Anda di halaman 1dari 4

The Celestial Management

Setelah saya membaca buku yang berjudul The Celestial Management yang ditulis oleh A.
Riawan Amin saya dapat menyimpulkan bahwa buku ini adalah buku tentang manajemen
yang berorientasi spiritual, seorang penulis menjadikan Bank Muamalat sebagai acuan dari
perusahaan yang mengedepankan manajemen spiritualitas karena penulis adalah seorang
pengelola Bank Pertama Murni Syariah. Dimana seorang penulis menuliskan
pengalamannya, perenungannya, gagasan teoritis, fundamental, dan filosofis, yang tertulis
disini hanyalah hasil eksplorasi pengetahuan yang menyebar dalam banyak pustaka dan ruang
perbincangan. Sumbernya menyebar di muka bumi melalui karya yang terbaca, suara – suara
yang terdengar dalam ruang diskusi, dan alam.

Dalam buku ini menjelaskan bagaimana berbisnis dengan menghadirkan nilai yang
jauh lebih bermakna dari result duniawi. Nilai – nilai yang dalam bingkai spiritual yang
semestinya menjadi motivasi dan ruh sebuah bisnis. Itulah alasan kenapa buku ini diberi judul
The Celestial Management atau Manajemen Langit, Manajemen Ilahiah yang turun dari
langit. Visi langit yang berupa spiritualitas yang kita terima dalam bentuk firman – firman
Allah maupun sabda utusan-Nya, menyatakan betapa dunia hanyalah terminal persinggahan
singkat sebelum kehidupan abadi dating. Kalau kehidupan abadi yang kita perjuangankan,
maka kehidupan dunia akan kita dapatkan.

Semua aktivitas pengelolaan, apakah itu bisnism atau bahkan Negara, semestinya diwarnai
oleh semangat spiritualitas yang menyebarkan kebaikan, bukan kejahatan, menumbuhkan
kooperasi, bukan monopoli, mengedepankan kebersihan dan kejujuran, dan bukan ketamakan
dan keangkuhan. Dengan demikian, paradigm ilmu menajemen lama yang lekat dengan
motivasi duniawi digeser dengan motivasi ukhrawi.

Katagori pertama yang dipaparkan dalam buku ini adalah a place of Worship atau Muamalat
sebagai tempat penyembahan. Nilai – nilai yang disemaikan terkumpul dalam akronim ZIKR
(Zero Base, Iman, Konsisten, Result Oriented)

Zikr yang berakar kata dari dz-k-r berarti mengingat, dengan berzikr atau terus menyebut dan
mengingat asma Allah, hati orang – orang beriman menjadi tenteram. Tidak ada lagi yang
perlu ditakuti, hidup dan mati hanya dipersembahkan untuk Allah. Keridhaan Allah yang
dicari. Dengan berzikr, orang mengisi kalbunya untuk lebih menyadari kebesaran Allah. Zikr
membawa kepada kedamaian dan kepuasan batiniah. Dengan zikr, segala penyakit rohani
seperti sombong, riya, hasad, merasa diri paling pintar, merasa paling cantik, merasa paling
berkuasa, dihapuskannya dari hati.

Dalam konteks Muamalat, zikr bukan saja hadir sebagai upaya mengingat Allah. Zikr tidak
hanya mencangkup dimensi ibadah, tapi lebih luas dari itu, zikr jika diperdalam bisa
membuahkan atribut – atribut manajemen.

1. Zero Base
Sebagai atribut pertama menegaskan perlunya pegawai perusahaan memandang segala
sesuatu menyangkut pekerjaan dan lingkungannya dengan bersih dan objektif, tidak
ditambah, tidak dikurang. Konsep ini menunjukan kejernihan cara pandang seseorang akan
menentukan keberhasilan tugas yang diembannya.

1. Iman
Mendorong kepada setiap karyawan menyakini janji – janji Allah. Dengan
berpegang dalam keyakinan tauhid yang kuat, apa yang dipandang mustahil sebagian
orang bisa diwujudkan.
2. Konsisten
Mengilhami kepada karyawan untuk selalu meluruskan arah dan teguh
pendirian (istiqamah) dalam mencapai cita – cita atau target, juga konsisten terhadap
cangkupan yakni keselarasan terhadap berbagai aspek : fisik, mental, social, dan
spiritual.
3. Result Oriented
Terminal terakhir dari eksplorasi zikr. Atribut ini menekankan pentingnya
karyawan mengutamakan pencapaian sasaran. Salah satu tujuan dari organisasi bisnis
adalah meggerakan kinerja keuangan.

Katagori kedua adalah a place of Wealth atau menjadikan Muamalat sebagai pusat dari
berkumpul dan dibaginya kesejahtraan. Untuk mewujudkan impian ini, dilakukan sharing
PIKR (Power, Information, Knowledge, dan Rewards).

Dengan terus berfikir, orang diharapkan menemukan kebenaran dan mengaplikasikannya


untuk memakmurkan bumi. Dengan akal manusia berpikr, dengan berpikir manusia bisa
mengetahui hukum alam (sunatullah). Filosofi pikr merunjuk pada proses pikr yang
berkelanjutan. Pikr yang terus diasah mengilhami manusia untuk menciptakan budaya.
Sejarah mencatat kota-kota megah, monument, candi, dll. Bukan dalam arti harfiah, tapi
PIKR mempunyai akronim dari:

1. Power (kekuasaan/kewenangan)

Power yang tidak terbagi akan cenderung diselewengkan, mengukuhkan dominasi, antikritik,
dan seterusnya memonopoli semua kepentingan. Dalam konteks organisasi, mereka yang
memegang power memiliki kewenangan untuk membuat keputusan dalam satu pekerjaan
yang dipercayakan kepadanya. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam tingkatan
manajemen, semakin besar power yang digenggemnya.

1. Irformation

Informasi bisa merupakan data – data dan fakta – fakta, bagian yang tidak kalah penting dari
informasi adalah prospek. Fakta dan data yang terus digali dan dianalisis, bisa menjadi
informasi yang mengungkap prospek masa depan. Dilingkungan Muamalat, data – data yang
terkait dengan informasi hari ini, seperti berapa besaran bagi hasil bulan ini, boleh dibilang
informasi transparan yang bisa diakses semua orang.

1. Knowledge

Ilmu pengetahuan adalah pelita ditengah kegelapan ilmu menjadi penerang. Di tengah
ancaman, ilmu menjaga yang memiliki tetap aman. Pengetahuan menjadi alat ukur untuk
sukses. Siapa yang menghendaki keberhasilan dunia, ia perlu ilmu. Siapa yang mengharapkan
kesuksesan akhirat, ia perlu ilmu. Karena begitu sentral peran pengetahuann Nabi
mewajibkan setiap muslim dan muslimah untuk mencari ilmu.

1. Reward

Setelah kita berbagi power, information, dan klowledge, sampailah kita di penghujung
konsep PIKR, yakni rewards. Rewards adalah sebuah bentuk kompensasi baik yang bersifat
material maupun immaterial yang diterima oleh para karyawand dikaitkan dari hasil kerja
para karyawan.

Dan katagori terakhir adalah a place of Warfare atau Muamalat sebagai medan pertempuran
untuk memajukan ekonomi umat. Nilai – nilai yang ditrasformasikan untuk mewujudkan cita
– cita ini terangkum dalam akronim MIKR (Militan, Intelek, Kopetitif, Regeneratif).

Dalam konteks modern saat ini, penaklukan tidak selalu berupa penaklukan fisik. Tapi bisa
berupa menaklukan terhadap para pesaing. Tidak ada darah yang tumpah, yang ada hanyalah
berebut pengaruh dengan memperkuat daya tarik sehingga organisasi mendapat dukungan
atau dicari oleh para konsumen. Dengan adanya komunitas MIKR, diharapkan akan tercipta
lembaga yang kuat, kopetitif, dan bertahan lama.

