MAKALAH
DOSEN:
OLEH KELOMPOK 8:
Handayani (20040200
Segala puji bagi Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya saya bisa menyelesaikan
tugas makalah ini yang judul “Perusahaam Pembiayaan Syariah” Shalawat dan salam penulis
hantarkan keharibaan junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan. Penulis ucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak terutama kepada teman-teman yang sudah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari titik kesempurnaan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan makalah ini
Akhir kata penulis memanjatkan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNya. Amin
Ya Rabbal „Alamin.
Penulis
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kata Pengantar
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia cukup pesat, hal itu ditandai dengan
meningkatnya jumlah bank syariah dan lembaga keuangan non bank. Ekonomi Islam
bukan hanya sekedar membahas tentang perbankan Islam, tetapi semua hal yang
berkaitan dengan kehidupan ekonomi manusia, diantaranya Perusahaan Pembiayaan.
Pengaturan lembaga keuangan dalam syariah islam dilandasi pada kaidah dalam ushul
fiqih yang menyatakan bahwa “maa laa yatimm al-wajib illa bihi fa huwa wajib”, yakni
sesuatu yang harus ada untuk menyempurnakan yang wajib, maka ia wajib diadakan.
Mencari nafkah (yakni melakukan kegiatan ekonomi) adalah wajib diadakan untuk itu,
pada zaman modern ini kegiatan perekonomian tidak akan sempurna tanpa adanya
lembaga keuangan, maka lembaga keuangan ini pun wajib untuk diadakan.
Disini terlihat pentingnya eksistensi lembaga keuangan dalam hal pembiayaaan.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan
pembiayaan bahwa, perusahaan pembiayaan adalah badan usaha di luar Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Kehadiran perusahaan pembiayaan,
menambah deretan berkembangnya industri jasa pembiayaan di Indonesia. Perusahaan
pembiayaan seperti ini memberikan kemudahaan kepada masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya, baik dalam bentuk investasi, modal kerja, atau semata-mata untuk barang
yang akan dipakai sendiri (konsumsi).
Hal ini juga terlihat dengan mulai menjamurnya perusahaan pembiayaan,
dikarenakan banyaknya permintaan pembiayaan dari masyarakat atau kredit untuk
barang-barang seperti motor dan alat elektronik. Perusahaan pembiayaan merupakan
salah satu aspek yang diatur dalam syariah islam, yakni bagian muamalah sebagai bagian
yang mengatur hubungan sesama manusia. Di Indonesia telah banyak bermunculan
perusahaan pembiayaan yang mengadopsi prinsip syariah. Dalam rangka merespons
kegiatan usaha perusahaan pembiayaan secara syariah, Bapepam telah mengeluarkan
Peraturan Nomor Per-03/BL/2007 tentang kegiatan perusahaan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah dalam rangka memberikan kerangka hukum terhadap segala kegiatan bagi
perusahaan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Pembiayaan syariah merupakan
bentuk pembiayaan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan
pembiayaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar perusahaan pembiayaan syariah?
2. Apa yang dimaksud perusahaan leasing syariah?
3. Apa yang dimaksud anjak piutang syariah?
1
2
PEMBAHASAN
3
4
d. Jika pengajuan diterima maka dikeluarkan KMK Izin Usaha sebagai PP.
PemberianIzin Usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan dilakukan oleh Ketua
Bapepam LK.
e. Perusahaan yang telah memperoleh izin usaha sebagai PP wajib
melakukankegiatan usaha selambat-lambatnya 60 hari sejak tanggal izin usaha
ditetapkan.
f. Melaporkan kegiatan usaha kepada Menteri Keuangan c.q Ketua Bapepam
LK(Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan) selambat-lambatnya 10 hari
sejaktanggal dimulainya kegiatan usaha.
3. Persyaratan Izin Usaha
a. Akta pendirian badan hukum termasuk anggaran dasar yang telah disahkan
olehinstansi berwenang, yaitu Departemen Hukum dan HAM.
b. Data Direksi dan dewan komisaris atau pengurus dan Pengawas. Direksi dan
komisaris atau pengurus dan pengawas nantinya akan di uji fit propertest.
c. Data pemegang saham atau anggota.
d. Sistem dan prosedur kerja, struktur organisasi dan personalia.
e. Fotokopi bukti perlunasan modal disetor dalam bentuk deposito berjangka
padasalah satu bank umum di Indonesia dan dilegalisasi oleh bank penerima
setoranyang masih berlaku selama dalam proses pengajuan izin usaha.
f. Rencana kerja untuk 2 (dua) tahun pertama.
g. Bukti kesiapan operasional.
h. Perjanjian usaha patungan antara pihak asing dan pihak Indonesia bagi
perusahaan patungan.
i. Pedoman untuk Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (P4MN).
4. Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Pembiayaan Syari’ah.
