kumala.
2. Mini Train
3. Merry Go Round
6. Arena permainan
7. Trampolin
Investasi besar yang telah dibuat, dibiarkan begitu saja. El John yang semula mengelola tempat ini pun mangkrak karena
tidak sanggup membayar biaya tahunan Rp 500 juta ke PemKab KuKar sehingga sejak 2007, Pulau Kumala diambil alih
PemKab. Pulau ini memiliki konsep yang unik dan menarik, namun sayangnya karena kurang perawatan, Pulau Kumala
mulai kurang peminatnya. Padahal, Pulau Kumala memiliki potensi yang besar dan dapat disandingkan dengan Taman Mini
Indonesia Indah ataupun Ancol yang berada di Jakarta. Investasi awal yang besar yang telah ditanamkan oleh PemKab
KuKar ini, sangat disayangkan bila tidak dirawat dan dijaga dengan baik. Kondisi fasilitasnya sudah sangat memprihatinkan.
DJS Resort tampat bak villa tak berpenghuni dan kotor serta horor, mobil wisata hanya tersisa satu unit, sky tower tidak
dapat difungsikan, banyak ilalang yang tidak sedap dipandang, Rumah Lamin dan tempat souvenir pun tak difungsikan
kembali dan terlihat tak terawat. Menurut saya, bila pemkab kukar serius menangani wisata di wilayahnya, pulau kumala
perlulah diperhatikan dengan seksama. Pulau Kumala memiliki potensi luar biasa untuk dijadikan ikon pariwisata Kabupaten