Anda di halaman 1dari 33

TANAH DAN

PERAIRAN PELABUHAN
oleh :
Andriaz Pramudya
Seksi Bimbingan Tata Guna Tanah dan Perairan
Subdirektorat Bimbingan Pelayanan Jasa dan
Operasional
DIREKTORAT PELABUHAN DAN PENGERUKAN
DITJEN HUBLA KEMENHUB

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

TANAH DAN PERAIRAN


PELABUHAN

DASAR
HUKUM
Undang - Undang NO. 17 Tahun 2008 Tentang
Pelayaran
Peraturan Pemerintah NO. 61 Tahun 2009
Tentang Kepelabuhanan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51
Tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan
Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
Keputusan Menteri Nomor KM 54 Tahun 2002
Tentang Penyelenggara Pelabuhan Laut

PERUNTUKAN LAHAN PELABUHAN


LAHAN PELABUHAN

DARATAN

DLKr

PERAIRAN

DLKr

DLKp

DAERAH LINGKUNGAN KERJA (DLKr) adalah Wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan atau terminal
khusus yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pelabuhan.
DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN(DLKp) adalah perairan di sekeliling daerah lingkungan
kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

FUNGSI PENETAPAN BATAS DLKr DAN DLKp

a. memberikan batas-batas penyelenggaraan


pelabuhan laut dengan berdasarkan pada
rencana
induk
pelabuhan
yang
telah
ditetapkan.
b. Memberikan jaminan keselamatan pelayaran
dan kelancaran serta ketertiban dalam
penyelenggaraan pelabuhan.
c. Memberikan kepastian hukum dan kepastian
usaha bagi pihak penyelenggara pelabuhan
laut maupun pengguna jasa pelabuhan laut
serta pihak terkait lainnya.

DLKr Daratan

Fasilitas Pokok:
Fasilitas Penunjang:
Dermaga;
Kawasan perkantoran;
Pergudangan;
Fasilitas pos dan telekomunikasi;
Lapangan penumpukan;
Fasilitas pariwisata & perhotelan;
Terminal penumpang, peti kemas dll; Instalasi air bersih, listrik &
Fasilitas penanmpungan & pengolahantelekomunikasi;
limbah;
Jaringan jalan & rel kereta api;
Fasilitas bunker;
Jaringan air limbah, drainase &
Fasilitas pemadam kebakaran;
sampah;
Fasilitas gudang untuk B3;
Areal pengembangan pelabuhan;
Fasilitas pemeliharaan & perbaikan Kawasan industri.
Peralatan dan SBNP.

DLKr
Perairan
Alur pelayaran
Perairan tempat labuh
Perairan untuk tempat alih muat antar (ship
to ship
tranfer)
Kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar
dan olah gerak kapal
Kegiatan pemanduan
Tempat perbaikan kapal
Kegiatan kapal yang mengangkut bahan/
barang berbahaya
Peraiaran untuk kegiatan karantina
Perairan alur penghubung intra pelabuhan
(fair way)
Kegiatan pemanduan
Perairan untuk kapal pemerintah

DLKp
- Alur pelayaran
- Keperluan keadaan darurat
- Pengembangan pelabuhan
jangka panjang
- Penempatan kapal mati
- Percobaan berlayar
- Kegiatan pemanduan
- Fasilitas pembangunan dan
pemeliharaan kapal

ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI DLKr dan


DLKp

a. Tata Kepelabuhanan Nasional


b. Tata Ruang Wilayah Provinsi dan
Kabupaten/ Kota
c. Rencana tata guna tanah
d. Pengelolaan
daratan
untuk
kepentingan fasilitas pelabuhan
e. Aspek operasional
f. Aspek keselamatan pelayaran

Tata
Nasional

Kepelabuhanan

Sebagai Pedoman dalam penetapan lokasi,


pembangunan, pengoperasian, pengembangan
pelabuhan, dan penyusunan Rencana Induk
Pelabuhan
Tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten/
kota
Sebagai dasar untuk menentukan potensi dan
perkembangan pelabuhan selanjutnya

Rencana Tata Guna Tanah


pemanfaatan tata guna tanah daratan dan perairan disekitar
pelabuhan serta ketersediaan lahan dan perairan untuk
pengembangan pelabuhan, Kesesuaian dan keseimbangan
antara pemanfaatan dan daya dukung lingkungan (sumber daya
alam), Status kepemilikan lahan/ tanah dilokasi rencana
pengembangan pelabuhan

Pengelolaan daratan untuk


kepentingan fasilitas pelabuhan
berkaitan dengan kinerja, peran dan
fungsi pelabuhan dalam melayani
pengguna pelabuhan

Aspek Operasional
meliputi: olah gerak kapal, tempat
labuh, alih muat antar kapal dan
kolam pelabuhan
Aspek keselamatan
pelayaran
meliputi: alur pelayaran dan perairan
pelabuhan, sarana dan prasarana
keselamatan dan keamanan pelayaran,
perkembangan teknologi komunikasi
pelayaran

PENETAPAN KEBUTUHAN LAHAN


DARATAN PELABUHAN

Berpedoman kepada:
1. Rencana
Induk
Pelabuhan(jangka
pendek,
menengah, panjang)
2. Rencana
kebutuhan
ruang
fasilitas pokok dan penunjang
3. Penguasaan
areal
tanah
(rencana pembebasan
tanah
dan reklamasi)

Perkiraan kebutuhan
lahan daratan untuk
kegiatan operasional dan
fasilitas pelabuhan
disesuaikan perkiraan
permintaan jasa
kepelabuhanan untuk
jangka waktu tertentu
serta RUTRW
Kabupaten/kota yang
bersangkutan

Penetapan DLKr
Perairan
1. Tempat Labuh
Luas areal berlabuh
=
jumlah kapal x x
R2

R
R
L
D

dikaitkan dengan
rencana jumlah
kunjungan,
ukuran dan draft
kapal

= L + 6 D + 30 METER
: Jari - jari areal untuk
labuh per kapal
: Panjang
kapal
yang
berlabuh
: Kedalaman air

2. Tempat Alih Muat antar


Kapal
Luas areal Alih Muat Kapal =
jumlah kapal x x R2

R
R
L
D

= L + 6D + 30 METER
: Jari-jari areal untuk
labuh per kapal
: Panjang kapal yang
berlabuh
: Kedalaman air

dikaitkan dengan
rencana
frekuensi
kegiatan alih
muat dan ukuran
kapal

3. Tempat sandar
kapal
Luas Areal Tempat
Sandar
Kapal
=
jumlah kapal x A

dikaitkan dengan
jumlah kunjungan,
ukuran dan draft
kapal

A
A
L

= 1,8L x 1,5L
: Luas perairan untuk
tempat sandar kapal
per 1 kapal
: Panjang kapal yang
berlabuh

4. Kolam putar
Luas areal Kolam
Putar =
jumlah kapal x ( x
r2)/4

d
d
L

> 2L
: diameter areal kolam
: putar
Panjang
kapal
maksimum

dikaitkan dengan
jumlah kunjungan, dan
ukuran kapal dengan
memperhatikan
panjang kapal
maksimum (LOA)

5. Perairan alur penghubung


intra pelabuhan (fair way)

A
W
A
W
L

=
=
:
:
:

D
B

:
:

WxL
9B + 30 Meter
Luas areal laut
Lebar alur
Panjang alur (kedalaman
alur d > 1,1D)
Full draft kapal
Lebar kapal maksimum

6. Pemanduan dan penundaan di dalam


DLKr
Perhitungan luasan kebutuhan areal
pemanduan dan penundaan
memperhatikan panjang kapal
maksimum (LOA), kedalaman kolam
putar minimal sama dengan tinggi
full load draft kapal rencana
ditambah 1 M untuk faktor
keselamatan, jumlah kunjungan
kapal, kondisi perairan

A
W
A
W
L

=
=
:
:
:

WXL
9B + 30 METER
luas areal alur
lebar alur
panjang alur
pemanduan dan
penundaan
lebar kapal maksimum

Penetapan DLKp
1. Alur
Pelayaran
Aspek-aspek yang harus diperhitungkan dalam
tata letak alur pelayaran masuk pelabuhan :
Alur pelayaran sedapat mungkin menghindari
adanya tikungan-tikungan
Bila terdapat beberapa tikungan, maka jarak
antar tikungan minimal 10 L (L=panjang kapal
rencana)
Sudut sumbu pertemuan tikungan tidak boleh
lebih dari 30 derajat, atau bila lebih dari 30
derajat, maka diameter tikungan harus
membentuk busur dengan jari-jari lengkung
minimal 10L , atau untuk kondisi tertentu
dapat > 5 L dengan penambahan lebar alur
Tambat labuh darurat harus disediakan
sepanjang alur

A
W
A
W
L

=W x L
= 9B + 30 Meter
: Luas areal laut
: Lebar alur
: Panjang alur
pemanduan
dan
penundaan di
B : dalam DLKr
Lebar kapal
maksimum

2. Kegiatan pindah labuh


kapal
Luas areal Pindah Labuh kapal =
jumlah kapal x A

Kegiatan pindah labuh kapal


dikaitkan dengan rencana
jumlah kunjungan, ukuran
dan draft kapal

R
R
L
D

= L + 6D + 30 METER
: Jari-jari areal untuk
pindah labuh kapal
: Panjang kapal
: maksimum
Kedalaman air

3. Pengembangan
pelabuhan jangka panjang
Faktor yang mempengaruhi dalam
pemyediaan lahan untuk
pengembangan pelabuhan jangka
panjang berdasarkan rencana
induk dari pelabuhan tersebut

4. Keperluan keadaan
darurat
Faktor yang perlu diperhatikan
adalah kecelakaan kapal,
kebakaran kapal, kapal kandas
dan lain-lain. Salvage area
diperkirakan luasnya 50% dari
luas areal pindah labuh kapal.

5. Penempatan kapal mati


Faktor yang perlu diperhatikan
adalah jumlah kapal dan ukuran
kapal

6. Percobaan Berlayar

Faktor yang perlu diperhatikan


adalah ukuran kapal rencana

7. Kegiatan Pemanduan
Faktor yang perlu diperhatikan
adalah kondisi
alur(arus;gelombang;angin;kar
ang/sandbag), ukuran kapal
dan kunjungan kapal

8. Fasilitas pembangunan
dan pemeliharaan kapal
Faktor yang perlu diperhatikan
adalah ukuran kapal
maksimum yang dibangun
atau diperbaiki.

TATA CARA PENETAPAN DLKR DAN


DLKP PELABUHAN

KSOP / KUPP

usulan

DLKr
DLKp

Penetapan

evaluasi

- REKOM BPT/WK
- REKOM GUBERNUR
-RENCANA INDUK
PELABUHAN
- RTRW
- RIPN

DITJEN HUBLA

MENHUB

KSOP dan KUPP memberikan usulan


penetapan peruntukkan DLKr dan DLKp
kepada menteri melalui Direktorat jenderal

Rencana induk pelabuhan yang bersangkutan


Rekomendasi Gubernur Provinsi dan Bupati/
walikota setempat sebagai hasil koordinasi
ditingkat daerah
Rekomendasi pejabat pemegang fungsi
keselamatan pelayaran
Hasil kajian batas-batas daerah lingkungan
kerja dan daerah lingkungan kepentingan
pelabuhan yang diusulkan oleh
penyelenggara pelabuhan
Peta yang dilengkapi dengan batas-batas
daerah lingkungan kerja dan daerah
lingkungan kepentingan pelabuhan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut melakukan


penilaian terhadap usulan penetapan batas-batas
daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan
kepentingan pelabuhan
Tatanan kepelabuhanan nasional
Fungsi dan kegunaan dari daerah
lingkungan kerja dan daerah lingkungan
kepentingan pelabuhan untuk menjamin
keselamatan pelayaran dan kelancaran
serta ketertiban dalam penyelenggaraan
pelabuhan
Luas daerah lingkungan kerja dan daerah
lingkungan
kepentingan
pelabuhan
sesuai dengan pendekatan perhitungan
eksak

MENHUB
Hasil penilaian dari Direktur Jenderal
diusulkan kepada Menteri untuk
dievaluasi
selambat-lambatnyalambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah permohonan diterima secara
lengkap, dengan melampirkan:
Rekomendasi Gubernur Provinsi dan
Bupati/Walikota
Rancangan Keputusan Menteri yang
dilengkapi dengan peta dan batasbatas daerah lingkungan kerja dan
daerah
lingkungan
kepentingan
pelabuhan.

KEWAJIBAN PENYELENGGARA
PELABUHAN
DLKr Daratan Pelabuhan
Memasang tanda batas sesuai
batas-batas DLKr daratan yang
ditetapkan
bersama
BPN
dan
PEMDA setempat
Memasang papan pengumuman
yang memuat informasi mengenai
batas-batas
daerah
lingkungan
kerja daratan pelabuhan.
Melaksanakan
pengamanan
terhadap aset yang dimiliki serta
untuk menjamin ketertiban dan
kelancaran operasional pelabuhan.
Menyelesaikan sertifikasi hak atas
tanah
sesuai
peraturan
perundangan yang berlaku.
Menjaga kelestarian lingkungan.

DLKr Perairan Pelabuhan


Memasang tanda batas sesuai DLKr
perairan yang ditetapkan
Menginformasikan mengenai batasbatas DLKr perairan pelabuhan
kepada
pelaku
kegiatan
kepelabuhanan
Menyediakan
Sarana
Bantu
Navigasi Pelayaran
Memelihara kelestarian lingkungan
Mengamankan aset / fasilitas
pelabuhan di perairan
Memelihara kolam pelabuhan dan
alur pelayaran

DLKr Perairan Pelabuhan


Menyediakan
Sarana
Bantu
Navigasi Pelayaran (SBNP)
Menjamin keamanan dan ketertiban
Menyediakan dan memelihara alur
pelayaran
Memelihara kelestarian lingkungan
Melaksanakan pengawasan dan
pengendalian
terhadap
penggunaan daerah pantai.

BATAS-BATAS DAERAH LINGKUNGAN KERJA DAN DAERAH


LINGKUNGAN
KEPENTINGAN PERAIRAN PELABUHAN KALIANGET

LAMPIRAN SURAT
KEPUTUSAN MENTERI
PERHUBUNGAN
Nomor KM. 73 TAHUN
1999
Tanggal : 11 oktober 1999

Sekian
&
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai