Bendungan Batutegi dibangun pada sungai sekampung ± 65 Km sebelah hulu bendung Argoguruh atau ±
90 sebelah Barat Daya Kota Bandar Lampung. Sumber Dana untuk pelaksanaan pembangunan waduk
Batutegi berasal dari dana APBN dan LOAN OECF. Pelaksanaan proyek terdiri dari : Study Kelayakan pada
tahun 1978,Detail Desain diselesaikan pada tahun 1983. Pekerjaan Riview design dan supervisi
Pelaksanaan dimulai bulan pebruari 1994 dan pelaksanaan pekerjaan terowongan dimulai Tahun 1995.
Pelaksanaan pekerjaan Bendungan dimulai pada tahun 1996 dan selesai tahun 2000.
DATA BENDUNGAN
Konon pada saat pengerjaanya menelan sebanyak 13 orang. Ketiga belas korban itu tewas saat
mengerjakan sebuah terowongan pembuangan air yang sangat besar berdiameter puluhan meter
dan panjangnya ratusan meter kebawah, mereka terimpa alat pengecor semen seberat puluhan
ton.
Dibalik kisah seram proses pembangunannya, bendungan batu tegi merupakan salah satu tempat
wisata yang menawarkan pemandangan yang indah, wilayah area bendungan sangat luas luar
biasa. Sejak masuk di gerbang dekat jalan utama sampai ke area bendungan banyak
pemandangan yang dapat dinikmati. Ketika kita berada dia atas bendungan dan melihat ke
bagian hulu ( atas ) kita serasa melihat lautan yang luas, dan ketika kita melihat kebawah kita
dapat melihat tangga, kantor dan mesin pembangkit listrik begitu kecilnya.
Penduduk yang ramah di pekon-pekon Kecamatan Pulau Panggung wilayah sekitar lokasi
bendungan akan dengan antusias menjawab pertanyaan pengunjung berbagai hal tentang
mengenai daerahnya. Sebagian besar penduduk adalah etnis Semendo (Sumatera Selatan) yang
telah menetap di wilayah ini sejak dahulu.
Disamping fungsi utama sebagai PLTA dan Irigasi/pengairan, sebagai objek wisata,
bendungan/waduk ini memiliki pesona pemandangan yang menakjubkan. Danau yang terbentuk
oleh genangan air bendungan ini amat luas. Dikelilingi perbukitan, obyek ini bak terlukis
dikanvas yang bagaikan magnet menyedot perhatian pengunjung hingga betah berlama-lama
memandangnya.
Jika beruntung, berbagai jenis ikan tawar dapat dibeli antara lain: baung, gabus, patin, dan
sebagainya yang merupakan tangkapan penduduk sekitar dengan perahu motor yang kerap
sandar pada jeti—dermaga apung—dua sampai empat kali sehari. Peminat juga dapat pula
menyewa perahu mereka untuk sekedar berkeliling danau atau memancing dengan sewa Rp.
25.000,00 untuk satu rombongan kecil (3 s.d 5 orang) selama 1 jam. Walaupun objek ini belum
memiliki fasilitas yang memadai bagi wisatawan, namun sejak tahun 2002 lalu ramai dikunjungi
oleh masyarakat Tanggamus maupun luar daerah terutama saat liburan dan akhir pekan.