Anda di halaman 1dari 6

MODUL BIMWIN #1

PERKENALAN DAN KONTRAK BELAJAR

GAMBARAN UMUM
Materi ini akan menjadi pembuka seluruh rangkaian kegiatan bimbingan perkawinan. Ia
secara umum dimaksudkan untuk mencairkan suasana belajar sehingga menjadi akrab,
dialogis, dan partisipatoris. Materi ini menitikberatkan pada pengenalan secara umum
terhadap seluruh materi yang akan disampaikan, perkenalan peserta, identifikasi harapan
dan kekhawatiran, kesepakatan jadwal bimbingan, dan kontrak belajar.
Kegiatan pre test sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan bimbingan perkawinan dilakukan
sehingga di sessi pertama ini waktu lebih optimal digunakan untuk perkenalan, menggali
harapan dan menyepakati aturan main atau kontrak belajar.

TUJUAN
Membangun suasana pelatihan (bimbingan perkawinan) yang akrab, komunikatif, dan
partisipatoris, serta memetakan latar belakang peserta bimbingan.

POKOK BAHASAN
• Perkenalan;
• Materi umum dan jadwal;
• Harapan, kekhawatiran, dan aturan main.

METODE
• Angin Bertiup;
• Curah Pendapat;
• Diskusi Kelompok;
• Presentasi.

MEDIA
• Kertas flipchart;
• Kertas Metaplan,
• Spidol besar;
• Spidol kecil;
• Lakban;
• Potongan kertas bekas sejumlah peserta.

WAKTU
• 90 Menit

LANGKAH-LANGKAH

Pembuka (5 Menit)
1. Mulailah dengan salam dan berilah semangat kepada para peserta;
2. Ajak semua peserta untuk mengawali kegiatan bimbingan perkawinan dengan
membaca basmallah bersama-sama.
3. Jelaskan secara singkat tentang tujuan umum sesi ini.

Langkah 1: Perkenalan (35 Menit)


1. Undanglah seluruh peserta ke tengah ruangan untuk bermain Angin Bertiup.
ANGIN BERTIUP

Persiapan:
a. Mintalah setiap peserta untuk berkumpul di tengah ruangan atau bagian
ruangan lain yang cukup luas, lalu minta mereka untuk membentuk lingkaran;
b. Berilah mereka selembar potongan kertas bekas. Lalu, mintalah mereka
meletakkan kertas tersebut tepat di depan kaki mereka sebagai penanda
tempat masing-masing;
c. Jelaskan aturan main sebagai berikut: satu orang peserta berdiri di tengah
lingkaran dan berkata, “Angin bertiup.” Kemudian seluruh peserta lain
bertanya, “Bertiup ke mana?” Orang yang berada di tengah menyebutkan satu
sifat, kategori, kondisi, atau lainnya. Misalnya, “Kepada yang berkaca mata.”
Seluruh peserta yang berkaca mata harus bergerak dan bertukar tempat. Orang
yang tidak mendapatkan tempat, beralih ke tengah lingkaran dan memimpin
permainan. Setelah menyebutkan kategori perpindahan tempat, ia mesti ikut
bergerak mencari tempat kosong, lalu posisinya di tengah lingkaran digantikan
oleh orang yang tidak mendapatkan tempat. Begitu seterusnya.

Pelaksanaan:
a. Permainan dimulai dengan fasilitator berdiri di lingkaran sebagai pemimpin
permainan. Fasilitator, “Angin bertiup.” Lalu seluruh peserta bertanya, “Bertiup
ke mana?” Fasilitator menjawab, ”Kepada yang akan menikah bulan ini.” Lalu
fasilitator lari menuju tempat yang ditinggalkan salah satu peserta yang telah
bergerak sehingga satu orang peserta tidak mendapatkan tempat dan pindah
ke tengah lingkaran untuk memimpin permainan.
b. Mintalah ia berkata, “Angin bertiup.” Tanyalah serentak, “Bertiup ke mana?”
Mintalah peserta yang berdiri di tengah lingkaran untuk menyebutkan satu
kategori. Kemudian ingatkan peserta yang sesuai dengan kategori tersebut
untuk bergerak dan berpindah tempat.
c. Demikian seterusnya hingga kurang lebih lima kali pergantian orang yang
memimpin permainan, atau hingga suasana relatif sudah cair, atau selama
kurang lebih 15 menit.

Penutupan:
a. Tanyakan kepada peserta apa yang dipelajari dari proses bermain “Angin
Bertiup” berkaitan dengan perkawinan. Ambil setidaknya tiga hal. Kemudian
kaitkan tiga hal tersebut dengan konsep bahwa sebuah perkawinan mesti
memiliki harapan luhur, yang kemudian dirumsukan dalam sesi perkenalan.
b. Ajaklah mereka bertepuk tangan dan kembali ke tempat duduk masing-masing.

2. Berilah setiap peserta satu kertas metaplan dan spidol kecil atau alat tulis lainnya.
Mintalah mereka menuliskan nama panggilan ditambah satu kata yang dituliskan di
bawah nama panggilan (bisa berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat) yang terkait
dengan cita-cita dan harapan perkawinan. Huruf pertama kata tambahan itu sama
dengan huruf pertama nama panggilan mereka. Contoh: Faqih-Fantastik, Khadijah-
Kangen, Rita-Religius, Amin-Amanah
3. Nama dan kata tambahan itu harus ditulis di kertas metaplan dengan spidol dan huruf
besar yang terbaca dari jarak kurang lebih 10-15 meter. Usahakan kertas itu bisa
ditempel, atau diberdirikan di meja masing-masing peserta agar bisa dibaca oleh
semua peserta lain.
4. Mintalah setiap peserta menyepakati tiga hal saja yang akan diperkenalkan oleh
masing-masing secara singkat. Misalnya nama, asal daerah, dan kapan mereka akan
menikah.
5. Mintalah peserta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan tiga hal yang
disepakati dan menjelaskan secara singkat makna kata yang dituliskan di bawah nama
panggilan mereka. Misalnya, kata fantastik bermakna: “Saya berharap akan
memperoleh hal-hal yang fantastik dalam perkawinan, yakni hidup enak, nyaman, dan
bahagia.”
6. Semua yang hadir di kelas agar menyampaikan perkenalan, baik peserta, fasilitator,
maupun panitia.
7. Dari semua sifat yang disampaikan semua yang hadir simpulkan menjadi beberapa nilai
atau harapan yang dilekatkan seseorang terhadap perkawinan, atau persoalan yang
mungkin dihadapi, tantangan, atau kenyataan yang ditemukan setiap pasangan.
Ingatkan para peserta untuk menghafal nama panggilan setiap orang.
8. Ingatkan semua peserta bahwa substansi poin (7) adalah bahwa perkawinan itu bisa
menghadirkan kebaikan dan kemaslahatan, tetapi juga bisa mendatangkan yang
sebaliknya. Untuk memperoleh harapan-harapan baik dan menghindarkan dari
berbagai kemungkinan buruk, dibutuhkan bekal dan persiapan yang cukup. Salah satu
persiapan yang penting adalah bimbingan calon pengantin ini.

Langkah 2: Materi Umum dan Jadwal (25 Menit)


1. Kaitkan materi ini dengan poin-poin terkait perkawinan yang telah digali pada sesi
perkenalan. Misalnya, strategi bertahan dalam permainan “Angin Bertiup” dikaitkan
dengan pentingnya memiliki harapan luhur dalam perkawinan. Karenanya, perkawinan
mesti disiapkan dengan matang, di antaranya melalui Bimbingan Perkawinan yang akan
diikuti semua peserta.
2. Bagilah peserta ke dalam kelompok sesuai dengan kebutuhan. Idealnya, satu kelompok
terdiri atas empat sampai enam orang. Mintalah mereka berhitung dari satu hingga
empat/lima/enam dan kembali ke angka satu sampai empat/lima/ enam. Demikian
seterusnya sampai peserta terakhir.
3. Berilah mereka kertas dan alat tulis, kemudian mintalah mereka mendiskusikan tiga hal
berikut:
a. Problem apa saja dalam perkawinan yang perlu diwaspadai oleh setiap calon
pengantin agar perkawinan tidak mudah rusak?
b. Materi atau pengetahuan apa sajakah yang ingin mereka peroleh dalam proses
Bimbingan Perkawinan ini?
c. Keterampilan apa sajakah yang perlu dilatihkan dalam proses Bimbingan
Perkawinan ini?
4. Mintalah mereka untuk berdiskusi selama 10 menit, lalu tuliskan hasil diskusi dalam
bentuk tabel seperti ini:
Tabel-1
Diskusi Materi dan Ketrampilan

PROBLEM MATERI KETERAMPILAN

5. Mintalah setiap kelompok menempelkan hasil diskusi di dinding dan persilakan setiap
kelompok untuk presentasi. Selama presentasi, fasilitator menuliskan kata kunci hasil
diskusi kelompok di kertas flipchart atau papan tulis dalam tabel seperti di bawah ini.
Materi yang sulit dikategorikan bisa dimasukkan dalam kolom “Lain-lain”:

Tabel-2
Materi Bimbingan dan Usulan Peserta

MATERI/KETERAMPILAN BIMBINGAN MATERI / KETERAMPILAN USULAN


PESERTA
Perkawinan dan Keluarga Sakinah
Psikologi Keluarga
Memenuhi Kebutuhan Keluarga
Kesehatan Reproduksi Keluarga
Menyiapkan Generasi Berkualitas
Lain-lain

6. Setelah presentasi, bacalah hasil ringkasan fasilitator yang tertulis di tabel. Ingatkan
peserta bahwa Bimbingan Perkawinan ini terbatas waktunya sehingga perlu skala
prioritas. Penting untuk disampaikan bahwa materi bimbingan telah disiapkan tetapi
setiap peserta mesti berpartisipasi aktif agar materi yang disampaikan benar-benar
sesuai dengan kebutuhan mereka. Materi dan keterampilan yang masuk kategori lain-
lain dan dipandang prioritas dapat diusahakan untuk masuk ke dalam sesi-sesi yang
ada melalui tanya jawab atau lainnya.
7. Bagikan jadwal Bimbingan Perkawinan kepada peserta. Mintalah mereka untuk
mengenali materi-materi yang akan disampaikan dan pastikan pembagian waktunya
sesuai dengan jam waktu shalat. Jika ada usulan perubahan, pastikan tidak mengurangi
durasi jam bimbingan.
Langkah-3: Harapan, Kekhawatiran, dan Kontrak Belajar (25 menit)
1. Siapkan kertas flipchart dan buatlah tiga kolom seperti di bawah ini:

Tabel-3
Harapan, Kekhawatiran, dan Aturan Main

HARAPAN KEKHAWATIRAN ATURAN MAIN

2. Bagikan satu kertas metaplan atau kertas lainnya kepada setiap peserta. Mintalah
mereka untuk menuliskan 1 harapan dan 1 kekhawatiran terkait dengan proses
Bimbingan Perkawinan ini (bukan perkawinan), baik mengenai materi maupun
pelaksanaan bimbingan.
3. Mintalah mereka membacakan satu persatu. Tulislah kata kunci jawaban mereka di
kertas flipchart sesuai dengan kolomnya. Hubungkan harapan dan kekhawatiran
tentang substansi bimbingan dengan materi yang ada di Jadwal Bimbingan.
4. Sementara, harapan dan kekhawatiran berkaitan dengan pelaksanaan bimbingan,
tanyakanlah kepada peserta usulan tentang aturan main agar proses bimbingan
berjalan maksimal. Tulislah kata kunci usulan itu di kolom Aturan Main yang ada di
kertas flipchart. Misalnya, HP mesti diset dalam modus silence (diam), datang tepat
waktu, tidak mendominasi forum, menghormati perbedaan pendapat, aktif dalam
setiap sesi, dll.
5. Setelah selesai, ingatkan sekali lagi bahwa tujuan utama Bimbingan Perkawinan ini
adalah memahami konsep dan melatih keterampilan kerja sama dalam mengelola
perkawinan sehingga bisa mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
6. Tanyakanlah kepada peserta, “Apakah Anda semua siap bekerja sama mewujudkan
perkawinan dan keluarga yang menyenangkan?” Kemudian tanyalah mereka: “Apakah
Anda semua siap bekerja sama selama proses Bimbingan Perkawinan ini?” Ajak
mereka bertepuk tangan untuk mengakhiri sesi.

