Unsur – unsur :
1. Pihak2 dlm asuransi subyek asuransi
penanggung & tertanggung perjanjian
asuransi pendukung kewajiban & hak.
Penanggung wajib memikul risiko, & berhak
atas premi.
Tertanggung wajib membayar premi, &
berhak memperoleh penggantian jika timbul
kerugian atas benda yang diasuransikan.
2. Status pihak2
* Penanggung perush.badan hukum
* Tertanggung perseorangan/ badan huk.&
pemilik atau pihak yang
berkepentingan atas benda
yang diasuransikan.
3. Objek asuransi benda, hak atau kepent.yg
melekat pada benda dan sejumlah uang
premi atau ganti kerugian.
~ Melalui objek asuransi ada tujuan yang ingin
dicapai oleh subyek asuransi.
Penanggung memperoleh premi
imbalan pengalihan risiko.
Tertanggung bebas dari risiko &
memperoleh penggantian kerugian
Kesalahan tertanggung sendiri yang kurang
hati-hati penanggung tetap berkewajiban
mengganti kerugian jika tidak ada unsur
kesengajaan, tapi ada unsur kurang hati-hati
jika diperjanjikan dinyatakan dengan
tegas dalam polis. Misal: tertanggung
menaruh lampu minyak di atas meja,
ditinggal tidur, tersentuh kucing jatuh di sofa
dan terjadi kebakaran. Hal i ni tidak terpikir
oleh tertanggung.
Keadaan yang memberatkan risiko
penanggung di luar kesalahan tertanggung.
Pemberatan risiko timbul setelah
asuransi berjalan.
Pemecahannya Pasal 251 KUHD.
Pemberatan risiko AS kebakaran Pasal
293 KUHD terjadi perubahan tujuan
penggunaan sejak terjadi perubahan
tujuan penggunaan kewajiban penanggung
memikul risiko menjadi terhenti
penanggung bebas dari risiko.
1. Perubahan tujuan penggunaan setelah
asuransi berjalan.
2. Perubahan tujuan penggunaan itu
mengakibatkan ancaman bahaya kebakaran
diperbesar.
3. Penanggung tidak akan mengadakan
asuransi dengan syarat itu seandainya dia
mengetahui sebelum pengadaan asuransi.
Jika ke 3 syarat tersebut dipenuhi
penanggung bebas kecuali
diperjanjikan dengan tegas dalam polis.
Jika syarat 1 dipenuhi, tapi tidak
menimbulkan pemberatan risiko
penanggung tetap bertanggung jawab, jika
terjadi kebakaran.
Jika syarat 1 & 2 dipenuhi, dan diperjanjikan
dalam polis penanggung bertanggung
tetap bertanggung jawab membayar klaim
ganti kerugian, jika terjadi kebakaran.
Prof.Wirjono Projodikoro dalam ada
pemberatan risiko, perlu diperhatikan Pasal
1338 KUHPerdata perjanjian harus
dilaksakan dengan itikat baik (jujur).
BENDA ASURANSI
Benda Asuransi benda yang menjadi objek
perjanjian asuransi (object of insurance).
Benda Asuransi harta kekayaan yang
mempunyai nilai ekonomi, yang dapat dihargai
dengan sejumlah uang.
Benda Asuransi selalu berwujud; misal: kapal,
rumah, mobil, gedung pertokoan.
Benda Asuransi selalu diancam bahaya/
peristiwa, yang terjadinya itu tidak pasti
yang mengakibatkan benda asuransi itu
menjadi rusak, hilang, musnah, atau
berkurang nilainya.
Benda Asuransi teori kepentingan (interest
theory).
Teori Kepentingan pada benda asuransi
melekat hak subjektif yang tidak berwujud.
Benda As dapat rusak, hilang, musnah,
berkurang nilainya; demikian juga dengan hak
subyektif.
Hak subjektif kepentingan (interest).
Kepentingan sifat absolut harus ada
pada setiap objek asuransi & mengikuti ke
mana saja benda asuransi itu berada.
Kepentingan harus sudah ada pada benda
asuransi pada saat asuransi diadakan atau
setidak-tidaknya pada saat terjadi peristiwa
yang menimbulkan kerugian (evenemen).
Keunggulan Teori Kepentingan sebagai
upaya pencegahan terjadinya perbuatan
memperkaya diri tanpa hak memperoleh
ganti kerugian terjadi evenemen tanpa
kepentingan. hal ini penanggung
dilindungi dari perbuatan spekulatif dari
pihak yang tidak jujur.
Berdasarkan Perjanjian:
Asuransi Kerugian
Asuransi Jumlah
Asuransi Varia
Penutup as
Hub ant penutup as mempertanggungkan
dg badan tertanggung jiwanya & dirinya
sendiri sbg penikmat
Hub. antara Penutup AS, Penikmat dengan
Badan tertanggung
a. Kalau penutup asuransi bukan si penikmat =
pertanggungan unt kepent pihak ke 3.
b. Hubungan antara si penutup asuransi dengan
badan tertanggung suatu kepentingan yang
tidak bersifat materiil.
c. Jika seorang penutup asuransi
mempertanggungkan jiwanya sendiri & menunjuk
dirinya sendiri sebagai penikmatnya bertemu 3
kedudukan dalam satu badan si penutup
asuransi.
As sosial as wajib/ compulsory insurance.
Askel
Askep
Askes
Astek
Aspns
Asabri
UU Nomor 33 Tahun 1964 Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan Penumpang.
Dilaks dengan PP No.17 Tahun 1965.
Askep asuransi wajib, karena:
1. Berlakunya Askep, karena diwajibkan oleh UU.
2. Penyelenggara Askep pemerintah yang
didelegasikan pada BUMN.
3. Askep bermotif perlindungan masyarakat (social
security) dananya dihimpun dari masyarakat &
digunakan unt kepent masy bahaya kecelakaan.
4. Dana yang belum digunakan program investasi.
UU No 33/ 1964 Pasal 2 hubungan hukum
pertanggungan wajib kecelakaan
penumpang diciptakan antara
pembayar iuran dan penguasa dana.
Penguasa dana penanggung.
Pembayar iuran tertanggung
Pasal 1 huruf (e) & (f) PP No 17/ 1965
pertanggungan hubungan hukum ant
penanggung Perusahaan Negara &
penumpang alat angkutan penumpang
umum yang sah.
Perusahaan Negara Perusahaan Negara
Asuransi Kerugian Jasa Raharja PP No 8
Tahun 1965
Perusahaan Negara menjadi BUMN
Perush Perseroan PT Asuransi Kerugian Jasa
Raharja (Persero)
Pembayar Iuran tertanggung setiap
penumpang yang sah dari kendaraan
bermotor umum, kereta api, pesawat
terbang perush nasional, dan kapal perush
perkapalan/ pelayaran nasional wajib
membayar iuran melalui pengusaha/ pemilik
perush ybs unt menutup akibat keuangan
disebabkan kecelakaan penumpang dalam
perjalanan.
Penumpang kendaraan bermotor umum
dalam kota dibebaskan dari pembayaran
iuran wajib.
Tertanggung penumpang yang sah, yang
wajib membayar iuran melalui perush
angkutan ybs, kecuali penumpang angkutan
kota.
Premi ASKEP iuran wajib yang dibayar oleh
setiap penumpang yang jumlahnya
ditentukan oleh Menteri Keuangan.
Iuran = premi Askep harus dibayar
bersama dengan pembayaran biaya
angkutan penumpang kepada pengusaha
alat angkutan umum.
Penusaha/ pemilik alat angkutan
penumpang umum wajib memberi
pertanggungjawaban seluruh hasil pungutan
iuran wajib menyetorkan setiap bulan kpd
penanggung: PT As kerugian Jasa Raharja
Iuran unt mengganti kerugian kematian,
cacat tetap/ cedera akibat kecelakaan
penumpang.
Perush/ pemilik alat angkutan lalai tidak
memungut atau lalai tidak menyetor
sanksi denda satu juta rupiah atau
pencabutan ijin usaha paling lama tiga
bulan.
Evenemen Askep kecelakaan
penumpang alat angkutan umum yang
mengancam keselamatan penumpang sbg
tertanggung.
Jaminan selama penumpang berada
dalam alat angkutan unt jangka waktu
antara saat penumpang naik alat angkutan
dan saat turun dari alat angkutan. berupa:
1. Korban meninggal dunia
2. Cacat
3. Beaya perawatan
Tidak dijamin:
1. Bunuh diri
2. Korban dalam keadaan mabuk,
melakukan kejahatan.
3. Kecelakaan yang mempunyai
hubungan dengan risiko perlombaan,
huru hara, pemogokan buruh,
kerusuhan, dipakai unt tugas ABRI.
Ganti kerugian kepada korban atau
janda/ duda yang sah atau anaknya yang
sah atau ortu yang sah.
Ganti kerugian gugur:
1. Tuntutan pemby ganti kerugian tidak
diajukan dalam waktu 6 bulan setelah
terjadinya kecelakaan.
2. Tidak mengajukan gugatan perdata thd
jasa raharja 6 bulan sesudah tuntutan
pemby ganti kerugian ditolak secara
tertulis oleh direksi.
3. 3 bulan setelah hak tidak direalisasikan.
ASURANSI SOSIAL KECELAKAAN LALU
LINTAS JALAN (ASKEL)
UU No 34 Tahun 1964 Dana Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan.
PP No 18 Tahun 1965
Penyelenggara
Diwajibkan
Pemerintah
UU BUMN
Tertanggung = pengusaha
Iuran =
premi
Program jaminan
Program jaminan hari
pemeliharaan
tua
kesehatan
Peristiwa tidak pasti dalam ASTEK peristiwa
atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja,
berupa:
kecelakaan kerja, yang mengancam kese
Kematian, lamatan, kesehatan &
Sakit, kesejahteraan tenaga
Hamil, kerja sebagai pihak
Bersalin, yang berkepentingan
Hari tua,
Peristiwa/ keadaan tersebut menjadi beban
jaminan Badan Penyelenggara penanggung
Pengusha yang mempekerjakan tenaga kerja
sebanyak 10 orang atau lebih atau membayar
upah paling sedikit satu juta rupiah sebulan,
wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam
program Jamsostek.
Program Jamsostek yang diikuti terdiri dari:
1. Jaminan berupa uang, yang meliputi:
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
jaminan hari tua.
2. Jaminan berupa pelayanan, meliputi:
jaminan pemeliharaan kesehatan.
Penggantian Beaya & Pembayaran
Santunan
Jaminan Kecelakaan Kerja
Beaya rehabilitasi
Beaya berupa alat bantu
Beaya pemeriksaan, (orthese) dan/ atau
penggangkutan pengobatan, alat ganti (prothese)
bagi tenaga kerja
ke RS dan/ atau dan/ atau
yang anggota
ke rumahnya, perawatan badannya hilang
termasuk beaya selama di RS, atau tidak berfungsi
P3K termasuk rawat akibat kecelakaan
jalan kerja (Ps 12 ay (1) PP
No 14/ 1993
Diberikan juga santunan berupa uang
Jika
tenaga kerja berhenti bekerja sebelum
mencapai usia 55 tahun, tetapi mempunyai
masa kepesertaa min 5 tahun dapat
menerima jaminan hari tua sekaligus.
Besarnya jaminan harin tua keseluruhan
iuran yang telah disetor beserta hasil
pengembangannya.
Pembayaran dapat dilakukan:
1. Secara sekaligus apabila jumlah seluruh
jaminan hari tua yang harus dibayar kurang
dari tiga juta rupiah; atau
2. Secara berkala apabila seluruh jumlah
jaminan hari tua mencapai tiga juta rupiah
atau lebih dan dilakukan paling lama 5 tahun.
pembayaran secara berkala tersebut
dilakukan berdasarkan pilihan tenaga kerja
ybs (Pasal 24 PP No.14 tahun 1993)
Jaminan pemeliharaan kesehatan:
1. Rawat jalan tingkat I
2. Rawat jalan tingkat lanjutan
3. Rawat inap
4. Pemeriksaan kehamilan & pertolongan
persalinan
5. Penunjang diagnostik
6. Pelayanan khusus
7. Gawat darurat
SANKSI KARENA PELANGGARAN