Pembinaan dan pengawasan kegiatan usaha perusahaan pembiayaan secara
kelembagaan dilakukan oleh Menteri Keuangan yang meliputi penarikan pinjaman
luar negri, penyaluran pinjaman yang bersumber dari perbankan, penerbit surat
sanggup bayar (promiss ory notes), kualitas aktiva produktif dan kebenaran serta
kelengkapan laporan. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan
prinsip Syari’ah dilakukan oleh dewan Syari’ah Nasional-MUI yang menempatkan
dewan pengawas syari’ah (DPS) dimasing-masing perusahaan pembiayaan
syari’ah. Pada perusahaan pembiayaan syari’ah pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan meliputi :
Sumber Pendanaan
Sumber pendanaan tersebut dapat diperoleh melalui bank atau badan usaha yang
lainnya baikdari dalam maupun luar negeri dengan mengunakan akad yang sesuai
dengan prinsip syari’ah.
1. Transaksi anjak piutang daat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu anjak
piutang dengan pembiayaan (financing activity), yaitu dalam bentuk pembelian
7
6. Besar ujah harus disepakati pada saat akad dan dinyatakandalam bentuk nominal,
bukan dalam bentuk persentase yang dihitung dari pokok piutang.
7. Pembayaran ujarah dapat diambil dari dana talangan atau sesuai kesepakatan dalam
akad.
8. Antara akad Wakalah bil Ujarah dan akad Qardh, tidak dibolehkan adanya
keterkaitan.
Kemudian Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tesebut menjelaskan jika salah satu
pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para
pihak,maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Nasional Syariah
atauPengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
D. Pembiayaan Konsumen Syariah
Pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk mengadakan
barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuai
dengan prinsip syariah. Pembiayaan konsumen diperlukan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Kebutuhan konsumsi terdiri dari kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Konsumsi dalam ekonomi Islam dapat didefinisikan dengan mengonsumsi sesuatu yang
baik, halal dan bermanfaat bagi manusia, pemanfaatan segala anugrah Allah SWT.
dimuka bumi atau sebagai sebuag kebajikan karena kenikmatan yang diciptakan Allah
untuk manusia adalah wujud ketaatan kepada Allah SWT. Akan tetapi, tidak berarti
seorang konsumen daat mengonsumsi segala barang yang dikehendaki, tanpa
memperhatikan kualitas dan kemurniannya, atau mengonsumsi sebanyak-banyaknya
tanpa memperhatikan hak-hak orang lain yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, dalam
konsumsi, prinsip dasar yang harus dijadikan acuan adalah kebenaran, kesucian,
kesederhanaan, kemaslahatan dan akhlak. Pembiayaan konsumen adalah kegiatan
pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah. Perusahaan pembiayaan
syarah dapat melakukan pmbiayaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
pembayaran secara angsuran dengan menggunakan akad yang ditetapkan oleh syariat.
Pada prinsipnya, pembiayaan konsumen dilakukan berdasarkan akad
murabahah,salam dan istisna. Secara umum prosedur pembiayaan konsumen syariah
dilakukan sebagai berikut.
1. Pihak konsumen menghubungi perusahaan pmbiayaan untuk mengajukan
permohonan pembiayaan yang bersifat konsumtif.
2. Perusahaan pembiayaan dan konsumen menyepakati kontrak sesuai dengan akad
yangsesuai dengan kebutuhan konsumen dalam dokumen tertulis yang secara jelas
menerangkan syarat dan ketentuan yang disepakati.
3. Penyerahan barang kepada konsumen sesuai dengen permohonan konsumen4.
Konsumen membayar kepada perusahaan pembiayaan sesuai dengan kesepakatan
kontrak.
10
PENUTUP
A. Kesimpulan1.
1. Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan bukan
bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam
bidangusaha lembaga pembiayaan. Kegiatan usaha lembaga pembiayaan adalah :
2. Sewa Guna Usaha (leasing)
3. Anjak piutang (factoring)
4. Usaha kartu kredit (credit card)
5. Pembiayaan konsumen (consumer finance)
2. Sewa guna usaha (leasing) syari’ah adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (financelease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaransecara angsuran sesuai dengan prinsip syari’ah
3. Anjak piutang berdasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan No./KMK.017/2000
adalah “kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan angka jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri
4. Pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk mengadakan barang
berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran sesuaidengan
prinsip syariah. Pembiayaan konsumen diperlukan oleh pengguna dana
untukmemenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi
kebutuhantersebut.
5. Kartu kredit syariah atau yang lazim disebut bithaqah al-l’timan adalah kartu
kredityang pada dasarnya berfungsi sebagaimana kartu kredit lainnya serta terikat
dengan peraturan yang berlaku dan dijalankan dengan prinsip serta kebijakan yang
bersifatsyariah.
12