CATATAN UNTUK FASILITATOR


1. Untuk mengantisipasi keterbatasan waktu, semua media belajar harus disiapkan secara
cermat sebelum pelatihan dimulai, termasuk jadwal bimbingan, kertas flipchart yang
sudah diberi tabel seperti Tabel-1 dan Tabel-2.
2. Fasilitator dapat mengganti media dalam sesi ini dengan media lain yang penting
memenuhi tujuan penggunaannya. Misalnya, batu diganti dengan sandal atau kepalan
kertas koran untuk menandai tempat peserta dalam permainan “Angin Bertiup”, kertas
metaplan dengan kertas kosong apa saja, spidol kecil bisa diganti ballpoint atau bahkan
pensil.
3. Jika ruang tidak cukup luas untuk membuat lingkaran, permainan “Angin Bertiup”
dapat diganti dengan Kuis Siapa Dia:
KUIS SIAPA DIA

Persiapan:
a. Ajaklah seluruh peserta untuk maju ke depan dengan membawa selembar kertas dan
alas tulis.
b. Mintalah mereka membuat dua barisan, yaitu barisan laki-laki dan barisan perempuan.
Pastikan para calon suami sejajar dengan calon istrinya.
c. Setelah sejajar, mintalah mereka dalam posisi berdiri saling memunggungi. Ingatkan
mereka bahwa selama menjawab pertanyaan mereka dilarang bertanya, menjawab,
baik secara langsung maupun dengan isyarat, pada pasangannya.

Pelaksanaan:
a. Mintalah setiap peserta untuk menuliskan nama calon suami/istrinya di bagian kanan
atas kertas, lalu mintalah mereka menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Siapakah nama lengkap calon suami/istri kalian? Tulis “Nama Lengkap: .....”
2. Apa nama panggilan calon suami/istri kalian di waktu kecil? Tulis “Nama Panggilan
waktu kecil: …….”
3. Siapakah nama lengkap calon Bapak dan Ibu Mertua kalian? Tulis “Nama Lengkap
Bapaknya: .....”, Nama Lengkap Ibunya: ......”
4. Berapakah ukuran sepatu calon suami/istri kalian? Tulis “Ukuran Sepatunya: …..”
5. Apa warna yang paling disukai calon suami/istri kalian? Tulis “Warna Favoritnya:
........”
6. Apakah makanan yang paling disukai calon suami/istri kalian? Tulis “Makanan
Favoritnya: …....”
7. Apakah makanan yang paling tidak disukai calon suami/istri kalian? tulis
“Makanan Yang Paling Tidak Disukai: ......”
8. Apakah sifat kalian yang paling disukai calon suami/istri? Tulis “Sifat Saya Yang
Paling Disukainya: ……”
9. Apakah kebiasaan kalian yang paling tidak disukai calon suami/istri? Tulis
“Kebiasaan Saya Yang Paling Tidak Disukainya: …….”
10. Apakah cita-cita calon suami/istri kalian? Tulis: “Cita-citanya: …....”
b. Mintalah peserta untuk melipat jawaban, lalu berbalik sehingga berdiri berhadapan,
dan mintalah mereka untuk menyerahkan jawaban kepada pasangannya masing-
masing. Tapi, minta mereka untuk tidak membukanya sebelum aba-aba.
c. Beritahukan bahwa mereka akan diminta mencentang jawaban benar, dan mencoret
jawaban yang salah dengan cepat, setelah hitungan ketiga. Mintalah mereka untuk
bersiap-siap. Lalu mulailah menghitung: satu, dua, tiga!
d. Mintalah mereka angkat kertasnya untuk jawaban benar 10? 9? 8? 7? 6? 5 ke bawah?

Penutup:
a. Pelajaran apa yang bisa diambil dari permainan ini? Ambil setidaknya tiga jawaban.
b. Ingatkan bahwa perkawinan dan hidup berkeluarga adalah proses panjang. Suami-istri
mesti saling mengenal segala hal terkait pasangannya. Suami-istri juga harus saling
menyesuaikan diri satu sama lain agar terwujud kualitas hidup yang lebih baik. Peserta
dengan nilai tinggi jangan lengah. Sebab, masih banyak hal yang perlu dikenali dari diri
pasangan, dan yang dapat nilai rendah jangan berkecil hati karena perkenalan yang
lebih dalam baru saja akan dimulai. Ajak peserta untuk bertepuk tangan.

Anda mungkin juga menyukai