Anda di halaman 1dari 16

"MAKALAH MATEMATIKA KEUANGAN"

NAMA :

DITA NATASYAH PUTRI (2004020002)

KELAS PBS 3A

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO IAIN PALOPO

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
dengan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga saya mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah " Matematika
Keuangan". Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca.

Palopo 28 Desember 2021

(Penyusun)
BAB I

PENDAHULUAN

Yang dimaksud dengan Majelis Ulama Indonesia (“MUI”) menurut Peraturan Presiden Nomor 151
Tahun 2014 Tentang Bantuan Pendanaan Kegiatan Majelis Ulama Indonesia (“Perpres 151/2014”)
adalah wadah musyawarah para ulama, pemimpin dan cendekiawan muslim dalam mengayomi umat
dan mengembangkan kehidupan yang Islami serta meningkatkan partisipasi umat Islam dalam
pembangunan nasional.[1]MUI merupakan mitra pemerintah dalam penyelenggaraan program
pembangunan pengembangan kehidupan yang islami.[2]Sebagaimana yang kami terlusuri dari situs
Majelis Ulama Indonesia, dalam profil dijelaskan bahwa MUI adalah wadah atau majelis yang
menghimpun para ulama, zuama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan
langkah-langkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bersama.

Dalam situs tersebut disebutkan bahwa MUI sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan
cendekiawan muslim berusaha untuk:

a. memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam dalam mewujudkan kehidupan
beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta’ala;

b. memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada
Pemerintah dan masyarakat, meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan
kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa serta;

c. menjadi penghubung antara ulama dan umaro (pemerintah) dan penterjemah timbal balik antara
umat dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan nasional;

d. meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan
muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam
dengan mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

Lebih lanjut dijelaskan, dalam khitah pengabdian MUI telah dirumuskan lima fungsi dan peran utama
MUI yaitu:

1. Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul Anbiya)

2. Sebagai pemberi fatwa (mufti)

3. Sebagai pembimbing dan pelayan umat (Riwayat wa khadim al ummah)

4. Sebagai gerakan Islah wa al Tajdid

5. Sebagai penegak amar ma’ruf dan nahi munkar

B. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana perspektif hukum islam/fatwa terhadap margin trading?

2.Bagaimana perspektif hukum islam/fatwa terhadap short selling?

3.Bagaimana perspektif hukum islam/fatwa terhadap investasi valuta asing menggunakan margin
trading dan short selling?

C.TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana perspektif hukum Islam/fatwa terhadap margin trading

2. Untuk mengetahui bagaimana perspektif hukum islam/fatwa terakhir short selling?

3. Untuk mengetahui bagimana perspektif hukum Islam/fatwa terhadap investasi valuta asing
menggunakan margin trading dan short selling?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MARGIN TRADING

Margin trading adalah layanan perusahaan sekuritas atau broker dengan memberikan pinjaman kepada
nasabah agar digunakan untuk membeli saham dalam jumlah lebih besar dibanding dana yang mereka
miliki saat itu.

Dengan demikian, margin trading adalah modal bagi para investor untuk mendapatkan keuntungan
lebih besar melalui saham-saham yang sedang naik nilainya ketika mereka sendiri tidak memiliki cukup
dana untuk membeli.

Transaksi marjin adalah transaksi pembelian efek untuk kepentingan nasabah yang dibiayai oleh
Perusahaan Efek atau broker. Sedangkan transaksi Short Selling adalah transaksi penjualan efek, dimana
efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan.

B. PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP MARGIN TRADING

Secara prinsip saja sudah tidak sesuai. Kalau berinvestasi kan mereka yang memiliki modal, masak itu
saja pinjam.

Hal ini akan terus diperjuangkan DSN MUI dalam komite yang dibentuk bersama dengan Manajemen
BEI. Dengan peniadaan dua transaksi ini, pasar modal berjalan lebih fair dan transaparan.

"Margin trading jangan masuk Indeks Syariah, juga short selling. Namun ke depan kami terus komunikasi
dengan Bapepam untuk dihilangkan.Sementara itu, terkait penetapan fatwa No. 80 tentang mekanisme
perdagangan efek bersifat ekuitas, DSN MUI mengaku masih belum 100% menerapkan prnisip syariah.
Setidaknya terdapat transaksi larangan yang masih diperbolehkan regulator diantaranya:

Perjudian dan permainan yang tergolong judi.

Perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain perdagangan yang tidak disertai dengan
penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu.

Jasa keuangan ribawi, antara lain bank berbasis bunga dan perusahaan pembiayaan berbasis bunga.

Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain
asuransi konvensional.

Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan antara lain, barang atau


jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi)
yang ditetapkan oleh DSN-MUI

Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah)

"Mekanisme pembatasan sudah sedemikian rupa, hingga perjudian atau spekulasi sudah jauh
berkurang. Fatwa 80 ini merupakan endorsment untuk BEI. Mekanisme ini sebagian besar sudah
menerapkan prinsip syariah. Transaksi yang masih dilarang, diantaranya jangan ada penimbunan atau
penawaran palsu," ucap Gunawan.

Meski telah berlaku, Fatwa 80 ini masih dapat direvisi sesuai dengan perkembangan industri pasar
saham dan diselaraskan dengan prinsip syariah. "Ini bisa diubah dan ditinjau kembali. Halal dan haram
kan ada dua hal, yakni zat atau substansinya dan itu sudah diatur pada Fatwa 20 dan 40, juga non isi,
yakni mekanismenya," tegasnya.

C. PENGERTIAN SHORT SELLING

Secara sederhana, Short selling adalah aksi menjual saham tanpa memiliki saham tersebut terlebih
dahulu.Ba'i al-ma'dum adalah jual beli yang tidak ada barangnya, hal ini termasuk dalam jual beli gharar,
oleh sebab itu, ba'i al-ma'dum diharamkan di dalam hukum ekonomi syariah.

Short selling banyak dikenal sebagai sebuah manipulasi dan kejahatan yang ada di pasar modal. Sejak
berdirinya pasar modal pertama di Belanda tahun 1600-an short selling hidup ditengah belum
memadainya regulasi. Meledaknya pasar pada tahun 1610-an membuat para short seller menjadi
cemoohan di kalangan masyarakat. Para short seller seakan menjadi manusia dengan kasta terendah
yang pernah ada. Alasan utamanya adalah sebuah pernyataan yaitu, bagaimana mungkin kaya
mendadak ketika kondisi perekonomian memburuk.

Short selling secara pengertian adalah menjual saham disaat tinggi dan membelinya di waktu rendah
dengan hutang. Ya, short seller adalah orang yang memungkinkan menjadi kaya ketika perekonomian
atau pasar memburuk. Short seller dinilai tidak fair, ketika orang-orang menderita mereka malahan
menjadi kaya. Mereka seakan dijadikan kambing hitam atas segala kerusakan ekonomi. Bagaimanapun
pandangan orang, saat ini short selling tetap legal dan terjadi tiap detik jam pasar.

Salah satu filantropi dari short seller adalah penyeimbang pasar. Kasus Enron tahun 2000 mencatatkan
sejarah “kesuksesan” short seller. Adalah James Chanos seorang pendiri perusahaan investasi Kynikos
yang mencatat sejarah. Ketika semua orang memuja kenaikan harga Enron dengan keindahan laporan
keuangannya, James Chanos melihat di sisi lain yaitu laporan akuntasi yang terlalu agresif dengan ROE
hanya 7%. Kecurigaannyapun membuah hasil keuntungan luar biasa.

Sejarah Short Selling

Seorang short seller pertama diduga adalah Isaac Le Maire ketika melakukan short pada The Dutch East
India Company. Ia mendapatkan banyak keuntungan sehingga short selling dilarang mulai tahun 1610
hingga diperbolehkan kembali pada tahun 1850-an. Selain short selling, kebalikan dari short selling
adalah Cornering yang diperkenalkan oleh pria bernama John dan booming tahun 1800-1920an.
Di AS terdapat 2 short seller legendaris, yaitu Jesse Livermore dan Bernard Baruch. Jesse Livermore
bukanlah lulusan keuangan, namun ia ahli dalam angka dan memiliki ingatan kuat sehingga dapat
melakukan analisis saham dengan cepat. Pada tahun 1907 ia short saham Union Pacific Railroad yang
kemudian terjadi gempa di San Francisco pada Oktober 1907 dan mendapatkan keuntungan 3 juta dolar.
Ia adalah penulis buku Reminiscences of a Stock Operator yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
di tahun 1940-an akibat tak kuat akan cemoohan masyarakat. Bernard Barch adalah ahli keuangan juga
penulis buku Short Sales and the Manipulation of Securities. Setelah berhasil jadi short seller dan
mendapat banyak uang ia mengejar karir jadi politikus sehingga jadi penasihat Presiden Harding,
Coolidge dan Hoover.

Proses Short Selling

Mari kita pahami proses short selling ini dengan sebuah cerita tentang seorang investor muda pria
bernama Munadi. Munadi adalah seorang investor yang kaya raya, ganteng & tampan, dikejar-kejar
banyak wanita yang ingin pacaran dengannya, dikejar-kejar anak-anak yang meminta dibelikan permen
coklat gratisan, dikejar-kejar suami wanita-wanita tadi yang ingin memukulnya. Tapi yang pasti munadi
tidak dikejar-kejar banci dan waria, ia adalah orang soleh, rajin solat dan maksiat, rajin nyapu dan
bersih-bersih kamar mandi, tetapi tidak suka mandi. Sebagai seorang short seller hal pertama yang
dilakukannya adalah:

1.1. Bikin akun margin

Akun margin adalah akun yang memungkinkan investor untuk membeli saham diluar batas uang yang
disetornya dengan berhutang ke perusahaan efek. Akun Margin juga mengenakan bunga bagi
pemiliknya dan memiliki aturan yang lebih ketat dibandingkan akun tunai. Dalam kasus ini, Munadi-pun
bikin akun margin dan menyetor uang 500 juta(bagi munadi ini tak seberapa :p). Ia memiliki broker
bernama Joni untuk membantunya di pasar modal.

2.2. Melakukan Riset Perusahaan

Riset perusahaan adalah tahapp penting untuk membedakan seorang spekulan dan non spekulan. Riset
ini dengan menganalisis secara fundamental dan teknikal. Laporan fundamental yang dapat diperhatikan
adalah laba-rugi(penjualan); neraca(the burn rate, piutang tak tertagih, soft account); Arus kas(FCF,
pendapatan bersih dan arus kas tak menentu). Selain itu Munadi melihat rasio-rasio keuangan beserta
arsip perusahaan seperti laporan pendahuluan, formulir 4(perdagangan orang dalam), formulir
k8(peristiwa penting), siaran pers dan formulir S1(IPO). Munadi juga melakukan analisis teknikal. Tapi
ingat semua itu dilakukan oleh Joni si brokernya.
3.3. Memulai short selling

Joni adalah broker yang baik. Berdasarkan risetnya Joni menyarankan pada pria ganteng Munadi untuk
melakukan short pada saham umpamanya BNBR(Bakrie and Brothers). BNBR jika diartikan dalam bahasa
Arab menjadi Bakrie dan para saudara laki-lakinya :3, saat ini BNBR umpama berada di kisaran harga 100
perak per saham. Munadi berencana melakukan short sejumlah 10 juta saham BNBR atau sekitar 20ribu
lot atau sekitar 1000 KOS di kisaran harga 100 perak. Total harganya adalah 1 milyar(ingat meski Munadi
punya 500 juta doing tapi ini akun margin, ia bisa ngutang)

4.4. Meminjam saham

Joni sebagai broker kemudian mencari saham BNBR sejumlah 10 juta untuk dipinjam. Joni menghubungi
broker kenalan lainnya atau dari institusi lainnya untuk meminjam saham BNBR sejumlah 10 juta. Jika
Joni tidak berhasil meminjam maka Joni dan Munadi tidak dapat melanjutkan short-nya. Dan kebetulan
Joni dapat pinjaman dari temannya Budi sejumlah 10 juta saham dan berjanji mengembalikannya
sebulan lagi.

5.5. Menjual saham

Joni kemudian menjual BNBR pinjamannya sejumlah 10 juta saham dan laku di kisaran harga 100 perak
sehingga Joni dan Munadi mengantongi uang saat ini 1,5 milyar(1 milyar hasil penjualan dan 500 juta
modal awal).

6.6. Menutup posisi short

20 hari kemudian harga BNBR turun jadi 75 perak. Joni pun membeli saham sejumlah 10 juta untuk
dikembalikan ke Budi dan menghabiskan uang sebesar 750 juta. Saham itu akan dikembalikan ke Budi 10
hari lagi sesuai janji. Dengan ini Joni dan Munadi mendapatkan keuntungan 250 juta dari short mereka.

Risiko Short Selling

Contoh diatas adalah contoh menyenangkan ketika seandainya berhasil short selling. Namun untuk
menjadi short seller butuh kemampuan dan pengalaman extra karena seperti yang saya katakan diawal,
short selling penuh dengan intrik dan manipulasi.

Seorang short seller mendapatkan keuntungan dari selisih antara bid(permintaan) dan ask(penawaran)
harga saham. Namun disamping itu seorang short seller juga harus memperhatikan hal lain yang
mengurangi pendapatannya yaitu bunga dan komisi yang harus dibayarkan dikarenakan ia
menggunakan akun margin. Oleh karenanya jika kita mendapatkan bersih dari bid ask yang bernilai kecil
memungkinkan kita mendapatkan rugi jika kemudian dikurangkan dengan bunga dan komisi yang harus
dibayarkan.

Risiko yang kedua adalah upstick rule. Upstick rule adalah aturan yang melarang melakukan short
terhadap saham-saham yang sedang jatuh. Memandangi saham yang sedang jatuh memungkinkan
saham tersebut jatuh ketimpa tangga lagi. Namun kesepatan itu terhalang oleh keberadaan upstick rule.

Unlimited Loss. Mengacu pada contoh diatas, dengan membeli saham di harga 100 perak, keuntungan
maksimum yang dicapai adalah ketika harga saham jatuh ke titik terendah yaitu seharga 50 perak di
Indonesia sehingga penghasilan Munadi menjadi 500 juta. Namun sebaliknya jika ternyata harga saham
tersebut naik, maka tidak ada batas atas dari harganya, bisa saja saham tersebut naik hingga titik tak
terhingga sehingga kerugian Munadipun menjadi tak terhingga.

Tekanan Kondisi Buy-in. Beruntunglah Munadi jika saham BNBR yang dibelinya terus turun, namun
bagaimana jika naik? Jika saham itu terus naik, maka Budi sebagai pemberi pinjaman akan mendorong
Joni untuk segera membalikkan sahamnya. Budi akan menekan Joni untuk segera mengembalikan
sahamnya karena Budi ingin segera menjual saham tersebut ketika harganya naik untuk mendapatkan
keuntungan. Tekanan ini disebut buy in.

To enjoy the advantages of a free market, one must have both buyers and sellers, both bulls and bears.
A market without bears would be like a nation without a free press. There would be no one to criticize
and restrain the false optimism that always lead to disaster. -Bernard Baruch-

D. SHORT SELLING DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Berdasar pada fatwa DSN MUI no: 80/DSN-MUI/III/2011 yang dikeluarkan Maret 2011 mengenai
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa
Efek mengindikasikan perdagangan saham sudah menjadi sesuatu yang diperbolehkan.

Ketentuan umum nomor 4 berbunyi “Pasar Reguler adalah Pasar dimana Perdagangan Efek di Bursa Efek
dilaksanakan berdasarkan proses tawar menawar yang berkesinambungan(bai’ al Musawamah) oleh
anggota bursa efek dan penyelesaian administrasinya dilakukan pada hari bursa ketiga setelah
terjadinya Perdagangan Efek di Bursa Efek”. Berdasar ketentuan ini maka dapat diartikan pembentukan
harga di Bursa adalah sesuatu yang diperbolehkan yang disebut bai’ al Musawamah.

Adapun yang menarik aadalah ketentuan khusus nomor 3 yang berbunyi:

“Pelaksanaan perdagangan efek harus dilakukan menurut konsep kehati-hatian serta tidak
diperbolehkan melakukan spekulasi, manipulasi dan tindakan lain yang didalamnya megandung dharar,
gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezhaliman, taghrir, ghisysy, tanajusy/najsy, ihtikar, ba’I al-
ma’dum, talaqqi al-ruqban, ghabn, riba dan tadlis.” Dalam ketentuan ini dalam mekanisme yang
berkaitan dari short selling adalah:

1.Akun Margin: Akun margin dilarang karena mengandung riba. Hal ini benar adanya karena dalam
aturan akun margin, pemilik akun margin harus membayar sejumlah uang tertentu dalam bunga yang
harus disetor karena jasa pembelian dengan hutang.

2.Cornering: Hal yang dilarang karena mengandung ikhtikar. Ikhtikar adalah bahasa lain dari menimbun
yang berarti membeli barang yang dibutuhkan masyarakat dalam jumlah banyak kemudian menahannya
agar harganya semakin naik untuk kemudian mengambil keuntungan.

3.Short selling: Short Selling mengandung bai’ al maksyuf. Bai’ al maksyuf adalah sesuatu yang
mengandung gharar(ketidakjelasan), yaitu jual beli barang secara tunai namun penjual bukan pemilik
barang atau diizinkan untuk dijual.

Jika merunut pada aturan diatas, jika seseorang melakukan proses short selling atau cornering, maka dia
bukan hanya melakukan 1 hal saja yang berlawanan oleh fatwa, tapi 2 yaitu akun margin dan short
selling atau cornering. Tapi mari sekarang kita kritisi apakah benar bahwa ketiga hal tersebut dilarang
oleh syariah.

Akun Margin dinyatakan dilarang karena mengandung riba. Hal ini harus kita yakini dan benar adanya.
Kita meminjam uang tertentu dan mengembalikannya dengan tambahan bunga, hal ini tidak lain dan
ridak bukan adalah riba yang dilarang oleh agama. Tapi kemudian apa jadinya kalo ada perusahaan efek
syariah? Tawaran pinjamannya adalah bagi hasil(mudharabah). Mungkinkah selanjutnya diperbolehkan?
Tentu saja tetap berpegang pada aturan yang lain yaitu tanpa spekulasi. Mungkin jika boleh selanjutnya
kita akan mengenal PES(Perusahaan Efek Syariah)

Cornering dinyatakan mengandung ikhtikar(menimbun). Proses cornering adalah ketika seseorang


meminjamkan sahamnya kepada para short seller. Ia tau hal tersebut dan ketika ia tau para short seller
telah menjual sahamnya ia kemudian meggunakan powernya untuk menaikkan harga saham tersebut
sehingga harga saham naik dan mendapatkan untung dari periode buy in. Rasanya jika dikaitkan dengan
menimbun, saham bukanlah kebutuhan utama untuk hidup, jadi menurut saya agak kurang tepat tapi
masih dapat diartikan sedikit demikian. Namun bagaimanapun juga dalam proses ini terdapat indikasi
menzalimi atau merugikan orang lain, jadi benar rasanya jenis transaksi ini dapat dilarang.

Short selling dinyatakan mengandung bai’ al maksyuf yang berarti menjual barang yang bukan miliknya.
Memahami hal ini berdasar proses short selling yang telah saya gambarkan diatas, nampaknya hal ini
kurang tepat. Dalam proses diatas, seorang broker tidak dapat melakukan short jika ia belum
mendapatkan pinjaman saham. Si pemberi pinjaman pun tau jika sahamnya akan dipinjam maka berarti
akan dilakukan short. Oleh karenanya saya sedikit sanksi jika short selling mengandung bai’ al maksyuf.

Pemahaman dan analsisi saya memungkinkan pengenaan bai’ al maksyuf dikarenakan karena pengertian
dari short selling menurut bursa efek Indonesia yang berbunyi: “adalah transaksi penjualan Efek dimana
Efek dimaksud tidak dimiliki oleh penjual pada saat transaksi dilaksanakan”. Bandingkan dengan
pengertian short selling menurut SEC(Securities and Exchange Commision)AS atau investopedia:
“penjualan surat-surat berharga yang tidak dimiliki oleh penjualnya atau yang dimiliki oleh penjualnya
namun tidak dipindahtangankan. Agar surat-surat berharga ini bisa disampaikan kepada para pembeli,
para penjual short akan meminjam surat-surat berharga, biasanya dari para broker-dealer atau investor
institusi.”

Dari perbedaan ini saya berpendapat bahwa pengenaan bai’ al maksyuf dikarenakan pemahaman
pengertian transaksi short selling dari Bursa Efek Indonesia yang tidak selengkap di SEC. Oleh karenanya
mungkin ini mengakibatkan tidak dilakukannya pengamatan lanjutan pada proses short selling yang
mewajibkan memiliki pinjaman sebelumnya.

Dari perbedaan pengertian diatas, bukan berarti saya mengatakan short selling mestinya halal. Jika
melihat ciri dari short seller, ia adalah orang yang dapat mengambil keuntungan ketika harga saham
turun. Kemungkinan pertama adalah terjadi kezaliman yang dilakukan, tetapi short seller melakukan
kezaliman pada siapa? Turunnya harga saham jika memang disebabkan oleh aktivitas pasar, short seller
hanyalah orang yang dapat memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang, sehingga jika
mengaitkannya dengan kezaliman, short seller tidaklah menzalimi siapapun.

Tepatnya kita melihat ini adalah sebuah masalah etika. Ketika banyak orang merugi dan kita meraup
keuntungan adalah sesuatu yang masih belum diterima masyarakat secara sehat. Ini adalah hal yang
kurang biasa, masyarakat tidak bisa menerimanya. Sehingga short selling lebih tepat dikatakan sebagai
hal yang bertentangan dengan etika atau norma yang berlaku di masyarakat. Sehingga saya akan
menyimpulkan sementara bahwa short selling mungkin mesti dimasukkan ke hukum yang bersifat
makruh.

E. PENGERTIAN VALUTA ASING

Valuta Asing (valas) adalah mata uang yang mudah digunakan dan diterima dalam dunia perdagangan
internasional. Mata uang asing ini tidak berlaku sebagai alat pembayaran yang sah untuk transaksi
dalam negeri, tetapi banyak digunakan dalam transaksi dan keuangan internasional. Valuta asing yang
paling banyak digunakan saat ini adalah Dollar Amerika atau US Dollar (US$). Valuta asing juga termasuk
sebagai salah satu bentuk devisa.

Fungsi Valuta Asing

Berikut adalah fungsi dari valuta asing:

Alat tukar internasional. Pada fungsi ini, valas berguna untuk melakukan transaksi jika sedang berada di
luar negeri. Selain itu, valas juga berguna untuk kegiatan tukar-menukar barang dan jasa dengan negara
lain, misalnya dalam ekspor dan impor.

Alat pengendali kurs. Valas berguna sebagai pembanding nilai mata uang antar negara, atau yang biasa
akrab kita kenal dengan istilah kurs, yang mana kurs mata uang suatu negara bisa melemah atau
menguat. Valas berguna sebagai alat untuk mengendalikan kurs pada mata uang asing.

Alat pembayaran internasional. Valas dapat berfungsi sebagai alat pembayaran internasional, misalkan
suatu negara memiliki hutang dengan negara lain, maka negara yang berhutang ini bisa membayarkan
hutangnya dengan valuta asing yang sesuai beserta bunga-nya.

Alat mempermudah perdagangan internasional. Dengan menggunakan valas, maka setiap negara bisa
melakukan kegiatan jual beli antar negara tanpa terkendala mata uang.

Jenis-jenis Valuta Asing

Valas dibedakan menjadi dua kelompok, dan berikut penjelasannya:


Valuta asing fisik. Valas fisik biasanya berupa uang asing atau uang negara lain dalam bentuk uang kartal,
baik yang berupa uang kertas bank, uang kertas negara, ataupun uang logam.

Valuta asing non fisik. Valas non fisik biasanya berbentuk uang giral atau surat-surat berharga.
Contohnya antara lain cek, wesel, internasional money, travelers, dan cheque.

Valuta Asing atau biasa disingkat valas adalah mata uang yang digunakan atau diakui dalam
perdagangan internasional.Dalam pengertian lain, valuta asing adalah pertukaran atau konversi mata
uang suatu negara dengan negara lain.

Contohnya, kamu bisa menukarkan uang rupiah dengan dollar dengan nilai harga jual yang berlaku pada
saat itu.Naik dan turunnya nilai dari valuta asing bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya yang
sekarang sedang menimpa dunia yaitu virus corona atau covid-19.Ditengah wabah virus corona ini,
terjadi kemerosotan ekonomi yang terjadi dengan melemahnya nilai rupiah.Pada tanggal 20 maret 2020,
nilai rupiah terhadap dollar telah mencapai angka Rp16.000 per 1 dollar. Angka ini nyaris mendekati nilai
yang sama ketika krisis.

F. VALUTA ASING DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Konsep jual beli mata uang atau valuta asing dalam Islam disebut dengan Al-Sharf. Pada dasarnya jual
beli ini diperbolehkan dalam Islam.

Merujuk pada dalil dari hadist Nabi SAW. Rasulullah SAW bersabda:

‫ت هَ ِذ ِه‬ ْ ‫ فَ إِ َذا‬،‫ يَدًا بِيَ ٍد‬،‫ َس َوا ًء بِ َس َوا ٍء‬،‫ح ِم ْثالً بِ ِم ْث ٍل‬
ْ َ‫اختَلَف‬ ِ ‫ير َوالتَّ ْم ُر بِالتَّ ْم ِر َو ْال ِم ْل ُح بِ ْال ِم ْل‬
ِ ‫ض ِة َو ْالبُرُّ بِ ْالبُرِّ َوال َّش ِعي ُر بِال َّش ِع‬
َّ ِ‫ضةُ بِ ْالف‬
َّ ِ‫ب َو ْالف‬
ِ َ‫ال َّذهَبُ بِال َّذه‬
‫األَصْ نَافُ فَبِ ْيعُوْ ا َك ْيفَ ِش ْئتُ ْم إِ َذا َكانَ يَدًا بِيَ ٍد‬.ْ

“(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma
dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika
jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.”

HR. Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit.

Diperbolehkannya akad al-sharf ini juga merujuk pada fatwa DSN 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli
Mata Uang (al-Sharf).
Dikeluarkannya fatwa ini karena mempertimbangkan bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi
berbagai keperluan, seringkali diperlukan transaksi jual-beli mata uang (al-sharf), baik antar mata uang
sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis.

Valuta Asing atau biasa disingkat valas adalah mata uang yang digunakan atau diakui dalam

Merujuk pada dalil dari hadist Nabi SAW. Rasulullah SAW bersabda:

‫ت هَ ِذ ِه‬ ْ ‫ فَ إِ َذا‬،‫ يَدًا بِيَ ٍد‬،‫ َس َوا ًء بِ َس َوا ٍء‬،‫ح ِم ْثالً بِ ِم ْث ٍل‬
ْ َ‫اختَلَف‬ ِ ‫ير َوالتَّ ْم ُر بِالتَّ ْم ِر َو ْال ِم ْل ُح بِ ْال ِم ْل‬
ِ ‫ض ِة َو ْالبُرُّ بِ ْالبُرِّ َوال َّش ِعي ُر بِال َّش ِع‬
َّ ِ‫ضةُ بِ ْالف‬
َّ ِ‫ب َو ْالف‬
ِ َ‫ال َّذهَبُ بِال َّذه‬
‫األَصْ نَافُ فَبِ ْيعُوْ ا َك ْيفَ ِش ْئتُ ْم إِ َذا َكانَ يَدًا بِيَ ٍد‬.ْ

“(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma
dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika
jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.”

HR. Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit.

Diperbolehkannya akad al-sharf ini juga merujuk pada fatwa DSN 28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli
Mata Uang (al-Sharf).

Dikeluarkannya fatwa ini karena mempertimbangkan bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi
berbagai keperluan, seringkali diperlukan transaksi jual-beli mata uang (al-sharf), baik antar mata uang
sejenis maupun antar mata uang berlainan jenis.

Diperbolehkannya jual beli mata uang asing atau valuta asing didasarkan pada ketentuan sebagai
berikut:

A. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)

B. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan)

C. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai
(at-taqabudh).

D. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan dan secara tunai.

Dalam mekanisme jual belinya, transaksi harus dilakukan dengan metode spot.

Apa itu metode spot?


Metode atau transaksi spot adalah transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk
penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu
dua hari.Jadi jual beli harus dilakukan secara tunai dan tepat pada hari itu berdasarkan harga yang
berlaku di hari tersebut.

Adapun transaksi yang sifatnya forward, swap dan option dilarang dalam Islam.

PENUTUP

Pada dasarnya, perdagangan saham tidak dilarang sebagaimana jual beli biasa. Namun setidaknya ada
tiga aktivitas yang dilarang dalam aktivitas jual beli saham karena bertentangan dengan prinsip Islam,
yaitu short selling, margin trading, insider trading.Short selling dilarang dalam Islam karena investor
menjual saham yang tidak iamiliki. Sementara margin trading dilarang karena melibatkan unsur ribawi,
yaitu bunga pinjaman yang dibebankan oleh perusahaan sekuritas kepada investor pengguna fasilitas
tersebut. Dan insider trading tidak diperbolehkan karena kemungkinan terjadinya kecurangan atau
penipuan (tadlis) dalam jual beli saham antarinvestor penjual dengan pembeli. Ketiga aktivitas tersebut
dapat memberikan dampak negatif baik kepada investor, perusahaan sekuritas, harga saham,
maupun pergerakan pasar. Oleh karenanya, sangatdiharapkan kepada investor di pasar saham
khususnya muslim agar memperhatikan agar dampak negatif tersebut dapat dihindari dan demi
tercapainya shariacompliance di pasar.

Anda mungkin juga menyukai