Anda di halaman 1dari 8

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM

" Hai orang-orang yang beriman, patuhilah akad-akad akad itu, cukuplah takaran,
jangan kamu menjadi orang-orang yang merugikan "
(Surat Al-Maaidah: 1, Asy-Su'ara: 181)

AKAD RAHN TASJILY PADA PEGADAIAN RAHN TASJILY TANAH


Nomor : 6016519180000190 / RAHN TASJILY TANAH / tujuh / dua ribu sembilan belas

Pada hari ini rabu tanggal tujuh belas bulan tujuh tahun dua ribu sembilan belas bertempat di PT
PEGADAIAN (Persero) Cabang CP PONDOK UNGU, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama SRI RAHAYU WIDIANINGSIH, SE, Jabatan Pemimpin Cabang, dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama PT PEGADAIAN (Persero) CP PONDOK UNGU, yang selanjutnya disebut
PEGADAIAN,

II. Nama MARDAIH, alamat, UJUNGHARAPAN, RT.1, RW. 16, BAHAGIA, BABELAN, BEKASI,
JAWA BARAT, 17610, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya
disebut RAHIN .
PEGADAIAN dan RAHIN secara bersama-sama, selanjutnya disebut ”PARA PIHAK”.
PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
- Bahwa Pegadaian Rahn Tasjily Tanah oleh PARA PIHAK sepakat disebut Rahn Tanah.
- Bahwa RAHIN telah mengajukan permohonan fasilitas pinjaman Rahn Tanah kepada PEGADAIAN
untuk keperluan Modal Kerja atau Pengadaan Asset Produktif atau Pembangunan Rumah atau
Pembangunan Tempat Usaha dan PEGADAIAN setuju untuk memberikannya kepada RAHIN .
- Bahwa RAHIN menerima pinjaman berupa uang tunai dari PEGADAIAN dengan jangka waktu yang
disepakati PARA PIHAK.
- Bahwa RAHIN menyerahkan barang jaminan berupa bukti kepemilikannya yang sah/Sertifikat hak atas
tanah kepada PEGADAIAN dengan jangka waktu dan biaya pemeliharaan barang jaminan yang
disepakati oleh PARA PIHAK.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk mengadakan Akad Pinjaman
Rahn Tanah, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Pengertian
(1) RAHIN adalah nasabah Rahn Tanah yang merupakan pengusaha Mikro, Pengusaha Kecil, Petani,
Karyawan maupun Profesional;

(2) Akad adalah kesepakatan anatara PEGADAIAN dengan RAHIN yang mengatur tentang hak dan
kewajiban antara PARA PIHAK;

(3) Marhun adalah harta/barang milik RAHIN berupa sertifikat Hak Milik atau Hak Guna bangunan atas
tanah atau Tanah dan Bangunan yang dijadikan sebagai jaminan pinjaman Rahn Tanah;

(4) Mu’nah adalah jasa pemeliharaan/penjagaan atas marhun milik RAHIN yang disimpan oleh
PEGADAIAN sebagai jaminan pinjaman Rahn Tanah;

(5) Marhun Bih adalah sejumlah pinjaman yang diberikan oleh PEGADAIAN kepada RAHIN yang akan
digunakan oleh RAHIN untuk keperluan Modal Kerja atau pengadaan Asset Produktif atau
Pembangunan Rumah atau Tempat Usaha;

1
(6) Ta’widh adalah ganti rugi atas nilai kerugian yang dialami oleh PEGADAIAN yang dibayarkan oleh
RAHIN kerena keterlambatan angsuran;

Pasal 2
Jumlah Pinjaman dan Tujuan
(1) PEGADAIAN memberikan pinjaman kepada RAHIN uang sejumlah Rp 100,000,000 (Seratus juta) dan
RAHIN menyatakan setuju serta menerimanya.

(2) RAHIN dengan ini berjanji dan mengikatkan diri kepada PEGADAIAN untuk membayar Mu’nah selama
jangka waktu pinjaman sebesar Rp 36,289,008 (Tiga puluh Enam juta Dua ratus Delapan puluh
Sembilan ribu Delapan).

(3) PEGADAIAN dibenarkan melakukan perubahan Mu’nah sepanjang tidak melebihi dari apa yang
diperjanjikan dan merugikan RAHIN tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu kepada RAHIN,
perubahan tersebut akan diberitahukan kepada RAHIN dan baru akan berlaku pada saat membayar
angsuran periode berikutnya.

(4) Tujuan penggunaan pinjaman adalah untuk keperluan modal kerja atau pengadaan asset produktif atau
pembangunan rumah atau pembangunan tempat usaha.

Pasal 3
Jangka Waktu
(1) Pinjaman Rahn Tanah diberikan untuk jangka waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung mulai
tanggal 17-07-2019 sampai dengan tanggal 17-07-2022 (jatuh tempo).
(2) Sebelum jangka waktu pinjaman berakhir, RAHIN dapat melunasi pinjaman dengan melakukan
pembayaran sekaligus atas seluruh kewajiban RAHIN yang belum diselesaikan.
Pasal 4
Biaya- Biaya
Atas timbulnya pinjamn Rahn Tanah ini, RAHIN bersedia membayar biaya-biaya setelah akad ini
ditandatangani dengan rincian sebagai berikut:
(1) Biaya administrasi sebesar Rp. 2,057,100 (Dua juta Lima puluh Tujuh ribu Seratus) dibayarkan
bersamaan saat pencairan uang pinjaman;
(2) Biaya yang timbul sebagai akibat untuk memelihara dan melindungi Marhun, biaya notaris dan PPAT
untuk membuat Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT), Akta Pembebanan Hak
Tanggungan (APHT), dan biaya untuk pendaftaran Sertifikat Hak Tanggungan (SHT);
(3) Apabila terjadi keterlambatan pembayaran cicilan atau angsuran, RAHIN membayar Ta’widh yang
mekanismenya dalam Pasal 8 Akad ini;
(4) RAHIN akan dikenakan biaya premi asuransi atas objek marhun terhadap resiko RAHIN meninggal
dunia pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh PEGADAIAN sesuai tarif yang dibebankan oleh
perusahaan Asuransi dan surat polis asuransi yang bersangkutan akan disimpan oleh PEGADAIAN;
Pasal 5
Pembayaran
(1) RAHIN mengaku benar-benar dan secara sah telah berhutang pada PEGADAIAN atas marhun bih
ditambah mu’nah serta ta’widh (jika ada), kepada PEGADAIAN dan berkewajiban membayar pelunasan
terhadap hutang tersebut dengan cara diangsur selama jangka waktu yang telah disepakati.

(2) Pembayaran marhun bih dan mu’nah dilakukan dengan cara angsuran yang besarnya ditetapkan
sejumlah Rp 3 , 7 8 5 , 9 0 0 (t i g a j u t a t u j u h r a t u s d e l a p a n p u l u h l i m a r i b u
s e m b i l a n r a t u s ) setiap periode angsuran yang telah disepakati, yang dilakukan oleh RAHIN
kepada PEGADAIAN.

(3) Pembayaran angsuran sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini dilakukan paling lambat tanggal 17
setiap bulan atau tanggal yang sama bulan berikutnya sesuai dengan pola angsuran yang disepakati
sampai dengan tanggal jatuh tempo atau sampai dengan marhun bih RAHIN dinyatakan lunas.
2
(4) Apabila tanggal jatuh tempo angsuran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) jatuh pada hari Minggu
atau hari libur, maka pembayaran dilakukan pada hari kerja sebelumnya.

(5) Bila angsuran dibayar melampaui tanggal yang telah ditetapkan, maka RAHIN dikenakan ta’widh
ditetapkan berdasarkan Pasal 8 akad ini.

(6) RAHIN dapat melakukan pembayaran secara dipercepat dengan jalan membayar angsuran yang
besarnya melebihi angsuran bulanan sebagaimana diatur ayat (2) Pasal ini;

(7) RAHIN diperkenankan melunasi seluruh hutangnya sebelum masa jatuh tempo dengan menyelesaikan
seluruh kewajiban RAHIN berupa pelunasan marhun bih ditambah mu’nah dan ta’widh (jika ada).

(8) PEGADAIAN wajib menyerahkan marhun serta dokumen-dokumen kepemilikannya kepada RAHIN
apabila kewajiban RAHIN telah lunas.

Pasal 6
Jaminan Pinjaman
(1) Untuk menjamin seluruh pembayaran hingga lunas secara tertib maka RAHIN menyerahkan marhun
miliknya yang berupa:
SBHM Nomor 10050205123337, dengan identitas:
a. Nomor Identifikasi Bidang Tanah : BV986923
b. Nama Pemegang Hak Atas Tanah : HAJI MARDAIH
c. Luas Tanah : 367
d. Luas Bangunan : 0
e. Letak Tanah : KP UJUNG HARAPAN RT. 001 RW. 016
f. Batas-batas tanah :
Sebelah Utara : H SUBU
Sebelah Barat : BAMBANG
Sebelah Selatan : GANG
Sebelah Timur : JALAN RAYA
g. Dasar Hak Atas Tanah : Sertifikat Hak Milik

Meliputi juga bangunan lain yang berdiri di atasnya, sebagai jaminan pelunasan pinjaman dengan nilai
taksiran sebesar Rp 280,000,000 (dua ratus delapan puluh juta ).

(2) Objek Pinjaman Rahn Tanah berada di tangan RAHIN sedangkan bukti kepemilikan (Sertifikat Asli)
berada dibawah penguasaan PEGADAIAN sampai dengan lunasnya seluruh kewajiban.

(3) Asli sertifikat marhun sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, wajib diserahkan kepada PEGADAIAN
saat penandatanganan Akad ini;

(4) RAHIN sepakat akan memberikan kuasa melalui Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
(SKMHT) kepada PEGADAIAN sehingga berdasarkan SKMHT tersebut RAHIN telah memberikan kuasa
kepada PEGADAIAN untuk membebakan Hak Tanggungan terhadapa obyek marhun.

(5) Apabila RAHIN melakukan wanprestasi/cidera janji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, maka
PEGADAIAN berhak melakukan sita/ eksekusi marhun;

(6) Dengan penyerahan ini, PEGADAIAN menyatakan bahwa marhun sebagaimana tersebut pada ayat (1)
pasal ini adalah:

a. Benar-benar hak miliknya secara penuh, tidak ada pihak lain yang turut memiliki atau menguasainya;

b. Tidak dalam status jaminan dan/atau akan dijadikan jaminan sesuatu hutang kepada pihak lain, tidak
dalam sitaan, tidak sedang dalam objek sengketa dengan pihak lain, atau tidak berasal dari barang
yang diperoleh secara tidak sah atau melawan hukum;

c. Apabila karena sesuatu hal nilai atas marhun menjadi turun berdasarkan nilai taksiran yang
ditetapkan PEGADAIAN, maka RAHIN berkewajiban membayar sejumlah uang untuk menutupi
3
kekurangan nilai jaminan, atau menyerahkan barang miliknya yang lain sebagai jaminan tambahan,
hingga nilainya dapat menutup hutang RAHIN ke PEGADAIAN.

(7) Dalam hal terjadi kerugian karena RAHIN meninggal dunia, maka PEGADAIAN dengan Perjanjian ini
diberi dan menyatakan menerima kewenangan, dan untuk itu kuasa, untuk menerima seluruh atau
sebagian uang ganti kerugian asuransi yang bersangkutan sebagai pelunasan hutang RAHIN.

4
Pasal 7
Pemeliharaan marhun
(1) Marhun Sertifikat disimpan di tempat PEGADAIAN dalam kondisi aman, terpelihara dengan baik dan
PEGADAIAN bertanggung jawab atas segala kerusakan dan kehilangan.

(2) Obyek marhun wajib dipelihara/dijaga oleh RAHIN dari segala risiko kerusakan dan/atau kehilangan
selama jangka waktu akad ini dan/atau pinjaman belum lunas, sewaktu-waktu PEGADAIAN dapat
melakukan pemeriksaan terhadap obyek tersebut dan tindakan tersebut bukanlah merupakan perbuatan
tidak menyenangkan, pencemaran nama baik ataupun perbuatan melawan hukum dan RAHIN setuju
untuk tidak melakukan tuntutan apapun baik perdata maupun pidana;

(3) Apabila dikemudian hari, marhun (Asli Sertifikat) yang berada di PEGADAIAN mengalami kerusakan
atau hilang yang disebabkan karena force majeure yang disebabkan terjadinya bencana alam (banjir,
gempa bumi) dan/atau kebakaran, huru-hara, maka akan diberikan penggantian kerugian sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada PEGADAIAN.

(4) Segala biaya sebagai akibat untuk memelihara dan melindungi objek barang jaminan (Tanah dan/
bangunan), pajak dan biaya lainnya yang timbul menjadi tanggung jawab RAHIN.

(5) RAHIN tidak akan menyewakan kepada pihak lain Objek marhun tanpa persetujuan tertulis terlebih
dahulu dari PEGADAIAN.

Pasal 8
Ta’widh
(1) Apabila RAHIN tidak melaksanakan kewajiban membayar angsuran pada tanggal yang telah ditetapkan,
maka akan dikenakan ta’widh yang besarnya maksimal sebesar kerugian riil yang dialami (ditanggung)
oleh PEGADAIAN.
(2) Ta’widh dibayar bersamaan dengan pembayaran angsuran dan mu’nah.
Pasal 9
Cidera Janji (Wanprestasi)
RAHIN dinyatakan cidera janji atau terbukti lalai, apabila RAHIN melakukan salah satu perbuatan sebagai
berikut :

(1) Tidak melaksanakan pembayaran angsuran (menunggak) sebagai berikut :

a. Untuk pola angsuran regular (bulanan) adalah menunggak sebanyak 3 (tiga) kali angsuran berturut-
turu atau berselang;

b. Untuk pola angsuran berkala adalah menunggak sebanyak 3 (tiga) bulan berturut-turut;

c. Untuk pola angsuran sekali pembayaran adalah menunggak pada saat jatuh tempo angsuran.

(2) Sampai dengan tanggal jatuh tempo tidak melaksanakan pembayaran pelunasan.

(3) Tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya atau melanggar ketentuan didalam akad ini, satu dan lain
hal semata-mata menurut penetapan atau pertimbangan PEGADAIAN.

(4) Pernyataan RAHIN yang tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataannya mengenai fasilitas
pinjaman yang sudah diterima di Lembaga Keuangan lainnya;

(5) Bilamana RAHIN melakukan cidera janji sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), (3) dan (4) Pasal
ini, maka PEGADAIAN mempunyai hak untuk mengambil alih obyek marhun yang berada di bawah
kekuasaan RAHIN dan RAHIN wajib menyerahkan marhun tersebut dalam keadaan terawat baik dan
kosong dari barang-barang RAHIN dengan tanpa syarat apapun kepada PEGADAIAN dalam waktu 14
(empat belas) hari setelah PEGADAIAN memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pihak
RAHIN.

5
Pasal 10
Larangan
(1) RAHIN dilarang dengan sengaja memalsukan, mengubah, menghilangkan atau dengan cara apapun
memberikan keterangan yang tidak benar terhadap akad ini yang mengakibatkan timbulnya kerugian
pada PEGADAIAN.

(2) Selama akad pinjaman belum berakhir, RAHIN dilarang mengalihkan (menjual/menghibahkan),
memindahkan haknya, menggadaikan/menjadikan jaminan pinjaman atau pinjaman kepada pihak lain.

(3) Apabila terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, maka PEGADAIAN berhak untuk
mengakhiri akad ini, dan RAHIN berkewajiban menyelesaikan sisa marhun bih ditambah mu’nah dan
ta’widh (jika ada), kepada PEGADAIAN.

Pasal 11

Eksekusi

(1) PEGADAIAN mempunyai hak untuk melakukan eksekusi marhun bilamana RAHIN dinyatakan cidera
janji (wanprestasi) sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 setelah PEGADAIAN mengirimkan Surat
Peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dengan selang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari;

(2) Apabila RAHIN diperkirakan tidak akan mampu lagi untuk memenuhi ketentuan atau kewajiban dalam
akad ini, karena sebab dibawah ini:

a. RAHIN meninggal dunia, maka pelunasan pinjaman diperoleh dari uang ganti rugi kerugian
asuransi RAHIN sebagai pelunasan hutang RAHIN dan kekurangan pelunasannnya menjadi
tanggungan ahli waris RAHIN (jika ada), apabila pelunasan pinjaman tidak dilakukan maka berlaku
ketentuan ayat (1) Pasal ini;

b. Dalam hal RAHIN dijatuhi hukuman pidana dan dinyatakan pailit sehingga tidak mampu
membayar, maka PEGADAIAN berhak secara sepihak menyatakan pengakhiran akad
pembiayaan ini pada saat itu juga dengan hak untuk melakukan eksekusi dan menjual/melelang
marhun dimaksud sebagai pelunasan hutang;

(3) Dalam hal terjadi eksekusi, maka dengan ini PEGADAIAN berhak untuk melakukan penjualan marhun
di depan umum menurut tata cara dan dengan harga yang dianggap baik oleh PEGADAIAN atau
melakukan penjualan di bawah tangan, marhun dengan persetujuan RAHIN.

(4) Hasil penjualan marhun, digunakan untuk membayar seluruh kewajiban RAHIN berupa sisa marhun
bih, mu’nah sebagai kewajiban RAHIN kepada PEGADAIAN serta ta’widh dan biaya-biaya yang timbul
akibat proses eksekusi dan penjualan marhun. Apabila hasil penjualan tersebut masih terdapat sisa
uang kelebihan, maka menjadi kewajiban PEGADAIAN untuk menyerahkan uang kelebihan tersebut
kepada RAHIN.

(5) RAHIN berhak menerima uang kelebihan dari hasil penjualan marhun jika dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak dilaksanakan penjualan marhun, RAHIN tidak mengambil kelebihan tersebut, maka
dengan ini RAHIN menyetujui untuk menyalurkan kelebihan tersebut sebagai Dana Kebajikan Umat
yang pelaksanaannya diserahkan kepada PEGADAIAN.

(6) Apabila hasil penjualan marhun tidak cukup untuk membayar seluruh hutang RAHIN, maka
PEGADAIAN mempunyai hak untuk menagih kekurangan hutang yang menjadi tanggung jawab
RAHIN, dan menutup kekurangan hutang tersebut, RAHIN wajib membayar dengan cara memberikan
uang tunai atau menyerahkan barang berharga lainnya yang senilai untuk dilakukan penjualan guna
membayar kekurangan tersebut.

Pasal 12

Masa Berlaku

(1) Akad ini mulai berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK dan akan berakhir sampai terjadi
pelunasan hutang.
6
(2) Apabila salah satu pihak hendak mengakhiri akad sebelum jangka waktu yang telah ditentukan, wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak lainnya dan masing-masing pihak segera
melaksanakan hak dan kewajibannya.

(3) Berakhirnya jangka waktu pinjaman tidak berarti hutang secara otomatis menjadi lunas jika RAHIN
belum melakukan pelunasan secara nyata.

(4) PARA PIHAK sepakat untuk tidak memberlakukan ketentuan Pasal 1266 KUH dalam melaksanakan
akad ini.

Pasal 13

Pemberitahuan

(1) Semua surat menyurat atau pemberitahuan yang dikirim oleh masing-masing pihak harus dilakukan
dengan surat tercatat atau melalui kurir (ekspedisi) ke alamat-alamat sebagai berikut:

a. PT PEGADAIAN (Persero) CP PONDOK UNGU

JALAN SULTAN AGUNG KM 27 NO.56, RT.05, RW. 06, Medan Satria, Medan Satria,
Bekasi, Jawa Barat

b. Tuan/Nyonya MARDAIH

UJUNGHARAPAN, RT.1, RW. 16, BAHAGIA, BABELAN, BEKASI, JAWA BARAT,


17610

(2) Apabila terdapat perubahan alamat oleh PARA PIHAK , maka PIHAK yang melakukan perubhaan
alamat harus menyampaikan pemeritahuan kepada PIHAK lainnya;

Pasal 14

Kuasa Yang Tidak Dapat Ditarik Kembali

Semua kuasa yang dibuat dan diberikan oleh RAHIN kepada PEGADAIAN dalam rangka pelaksanaan akad
ini termasuk pengakhiran akad adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari akad ini, yang
tidak dapat ditarik kembali karena sebab apapun dengan mengesampingkan ketentuan pasal 1813 KUH
Perdata.

Pasal 15

Addendum

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam akad ini, akan dibicarakan oleh PARA PIHAK untuk
mencapai kesepakatan, kesepakatan mana akan diatur kemudian dalam suatu surat menyurat atau Akad
tertulis yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akad ini.

Pasal 16
Penyelesaian Perselisihan
(1) Apabila terjadi perselisihan dalam melaksanakan akad ini, maka akan diselesaikan melalui
musyawarah untuk mufakat dengan dilandasi oleh itikad baik dari masing - masing pihak.

(2) Apabila cara musyawarah tidak tercapai dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari kerja, maka PARA
PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Pengadilan Agama setempat.

Pasal 17
Lain-Lain
(1) RAHIN yang mempunyai Suami/istri yang sesuai dan sah secara Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia, menurut keterangannya dan pernyataannya telah mendapatkan persetujuan dari
7
suami/istri untuk melakukan tindakan hukum dalam Akad ini, suami/istri RAHIN bertempat tinggal
sama dengan RAHIN dan turut menandatangani asli Akad ini sebagai bukti tanda pesetujuannya.
(2) RAHIN yang tidak mempunyai Suami/istri yang sesuai dan sah secara Peraturan Perundang-
Undangan Republik Indonesia, menurut keterangannya dan pernyataannya tidak terikat dalam ikatan
perkawinan dan bertindak untuk dan atas nama diri sendiri.
(3) RAHIN bertanggung jawab atas segala keterangan dan pernyataannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan/atau ayat (2) Pasal ini, perbuatan hukum yang dilakukan oleh RAHIN berdasarkan Akad
ini apabila terjadi klaim, tuntutan, gugatan, ganti rugi dan risiko dari pihak ketiga berkaitan dengan
pelaksanaan perjanjian ini antara PARA PIHAK, maka RAHIN membebaskan PEGADAIAN atas klaim,
tuntutan, gugatan, ganti rugi dan risiko dimaksud.

Pasal 18
Penutup
Akad ini dibuat rangkap 2 (dua) masing – masing ditandatangani oleh PARA PIHAK, yang keduanya memiliki
kekuatan hukum yang sama. Satu lembar asli untuk PEGADAIAN dan satu lembar asli untuk RAHIN.

PEGADAIAN
RAHIN Pemimpin Cabang

MARDAIH SRI RAHAYU WIDIANINGSIH, SE


NIK. P79348

Mengetahui / Menyetujui
Suami/ Isteri RAHIN

HJ YUMHAYATI

Anda mungkin juga menyukai