Anda di halaman 1dari 47

BIO DATA

Nama : Wasis Istiyoko, S.Sos., M.Si., CHRMP


Tempat & tgl lahir : Purwokerto, 13 Oktober 1967
Pangkat : Pembina Tk. I IV/b NIP 196710131996031002
Status : K-1
Pendidikan : Ph.D. (Chand.) University Utara Malaysia
Alamat : Jl. Pemancar V/13 Komp. Eks Deppen RRI Cisalak Depok
Jabatan : Paban Madya 3/Watsah Spaban VI/Bin PNS Spers TNI
Pengalaman Kerja : Lapetal-Subdis Perssip-Seskoal
HP : 087887104389
DISIPLIN DAN ETOS KERJA
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DESKRIPSI SINGKAT

Mata diklat ini membahas beberapa hal pokok dalam bidang :


 Etos Kerja PNS
 Kinerja (PP 46/2011 DAN PP 30/2019
 Disiplin PNS (PP 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS)
 Isu Manajemen ASN
TRANSFORMASI MANAJEMEN PNS

Misi “Mewujudkan Aparatur BIROKRASI


Sipil Negara yang memiliki BERSIH,
integritas, profesional, melayani KOMPETEN
dan sejahtera” 2025 SEJAHTERA
MELAYANI

2019 PENGEMBANGAN
POTENSI/HUMAN PROFESIONALISME
2014 CAPITAL ASN – KOM-IN-KIN
MANAJEMEN
SDM Visi “Memindahkan Aparatur
2000 Gen. V- Brainware Management Sipil Negara dari Comfort
1999 Zone ke Competitive Zone”
ADMINISTRASI
Gen. IV (1975-1999) : KEPEGAWAIAN
Stra MSDM
1974 Adaptif-integritas-berkinerja-netral-dedikasi-bermoral
.      Gen. III (1965-74):HRM
VISI DAN MISI KEPEGAWAIAN NEGARA
DI ERA UU ASN

VISI MISI

Mewujudkan Aparatur Sipil


Negara yang memiliki Memindahkan Aparatur
integritas, profesional, Sipil Negara dari Comfort
melayani dan sejahtera Zone ke Competitive Zone
Kode Etik dan Grand Design Reformasi
Birokrasi

“Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi


pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif,
berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi,
dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur
negara”
DASAR HUKUM PENGEMBANGAN SDM

Amanat UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

ASN Sebagai Profesi Hak Pengembangan Kompetensi Pengembangan Karir PNS


Pasal 3 Pasal 21 Pasal 69

• Integritas Moral PNS berhak Pengembangan karier PNS


memperoleh dilakukan berdasarkan
• Pelayanan Publik pengembangan kualifikasi, kompetensi,
• Profesional kompetensi penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah,
dengan mempertimbangkan
integritas dan moralitas
UKURAN PROFESIONALISME ASN

Profesionalisme

KOMPETENSI :
KINERJA :
Pendidikan INTEGRITAS : Prestasi yang diberikan
Keterampilan Disiplin seseorang atas unjuk kerja
yang dicapainya
Pengalaman Jujur
Adil
Loyal
Reformasi Bidang Kepegawaian
1. Pengadaan (Recruitment) • Restrukturisasi organisasi (right
2. Placement and promotion sizing; flat org.)
3. Performance-based Mgt./SKP • Service Delivery
4. Kinerja • Outcomes Oriented
5. Core competency training • Mind-set dan Culture set
6. Welfare dan Renumerasi SDM
Penataan • Strong commitment
Organisasi/
Aparatur Bisnis Proses

Modernisasi • Sistem Informasi Kepegawaian


• Deregulasi Regulasi Pelayanan • Pemanfaatan TIK (e-office, e-gov
• Law Enforcement dan i-gov)
• Reward and Punishment • Transparansi dan akuntabilitas
• De-kooptasi dengan politik • Efektivitas dan efisiensi
• • Penyederhanaan/Simplifikasi proses
Minimalisasi spoiling system
• Wasdal/supervisi
DRIVING FACTORS (FAKTOR PENDORONG)
PERUBAHAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

Intervensi Politik tinggi, sehingga netralitas terganggu

PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi


Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analisis beban kerja dan perencanaan SDM
yang benar
Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi terjadi mismacht

Terbatasnya mobilitas PNS secara Nasional


Terbatasnya kesempatan mengembangkan diri karena keterbatasan kuota jumlah peserta

Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan


Masalah overstaff (kelebihan secara kuantitas/jumlah) dan understaff (kekurangan secara
kualitas/kompetensi)
Budaya kinerja PNS masih rendah
Gaji PNS belum berdasarkan individual, internal, & eksternal equity

Tsunami Pensiun
PP yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku (Psl 362)
1. PP Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri
2. PP Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji PNS
3. PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS
4. PP Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urutan Kepangkatan PNS
5. PP Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS
6. PP Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS
7. PP Nomor 29 Tahun 1997 tentang PNS yang Menduduki Jabatan Rangkap
8. PP Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi PNS
9. PP Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS
10. PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS
11. PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural
12. PP Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan PNS
13. PP Nomor 15 Tahun 2001 tentang Pengalihan Status Anggota TNI dan Anggota POLRI Menjadi PNS Untuk Menduduki Jabatan
Struktural
14. PP Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian PNS
15. PP Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian PNS yang Mencapai BUP bagi Pejabat Fungsional
KRITERIA IMPLEMENTASI MERIT SISTEM
a. seluruh Jabatan sudah memiliki standar kompetensi
Jabatan;
b. perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan Anjab dan
ABK;
c. pelaksanaan seleksi dan promosi dilakukan secara terbuka;
d.memiliki manajemen karir yang terdiri dari perencanaan, pengembangan, pola
karir, dan kelompok rencana suksesi yang diperoleh dari manajemen talenta;
e.memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi berdasarkan pada penilaian
kinerja yang objektif dan transparan;

f. menerapkan kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;


g. merencanakan dan memberikan kesempatan pengembangan kompetensi
sesuai hasil penilaian kinerja;
h.memberikan perlindungan kepada Pegawai ASN dari tindakan penyalahgunaan
wewenang; dan
i. memiliki sistem informasi berbasis kompetensi yang terintegrasi dan dapat diakses
oleh seluruh Pegawai ASN.
Jenjang Jabatan Fungsional
2. Jenjang
1. Jenjang Utama Ketrampilan

Utama Penyelia
• Profesional Tertinggi • Koordinasi Ketrampilan

Madya Mahir
• Profesional Tinggi • Ketrampilan

Muda Terampil
• Profesional Tingkat • Lanjutan Ketrampilan
Lanjutan

Pertama Pemula
• Profesional Tingkat Dasar • DasarKetrampilan
MANAJEMEN PNS
Perencanaan
Kebutuhan
Rekruitment
Sistem Informasi

Pangkat
Penghargaan
Jabatan

Pensiun, Jaminan Hari Manajeme Pola


Tua & Perlindungan Karier
n PNS

Penggajian & Pengembangan


Tunjangan Karier

Disiplin Pegawai
Kenaikan Penilaian Kinerja
Pangkat &
Mutasi
Syarat Pengangkatan Jabatan
Fungsional

Uji
Formasi Kinerja
Kompetensi

Integritas
Status PNS Syarat Lain
Moralitas

Pengambila
Kesehatan Kualifikasi n Sumpah

Usia Pindah dari Jabatan Lain : 53, 55, 60


Bangunan dan Fondasi Sistem Merit ASN Menyesuaikan arah
pembangunan nasional
PP 11/2017 & PERMENPANRB 40/2018 Pasal 4 – 14
Penyusunan & Penetapan • Aligning Anjab & ABK thd Renstra K/L/D (Peta Jabatan)
Mengapresiasi Ps 238 – 302 Pemberhentian
Kebutuhan
• Supervisi oleh JPT Madya dan Pratama
Ps 303 – 308 Gaji & Tunjangan
secara layak
• Sistem pensiun & JHT
• Sistem kompensasi Mendapatkan talenta
terbaik

Meningkatkan kinerja • Rekrutmen berbasis


Ps 15 – 45 jabatan (diversifikasi tes,
berkelanjutan Pengadaan sertifikasi TKD)

6P
• Sasaran Kinerja Pegawai • Orientasi & engagement
• Bimbingan dan konseling kinerja Ps 46 – 161 utk setiap penugasan
(performance dialogue) Pangkat & pada jabatan baru (JA, JF,
• Pemeringkatan kinerja untuk pengembangan Jabatan
karier dll dan JPT)

Ps 228 Penilaian Kinerja (+RPP)


Menuju ASN
Mengurangi kesenjangan yang dinamis
kompetensi KEBIJAKAN & • Manajemen dan pemetaan talenta
• Standar kompetensi jabatan PROSES • Kelompok rencana suksesi
• Diklat, Coaching & Mentoring berbasis SISTEM & INFRASTRUKTUR (succession planning)
kompetensi (wajib 20 jam/tahun) • Pola karier nasional (perekat NKRI)
BUDAYA KERJA & KEPEMIMPINAN dan pola karier instansi
Ps 55 JA, 81 JF, 109 JPT
Ps 203 – 225 17 Ps 162 – 201 Pengembangan Karier
Pengembangan Kompetensi
Perspektif Akademis
Disipli
n 17 Kewajiban

14 Larangan
Etimologi
 Etos (bahasa Yunani) berarti “tempat hidup”/adat istiadat atau
kebiasaan.
 Ethikos berarti “teori kehidupan”, yang kemudian menjadi “etika”.
 Bahasa Inggris, etos : starting point, to appear, disposition hingga
disimpulkan sebagai Character.
 Bahasa Indonesia : ‘sifat dasar’, ‘pemunculan’ atau ‘disposisi/watak
 Aristoteles: Mode persuasi: Ethos, logos dan pathos yang berarti
‘kompetensi moral”, ‘keahlian’ dan ‘pengetahuan’
 Webster Dictionary etos sebagai, guiding beliefs of a person, group
or Institution
Etimologi
 A. S. Hornby (1995) etos adalah keyakinan yang menuntun seseorang, kelompok atau
suatu institusi.
 Jansen Sinamo (2005), Etos Kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar
pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang
integral

 The New Oxford Advances Learner’s Dictionary etos sebagai, the Characteristic spirit,
moral values, ideas or beliefs of a group, community or culture, karakteristik rohani,
nilai-nilai moral, ide atau keyakinan suatu kelompok,komunitas, atau budaya.

 ETOS: Seperangkat pemahaman dan keyakinan terhadap nilai-nilai yang secara


mendasar mempengaruhi kehidupan, menjadi prinsip-prinsip pergerakan, dan cara
berekspresi yang khas pada sekelompok orang dengan budaya serta keyakinan yang
sama.
PENGERTIAN

 “Etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas seseorang atau
sekelompok orang yang bekerja, yang berlandaskan etika dan perspektif kerja
yang diyakini, yang diwujudkan melalui tekad dan perilaku konkret dunia
kerja.” (Ginting, 2016)
 “Etos Kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok
 Menurut Max Weber : perilaku kerja yang etis serta juga menjadi kebiasaan
kerja yang berporos pada etika
 Geertz : suatu sikap mendasar terhadap diri serta dunia yang dipancarkan oleh
hidup
ASPEK-ASPEK ETOS KERJA
• Kerja merupakan • Kerja merupakan titipan • kerja merupakan suatu • Pekerjaan adalah sarana
pemberian dari Yang Maha berharga yang dharma yang sesuai bagi kita untuk mencapai
Kuasa, maka individu dipercayakan pada kita dengan panggilan jiwa kita hakikat manusia yang
harus dapat bekerja dengan sehingga secara moral kita sehingga kita mampu tertinggi sehingga kita
tulus dan penuh syukur harusbekerja dengan benar bekerja dengan penuh akan bekerja keras dengan
dan penuh tanggung jawab integritas penuh semangat

Kerja adalah Kerja adalah Kerja adalah Kerja adalah


rahmat; amanah panggilan aktualisasi

• bekerja merupakan bentuk • kerja dapat mendatangkan • Pekerjaan dapat • manusia bekerja bukan
bakti dan ketaqwaan kesenangan dan membangkitkan harga diri hanya untuk memenuhi
kepada Sang Khalik, kegairahan kerja sehingga sehingga harus dilakukan kebutuhannya sendiri saja
sehingga melalui lahirlah daya cipta, kreasi dengan tekun dan penuh tetapi untuk melayani
pekerjaan ndividu baru, dan gagasan inovatif. keunggulan sehingga harus bekerja
mengarahkan dirinya pada dengan
tujuan agung Sang • sempurna dan penuh
Pencipta dalam kerendahan hati
pengabdian
Kerja adalah Kerja adalah Kerja adalah Kerja adalah
ibadah seni kehormatan Pelayanan
ASPEK-ASPEK ETOS KERJA (SINAMO, 1995)
KERJA ADALAH RAHMAT

KERJA ADALAH AMANAT

KERJA ADALAH PANGGILAN

KERJA ADALAH AKTUALISASI

KERJA ADALAH IBADAH

KERJA ADALAH SENI

KERJA ADALAH KEHORMATAN

KERJA ADALAH PELAYANAN


PRINSIP ETOS KERJA KEPRIBADIAN (CHARACTER) -TASMORO,2008

1. Crediblile 2. Confidence 3. Conscience


( Kredibel) (Keyakinan) (Hati nurani)

4. Courage 5. Consequence 6. Commitment


(Keberanian) (Konsekuensi) (Komitmen)

7. Care 8. Competence 9. Cooperative


(Peduli) (Kompetensi) (Kooperasi)

10. Conviction 11. Creative 12. Communication


(Keyakinan) (Kreatif) (Komunikasi)
Indikator ETOS KERJA
 Credible (Kredibel)
 Tindakan konsisten dengan ucapannya
 Mengerjakan pekerjaan yang ingin dikerjakan
Confidence (Keyakinan)
 Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan tupoksi
 Memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dengan segala konsekuensinya
 Consience (Hati nurani)
 Memiliki kesadaran terhadap nilai dan prinsip dalam bekerja
 Courage (Keberanian)
 Memiliki keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan
 Selalu ingin memiliki pencapaian lebih baik dari sebelumnya
 Consequence (Konsekuensi)
 Tidak ragu dalam menghadapi akibat dari setiap tindakan dalam

menjalankan tupoksi
 Selalu menunjukkan sikap yang adil
 Commitment (Komitmen)
 Adanya keteguhan hati untuk melakukan tupoksi

 Tidak pernah menyerah dalam menghadapi setiap tantangan saat bekerja

 Care (Peduli)
 Bersikap murah hati kepada masyarakat dan pegawai lainnya
 Peduli untuk menolong pegawai yang lain
 Competence (Kompetensi)
 Memiliki kemampuan dalam mengatasi tugas dan memecahkan masalah yang terjadi
 Tidak pernah mempunyai perasaan gengsi atau meremehkan orang lain

 Cooperative (Kooperasi)
 Terbuka dalam segala hal yang dikerjakan sesuai dengan tupoksi

 Bekerjasama dalam mengembangkan diri dengan pegawai lainnya

 Conviction (Keyakinan)
 Memiliki keyakinan yang teguh terhadap prinsip dalam bekerja

 Tidak pernah malu dalam menunjukkan prinsip kepada orang lain

 Creative (Kreatif)
 Adanya terobosan atau solusi untuk setiap masalah dalam bekerja
 Selalu berpikir dan bertindak secara strategis untuk kepentingan masa depan
 Communication (Komunikasi)
 Selalu mencair di dalam pergaulan di kantor
 Memperbanyak jaringan kerja di kantor
Pengertian kata Kerja - Supriyadi dan Guno (2006)

Kerja adalah hukuman Kerja adalah beban Kerja adalah kewajiban

Kerja adalah sumber Kerja adalah Kerja adalah gengsi,


penghasilan kesenangan prestise

Kerja adalah
Kerja adalah Kerja adalah panggilan
pengabdian kepada
aktualisasi diri jiwa
sesama

Kerja adalah hidup Kerja adalah ibadah Kerja adalah suci


Bekerja merupakan bentuk nyata dari nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan yang dianutnya dan dapat
menjadi motivasi untuk melahirkan karya yang
bermutu dalam pencapaian suatu tujuan (Kepmenpan
No. 25/KEP/M.PAN/04/2002)
PRINSIP YANG MENDASARI ETOS KERJA

Keindahan (Beauty) Persamaan (Equality)

Kebaikan (Goodness) Keadilan (Justice)


PEMBINAAN JIWA KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL
 1. Membina karakter/watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara
kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama dan semangat pengabdian kepada
masyarakat serta meningkatkan kemampuan, dan keteladanan Pegawai Negeri
Sipil,
 2. Mendorong etos kerja Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan Pegawai
Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai
unsur aparatur negara dan abdi masyarakat,
 3. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesadaran, dan wawasan
kebangsaan Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
RUANG LINGKUP PEMBINAAN JIWA KORPS PNS

 1. Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja dan


profesionalitas Pegawai Negeri Sipil,
 2. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan Pemerintah terkait dengan Pegawai
Negeri Sipil;
 3. Peningkatan kerja sama antar Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara dan
memupuk kesetiakawanan dalam rangka meningkatkan jiwa korps Pegawai
Negeri Sipil,
 4. Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan Pegawai Negeri Sipil
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap
mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
NILAI-NILAI DASAR YANG HARUS DIJUNJUNG TINGGI PNS

 1. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa


 2. Kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
 3. Semangat nasionalisme
 4. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan
 5. Penghormatan terhadap hak asasi manusia
 6. Tidak diskriminatif
 7. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi
 8. Semangat jiwa korps.
ETIKA BERNEGARA
PS. 7 - 12 PP NO. 42/2004
1. Melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara
3. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Menaati semua peraturan perundang-undang yang berlaku dalam melaksanakan tugas
5. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
6. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap
kebijakan program pemerintah
7. Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efisien dan efektif
8. Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar
ETIKA DALAM BERORGANISASI
1. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku
2. Menjaga informasi yang bersifat rahasia
3. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
4. Membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi
5. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam
rangka pencapaian tujuan
6. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas
7. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja
8. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan
kineri organisasi
9. Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja
ETIKA DALAM BERMASYARAKAT
1. Mewujudkan pola hidup sederhana;
2. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat, dan santun tanpa pamrih dan
tanpa unsur pemaksaan;
3. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak
diskriminatif;
4. Tanggap terhadap keadaan lingkunga masyarakat;
5. Berorientasi kepada peningkatan kesejahtera masyarakat dalam melaksanakan
tugas.
ETIKA TERHADAP DIRI SENDIRI
 1. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasiyang tidak benar;
 2. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
 3. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan;
 4. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan sikap;
 5. Memiliki daya juang yang tinggi;
 6. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani;
 7. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga;
 8. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan.
ETIKA terhadap sesama PNS
1. Saling menghormati sesama warga negara yang memeluk agama/kepercayaan
yang berlainan;
2. Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS
3. Saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun
horisontal dalam suatu unit kerja, instansi, maupun di luar instansi
4. Menghargai perbedaan pendapat
5. Menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS
6. Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama PNS
7. Berhimpun dalam satu wadah KORPRI yang menjamin terwujudnya
solidaritas dan soliditas semua PNS dalam memperjuangkan hak-haknya
ETOS KERJA DAN INKOMPETENSI
 Ketidakmampuan menjabarkan kebijaksanaan pimpinan,
 ketidaktelitian,
 rasa puas diri,
 bertindak tanpa pikir,
 kebingungan,
 tindakan kontra produktif
 Tidak adanya kemampuan berkembang,
 mutu hasil pekerjaan yang rendah,
 kedangkalan, ketidakmampuan belajar,
 ketidaktepatan tindakan, inkompetisi, ketidakcekatan,
 ketidakteraturan,
 melakukan kegiatan yang tidak relevan,
 sikap ragu-ragu,
 kurangnya imajinasi,
 kurangnya prakarsa,
 kemampuan rendah
 bekerja tidak produktif,
 ketidakrapian,
 stagnasi.
FAKTORS YANG MENYEBABKAN BEKERJA BAIK
 Kepuasan diri melayani publik
 Profesionalisme dalam diri terhadap pekerjaan
 Tanggung jawab dalam diri terhadap pekerjaan
 Kesempatan berkarier
 Kesempatan diri menambah pengalaman
 Tantangan dalam diri terhadap pekerjaan
 Pendapatan/gaji yang tinggi
 Hubungan baik dengan atasan
 Kondisi tempat kerja yang nyaman
 Hubungan baik dengan teman kolega
 Keamanan dalam pekerjaan
 Perlakuan hukuman secara adil
ETIKA SEORANG PEJABAT

40
ETIKA PROFESI PNS
BUDAYA KERJA

Anda mungkin juga menyukai