kajian penalaran.
Makna Muamalah
Muamalah semakna dengan kata mufa’alah (saling
berbuat), kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dengan orang lain atau
beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-
masing
Muamalah yaitu hukum syara yang berhubungan dengan
urusan dunia untuk melanjutkan eksistensi kehidupan
seseorang, seperti jual beli, sewa menyewa, dsb.
Fiqh Muamalah adalah hukum-hukum syara yang
bersifat praktis yang diperoleh dari dalil-dalil terperinci
yang mengatur keperdataan seseorang dengan orang
lain dalam hal persoalan ekonomi.
RUANG LINGKUP FIQH MUAMALAH
Ruang lingkup yang bersifat adabiyah ialah
ijab dan kabul, saling meridhai, tidak ada
keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan
kewajiban, kejujuran pedagang, penipuan,
pemalsuan, penimbunan dan segara sesuatu
yang bersumber dari indra manusia yang ada
kaitannya dengan peredaran harta dalam
hidup bermasyarakat
Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
Ruang lingkup yang bersifat madiyah, yaitu
mencakup segala aspek kegiatan ekonomi
manusia sebagai berikut:
1. Harta, hak milik, fungsi uang, dan ‘uqud
(akad-akad)
2. Buyu (jual-beli)
3. Ar-Rahn (tentang pegadaian)
4. Hiwalah (Pengalihan hutang)
5. Ash-Shulhu (perdamaian bisnis/arbitase)
6. Syirkah (tentang pengkongsian)
Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
7. Ad-Dhoman (Jaminan, asuransi)
8. Wakalah (perwalian)
9. Wadi’ah (penitipan)
10. ‘Ariyah (peminjaman)
11. Ghasab (rampasan harta orang lain dengan tidak
sah)
12. Syuf’ah (hak diutamakan dalam syirkah atau
sepadan dengan tanah)
13. Mudharabah (syirkah modal dan tenaga)
14. Musaqat (Syirkah dalam pengairan kebun)
15. Muzaraah (Kerjasama pertanian)
Ruang Lingkup Fiqh Muamalah
16. Kafalah (penjaminan/ agunan utang)
17. Taflis (jatuh bagkrut)
18. Al-Hajru (batasan bertindak)
19. Ji’alah (sayembara, pemberian fee)
20. Qardh (pinjaman)
21. Bai’ Murabahah
22. Bai Salam
23. Bai Istisna
24. Bai Muajjal dan Bai Taqsith
.
25. Bai Syarf (jual beli valas)
26. Urbun (panjer/ DP)
27. Ijarah (sewa-menyewa)
28. Riba, konsep uang dan kebijakan moneter
29. Shukuk (surat utang dan obligasi)
30. Faraidh (Warisan)
31. Luqhatah (barang tercecer/ barang temuan)
32. Wakaf
33. Hibah
34. Wasiat
.
35. Iqrar (Pengakuan)
36. Qismul Fai wal Ghanimah (pembagian fai dan
harta rampasan perang)
37. Qism ash-Shodaqat (pembagian zakat)
38. Ibrak (pembebasan hutang)
39. Muqasah (discount)
40. Kharaj, Jizyah, Dharibah, Ushur (pajak)
41. Baitul Maal dan Jihbiz (Perbankan)
42. Kebijakan Fiksal Islam
43. Prinsip dan Prilaku Konsumsi
.
44. Prinsip dan Prilaku Produsen
45. Keadilan distribusi
46. Perburuhan (upah)
47. Jual beli gharar, bai Najasi, bai al-Inah, bai wafa,
mu’athah, fudhuli dll
48. Ihtikar dan monopoli
49. Pasar modal Islam dan reksadana
50. Asuransi Islam, Bank Islam, Pegadaian, MLM
51. Barang Tambang (Ma’din)
52. Ihyaul mawat (menhidupkan tanah mati)
53. Sabq (perlombaan)
Muamalah dan perubahan Sosial
Dalam persoalan muamalah syariat Islam lebih
banyak memberikan pola-pola, prinsip-prinsip
dan kaidah-kaidah umum dibandingakan dengan
jenis dan bentuk muamalah secara terperinci.
(Hukum asal dalam bermuamlah adalah boleh
kecuali ada dalil yang melarangnya). Taaquliyat
(nalar sehat) atau ma’kuliyatul makna (logika)
Berubah dan berbedanya fatwa sesuai dengan