PENDAHULUAN
Lihat saja misalnya, puluhan ribu orang telah mengikuti pelatihan ESQ
yang dipelopori oleh Ary Ginanjar Agustian. Ada juga pelatihan sholat khusyuk`
oleh Abu Sangkan, Wisata Hati ala Ustadz Yusuf Mansyur, Manajemen Qolbu
Abdullah Gymnastiar, atau pelatihan spiritual yang digelar Anand Khrisna.
Berbagai macam kegiatan yang berhubungan dengan spiritualitas juga senantiasa
dibanjiri oleh peminat. Selain itu, buku-buku bertemaspiritualitas juga laris
diserbu oleh pembaca. Demikian juga dengan membanjirnya situs-situs
spiritualitas.
Tulisan ini memang tidak memberikan deskripsi secara utuh terhadap eksistensi
kebangkitan spiritualitas, sebab memang bukan hal mudah untuk melakukannya.
Apa yang penulis ungkap dalam tulisan ini adalah perspektif kritis dalam melihat
1
dinamika kebangkitan spiritualitas yang sedemikian pesat. Bagaimana pun juga,
fenomena ini memiliki kaitan erat dengan dinamika lain di luar arus spiritualitas
itu sendiri, terutama kepentingan; baik ekonomi, politik, maupun kekuasaan.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi
1. Definisi Motivasi
Pengertian motivasi berasal dari bahasa inggris motivation yang
mengandung arti (peng-) alasan, daya batin, dan dorongan; atau kontrol
batiniah dari tingkah laku seperti yang diwakili oleh kondiri-kondisi
fisiologi, minat-minat, kepentingan-kepentingan, sikap-sikap, aspirasi-
aspirasi; atau kecendrungan organisme untuk melakukan sesuatu; sikap
atau perilaku yang dipengaruhi oleh kebutuhan dan diarahkan kepada
tujuan tertentu yang telah direncanakan (Hamidi Bakran,2007:343)
Menurut McDonald dalam Oemar Hamalik (1992:173) motivasi
adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya afeksi dan reaksi untuk mencapai tujuan.
motivasi adalah dorongan atau perangsang yang membuat seseorang
melakukan pekerjaan yang diinginkannya dengan rela tanpa merasa
terpaksa sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
atau menghasilkan sesuatu yang memuaskan.1( Tanpa Tahun: 7)
Menurut Malayu Hasibuan, kata motivasi berasal dari bahasa Latin
movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Sedangkan apabila
dikaitkan dengan manajemen sumber daya manusia, maka motivasi ini
mempersoalkan tentang cara untuk dapat mengarahkan daya dan potensi
bawahan agar mau bekerja secara produktif sehingga berhasil mencapai
standar yang sudah ditetapkan mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Sedangkan menurut Berelson dan Steiner yang dikutip oleh Abdul
Mursi menyebutkan bahwa istilah motivasi merupakan kondisi internal
dari seorang individu yang dapat melahirkan kekuatan, kegairahan dan
dinamika serta pada akhirnya mampu mengarahkan dan membentuk pola
tingkah laku individu yang bersangkutan.
1
3
Berbeda dengan barat, dalam Islam pembahasan motivasi tidak bisa
dilepaskan dari tahapan kehidupan manusia, terdiri dari: (1) Tahapan pra-
kehidupan (alam perjanjian), pada alam ini terdapat rencana Tuhan yang
memotivasi kehidupan manusia didunia ini. Isi dari motivasi itu adalah
amanah yang berkenan dengan tugas dan peran kehidupan manusia di
dunia. (2) Tahapan kehidupan dunia, pada tahap ini merupakan realisasi
atau aktualisasi diri terhadap amanah yang telah diberikan ditahap
prakehidupan dunia . (3) Tahapan alam pasca-kehidupan dunia (alam
akhirat), pada kehidupan ditahap ini manusia diminta oleh Allah untuk
mempertanggung jawabkan semua aktivitasnya, apakah dilakukan sesuai
dengan amanah atau tidak,jika sesuai maka ia mendapatkan surga dan jika
tidak maka ia mendapatkan neraka.
Berkaitan dengan aspek pemenuhan kebutuhan manusia,dalam Islam,
kebutuhan manusia itu dibagi menajadi kebutuhan jasmani (lahiriyah) dan
kebutuhan rohani (bathiniyah), maka tingkah laku manusia tidak hanya
dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga tingkah laku
manusia dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan rohani/spiritual.
Dorongan-dorongan yang memotivasi tingkah laku manusia untuk
memenuhi kebutuhan rohani inilah yang kemudian disebut dengan
motivasi spiritual.
Selanjutnya, Anshari menjelaskan bahwa motivasi spiritual seorang
muslim terbagi menjadi tiga: motivasi akidah, motivasi ibadah dan
motivasi muamalat. Motivasi akidah adalah keyakinan hidup, yaitu
pengikraran yang bertolak dari hati. Jadi, motivasi akidah dapat ditafsirkan
sebagai motivasi dari dalam yang muncul akibat kekuatan akidah tersebut.
Ibadah merupakan tata aturan Illahi yang mengatur hubungan ritual
langsung antara hamba Allah dengan Tuhannya yang tata caranya
ditentukan secara rinci dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Sedangkan
motivasi ibadah merupakan motivasi yang tidak pernah dilakukan oleh
orang yang tidak memiliki agama, seperti sholat, doa, dan puasa. Jika
4
dikaitkan dengan kegiatan bekerja, ibadah masih berada dalam taraf
proses, sedangkan output dari ibadah adalah muamalat. Muamalat
merupakan tata aturan Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan
sesama manusia dan manusia dengan benda atau materi. Motivasi
muamalat ini berarti mengatur kebutuhan manusia seperti: kebutuhan
primer (kebutuhan pokok), sekunder (kesenangan) dengan kewajiban
untuk dapat meningkatkan kinerja dan kebutuhan primer (kemewahan)
yang dilarang oleh Islam.2
B. Spiritual Islam
2
Yoiz Shofwa S, SP, M.Si Pengaruh Motivasi Spiritual Dan Kepemimpinan Spiritual
Terhadap Kinerja Religius Dosen Dan Karyawan Stain Purwokerto, Jurnal Pro Bisnis Vol. 6 No.1
Februari 2013. 6-8
3
Mohd Zain bin Mubaroq. 2015
5
a. Unsur-Unsur kecerdasan spiritual islam
4
Hanifiyah Yuliatul Hijriah. Jurnal Tsaqofah, Vol. 1, No. 12, Mei 2016. 194
5
Fridayanti. Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2015, Vol. 2, No. 2, Hal:
199 – 208.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
8