MIKR adalah akronim dari :

1. Militan

Seorang yang militan berarti orang yang memiliki semangat tinggi dalam memperjuangkan
apa yang diyakininya. Daya juang yang tinggi itu tercermindari kesiapan mereka untuk
mengorbankan apa yang dimiliki, harta dan jiwa untuk keridhaan Allah.

1. Intelek

Sifat kedua MIKR adalah intelek, secara harfiah intelek berarti orang yang pandai, mereka
disebut pandai karena mendaya-gunakan akalnya. Seorang intelek condong untuk
memikirkan masa depan manusia hingga tercipta masyarakat madani, bukan berpikir untuk
mengeksploitasinya untuk keuntungan diri sendiri.

1. Kompetitif
Sebuah organisasi bisnis akan diperhitungkan oleh para pesaing jika ia memiliki keunggulan.
Keunggulan kompetitif umumnya dicirikan dari penguasaan teknologi. Penguasaan teknologi
tak lepas dari kualitas Sumber Daya Insani (SDI) yang ada. Karenanya untuk meraih
keunggulan kompetitif diperlukan SDI yang kompeten. Semakin kompeten SDI yang
dimiliki, daya saing organisasi akan semakin tinggi.

1. Regeneratif

Dalam konteks Muamalat, tercapainya kompetitif yang berkesinambungan bila organisasinya


bersifat regenerative. Artinya, fungsi – fungsi dari militansi dan intelektualitas yang pada
akhirnya menghasilkan daya saing itu harus terus bisa diwariskan pada generasi berikutnya.
Kuncinya pada setiap karyawan untuk terus ZIKR dan sharing PIKR.

Konsep ZIKR menilhami individu untuk menyadarkan semua aspek aktivitasnya semata-
mata untuk meraih ridha ilahi. Zikr membangun keselarasan manusia sebagai mahluk
terhadap Allah sebagai Khaliknya. Konsep PIKR bermain dengan berbagai informasi dan
ilmu pengetahuan, seorang kru dapat mengeksekusi wewenangnya dengan baik. PIKR hanya
dapat berjalan optimal bila dilandasi filosofi ZIKR. Keberhasilan sharing PIKR akan
menghasilkan komunitas MIKR.

Dari prinsif 3W (Worship, Wealth, dan Warfare) yang diimplementasikan melalui ZIKR-
PIKR-MIKR Muamalat cukup menuai hasil yang signifikan, bisa dilihat tidak dari sisi
kinerja perseroan dari rugi hingga membukukan laba dan pada saat yang sama juga
kemampuan perusahaan melebarkan sayap jaringan.

Banyak sekali penghargaan – penghargaan yang diraih Bank Muamalat ini. Namun, bagi kru
Muamalat, result tidak bisa diukur dari prestasi – prestasi yang terlihat, karena result yang
sebenarnya mereka dambakan adalah hasil akhirat yang tidak terlihat. Mereka tidak melihat
institusi tempatnya bekerja sebagai bank, tapi organisme dakwah pembawa terang dan
kemenangan bagi pembuktian unggulnya sistem bagi hasil dari sistem riba (bunga). Mereka
berusaha keras Sistem Ilahiah yang tak lain Sistem Langit itu eksis.

Buku ini pun banyak menjelaskan kepada kita bahwa bisnis yang baik tidak selalu berfikir
untuk mendapatkan kesenangan duniawi melainkan lebih memperhatikan sikap – sikap untuk
mendapatkan kehidupan abadi atau ridha ilahi. Dari segi pakaian yang Islami, tata letak
ruangan kantor, sikap memberi dan berbagi, mengedepankan shalat tetap waktu, menghindari
hal – hal yang makruh. Dan yang paling penting adalah bahwa karyawan Muamalat
mempunyai prinsip bekerja untuk beribadah.

Dengan menanamkan nilai – nilai positif atau spiritual maka yang tidak mungkin akan
menjadi mungkin atas izin Allah.

Anda mungkin juga menyukai