“GARIS WAKTU”
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan resensi dari buku yang berjudul “Garis Waktu” tepat waktu.
Resensi ini bertujuan untuk memenuhi tugas oleh dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Resensi ini dibuat berdasarkan isi buku “Garis Waktu” serta kelebihan dan kekurangan
yang terdapat pada buku tersebut. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Bahasa Indonesia atas bimbingannya sehingga resensi ini dapat terselesaikan
Saya berharap resensi ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca. Saya memohon maklum jika resensi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca.
Anisa Jasman
BAB I
IDENTITAS BUKU
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan
satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya. Kemudian, satu orang tersebut akan
menjadi bagian terbesar dalam agendamu. Dan hatimu takkan memberikan pilihan apa pun
kecuali jatuh cinta, biarpun logika terus berkata bahwa risiko dari jatuh cinta adalah
Buku “Garis Waktu” ini bercerita tentang kisah kasmaran tokoh aku dan kamu yang
dimulai dari masa perkenalan, kasmaran, patah hati hingga pengikhlasan. Kronologi cerita ini
dijabarkan dalam 49 bagian dimana pada masing-masing bagiannya terdiri dari tiga hingga
empat halaman, pada tiap bagian diselipkan gambar yang mengilustrasikan cerita
Pada bagian pertama dibuka terdapat ringkasan perjalanan perasaan aku sebelum dan
setelah bertemu kamu. Selain berkisah aku, kamu dan dia pada buku “Garis Waktu” ini juga
terselip kisah tentang keluarga, cita-cita dan harapan. Pesan yang disampaikan dapat
menyentuh hati sang pembaca, terlebih pada bagian “AKAR (Oktober Tahun Kedua)”
yang mengisahkan tentang kerinduan aku pada orang tuanya terutama pada ibu.
“Lantas, apakah satu kata mahaindah yang boleh mengawali semuanya? Bagiku selalu 'Ibu'.
(Halaman 92)
kemarahan, dan perasaan “aku” pada seorang perempuan yang telah membuatnya jatuh hati
sekaligus patah hati. Dari 49 surat tersebut ada tiga yang sangat saya suka yaitu:
Secara keseluruhan ada 3 bab besar dalam garis waktu yaitu pertemuan dengan seseorang
yang mengubah hidup, terluka, kehilangan, serta keinginan untuk kembali ke kenangan
tertentu.
“Untuk menjadi jujur, itulah yang sulit. Setidaknya, jujur kepada diri sendiri; melakukan hal-
hal yang memang diinginkan oleh hati nurani, meski harus dihina oleh orang lain.”
(Halaman. 27)
“Di hidup kita yang cuma satu kali ini, apa perlu membuang waktu dengan mengurusi yang
tidak perlu, menghakimi yang kita tidak tahu, dan memusuhi hal yang tidak kita mengerti?”
(Halaman. 100)
Garis waktu membawa kita menyelami proses sekaligus masa-masa di mana Aku dan
Kau menjadi kita. Juga Aku dan Kau yang akhirnya memilih haluan berbeda. Pembaca diajak
untuk menyaksikan Aku yang sedang bermonolog. Melihat Aku yang menanti-nanti pesan
dari Kau, harapannya telah pupus, penuh kegalauan, penuh dengan kekaguman pada Kau,
masih mengagumi meski tak bisa memiliki, memendam perasaannya, menjadi tempat
pelarian, berterus terang soal perasaannya, dan akhirnya mengalami sebuah pengkhianatan.
“Karena entah kau sejauh langit, atau sedekat langit-langit, bagiku kau bintang yang aku puja
“Cinta terpendam adalah bahasa keheningan dengan hati yang saling menggenggam.”
(Halaman. 40)
hati, tersakiti karena dikhianati, maupun mampu bangkit dari hal-hal pahit yang menimpanya.
Meski kita tahu hal-hal yang dialami Aku pasti pernah pula dialami orang lain,
cara setiap orang untuk bangkit dan menyembuhkan lukanya tidaklah sama. Lewat Garis
Waktu pembaca bisa mengambil pelajaran dari pengalaman dan apa yang disampaikan Aku.
Membaca Garis Waktu bisa membuat pembaca bernostalgia ke masa lalu dan terbawa
perasaan, atau bahkan mungkin ke masa sekarang bagi yang sedang jatuh cinta, sedang
mengharapkan si dia menaruh perasaan yang sama, sedang terluka karena ditolak atau
“Tak perlu kekinian, karena kekinian akan alay pada masanya” Hal 28
“Aku ingin kau rindukan. Aku ingin kau kejar, aku ingin kau buatkan puisi lalu aku
bertingkah tak peduli, biar kau tau rasanya jadi aku” Hal 56
Penulis buku ini mampu membawa pembaca ke dalam perasaan dimana tokoh “aku”
menguraikan perasaan-perasaannya pada “kamu” dalam bentuk surat dari April tahun
pertama sampai Maret tahun kelima. Dari awal berjumpa bagaimana cara dia memendam
perasaan, saling tatap, hingga tak lagi saling menetapkan dan akhirnya berpisah setelah
bersama.
BAB III
A. Kelebihan Buku.
1. Satu bab terdiri dari tiga hingga empat halaman sehingga pembaca tidak
mudah bosan
2. Bahasa yang digunakan tidak terlalu berat
3. Pemilihan cerita sesuai dengan kehidupan sehari-hari
4. Banyak kutipan-kutipan indah yang menyentuh hati
5. Terselip makna-makna akan renungan kehidupan
B. Kekurangan Buku
1. Terdapat beberapa kata yang butuh pemahaman tinggi seperti konstelasi,
stagnansi dan sebagainya
2. Konflik cerita tergolong standar.
3. Sampul buku yang kurang menarik minat.
BAB IV
REKOMENDASI
Rekomendasi saya bagi teman-teman yaitu jika kalian berada dalam kisah cinta yang
rumit kalian dapat membaca buku garis waktu ini karna mempunyai banyak kisah tentang
percintaan, keluarga maupun cita-cita sehingga setiap kata-kata yang ditulis penulis kita
dapat mengambil pelajaran dan pengalaman dari cerita ini. Dan untuk yang menyukai
keindahan kata-kata, buku Garis Waktu ini bisa menjadi salah satu rekomendasi untuk
menambah perbendaharaan kata. Banyak kutipan yang nyentrik namun masuk akal. Namun,
bagi teman-teman yang menyukai konflik atau mencari sisi sastra dari sebuah buku, maka
buku ini kurang tepat dijadikan sebagai referensi.