Anda di halaman 1dari 25

FINTECH DALAM PERSPEKTIF SYARIAH

Oleh:
AH. AZHARUDDIN LATHIF
Pengurus MES Pusat

SHARIA ONLINE TALK, MASYARAKAT EKONOMI SYARIAH (MES),


KAMIS, 07 MEI 2020
CURRICULUM VITAE
Dosen Hukum Bisnis Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Di Dunia Praktisi Lembaga Keuangan Syariah, saat ini aktif
sebagai Dewan Pengawas Syariah di PT. BNI Syariah, PT. Sompo Insurance Unit Usaha
Syariah, PT. Bussan Auto Finance Unit Usaha Syariah, PT. Majoris Asset Management, PT.
Corfina Asset Management, PT. Investree Unit Usaha Syariah, dan dan Komisaris Independen
PT. Asuransi Chubb Syariah Indonesia. Selain itu yang bersangkutan pernah sebagai Dewan
Pengawas Syariah di Unit Usaha Syariah PT. Promitra Finance, PT. Central Sejahtera
Finance, PT. Reliance Asset Manajemen serta Komisaris di PT. Jaya Proteksi Takaful.
Sementara itu, di Dunia Praktisi Hukum sejak Tahun 2003 Aktif di Lembaga Bantuan Hukum
Ah. Azharuddin Lathif, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Sebagai Arbiter di Badan
(M.Ag, MH) Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS)-Majelis Ulama Indonesia sejak tahun 2017 serta
sebagai mediator di Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Perbankan Indonesia
(LAPSPI). Selain kesibukan di bidang akademis, keuangan, dan hukum, yang bersangkutan
saat ini tercatat sebagai Direktur Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) Institute, Ketua VI (Organisasi & Kelembagaan) Himpunan Ilmuwan dan Sarjana Syariah
Indonesia (HISSI), dan Anggota Dewan Standar Akuntansi Syariah-Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAS-IAI). Alamat saat ini di Jl. Permai Raya IV Kompleks Pamulang Permai 1, Blok AX. 32
No. 67 Pamulang Barat Kota Tangerang Selatan. Email: azharuddinlathif@uinjkt.ac.id, Hp.
081283727346
POKOK BAHASAN

1. Mengenal Fintech

2. Bentuk-Bentuk Fintech

3. Persoalan2 Kesyariahan dalam Fintech

4. Fatwa DSN-MUI Terkait Fintech

5. Peran DSN-MUI Dalam Fintech


MENGENAL FINTECH
Jasa Keuangan:
Definisi :  Pembayaran (Payment)
Layanan Jasa Keuangan Berbasis  Pendanaan (Funding)
Teknologi Informasi  Pembiayaan (Financing)
 Perbankan (Digital Banking)
 Pasar Modal (Capital Market)
Teknologi informasi  Perasuransian (Insurtech)
Teknologi yang dibangun dengan basis  Jasa Pendukung Lainnya (Supporting
utama teknologi komputer. Fintech)
BENTUK-BENTUK FINTECH
Crowdfunding dan
1 Peer to Peer Lending

2 Market Aggregator

3 Risk and Investment Management

4 Payment, Settlement, and Clearing

5 Criptocurrency / virtual Currency


ISU-Isu SYARIAH DALAM FINTECH
ISU-ISU KESYARIAHAN FINTECH-1

1 Obyek transaksi harus halal dan toyyib

2 Akad Yang Digunakan Dalam Transaksi

3 Terhindar dari Larangan Syariah (Riba, Gharar, Maysir, dll)

4 Majlis Akad Transaksi Online

5 Ijab- Qabul Melalui Media Elektronik (audio, Visual, Gab)

6 Saat Keabsahan Akad ( Iníqad al-Aqd)


ISU-ISU KESYARIAHAN FINTECH-2
Penguasaan Obyek Akad (Qabd Hakiki atau Qabd
7 Hukmi)

8 Tanda Tangan Elektronik (Al Tauqi' al-Elektroniyah)

9 Perjanjian (akad baku/uqud 'id'an);

10 Hak khiyar (untuk melanjutkan atau tdk melanjutkan)

11 Hak Membatalkan transaksi (faskh al aqdi)

12 Perlindungan konsumen (himayatul mustahlikin);


NO JENIS FINTECH ISU-ISU SYARIAH FATWA DSN
1 Peer to Peer a. Pemberian pinjaman/kredit berbunga (akad No : 117/DSN-
MUI/II/2018
Lending (Pinjaman yang digunakan)
Berbasis TI) b. Penggunaan dana pinjaman/kredit
c. Akad Baku
d. Tanda Tangan Elektronik
e. Resiko perbedaan Informasi di Platform dengan
kenyetaan jasa/barang yang diserahkan
f. Biaya-Biaya yang diperkenankan

2 Crowdfunding a. Idem (no 1: a-f)


b. Obyek kegiatan sosial yang dikelola tidak sesuai
syariah
3 Market 1. Idem (no 1: a,c, d, e, dan f)
Aggregator 2. Obyek Jasa tidak boleh bertentangan dg
Prinsip syariah
4 Risk and 1. Idem (no 1: a,c, d, e, dan f)
Investment 2. Obyek Jasa tidak boleh bertentangan dg
Management Prinsip syariah
NO JENIS FINTECH ISU-ISU SYARIAH FATWA DSN
5 Uang Elektonika a. Akad yang mengatur hubungan No : 116/DSN-MUI/IX/2017
/ Paymen hukum para pihak
gateway b. Status Dana Yang tersimpan pada
Penerbit/Dana yang mengendap
(Floating fund)
c. Tempat penyimpanan floating fund
d. Kartu Hilang
e. Biaya-Biaya terkait uang elektronik
f. Penggunaan fasilitas uang elektronik
untuk jasa haram

6 Criptocurrency / 1. Bitcoint termasuk barang, uang, atau Belum ada Fatwa


virtual Currency aset keuangan? Fatwa hanya
(Bitcoint... ) 2. Unsur Spekulasi dari Jual-Beli Bitcoint memungkinkan
3. Ketiadaan Otoritas yang mengatur dikeluarkan kalau otoritas
dan menjamin (melindungi) tidak melarang
4. Rentan digunakan media money (PBI No. 18/40/PBI/2016 jo.
laundring dan terorisme No. 19/12/PBI/2017)
Indonesia’s Fintech Landscape

FATWA DSN-MUI
No : 116/DSN-MUI/IX/2017

UANG ELEKTRONIK SYARIAH

Source: AFTECH 2017


RINGKASAN SYARAT DAN KETENTUAN

• Akad antara Penerbit dan Pemegang Kartu adalah


1 akad Wadi’ah atau akad Qard

• Dana Mengendap (Floating Fund) di Penerbit harus


2 disimpan di Bank Syaiah

• Uang Elektronik hanya Boleh digunakan Untuk Transaksi


3 yang sesuai dengan syariah

• Jika Kartu Hilang, Nominal uang yang ada dipenerbit


4 tidak boleh hilang

• Biaya layanan boleh dikenakan pemagang kartu


5 selama biaya riil & Transparan
Indonesia’s Fintech Landscape

FATWA DSN-MUI
No : 117/DSN-MUI/II/2018

LAYANAN PEMBIAYAAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI


BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Source: AFTECH 2017


PENGERTIAN
Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan
prinsip syariah
Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi Berdasarkan Prinsip
Syariah adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan berdasarkan
prinsip syariah yang mempertemukan atau menghubungkan Pemberi
Pembiayaan dengan Penerima Pembiayaan dalam rangka melakukan
akad pembiayaan melalui sistem elektronik dengan menggunakan
jaringan internet.

PENERIMA PENYELENGGA PEMBERI


PEMBIAYAAN RA PEMBIAYAAN
PEDOMAN UMUM
Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi berdasarkan
prinsip syariah

1. Penyelenggaraan Layanan Pembiayaan berbasis teknologi informasi tidak boleh bertentangan dengan
prinsip Syariah, yaitu antara lain terhindar dari riba, gharar, maysir, tadlis, dharar, zhulm, dan haram;
2. Akad Baku yang dibuat Penyelenggara wajib memenuhi prinsip keseimbangan, keadilan, dan kewajaran
sesuai syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Akad yang digunakan oleh para pihak dalam penyelenggaraan Layanan Pembiayaan berbasis
teknologi informasi dapat berupa akad-akad yang selaras dengan karakteristik layanan pembiayaan,
antara lain akad al-bai’, ijarah, mudharabah, musyarakah, wakalah bi al ujrah, dan qardh;
4. Penggunaan tandatangan elektronik dalam sertifikat elektronik yang dilaksanakan oleh Penyelenggara
wajib dilaksanakan dengan syarat terjamin validitas dan autentikasinya sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku;
5. Penyelenggara boleh mengenakan biaya (ujrah/rusum) berdasarkan prinsip ijarah atas penyediaan
sistem dan sarana prasarana Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi Informasi; dan
6. Jika informasi pembiayaan atau jasa yang ditawarkan melalui media elektronik atau diungkapkan dalam
dokumen elektronik berbeda dengan kenyataannya, maka pihak yang dirugikan memiliki hak untuk tidak
melanjutkan transaksi.
Model Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
6 MODEL Informasi berdasarkan prinsip syariah yang dapat
dilakukan oleh penyelenggara

1. Pembiayaan anjak piutang (factoring), yaitu pembiayaan dalam bentuk jasa pengurusan
penagihan piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice), baik disertai atau tanpa disertai talangan
(qardh) yang diberikan kepada pelaku usaha yang memiliki tagihan kepada pihak ketiga (payor).
2. Pembiayaan Pengadaan Barang pesanan Pihak Ketiga (Purchase Order),yaitu pembiayaan yang
diberikan kepada pelaku usaha yang telah memperoleh pesanan atau surat perintah kerja
pengadaan barang dari pihak ketiga.
3. Pembiayaan Pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara online (online seller),
yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pelaku usaha yang melakukan transaksi jual beli online
pada penyedia layanan perdagangan berbasis teknologi informasi (platform ecommerce
/marketplace) yang telah menjalin kerjasama dengan penyelenggara;
4. Pembiayaan pengadaan barang untuk pelaku usaha yang berjualan secara online dengan
pembayaran melalui penyelenggara payment gateway, yaitu pembiayaan yang diberikan
kepada pelaku usaha (seller) yang aktif berjualan secara online melalui saluran distribusi (channel
distribution) yang dikelolanya sendiri dan pembayarannya dilakukan melalui penyedia jasa
otorisasi pembayaran secara online (payment gateway) yang bekerjasama dengan pihak
Penyelenggara.
5. Pembiayaan untuk Pegawai (Employee),yaitu pembiayaan yang diberikan kepada pegawai yang
membutuhkan pembiayaan konsumtif dengan skema kerjasama potong gaji melalui Institusi
pemberi kerja.
6. Pembiayaan berbasis komunitas (community based), yaitu pembiayaan yang diberikan kepada
anggota Komunitas yangmembutuhkan pembiayaan, dengan skema pembayarannya
dikoordinasikan melalui Koordinator/Pengurus Komunitas
MODEL - 1 Pembiayaan Anjak Piutang (factoring)

7
Membayar Ujrah wakalah dan membayar hutang (qard)

2 Wakil Muwakkil
Pengajuan Jasa dan/atau Pembiayaan
3
Muwakkil Wakil Akad Wakalah bil Ujrah
4
Akad Wakalah Bil Ujrah
8
Menyampaikan ujrah wakalah
Penerima 5 dan pengembalian qard Pemberi
Pembiayaan/jasa Qard Penyelenggara
Pembiayaan/jasa

•6 Penyelenggara melakukan jasa


• Perjanjian dagang yang penagihan ke Payor . berdasarkan
berimplikasi hubungan kuasa yang diberikan Pemberi
hutang piutang yang Jasa
menjadi dasar Jasa
factoring (invoice)
1
Payor/Bowhir
Pembiayaan Pengadaan Barang
MODEL - 2
Pesanan (Purchase Order) Pihak Ketiga
5
Membayar Pokok Plus Imbal Hasil (Marjin / Bagi Hasil)

2 Wakil Muwakkil
Pengajuan Pembiayaan
3
Akad Wakalah bil Ujrah

6
Menyampaikan Pokok Plus
Penerima 4 Imbal Hasil (marjin / Bagi Hasil) Pemberi
Akad Penyelenggara
Pembiayaan/jasa Pembiayaan/jasa
Murabahah/Mudharabah/
Musyarakah, dll

• Kontrak Pengadaan
Barang

Institusi (BUMN, Pemerintah, Perusahaan)


Pembiayaan Pengadaan Barang untuk
MODEL - 3 Pelaku usaha yang berjualan Online (Online
Seller)
5
Membayar Pokok Plus Imbal Hasil (Marjin / Bagi Hasil)

2 Wakil Muwakkil
Pengajuan Pembiayaan
3
Akad Wakalah bil Ujrah

6
Menyampaikan Pokok Plus
Penerima 4 Imbal Hasil (marjin / Bagi Hasil) Pemberi
Akad Penyelenggara
Pembiayaan/jasa Murabahah/Mudharabah/ Pembiayaan/jasa
Musyarakah, dll

• Kerjasama Pertukaran data Seller


antara Penyedia Online Market
• Jual Beli Produk di Online Place dan Penyelenggara
Market Place

Penyedia Online Market Place


Pembiayaan Pengadaan Barang Untuk Pelaku
MODEL - 4 Usaha Online Dengan Pembayaran Melalui
Penyelenggara Payment Gateway
5
Membayar Pokok Plus Imbal Hasil (Marjin / Bagi Hasil)

2 Wakil Muwakkil
Pengajuan Pembiayaan
3
Akad Wakalah bil Ujrah

6
Menyampaikan Pokok Plus
Penerima 4 Imbal Hasil (marjin / Bagi Hasil) Pemberi
Akad Penyelengg
Pembiayaan/jasa Murabahah/Mudharabah/ ara Pembiayaan/jasa
Musyarakah, dll

• Kerjasama Rekanan

Kerjasama Pembayaran

Provider Payment Gateway


MODEL - 5 Pembiayaan Untuk Pegawai (Employee)

5
Membayar Pokok Plus Imbal Hasil (Marjin / Bagi Hasil)

2 Wakil Muwakkil
Pengajuan Pembiayaan
3
Akad Wakalah bil Ujrah

Penerima
6
Menyampaikan Pokok Plus
Pembiayaan/jasa 4 Imbal Hasil (marjin / Ujrah) Pemberi
Akad Murabahah/ Ijarah Penyelengg
(Pegawai) ara Pembiayaan/jasa

• Kerjasama Pembiayaan Karyawan


dengan sistem potong gaji
Kuasa Mendebet Gaji

Institusi / Perusahaan
Pembiayaan Berbasis Komunitas
MODEL - 6 (Community Based)
5
Membayar Pokok Plus Imbal Hasil (Marjin / Bagi Hasil)

2 Wakil Muwakkil
Pengajuan Pembiayaan
3
Akad Wakalah bil Ujrah

Penerima
6
Menyampaikan Pokok Plus
Pembiayaan/jasa 4 Imbal Hasil (marjin /ujrah/ Bagi Pemberi
Penyelenggara
(Anggota Akad
Murabahah/ijarah/Mudharabah/
Hasil) Pembiayaan/jasa
Komunitas) Musyarakah, dll

• Kerjasama Pembiayaan dengan


skema pembayaran yang
terkordinasi
Anggota yang terdaftar di
Komunitas

Komunitas
PERAN DSN-MUI DALAM FINTECH
Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai