Anda di halaman 1dari 20

BANK

GARANSI
Dosen Pengampu :
Iman Waskito, SE., M.SA.,Ak.
Yusli Mariadi,SE., M.SA.
KELOMPOK 6

Baskara Ilham Prista (A1C019048)


Deang Fandy Hidayatullah (A1C019055)
Dinar Febriana Putri (A1C019064)
Enis Tasia (A1C019073)
Ema Pratiwi (A1C019070)
Firda Aulia (A1C019081)
Heri Gunawan (A1C019088)
 
SUB BAHASAN
SIFAT
PENGERTIAN
PERJANJIAN
BANK
BANK
GARANSI
GARANSI
TUJUAN
PEMBERIAN JENIS BANK
BANK GARANSI
GARANSI

PIHAK PERLAKUAN
DALAM BANK AKUNTANSI
GARANSI BANK GARANSI
Apa itu Bank Garansi ?
Bank Garansi merupakan semua garansi yang diterima atau diberikan oleh suatu bank untuk
pihak tertentu baik perorangan atau badan usaha yang dinyatakan oleh bank akan dipenuhi
kewajibannya dari pihak yang dijamin tersebut kepada pihak lainnya selaku penerima jaminan
apabila pada waktu tertentu telah ditetapkan pihak dijamin tidak dapat memenuhi kewajibannya
atau pembayarannya (cidera janji). Bank garansi memberikan jaminan terhadap kelancaran suatu
transaksi atau usaha yang sedang dilakukan. Bank menerbitkan bank garansi setelah ada
transaksi sebelumnya, dalam arti untuk penerbitan bank garansi harus ada kegiatan pokok yang
dijamin melalui bank garansi. Kegiatan pokok tersebut misalnya adanya suatu pemenangan
tender proyek tertentu, adanya transaksi yang menimbulkan kewajiban membayar pada waktu
tertentu di kemudian hari dan sebagainya. Bank garansi bisa dikatakan sebagai perjanjian.
Timbulnya perjanjian bank garansi karena adanya perjanjian pokoknya. Dengan demikian masa
berlakunya bank garansi akan berakhir karena berakhirnya masa berlakunya perjanjian pokok
atau berakhirnya bank garansi sebagaimana ditetapkan dalam bank garansi itu sendiri. Untuk
masa berlaku bank garansi hanya satu kali saja, namun bila menghendaki dapat diperpanjang.
Tujuan Pemberian Bank Garansi
01 02
Bagi pemegang jaminan, dalam hal ini adalah pihak ketiga
Tujuan bagi bank adalah untuk memberikan
bantuan berupa fasilitas dan kemudahan kepada (pemberi pekerjaan kepada pihak yang dijamin), bank garansi
pihak yang dijamin untuk melakukan transaksi berfungsi untuk memberikan keyakinan bahwa pemegang
dalam hal mengerjakan suatu usaha, proyek atau jaminan tidak akan menderita kerugian apabila pihak yang
dalam hal mengikuti tender. Dengan adanya dijamin oleh bank tersebut melalaikan pelaksanaan
fasilitas bank garansi maka pihak yang dijamin kewajibannya, karena pemegang jaminan akan mendapat
dapat menjalankan usaha atau proyeknya. sejumlah pembayaran yang setara nilainya dengan nilai
kewajiban pihak yang dijamin dari pihak bank yang menerbitkan
bank garansi terkait.

03
Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan yaitu bank,
dengan pihak yang menerima jaminan yaitu pihak pemberi pekerjaan, dan
pihak yang dijamin. Rasa saling percaya ini kemudian dituangkan ke dalam
suatu perjanjian yang saling menguntungkan para pihak dalam bentuk
sertifikat bank garansi.
04 05
Memberikan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha Bagi bank selain untuk mendapatkan keuntungan
baik bagi bank itu sendiri maupun bagi kedua pihak yang telah disebut pada poin sebelumnya, bank juga
lainnya. Demikian pula bank sebagai pemberi jaminan akan memperoleh keuntungan dari biaya-biaya yang
tidak akan menderita kerugian selama jaminan lawan harus dibayar nasabah serta jaminan lawan yang
yang diberikan benar dan sesuai dengan persyaratan diberikan.
yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu pihak yang  
dijamin pun tidak akan berani untuk ingkar atau tidak akan
mau berbuat ingkar janji karena adanya jaminan lawan
yang ditinggalkan atau yang dijadikan jaminan di bank.
PIHAK DALAM BANK GARANSI
Pihak Penjamin Pihak Terjamin
(Bank) (Nasabah)
Bank merupakan pihak yang mengeluarkan bank garansi Pihak terjamin pada umumnya merupakan pihak yang meminta
yang diinginkan oleh nasabah, artinya bank akan jaminan kepada bank untuk membiayai suatu usaha atau
memberikan jaminan pembayaran kepada pihak lain proyek. Jaminan dapat pula dilakukan untuk mengikuti tender .
(pihak ketiga) apabila nasabah yang dijaminkannya
ingkar janji.

Pihak Penerima Jaminan atau


Bouwheer (Pihak Ketiga)

Merupakan pihak yang memberikan pekerjaan kepada


nasabah untuk mengerjakan suatu usaha atau proyek.
Terkait bank garansi sebagai jaminan pelaksanaan
pekerjaan (performance bond), maka tujuannya adalah
agar proyek yang dikerjakan selesai tepat waktu dan
sesuai pula dengan persyaratan yang telah disepakati.
Sifat Perjanjian Bank Garansi
Bank Garansi merupakan perjanjian yang bersifat tambahan atau accessoir. Adanya bank garansi ini
dikarenakan atau didasarkan pada adanya perjanjian pokok. Perjanjian pokok dalam hal ini merupakan
perjanjian yang dibuat antara pihak yang dijamin dengan pihak penerima bank garansi. Misalnya dalam
pelaksanaan kontrak konstruksi, maka para pihak dalam kontrak konstruksi ini adalah pengguna jasa
dan penyedia jasa. Salah satu syarat yang diharuskan oleh pengguna jasa adalah harus diberikannya
bank garansi oleh pihak penyedia jasa. Keberadaan bank garansi ini adalah untuk menjamin
kelancaran dari penyedia jasa dalam memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan kontrak konstruksi
tersebut, karena seringkali penyedia jasa yang tidak mampu memberikan bank garansi kepada
pengguna jasa tidak dapat melaksanakan isi kontrak konstruksi dengan baik, dengan alasan biaya untuk
melanjutkan proyek tersebut sudah tidak ada lagi, dan berakibat pada timbulnya kerugian pada pihak
pengguna jasa.
 
 
JENIS BANK GARANSI
Berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi:

Ekspektasi atau endosemen surat berharga


yaitu pemberian jaminan atau garansi dalam
Penerimaan atau penerbitan jaminan dalam bentuk
bank garansi baik dalam rangka pemberian kredit,
bentuk penandatanganan kedua
seterusnya atas wesel dan promes (asksep)
atau 02
01 risk sharing dan stndby loan maupun dalam rangka
pelaksanaan proyek seperti bid bonds, performance
bonds, dan advance payment Bonds.
Berdasarkan kegunaannya,bank garansi dapat digunakan dalam rangka:

• Tender, yaitu bank garansi yang diberikan oleh bank untuk  para kontraktor maupun levelansir
• Perdagangan, yaitu bank garansi yang diberikan kepada pihak pabrikan untuk kepentingan agen atau levelansir
produk-produk pabrik tersebut.
• Penangguhan bea masuk, yaitu bank garansi yang diterbitkan untuk menjamin kepada dinas bea dan cukai untuk
pembayaran bea masuk barang impor.
• Cukai rokok, yaitu bank garansi yang diberikan dalam rangka menjamin atas pembayaran cukai rokok yang
ditangguhkan, sementara rokok tersebut sudah beredar atau dipasarkan.
• Uang muka kerja,yaitu bank garansi yang diberikan untuk mengambil uang muka pelaksanaan proyek dalam
kontrak kontrak tertentu.
PERLAKUAN AKUNTANSI BANK GARANSI
Bank garansi yang diterima maupun yang diterbitkan bank sendiri dicatat sebesar
jumlah atau nilai bank garansi yang diberikan.  Selanjutnya bank garansi yang
masih berlaku pada tanggal laporan baik yang diterima maupun yang diterbitkan
oleh bank, disajikan sebesar jumlah nominal bank garansi yang bersangkutan.
Pada kasus tertentu bank garansi diterbitkan secara sindikasi. Untuk bank garansi
seperti ini disajikan oleh peserta atau bank sebesar pangsa jaminan yang diberikan
bank bersangkutan. Perlu diingat bahwa transaksi bank garansi merupakan
transaksi bersyarat atau kontijensi yaitu terjadi atau tidak terjadinya
wanprestasi/klaim tergantung di kemudian hari. Bank akan memenuhi kewajiban
kepada pemegang bank garansi kalau nasabah ingkar janji atau wanprestasi.
Sebagai transaksi bersyarat, maka saat pembukaan atau penerbitan bank garansi
dicatat dalam rekening administratif kelompok kontijensi kewajiban dengan posisi di
sisi kredit dengan ayat jurnal tunggal sebesar nilai kewajiban bank di samping
pencatatan pada rekening efektif untuk setoran jaminan BG.
Jasa penerbitan bank garansi akan memberikan pendapatan bagi bank
penerbit. Pendapatan yang berasal dari transaksi
  ini berupa komisi
penerbitan BG. Komisi ini diterima di muka saat penerbitan. Namun perlu
diketahui bahwa pendapatan tersebut harus dilaporkan setiap periode selama
masa berlaku bank garansi. Dengan demikian secara akrual pendapatan
tersebut harus diamortisasi setiap periode pelaporan akuntansi.
Untuk setoran jaminan, besarnya tergantung kesepakatan. Setoran jaminan
ini merupakan sumber dana bagi bank dan pada saatnya akan dikembalikan
kepada pihak yang dijamin bila tidak melakukan wanprestasi. Kalau pihak
yang dijamin melakukan wanprestasi maka jelas dana setoran akan
dilimpahkan kepada pemegang bank garansi.
Contoh :
Tanggal 1 Mei 2017 Bank Mitra Semarang menerbitkan bank garansi atas
permintaan PT Daya Upaya Semarang yang ditujukan kepada PT Husada Bandun.
Nilai Bank Garansi sebesar Rp300.000.000 dengan
  setoran jaminan diterima 70%
yaitu berupa cek BNI Semarang Rp200.000.000, cek Bank Mitra Niaga yang ditarik
oleh sdr. Bintang Rp20.000.000 dan sisanya tunai. Komisi penerbitan bank garansi
Rp1.000.000 tunai. Bank garansi ini akan berlaku 4 bulan sejak tanggal penerbitan.

a. Pencatatan ketika penerbitan bank garansi di Bank Mitra Niaga Semarang


Keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Kliring 1 Dr. RAR. Warkat Kliring Diterima 150.000.000

150.000.000
Kliring 2 Cr. RAR.Warkat Kliring Diterima  

Setoran Efektif Dr. Kas


41.000.000

Dr. Giro BI
150.000.000

Dr. Giro Sdr. Bintang


20.000.000
Cr. Setoran Jaminan Bank Garansi
      210.000.000

Cr. Komisi Penerbitan Bank Garansi


1.000.000
Diterima Dimuka

Cr. RAR. Bank Garansi yang


Pencatatan Diterbitkan
b. Jurnal Untuk Amortisasi Komisi Penerbitan Bank Garansi
Jangka waktu bank garansi adalah 1 Mei 2008 sampai dengan 31 Agustus 2008 Dengan demiklan pendapatan yang berasal
dari komisi penerbitan bank garansi yang diterima pada tanggal 1 Mel 2008 harus dialokasikan setiap akhir bulan selama
periode bank garansi.

 
Tgl Rekening Debet Kredit

Komisi Penerbitan BG Rp 250.000 Rp


Diterima Dimuka 250.000
31/05/2008
Pendapatan Komisi Rp 250.000 Rp
Penerbitan BG 250.000
Komisi Penerbitan BG Rp 250.000 Rp
Diterima Dimuka 250.000
30/06/2008
Pendapatan Komisi Rp 250.000 Rp
Penerbitan BG 250.000
Komisi Penerbitan BG Rp 250.000 Rp
Diterima Dimuka 250.000
31/07/2008
Pendapatan Komisi Rp 250.000 Rp
Penerbitan BG 250.000
Komisi Penerbitan BG Rp 250.000 Rp
Diterima Dimuka 250.000
Pendapatan Komisi Rp 250.000 Rp
31/08/2008 Penerbitan BG 250.000
c. Jurnal Saat Jatuh 31 Agustus 2008
Pencatatan dalam jurnal pada tanggal 31 Agustus 2008 di samping amortisasi pada
tanggal tersebut, bank juga harus mencatat bank garansi yang telah jatuh tempo. Kalau
sampai dengan jatuh tempo tidak terjadi wan prestasi maka setoran jaminan langsung
dikreditkan ke rekening nasabah (PT Daya Upaya) dan bersama dengan pengkreditan
rekening ini, maka rekening administratif juga harus di nihilkan sebab urusan bank garansi
 
dianggap selesai

Tgl Rekening Debet Kredit


Bank Garansi Yang Diterbitkan dan Belum Jatuh Rp  
Tempo 300.000.000
   
31/08/20 Setoran Jaminan Bank Garansi Rp  
08 210.000.000
Giro PT Daya Upaya   Rp
210.000.
000
Ada kalanya saat jatuh tempo, nasabah belum menghubungi bank, oleh karena itu bank akan
mencatat rekening administrative saja yaitu mendebet BC yang diterbitkan dan belum jatuh
tempo. Langkah selanjutnya adalah memunculkan rekening baru yaitu bank garansi yang
diterbitkan dan sudah jatuh tempo di posisi kredit. Perhatikan jurnal ini adalah ayat tunggal
bukan double entry
 

Tgl Rekening Debet Kredit


31/08/2 Bank garansi yang diterbitkan dan belum jauth tempo Rp  
008 300.000.000

       
31/08/2 Bank garansi yang diterbitkan dan belum jauth tempo   Rp
008 300.000.000
d. Pencatatan Bank GaransiJatuh Tempo Dan Terjadi Wan Prestasi

Wan prestasi mewajibkan setoran jaminan BG yang dilakukan oleh PT Daya Upaya harus melimpahkan ke
PT Husada nasabah Bank Mitra Niaga Bandu Sedangkan kekurangan setoran jaminan harus dipenuhi oleh
PT Daya Upayaa Bila PT Daya Upaya tidak mampu memenuhi kekurangannya maka PT Daya Upaya dapat
mengajukan ke bank untuk mendapatkan talangan atau  cerukan. Cerukan ini akan dikonversi kekredit yang
diberikan oleh bank. Dengan demikian perlakuannya sama seperti kredit yang lain. Misalkan saat jatuh
tempo 31 Agustus 2008, PT Daya Upaya mengatasi kekurangan setoran jaminan sebesar Rp50.000.000
beban gironya dan tunai Rp40.000.000, maka pencatatannya di Bank Mitra Niaga Semarang adalah:
Tgl Rekening Debet Kredit
Bank garansi yang diterbitkan dan Rp  
belum jauth tempo 300.000.00
31/08/2008 0
     
Setoran Bank Jaminan Garansi Rp  
210.000.00
0
Giro Rp  
50.000.000
31/08/2008
Kas Rp  
40.000.000
RAK-Cabang Bandung   Rp
300.000.00
0
Kalau saat jatuh tempo dan wan prestasi, kekurangan setoran jaminan konversi menjadi kredit yang
diberikan maka bank juga harus mencatat provisi dan lain-lain yang terkait dengan perkreditan. Misal
pada saat jatuh tempo PT Daya Upaya tidak memenuhi kekurangan setoran jaminan dan meminta bank
untuk memberikan cerukan, maka bila bank setuju dan memungut biaya provisi dan komisi
Rp1.000.000, biaya administrasi Rp500.000. Biaya-biaya ini dibebankan kegiro PT Daya Upaya.
Pencatatan (dengan penanganan ini langsung pada  saatjatuh tempo) di Bank Mitra Niaga Semarang
adalah:
Tgl Rekening Debet Kredit
Bank garansi yang diterbitkan dan belum jauth tempo Rp  
300.000.000
31/08/2008
     
Setoran Bank Jaminan Garansi Rp  
210.000.000

Kredit Yang diberikan-Overdraft Rp  


90.000.000

Giro Rp  
1.500.000
31/08/2008 RAK-Cabang Bandung   Rp
300.000.00
0
Pendapatan Provisi dan Komisi   Rp
1.000.000

Pendapatan Administratif   Rp
500.000
 

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai