Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 6

Annisa Yulia Dasman (20059048)


Muhammad Yusuf (20059076)
Radhiyatul Bilqis (20059088)
Siti Norazizah (20059182)
Zahratul Jannah ( 20059040)

ASURANSI SYARIAH
PEMBAHASAN

1 DEFINISI ASURANSI SYARIAH

2 PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DAN SYARIAH

3 PRODUK-PRODUK ASURANSI SYARIAH


1
DEFINISI ASURANSI SYARIAH
Menurut Dahlan Siamat (1999: 367), Istilah asuransi dalam perkembangan di Indonesia berasal dari
kata Belanda, assurantie, yang dalam hukum Belanda.

Pengertian Asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang Pasal 246 "Asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mama seseorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tertentu“

Definisi asuransi di Indonesia telah ditetapkan dalam Undang-unding) Republika Indonesia Nomor 2
tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Bab 1 Pasal 1. "Asuransi atau pertanggungan adalah perjan-
jian antara dua pihak atau 2 Hendro Wibowo, Asuransi Syariah, 2008, http://hndwibowo.blogspot.-
com/2008/06/ asuransi-syariah.html
2
PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL DAN SYARIAH
1. PRINSIP DASAR 2. AKAD /SISTEM PERJANJIAN

Asuransi berdasarkan prinsip syariah adalah usaha saling to- Akad/Sistem Perjanjian dalam Asuransi Syariah merupakan
long menolong (ta'awuni) dan melindungi (takaful) di antara kesepakatan dalam suatu perjajian antara dua pihak atau lebih
para peserta melalui pembentukan kumpulan dana (dana untuk melakukan dan/atau tidak melakukan hukum tertentu.
tabarru') yang dikelola sesuai prinsip syariah untuk meng-
hadapi risiko tertentu. Akad pada asuransi konvensional adalah akad tabaduli. Akad
tersebut berupa sistem jual beli dengan kejelasan akan pembeli,
Prinsip dari asuransi konvensional adalah pertanggungan penjual, objek yang diperjualbelikan, harga, dan persetujuan oleh
risiko yang terjadi akan memindahan risiko dari nasabah ke kedua belah pihak atas pemahaman dan persetujuan transaksi
tersebut.
perusahaan yang bersifat penuh (risk transfer).
3. KEPEMILIKAN DANA 4. PENGELOLAAN DANA

Asuransi syariah memiliki sistem kepemilikan dana yang Cara kerja pengelolaan dana asuransi syariah adalah dana
kepemilikannya merupakan kolektif atau bersama. merupakan milik semua nasabah selagi perusahaan asuransi
hanya bersifat sebagai pengelolaan dana tanpa hak milik.
Asuransi konvensional memiliki sistem kepemilikan dana
Cara kerja pengelolaan dana asuransi konvensional adalah dana
yang kepemilikannya berdasarkan pembayaran premi dari
atau premi yang dibayarkan oleh nasabah akan dikelola sesuai
nasabah. dengan perjanjian oleh pihak nasabah dan perusahaan asuransi.
5. PENGAWASAN DANA 6. DANA HANGUS

Untuk asuransi syariah, pengawasan dana meilibatkan pihak Dana hangus merupakan suatu kejadian ketika tidak terjadinya
ketiga sebagai pengawas kegiatan asuransi yaitu Dewan klaim dalam jangka waktu periode asuransi yang disepakati.
Pengawas Syariah (DPS).
Pada asuransi syariah, dana hangus tidak diberlakukan, sehingga
nasabah dapat sepenuhnya mengambil kembali dana yang diba-
Untuk asuransi konvensional, tidak terdapat sebuah badan
yarkan.
pengawasan khusus atas kegiatan transaksi perusahaan
dengan nasabah. Pada asuransi konvensional, dana hangus berlaku ketika periode
polis berakhir atau nasabah tidak dapat membayar premi
ataupun ketentuan lainnya.
7. SURPLUS UNDERWRITING 8. PEMBAYARAN KLAIM POLIS

Surplus underwiring merupakan dana yang diberikan kepada Pada asuransi syariah, Pembayaran klaim nasabah akan dilakukan
nasabah apabila terdapat kelebihan dari rekening sosial, dengan cara pencairan dana tabungan bersama.
termasuk dari pendapatan lain setelah dikurangi pemba-
yaran klaim/santunan dan utang jika ada. Pada asuransi konvensional, Pembayaran klaim nasabah akan di-
lakukan dengan cara penggunaan dana perusahaan sesuai den-
Dana surplus dapat disimpan sebagai dana cadangan dan/ gan polis yang berlaku.
atau dibagikan ke peserta & perusahaan sepanjang disepa-
kati oleh peserta.
9. PEMEGANG POLIS

Polis Asuransi syariah dapat dipegang dan didaftarkan untuk satu keluarga, sehingga
seluruh keluarga bisa mendapatkan manfaat dari polis tersebut.

Polis asuransi konvensional hanya bisa dipegang oleh satu orang saja.
3
PRODUK-PRODUK ASURANSI SYARIAH
1. Asuransi Jiwa Syariah
Perusahaan asuransi akan memberikan manfaat berupa uang pertanggungan kepada ahli waris apabila peserta asuransi
meninggal dunia.
 
2. Asuransi Pendidikan Syariah
Dengan asuransi ini dana pendidikan akan telah disepakati akan diberikan kepada penerima hibah (Anak) sesuai dengan
jenjang pendidikan. Ahli waris juga tetap akan mendapatkan manfaat dana pendidikan apabila peserta asuransi
meninggal dunia.
 
3. Asuransi Kesehatan Syariah
Asuransi yang akan memberikan santunan atau penggantian jika peserta asuransi sakit, atau kecelakaan.
 
4. Asuransi dengan Investasi (unit link) Syariah
Produk yang memberikan manfaat asuransi dan manfaat hasil investasi. Sebagian premi yang dibayar dalam investasi ini
dialokasikan untuk dana tabarru’ dan sebagian dialokasikan sebagai investasi peserta.
 
 
 
 
 
5. Asuransi Kerugian Syariah
Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian harta benda yang dipertanggungjawabkan.
 
6. Asuransi Syariah Berkelompok
Asuransi ini dirancang khusus untuk peserta kumpulan seperti perusahaan, organisasi, maupun komunitas. Dengan
jumlah peserta yang lebih banyak asuransi ini lebih murah bila dibandingakan dengan asuransi syariah individu.
 
7. Asuransi Haji dan Umroh
Asuransi ini memberikan perlindungan finansial bagi jama’ah haji/umroh atas musibah yang terjadi selama menjalankan
ibadah haji/umroh. Khusus asuransi haji telah diatur melalui fatwa MUI nomor 39/DSN-MUI/X/2002 tentang asuransi haji
agar para jamaah mendapatkan ketenangan selama menjalankan ibadah haji.
 
 
 
 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai