Dosen Pengasuh
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Penulis
.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sungai Batanghari Sembilan adalah suatu sebutan untuk Sungai Musi yang berperan
sebagai induk sungai yang membelah Provinsi Sumatera Selatan dari timur ke barat
dengan delapan anak cabang sungai besar, yaitu Sungai Ogan, Komering, Lematang,
Lakitan, Semanggus, Rawas, Batanghari Leko, dan Klingi.Pengertian batang hari
Sembilan mencakup Sungai Musi itu sendiri beserta delapan sungai besar yang bermuara
di Sungai Musi.
Sungai Musi adalah sungai terpanjang yang ada di Sumatera dengan panjang kurang lebih
750 km.Sungai Musi telah digunakan sebagai jalur transportasi, baik transportasi orang
dan barang sejak Kerajaan Sriwijaya ada.Selain digunakan sebagai jalur transportasi,
Sungai Musi juga dimanfaatkan sebagai drainase perkotaan dan pengendalian banjir.Anak
anak sungai yang semula berfungsi sebagai daerah tangkapan air, kini sudah banyak
ditimbun untuk kepentingan sosial sehingga berubah fungsinya menjadi daerah
pemukiman dan pusat kegiatan ekonomi lainnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
Mendeskripsikan 2 contoh sungai dari Sungai Batanghari Sembilan.
Mengenali permasalahan yang ada pada 2 sungai yang telah dipilih.
Membandingkan sungai yang ada di Sumatera Selatan dengan sungai di wilayah
lain.
Memberikan solusi atas permasalahan yang terdapat pada lingkup sungai tersebut.
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini disusun guna memberikan pengetahuan kepada kalangan
pembaca mengenai potensi yang dimiliki Sungai Batanghari Sembilan, khususnya Sungai
Musi dan beberapa anak cabang sungai besar yang terdapat di Wilayah Sumatera
Selatan.Juga diharapkan kepada pembaca agar dapat memaksimalkan potensi dari sungai
tersebut dan memotivasi warga sekitar sungai untuk menjaga kelestarian lingkungan
sungai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sungai Musi Dan Sungai Ogan
river feri, dan taxi air. Lebih dari 15 armada transportasi umum
sungai beroperasi di sungai dan di kanal-kanal sekitar kota, termasuk
di jalur komuter sekalipun.
Ada banyak dermaga yang berdiri di sepanjang sungai ini, wisatawan
tinggal memilihnya sesuai kebutuhan. Untuk menyusuri sungai dan
mendapatkan pemandu, wisatawan bisa memilih kapal khusus untuk
para wisatawan (berbendera biru), harga tiketnya sekitar 30 Baht.
Kapal ini biasanya sudah menyiapkan seorang pemandu yang ahli
berbahasa Inggris. Kapal-kapal ini beroperasi mulai pukul 06.00
hingga pukul 19.00 waktu setempat.
Untuk dijadikan suatu perbandingan nyata, dalam hal ini penulis mengambil
contoh Sungai Chao-Phraya yang berada di Thailand. Sungai Chao-Phraya yang
ada di Thailand dengan Sungai Musi yang ada di Palembang tentu memiliki suatu
kesamaan yang tampak jelas. Salah satunya adalah keberadaan rawa dan kedua
sungai tersebut sama-sama membelah suatu kota yang besar. Sungai Chao-Phraya
membelah kota Bangkok dan Sungai Musi membelah Kota Palembang. Kesamaan
lain adalah di daerah sekitar Sungai Musi terdapat Kanal-kanal yang mirip dengan
Kanal-kanal yang ada di Sungai Chao-Phraya. Di lain hal, kedua sungai tersebut
sama-sama menjadi objek wisata andalan untuk masing-masing daerah. Namun
yang membedakan secara pasti antara kedua sungai tersebut adalah
pengoptimalan fungsi sungai dan rawa.
Pemerintah Kota Bangkok berhasil mengoptimalkan fungsi Sungai Chao-Phraya,
tidak hanya menjadi daerah resapan dan saluran air yang baik, namun juga
berhasil menjadi objek wisata andalan. Penataan drainase dan kawasan pinggiran
sungai yang baik membuat Sungai Chao-Phraya menjadi sungai yang rapi dan
bersih. Penataan kawasan pinggiran sungai menjadikan tepian sungai ChaoPhraya rapi dan dipagari sejumlah bangunan megah serta gedung pencakar langit,
tidak ada bangunan kumuh yang ada di pinggiran sungai.
Warga tepian Chao Phraya sudah lama dibiasakan tak membuang sampah rumah
tangga ke sungai. Sampah diletakkan di depan rumah dan diambil oleh petugas
yang khusus ditugaskan untuk itu. Selain itu, ada kapal yang setiap hari khusus
disiagakan untuk membersihkan sunga. Satu catatan lagi, tidak ada wc yang
terletak di pinggir sungai seperti di Palembang. Sebab di Chao Phraya, rumah
warga umumnya menghadap ke sungai. Tidak seperti di Palembang yang
menjadikan sungai halaman belakang rumah mereka. Sungguh hal yang patut
ditiru. Karena bersihnya Sungai Chao Phraya, ikan-ikan dari berbagai jenis
tampak jelas bebas berenang. Wargapun tidak tampak menangkapi ikan itu,
bahkan menjadikannya salah satu objek wisata. Wisatawan dapat memberi makan
ikan dengan roti yang dijual di perahu.
Keunggulan lain Chao Phraya adalah menjadi sarana transportasi alternatif warga
Bangkok. Bangkok selain dikenal dengan sky train dan subway-nya, juga sukses
menjadikan bus air sebagai sarana transportasi alternatif. Di sepanjang Chao
Phraya dibangun sejumlah dermaga bus air. Sehingga warga Bangkok yang
hendak berpergian, lebih memilih naik bus air. Murah dan dijamin tak terjebak
kemacetan.
Selain menikmati bersihnya Sungai Chao Phraya, di sepanjang sungai itu
wisatawan juga dimanja dengan berbagai bangunan unik dan bersejarah.
Dilihat dari sisi transportasi, penyediaan angkutan transportasi di sungai ChaoPhraya sangat beragam jenisnya dan beragam pula harganya seperti bus sungai
(river buses), cross-river feri, dan taxi air. Akses untuk menuju suatu lokasi wisata
atau tujuan tertentu sangat mudah untuk dijangkau dengan ketersediaan dermagadermaga yang tak jauh dari pusat kota dan dekat pula dengan masing-masing
lokasi wisata. Pemerintah dan masyarakat Bangkok ikut berperan aktif dalam
penjagaan maupun pemeliharaan Sungai Chao-Phraya. Maka tidak heran bahwa
Sungai Musi masih tertinggal dengan Sungai Chao-phraya, baik dari kebersihan
sungai hingga akses transportasi sungai.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Sungai Musi sebagai salah satu sungai terpanjang di Indonesia yang melintasi
Sumatera selatan dari timur ke barat tentu memiliki peranan penting bagi
kehidupan warga sekitar. Namun sayangnya, kurangnya perhatian dari
pemerintah dan masyarakat sekitar dalam hal pemeliharaan fungsi sungai
membuat transportasi sungai mulai dilupakan, mengingat pembangunan jalan
darat semakin gencar untuk dilakukan.
Seperti yang kita ketahui bersama, Sungai Musi sebenarnya memiliki potensi
yang baik dalam hal sarana transportasi dan objek wisata, asalkan pemerintah
dan warga sekitar turut berpasrtisipasi aktif dalam hal pengoptimalan dan
pemeliharaan fungsi sungai Musi.
SARAN
Sebagai model perbandingan yang baik, pembangunan dan pengoptimalan
Sungai Musi sebaiknya menjadikan Sungai Chao-Phraya sebagai panduan.
Dengan beberapa kesamaan dari Sungai Chao-Phraya, tidak menutup
kemungkinan bahwa Sungai Musi bisa lebih berkembang dibandingkan
dengan Sungai Chao-Phraya. Tinggal bagaimana peran dari pemerintah daerah
dan masyarakat sendiri untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi
dari Sungai Musi.
BAB IV
LAMPIRAN GAMBAR