Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH “PERPUSTAKAAN

DIGITAL”

“PERPUSTAKAAN DIGITAL”
 

 Disusun Oleh :

ADIN MALAJI, AMD

 DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………………………………………..…..1

BAB II PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN
DIGITAL……………………………………………….2
2. MANFAAT PERPUSTAKAAN DIGITAL
…………………………………………………….4
3. FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM PEMBANGUNAN

   PERPUSTAKAAN DIGITAL …………………………………………………………..6

1. PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL..


2. PUSTAKAWAN KREATIF
3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN
2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA

  

BAB I

PENDAHULUAN
Jika kita mendengar kata perpustakaan, sebagian besar orang langsung terbayang rak-rak
buku yang tersusun dengan rapi. Namun hal tersebut tampaknya sudah sedikit bergeser
dengan adanya perpustakaan digital. Pertumbuhan perpustakaan digital semakin cepat karena
kebutuhan akses informasi, hiburan, dan data-data yang valid dari jurnal, buku, dan karya
tulis ilmiah.

Saat ini gejala electronic book (e-book) atau buku elektronik mulai menjadi sesuatu yang
perlu direspon. Mengapa? Karena secara tidak langsung e-book akan mempengaruhi aktivitas
perpustakaan. Akankah e-book mengubah fungsi perpustakaan, bagaimana nasib
perpustakaan jika e-book mengglobal, pantaskah dengan perkembangan teknologi saat ini
perpustakaan terus berdiam diri dengan layanan konvensional? Dan apakah perpustakaan
dapat menjamin pelanggan tetap terpuaskan dengan layanan yang selalu monoton dan kurang
terjamah teknologi. Semua tantangan ini patut dijadikan perhatian untuk melangkah kepada
perpustakaan modern yang mempunyai daya saing berkualitas.

Persoalannya adalah bagaimana kita bisa mengembangkan manajemen perpustakaan modern,


sementara kondisi objektif perpustakaan di Indonesia rata-rata masih memprihatinkan.
Misalnya tentang anggaran yang sangat kecil, kualitas sumber daya manusia yang masih
rendah dan sarana prasarana yang terbatas. Kenyamanan membaca menjadi impian pelanggan
perpustakaan sebagai seorang konsumen. Oleh karena itu perpustakaan – dengan pustakawan
di dalamnya – dituntut mampu mengatasi permasalahan ini dengan tetap menyajikan
informasi bagi semua lapisan pelanggan secara mudah dan murah (baca : gratis). Dan salah
satu jalan yaitu pemanfaatan teknologi dengan cara kreatif sehingga menghasilkan produk
(informasi) yang bermanfaat. Akhirnya sasaran di masa depan dapat tercapai yaitu
perpustakaan yang berwawasan teknologi yang memihak kepada semua lapisan
pelanggannya.

1. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuannya :

1. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan dan manfaat dari inovasi


perpustakaan digital  dalam kehidupan manusia.
2. Untuk membuat konsep perpustakaan digital di masa yang akan datang guna
memenuhi kebutuhan informasi.

Manfaatnya :

1. Menambah pengetahuan tentang teknologi informasi khususnya penyebaran informasi


lewat perpustakaan digital.
2. Memahami lebih dalam tentang inovasi perpustakaan digital di masa yang akan
datang.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN DIGITAL


 

Perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan),
gambar, suara dalam bentuk elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan
protokol elektronik melalui jaringan komputer. Istillah perpustakaan digital atau digital
library sendiri mengandung pengertian sama dengan electronic library dan virtual library.

Perpustakaan digital atau E- Library is a comprehensive digital for information seekers of all
ages. Users can do business research, use it for homework, get background materials for
term papers, find out about both current and historical events, and more, all in one vast
database designed for both depth of content and simplicity of interface.
(http://ask.elibrary.com/index.asp).

Kata kunci dari definisi di atas adalah “a comprehensive digital for information seekers”
yang mempunyai arti digital secara menyeluruh untuk pencari informasi. Jadi yang
di”digitalkan” , dalam konteks perpustakaan, tidak hanya data bibliografi dan layanannya,
tetapi menyangkut semua aspek termasuk isinya (full text).

Beberapa pengertian lain dari Perpustakaan Digital adalah :

1. Perpustakaan Digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan objek
informasi yang mendukung akses objek informasi tersebut melalui perangkat digital.
(Sismanto, 2008)
2. Perpustakaan Digital adalah koleksi data multimedia dalam skala besar yang
terorganisasi dengan perangkat manajemen informasi dan metode yang mampu
menampilakan data sebagai informasi dan pengetahuan yang berguna bagi masyarakat
dalam berbagai konteks organisasi dan sosial masyarakat. (Griffin, 1999)
3. digital library is a managed collection of information, with associated services, where
the information is stored in digital formats and accessible over a network
(perpustakaan digital adalah kumpulan informasi yang dikelola, dengan layanan
asosiasi dimana informasi disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui
jaringan). (william arm)
4. digital libraries are collections containing fixed , permanent documents which are
based on digital technologies and are used by individuals working alone
(perpustakaan digital adalah koleksi yang mengandung dokumen permanen yang
didasarkan pada teknologi digital dan digunakan oleh individu yang bekerja sendiri.)
Levy and Marshall (1995)
5. Perpustakaan digital adalah koleksi perpustakaannya sudah dominan dalam bentuk
digital. Koleksi digital ada dua kemungkinan, a). Koleksi tersebut tersedia di
perpustakaan dalam bentuk bentuk digital  yang terpasang dalam perangkat keras
perpustakaan dan b). Koleksi tersebut tidak tersedia di perpustakaan, tetapi dapat
diakses melalui perpustakaan (zulfikar zen).

1. MANFAAT PERPUSTAKAAN DIGITAL

      Manfaat Perpustakaan Digital tidak hanya dapat dirasakan oleh pengguna perpustakaan,
namun juga oleh Pustakawan atau staf-staf perpustakaan. Manfaat tersebut diantaranya :
 Bagi Pengguna Perpustakaan :
 mengatasi keterbatasan waktu
 mengatasi keterbatasan tempat
 memperoleh informasi yang paling baru dengan cepat
 mempermudah akses informasi dari berbagai sumber
 mempermudah untuk memindah dan merubah bentuk untuk

kepentingan presentasi dsb.

 Bagi Pustakawan
 meringankan pekerjaan
 meningkatkan layanan
 tidak memerlukan gedung dan ruang yang besar
 menumbuhkan rasa bangga

1. FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM PEMBANGUNAN


PERPUSTAKAAN DIGITAL

Pembangunan Perpustakaan Digital masih mempertimbangkan beberapa faktor-faktor yang


menghambat diantaranya :

 Analisa Kebutuhan

apakah perpustakaan digital memang diperlukan? Untuk menjawab pertanyaan ini tidak dapat
dijawab hanya berdasarkan perkiraan semata tetapi harus diadakan studi untuk menentukan
kebutuhan yang disebut dengan analisis kebutuhan (Need Analysis). Apabila analisa
kebutuhan sudah dilakukan dan jawabannya adalah positif, maka tahap berikutnya adalah
menentukan tujuan. Tujuan ini harus didasarkan pada visi dan misi perpustakaan serta
lembaga induknya. Masing-masing perpustakaan mempunyai tujuan yang berbeda satu sama
lain tergantung pada kondisi masing-masing perpustakaan.

 Studi Kelayakan

Apabila penentuan kebutuhan dan tujuan sudah dilakukan, maka tahap berikutnya adalah
melakukan studi kelayakan (Soekartawi, 2003), yang penilaiannya meliputi komponen
sebagai berikut :

 Technically feasible (apakah secara teknis layak).

Kelayakan secara teknis ini menjadi faktor penentu dalam membangun perpustakaan digital,
karena perpustakaan digital itu memerlukan infrastruktur dan tenaga yang memadai seperti
adanya provider untuk internet, hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak),
jaringan telepon, listrik serta tidak kalah pentingnya adalah tersedianya tenaga teknis yang
dapat mengoperasikannya.
 Socially acceptable (secara sosial dapat diterima).

Apakah secara sosial pembangunan perpustakaan digital tersebut dapat diterima oleh
pengguna perpustakaan dan staf perpustakaan? Pertanyaan ini tentunya harus dijawab,
sebelum kita melaksanakan digitalisasi perpustakaan. Sekalipun secara teknis layak dan
secara ekonomis menguntungkan, belum ada jaminan bahwa pelaksanaan pembangunan
digital perpustakaan pasti berhasil tanpa memperhitungkan aspek sosial. Oleh karena itu
sebelum program perpustakaan digital dijalankan sebaiknya ada program sosialisasi terlebih
dahulu. Analisa aspek sosial ini juga dapat menyangkut aspek hukum. Kita harus tetap
menjunjung tinggi hukum terutama yang menyangkut Undang-Undang Hak Cipta. Misalnya
kita tidak diperkenankan dengan bebas me”scan” buku-buku yang dimiliki oleh perpustakaan
untuk selanjutnya kita masukkan dalam database tanpa seijin pemilik hak ciptanya.

 Pemilihan Software

Pemilihan software berguna saat ingin membangun database untuk kepentingan perpustakaan
digital (sebagai penyedia informasi). Untuk pemilihan software biasanya didasarkan pada
beberapa hal diantaranya access point, user friendly, sustainability, dan Price.

1. PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan.


Perkembangan dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan
pemanfaatannya yang telah merambah ke berbagai bidang. Dari segi data dan dokumen yang
disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari
kumpulan koleksi buku tanpa katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang
menggunakan katalog (index). Katalog mengalami metamorfosa menjadi katalog elektronik
yang lebih mudah dan cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di perpustakaan.

Koleksi perpustakaan juga mulai dialihmediakan ke bentuk elektronik yang lebih tidak
memakan tempat dan mudah ditemukan kembali. Ini adalah perkembangan mutakhir dari
perpustakaan, yaitu dengan munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki
keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media
jaringan komputer (internet).

Di sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin kompleksnya koleksi
perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan, saat ini muncul
kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi business process di
perpustakaan. Sistem yang dikembangkan dengan pemikiran dasar bagaimana kita melakukan
otomatisasi terhadap berbagai business process di perpustakaan, kemudian terkenal dengan
sebutan sistem otomasi perpustakaan (library automation system).

1. Pengelolaan Dokumen Elektronik

Pengelolaan dokumen elektronik memerlukan teknik khusus yang memiliki perbedaan


dengan pengelolaan dokumen tercetak. Proses pengelolaan dokumen elektronik melewati
beberapa tahapan, yang dapat kita rangkumkan dalam proses digitalisasi, penyimpanan dan
pengaksesan/temu kembali dokumen. Pengelolaan dokumen elektronik yang baik dan
terstruktur adalah bekal penting dalam pembangunan sistem perpustakaan digital.
1. Proses Digitalisasi Dokumen

Proses perubahan dari dokumen tercetak (printed document) menjadi dokumen elektronik
sering disebut dengan proses digitalisasi dokumen. Dokumen mentah (jurnal, prosiding,
buku, majalah, dsb) diproses dengan sebuah alat (scanner) untuk menghasilkan doumen
elektronik. Proses digitalisasi dokumen ini tentu tidak diperlukan lagi apabila dokumen
elektronik sudah menjadi standar dalam proses dokumentasi sebuah organisasi.

1. Proses Penyimpanan

Pada tahap ini dilakukan proses penyimpanan dimana termasuk didalamnya adalah
pemasukan data (data entry), editing, pembuatan indeks dan klasifikasi berdasarkan subjek
dari dokumen. Klasifikasi bisa menggunakan UDC (Universal Decimal Classification) atau
DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak digunakan di perpustakaan-perpustakaan
di Indonesia.

Ada dua pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu pendekatan basis file (file base
approach) dan pendekatan basis data (database approach). Masing-masing pendekatan
memiliki kelebihan dan kelemahan, dan kita dapat memilih pendekatan mana yang akan kita
gunakan berdasarkan kebutuhan.

1. Proses Pengaksesan dan Pencarian Kembali Dokumen

Inti dari proses ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pencarian kembali terhadap
dokumen yang telah kita simpan. Metode pengaksesan dan pencarian kembali dokumen akan
mengikuti pendekatan proses penyimpanan yang kita pilih. Pendekatan database membuat
proses ini lebih fleksibel dan efektif dilakukan, terutama untuk penyimpanan data sekala
besar. Disisi lain, kelemahannya adalah relatif lebih rumitnya sistem dan proses yang harus
kita lakukan.

1. Pengembangan Sistem Otomasi Perpustakaan

Sistem otomasi perpustakaan yang baik adalah yang terintegrasi, mulai dari system
pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem pencarian kembali bahan
pustaka, sistem sirkulasi, membership, pengaturan denda keterlambatan pengembalian, dan
sistem reporting aktifitas perpustakaan dengan berbagai parameter pilihan.

Lebih sempurna lagi apabila sistem otomasi perpustakaan dilengkapi dengan barcoding, dan
mekanisme pengaksesan data berbasis web dan internet. Berikut adalah salah satu contoh
sistem otomasi perpustakaan dengan fitur-fitur yang mengakomodasi kebutuhan perpustakaan
secara lengkap, dari pengadaan, pengolahan, penelusuran, serta manajemen anggota dan
sirkulasi. Diharapkan contoh sistem yang ditampilkan dapat dijadikan studi kasus dalam
pengembangan sistem otomasi perpustakaan lebih lanjut.

 Otentikasi Sistem

Sistem akan melakukan pengecekan apakah username dan password yang dimasukkan adalah
sesuai dengan yang ada di database. Kemudian juga mengatur tampilan berdasarkan previlege
pemilik account, apakah dia sebagai pengguna atau admin dari sistem.
 Menu Utama

Menampilkan berbagai menu pengadaan, pengolahan, penelusuran, anggota dan sirkulasi,


katalog peraturan, administrasi dan security. Menu ini dapat di setting untuk menampilkan
menu sesuai dengan hak akses user (previlege), misal kita bisa hanya mengaktifkan menu
penelusuran untuk pengguna umum, dsb.

 Administrasi, Security dan Pembatasan Akses

Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk menangani pembatasan dan wewenang user,
mengelompokkan user, dan memberi user id serta password. Juga mengelola dan
mengembangkan serta mengatur sendiri akses menu yang diinginkan.

 Pengadaan Bahan Pustaka

Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk pencatatan permintaan, pemesanan dan pembayaran
bahan pustaka, serta penerimaan dan laporan (reporting) proses pengadaan.

 Pengolahan Bahan Pustaka

Fitur ini mengakomodasi proses pemasukkan data buku/majalah ke database, penelusuran


status buku yang diproses, pemasukkan cover buku/nomer barcode, pencetakan kartu katalog,
label barcode, dan nomor punggung buku (call number).

 Penelusuran Bahan Pustaka

Penelusuran atau pencarian kembali koleksi yang telah disimpan adalah suatu hal yang
penting dalam dunia perpustakaan. Fitur ini harus mengakomidasi penelusuran melalui
pengarang, judul, penerbit, subyek, tahun terbit, dsb.

 Manajemen Anggota dan Sirkulasi

Ini termasuk jantungnya sistem otomasi perpustakaan, karena sesungguhnya disinilah banyak
kegiatan manual yang digantikan oleh komputer dengan jalan mengotomasinya. Didalamnya
terdapat berbagai fitur diantaranya: pemasukkan dan pencarian data anggota perpustakaan,
pencatatan peminjaman dan pengembalian buku (dengan teknologi barcoding), penghitungan
denda keterlambatan pengembalian buku, dan pemesanan peminjaman buku.

 Pelaporan (Reporting)

Sistem reporting yang memudahkan pengelola perpustakaan untuk bekerja lebih cepat,
dimana laporan dan rekap dapat dibuat secara otomatis, sesuai dengan parameterparameter
yang dapat kita atur. Sangat membantu dalam proses analisa aktifitas perpustakaan, misalnya
kita tidak perlu lagi membuka ribuan transaksi secara manual untuk melihat transaksi
peminjaman koleksi dalam satu kategori, atau mengecek aktifitas seorang pengguna
perpustakaan dalam 1 tahun.

2. Transformasi Pustakawan
Sebetulnya yang paling memerlukan dan yang harus pertama kali melakukan transformasi di
era pengetahuan ini adalah para pustakawan. Menambah nilai pada informasi dan
pengetahuan, manajemen pengetahuan, information literacy training, multi-fungsi, dsb.;
semuanya ini memerlukan kemampuan yang lebih dari sekedar pengetahuan dan ketrampilan
di bidang TI dan bidang-bidang pengetahuan yang digeluti pengguna. Yang terlebih
diperlukan adalah kemampuan untuk melihat dan bekerja seperti ’kupu-kupu di padang
bunga pengetahuan” atau ’petani di kebunnya’.

Ini adalah kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan (tepatnya mensinergikan) berbagai
potensi TI dan pengetahuan untuk sebanyak mungkin peningkatan kuantitas dan kualitas
siklus pengetahuan. Ini merupakan kemampuan melihat ’di atas rata-rata pengguna’ dan
kreativitas. Karena itu sebetulnya daftar pekerjaan baru perpustakaan tidak pernah berakhir,
dan semuanya berpusat pada memfasilitasi pemanfaatan dan pengembangan pengetahuan.

1. KONSEP PERPUSTAKAAN DIGITAL

Perpustakaan modern di masa depan mempunyai 5 syarat yang perlu diperhatikan. Lima
kriteria ini patut dijadikan perhatian untuk melangkah kepada eksistensi perpustakaan yang
mampu bersaing di era informasi.

1. Pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dan efisien

Perubahan jaman menuntut perpustakaan untuk melakukan perubahan juga. Tidak terkecuali
layanan yang diberikan. Tidak mustahil jika sekarang beberapa jenis perpustakaan sudah
mulai merintis kliping elektronik, katalog online, pembuatan situs perpustakaan dan berbagai
aktivitas lainnya.

Aktivitas ini diharapkan akan terus berkembang dengan aktivitas-aktivitas kreatif lainnya.
Karena dengan pemanfaatan teknologi informasi, aktivitas akan semakin efektif dan efisien.
Efektif, karena dengan teknologi informasi maka informasi akan dihasilkan secara benar dan
akurat. Efisien, karena dengan teknologi informasi masalah waktu dalam menghasilkan,
mengemas dan “menjual” informasi dapat dilakukan secara cepat dan mudah.

2. Pelayanan 24 jam

Perlu diketahui bahwa dunia perbankan telah menerapkan strategi ini. Bagaimana dengan
perpustakaan yang sebenarnya mempunyai kesamaan aspek layanan dengan bank yaitu
pelayanan jasa. Bukankah keduanya juga tempat menanamkan “investasi”? Kalau bank
berupa uang, bukankah perpustakaan merupakan investasi pengetahuan. Tetapi mengapa
bank lebih memasyarakat dan lebih banyak dimanfaatkan pelanggan?

Walaupun secara fisik, pelayanan (transaksi/ pengambilan uang) tidak dilakukan, namun
bank menerapkan strategi dengan layanan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Karena memang
sudah menjadi filosofi dunia jasa – khususnya perbankan – adalah siapa yang memberikan
layanan secara terus menerus dan berkesinambungan, maka dia akan menjadi pemenang. Jadi
kapan dan di mana saja pelanggan yang membutuhkan jasa bank akan siap dilayani dengan
ATM, walaupun tidak dengan cara face to face. Bisakah hal ini diterapkan di perpustakaan?

Perpustakaan sebenarnya dapat mengadopsinya dalam bentuk layanan siap antar. Pemesanan
koleksi melalui e-mail ataupun surat dapat segera dipenuhi dengan layanan ini. Dengan cara
mempekerjakan staf menurut pembagian waktu kerja, maka aktivitas (layanan) ini akan lebih
ringan dan dapat dilaksanakan secara kontinyu

3. Adanya pustakawan kreatif

Pustakawan kreatif adalah pustakawan yang dapat menciptakan, mengemas dan “menjual”
informasi. Pustakawan tidak cukup dengan berbekal pendidikan dasar ilmu perpustakaan saja.
Namun keahlian dan keterampilan teknologi informasi menjadi salah satu syarat utama untuk
melangkah kepada perpustakaan modern yang tetap memelihara kepuasan pelanggan.

Pustakawan kreatif juga selayaknya mampu membawa perpustakaan untuk lebih dikenal
masyarakat. Karena tanpa usaha “menjual diri” dan kreativitas maka selamanya perpustakaan
akan tenggelam tak dikenal masyarakat.

4. Menghasilkan produk yang bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup


pelanggannya

Perpustakaan digital selayaknya mampu menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan


pelanggan. Yaitu informasi yang dapat memberikan manfaat dan meningkatkan taraf hidup
pelanggannya. Dalam arti bahwa setelah memanfaatkan (jasa dan produk) perpustakaan, akan
ada perubahan sikap dari pelanggan.

Produk yang dihasilkan juga berpotensi dalam pengembangan aktivitas Perpustakaan. Karena
secara tidak langsung produk perpustakaan tidak terlepas dari masalah hak cipta. Jadi
perpustakaan modern tidak sebatas mengurusi koleksi, namun juga mengurusi kontrak-
kontrak, kerjasama dengan penulis buku dan penerbit, pembagian royalti dan kegiatan
manajemen lainnya. Sehingga kegiatan yang dilakukan semakin luas dan bervariasi.

1. PUSTAKAWAN KREATIF

Kemajuan perpustakaan tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia (SDM). Empat hal
yang harus diperhatikan oleh pustakawan :

Pertama, kesenangan, bahwa pustakawan perlu menanamkan rasa senang akan pekerjaannya.
Sehingga akan tercipta profesionalitas dan rasa enjoy dalam bekerja.

Kedua, cerahkan hari-hari pelanggan. Pustakawan semestinya mampu mengubah sikap


pelanggan untuk selalu berguna dan bermanfaat.

Ketiga, siap melayani. Pustakawan mempunyai kewajiban untuk melayani secara ikhlas dan
tanpa beban. Tentunya melayani dengan memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.

Keempat, tentukan sikap sebagai pustakawan. Pustakawan harus disiplin, jujur dan ramah.
Pustakawan juga harus mempunyai komitmen serta visi dan misi untuk selalu
mengembangkan perpustakaan.

Perpustakaan harus memberikan yang menarik. Dengan kreativitas akan memunculkan


aktivitas-aktivitas yang selalu menguntungkan pelanggan. Dengan harapan melalui
kreativitas, pelanggan akan merasa betah dan tertarik untuk selalu memanfaatkan serta datang
kembali ke perpustakaan. Adapun tolak ukur kepuasan pelanggan untuk kesuksesan sebuah
layanan, setidaknya ada 3 hal yang patut diperhatikan, yaitu :

Produk perpustakaan sebisa mungkin benar-benar memberikan manfaat, aman dikonsumsi


dan ditampilkan dengan menarik. Dalam arti bahwa informasi yang dihasilkan akan
mengubah pola pikir, gaya hidup bahkan perilaku pelanggan yang dulunya kurang baik
menjadi baik.

Pelayanan perpustakaan disajikan dengan baik dan benar. Baik, karena pelayanan sesuai
dengan keinginan pelanggan. Benar, bahwa pelayanan tepat kepada sasaran yang
membutuhkan.

Pemesanan produk dikirim dalam waktu yang singkat, tidak merugikan pelanggan dan
disampaikan dengan sopan dan hormat.

Demikianlah mengapa pustakawan dituntut untuk kreatif demi tercapainya kepuasan


pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan menyukai sesuatu yang baru, serba instan dan
penuh kejutan. Kiranya perpustakaan dapat melakukannya sebagai aktivitas untuk
menjadikan (suasana/ kondisi) perpustakaan semakin “hidup”. Bahwa perubahan tidak selalu
membawa kemajuan. Tetapi kemajuan selalu membutuhkan perubahan karena dengan
teknologi informasi kiranya impian ini dapat menjadi kenyataan dalam merubah konsep
perpustakaan konvensional menuju perpustakaan yang berwawasan teknologi.

1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL

 Kelebihan Perpustakaan Digital

1. Tidak dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan digital tanpa
harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai koneksi  dengan internet;
2. Tidak dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24 jam dalam
sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama pengguna terhubung
dengan internet;
3. Penggunaan informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh pengguna
secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang yang banyak;
4. Pendekatan berstruktur:  pengguna dapat mencari informasi secara berstruktur,
misalnya dimulai dari menelusur katalog on line , kemudian masuk ke full text,
selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;
5. Lebih akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam pencariannya. Kata
kunci yang tepat, akan membantu pengguna mendapatkan informasi yang akurat dan
sesuai dengan kata kunci yang dicantumkannya;
6. Keaslian dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan bentuk
image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;
7. Jaringan perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan kerjasama/link
antar perpustakaan digital, dimana  ada kesepakatan antar pengelola perpustakaan
untuk melakukan resource sharing melalui jaringan internet;
8. Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi  menjadi lebih murah

 Kekurangan Perpustakaan Digital

1. Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah transfer
dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan jelas, masalah ini
masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan perpustakaan digital;
2. Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak daripada teks
elektronik;
3. Proses digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama, dibutuhkan
ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan memelihara koleksi digital;
4. Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak mempunyai jenset,
tidak dapat beroperasi.
5. Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna mengakses
perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari warnet,  maka
pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan mengunjungi perpustakaan
digital, pengguna tidak merasa perlu mengunjungi perpustakaan secara fisik, tapi
dapat mengunjungi perpustakaan dengan cara on line.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Banjir informasi semakin terasa dampaknya. Oleh karenanya penyeleksian informasi perlu
dilakukan. Teknologi informasi dapat membantu melakukannya menuju kehidupan yang
lebih baik. Ada kemungkinan di masa depan koleksi perpustakaan bisa jadi bukan lagi
berwujud buku-buku (tercetak). Melainkan sudah direproduksi menjadi kumpulan compact
disc (CD) sebagai alih bentuk tercetak ke digital.

Layanan pun semakin berkembang. Perpustakaan dituntut untuk selalu memposisikan sebagai
“operator informasi”. Artinya informasi tidak begitu saja tersimpan/ berhenti di perpustakaan.
Tetapi bagaimana mendistribusikan informasi kepada seluruh pelanggan yang membutuhkan.

Saat perpustakaan mampu mewujudkan seluruh aktivitasnya berbasis teknologi informasi


secara terus menerus dan berkesinambungan. Layanan siap antar dan layanan online
(interaktif) menjadi penting diimplementasikan untuk selalu menemani pelanggannya.
Sehingga kenikmatan pelanggan tidak hanya dari produk (informasi) digital saja, tetapi juga
layanan kemudahan akses informasi yang cepat dan akurat. Di sisi lain, talenta dan potensi
pustakawan perlu dioptimalkan. Kebebasan mengekspresikan ide/ gagasan perlu disalurkan
dalam menciptakan kreativitas. Sehingga aktivitas perpustakaan semakin semarak dan penuh
keceriaan.

Sudah saatnya perpustakaan menyambut masa depan yang serbadigital. Segala aktivitas
selayaknya mengarah kepada penerapan teknologi yang tercipta untuk dimanfaatkan dan
didayagunakan. Bukan saatnya lagi teknologi menjadi sebuah hambatan untuk melangkah
lebih maju dalam menatap masa depan. Terciptanya teknologi akan merangsang dalam
menghasilkan produk (informasi) secara akurat, terkini dan terseleksi. Tentunya dengan tetap
memperhatikan faktor kemanfaatan. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan akan
membawa kepada layanan informasi yang berkualitas. Tentunya yang diimpikan adalah
layanan informasi yang tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Kapan dan di mana saja
perpustakaan siap menemani serta memuaskan pelanggannya.

Di Indonesia, keberadaan perpustakaan digital belum akan akan mengganti keberadaan


perpustakaan konvensional. Keberadaannya sebagai pelengkat dan penambah nilai dari
perpustakaan yang sudah ada. Membangun perpustakaan digital bukan suatu pekerjaan yang
mudah. Perencanaan dan studi kelayakan secara teknis, ekonomis, dan social harus
dilakukan. Namun demikian apabila kita berhasil membangun perpustakaan digital secara
baik, niscaya citra perpustakaan akan semakin meningkat. Citra yang baik harus kita
upayakan secara terus menerus, agar supaya perpustakaan dapat meningkatkan kepercayaan
dari pihak-pihak yang berkepentingan. Kalau tingkat kepercayaan dari pihak yang
berkepentingan terhadap perpustakaan sudah tinggi, maka apapun program yang diusulkan
akan mudah disetujui.

1. SARAN

Perpustakaan dapat memperluas akses penggunanya. Selain itu kerjasama pertukaran data
adalah langkah awal menuju kerjasama layanan yang lebih luas dan lebih baik lagi yang
akhirnya dapat meningkatkan penetrasi ilmu pengetahuan dan budaya ke masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA

Arms, William Y. Digital libraries. Cambridge, Mass. : The MIT Press, 2000.

Griffin. 1999. An Architecture for Collaborative Math and Science Digital Libraries: Master
thesis. Blacksburg, VA, Virginia Tech Department of Computer Science.

Hermawan, Rachman ; Zen Zulfikar. 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto.

http://www.ala.org/acrl/mcmill.html (3/10/19)
Sawyer, Susan K. Elektronic books : their definition, usage and role in libraries.

http://libres.curtin.edu.au/libres12n2/ebooks.html (4/10/19)

Soekartawi. E-Learning di Indonesia dan Prospeknya di Masa Mendatang.

Sismanto. (2008). Manajemen Perpustakaan Digital. Jakarta : Afifia Pustaka

Wikipedia, the free encyclopedia.”Digital library”.

http:em.wikipedia.org/wiki/Digital_libraries. Diakses 10 Oktober 2019

Tag: MANFAAT PERPUSTAKAAN DIGITAL, PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN


DIGITAL, perpustakaan digital, PUSTAKAWAN KREATIF, tujuan manfaat

Navigasi pos
Makalah “PERPUSTAKAAN DI ERA GENERASI MILLENNIAL”

2 thoughts on “MAKALAH “PERPUSTAKAAN


DIGITAL””
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditand

Anda mungkin juga menyukai