Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 7

AQIDAH AKHLAK

Bella Oktaviani .F. (1802043021)


Isye Kusuma Ningrum (1802043007)
Pokok Bahasan

Animisme, Penyimpangan-
Dinamisme, Penyimpangan
Politeisme, dan, Tauhid
Ateisme

Monoteisme dan
Koreksi Islam
atas Keyakinan
Non-Tauhid
ANIMISME, DINAMISME, POLITEISME, DAN, ATEISME
#Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang
misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk
mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah)
sebanyak mungkin.

#Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap


benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai
roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan
hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu
dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka.

#Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan


beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau
persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah
dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari
masyarakat yang bersangkutan.

#Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak


memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi[ ataupun
penolakan terhadap teisme.[Dalam pengertian yang paling luas,
ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau 
Tuhan
Ciri-Ciri Animisme dan Dinamisme

Pengertian Animisme dan Dinamisme hingga kini masih menjadi bahan ajaran dalam
kurikulum pendidikan nasional pada mata pelajaran Sejarah, sebagai suatu budaya masa lalu
yang juga merupakan awal mula munculnya suatu kepercayaan. Berikut adalah Karakteristik
Animisme dan Dinamisme :

Pemberian Sesajian kepada para Roh yang bertujuan untuk menghormati, mengagungkan
serta menyembah keberadaan roh tersebut.
Melakukan penyembelihan hewan-hewan yang diperuntukkan kepada roh penghuni suatu
tempat sebagai bukti Penghargaan, agar keinginan dan harapan diperkenankan.
Meyakini bahwa disetiap tempat dan sesuatu punya 'pemilik' yang menguasainya, baik objek
besar maupun benda mati yang kecil.
Punya keyakinan bahwa setiap peristiwa dan fenomena yang terjadi disebabkan oleh amarah
roh-roh jahat maupun rasa tidak senang dari mereka.
Setiap orang yang meninggal, roh nya akan memasuki tubuh hewan-hewan disekitar, seperti
ayam, harimau, buaya dan lain-lain.
Meyakini mitos-mitos gaib yang bertebaran serta turun-temurun dari mulut ke mulut.
SEJARAH PERKEMBANGAN
AGAMA POLITEISME

Seiring dengan mulai munculnya sistem pemerintahan (seperti


kerajaan) kemudian roh-roh yang sudah dipersonifikasikan sebagai
dewa juga hidup dalam susunan kenegaraan. Dengan demikian mulai
munculan kepangkatan dewa-dewa, mulai raja dewa atau dewa
tertinggi, hingga dewa-dewa lainnya yang lebih redah pangkatnya
seperti dewa perang, dewa angin,
dewabumidansebagainya.Munculnyadewa-dewaalaminilah yang
kemudiandisebutpoliteisme. Dapat disimpulkan pada masa itu,
masyarakat sempat meyakini bahwa dewa-dewa lah yang
mempunyai kekuasaan penuh atas dunia dan atas diri mereka.
ASAL ISTILAH ATEISME

Pada zaman Yunani Kuno, kata sifat atheos (ἄθεος, berasal dari


awalan ἀ- + θεός "tuhan") berarti "tak bertuhan". Kata ini mulai
merujuk pada penolakan tuhan yang disengajakan dan aktif
pada abad ke-5 SM, dengan definisi "memutuskan hubungan
dengan tuhan/dewa" atau "menolak tuhan/dewa".
Ateisme pertama kali digunakan untuk merujuk pada
"kepercayaan tersendiri" pada akhir abad ke-18 di Eropa,
utamanya merujuk pada ketidakpercayaan pada Tuhan
monoteis.[15] Pada abad ke-20, globalisasi memperluas definisi
istilah ini untuk merujuk pada "ketidakpercayaan pada semua
tuhan/dewa", walaupun adalah masih umum untuk merujuk
ateisme sebagai "ketidakpercayaan pada Tuhan (monoteis)". [16]
 Akhir-akhir ini, terdapat suatu desakan di dalam kelompok
filosofi tertentu untuk mendefinisikan ulang ateisme sebagai
"ketiadaan kepercayaan pada dewa/dewi", daripada ateisme
sebagai kepercayaan itu sendiri. Definisi ini sangat populer di
antara komunitas ateis, walaupun penggunaannya masih sangat
terbatas
PENYIMPANGAN – PENYIMPANGAN TAUHID

Sembelihan
Jampi- untuk
Tathayyur Tamimah Tiwalah Perdukunan
jampi/mantra selain
Allah 
3. Tiwalah
Ia adalah sesuatu yang dibuat untuk membuat suami/seorang lelaki mencintai
istrinya/seorang wanita atau sebaliknya.
Adapun dublah (cincin yang dipakai oleh seseorang setelah menikah) dengan keyakinan
bahwa selama cincin emas tersebut dipakai maka pernikahannya akan tetap langgeng, ini
adalah keyakinan yang syirik, karena tidak ada yang bisa membolak-balikan hati manusia
selain Allah l.
Memakai cincin seperti ini minimal tasyabbuh (menyerupai) orang kafir, haram hukumnya.
Bisa juga terjatuh ke dalam kesyirikan, jika dia berkeyakinan bahwa cincin itu bisa menjadi
sebab langgengnya pernikahan. (Lihat al-Qaulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid
4. Jampi-jampi/mantra
Yang dimaksud adalah ruqyah (bacaan-bacaan) yang syirik, yang mengandung permintaan
bantuan kepada jin.
Rasulullah n telah melarang tiga hal di atas dalam hadits beliau:
‫رْ ٌك‬J ‫ ِّلت َو َل َة ِش‬JJ‫ َوا‬J‫ َّلت َما ِئ َم‬JJ‫لرُّ َقى َوا‬JJ‫ َّنا‬Jِ‫إ‬
“Sesungguhnya jampi-jampi, tamimah, dan tiwalah adalah syirik.” (HR. Ahmad dan Abu
Dawud, disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani)
5. Perdukunan
Ini adalah musibah yang melanda banyak kaum muslimin. Banyak orang menjadi pelanggan
dukun dalam keadaan senang ataupun susah, padahal ancaman bagi dukun dan yang
mendatanginya sangat besar. Rasulullah n berkata:
‫ ْيلَ ًة‬J ‫اَل ةٌ أَرْ َبع َِين َل‬J ‫ص‬
َ ‫ُه‬J J ‫ ْق َب ْل َل‬JJJ‫ ُت‬J‫ ْم‬J ‫يء َل‬
ٍ ْ J ‫عن َش‬ َ َ ‫ َس‬JJJ‫ ًفا َف‬J‫رَّ ا‬J‫ َتى َع‬Jَ‫َ ْمنأ‬
ْ َ ‫ُه‬J ‫ل‬JJ‫أ‬
“Barang siapa mendatangi dukun dan bertanya sesuatu, tidak akan diterima shalatnya
selama empat puluh malam.” (HR. Muslim)
1. Tathayyur
Tathayyur adalah beranggapan sial dengan waktu tertentu, tempat
tertentu, atau sesuatu yang dilihat, didengar, atau diketahui. (al-Qaulul
Mufid)
Di sebagian daerah, penduduk membangun rumah menghadap arah
tertentu. Mereka juga memulai membangun dan menempatinya di hari
tertentu, dengan keyakinan akan mendatangkan keberuntungan dan
menjauhkan kesialan. Ada pula yang tidak mau berdagang di hari tertentu
dan melarang pernikahan di bulan tertentu. Semua ini adalah bentuk
tathayyur syirik, harus dijauhi oleh seorang muslim. Rasulullah n berkata:
‫رْ ٌك‬J ‫ل ِّط َي َرةُ ِش‬JJ‫ ا‬،ٌ‫رْ ك‬J ‫ط َي َرةُ ِش‬
ِّ ‫ل‬JJ‫ ا‬،ٌ‫رْ ك‬J ‫ط َي َرةُ ِش‬
ِّ ‫ل‬JJ‫ا‬
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik.” (HR. Abu Dawud
no. 3910, lihat al-Qaulul Mufid)
2. Tamimah
Tamimah adalah sesuatu yang digantungkan pada seorang anak untuk
menolak ‘ain atau musibah.
Sering kita melihat benda-benda yang digantungkan di rumah, mobil,
toko, atau dipakaikan pada anak dengan niat menolak bala. Semua ini
termasuk jenis tamimah yang syirik. Orang yang melakukannya terjatuh
dalam kesyirikan. (Lihat al-Qaulul Mufid)
MONOTEISME DAN KOREKSI ISLAM ATAS KEYAKINAN NON-TAUHID

Monoteisme berasal dari kata Yunani monos yang berarti


tunggal dan theos yang berarti Tuhan adalah kepercayaan
bahwa Tuhan adalah satu/tunggal dan berkuasa penuh atas
segala sesuatu. Terdapat berbagai bentuk kepercayaan
monoteis, termasuk: Teisme, istilah yang mengacu kepada
keyakinan akan tuhan yang ‘pribadi’, artinya satu tuhan
dengan kepribadian yang khas, dan bukan sekadar suatu
kekuatan ilahi saja. Intinya, monotheisme adalah faham
yang meyakini Tuhan itu tunggal dan personal, yang sangat
ketat menjaga jarak dengan ciptaanNya. Kepercayaan
monotheisme ini sangatlah berbeda sekali dengan istilah
Tauhid yg dikenal dalam Islam yg mempunyai makna
menjadikan Allah sebagai satu2nya Tuhan dan tidak ada
Tuhan lain kecuali Allah dan Muhammad SAW adalah
utusanNya sedang yg selain dari itu semua adalah bukan
Tuhan dan bukan utusan Tuhan. Tauhid sendiri dibagi
menjadi 3 macam yiatu tauhid rubbuhiyah, tauhid uluhiyyah,
dan Asma Wa sifat
Jadi, koreksi islam terhadap keyakinan non tauhid bila mengacu
pada Al-Quran, seluruh Nabi yg diutus oleh Allah ke bumi yaitu untuk
menyampaikan agama Tauhid, yaitu meng-Esa-kan Allah. dan
satu2nya agama dari zaman dahulu hingga saat ini yg meng-Esa-kan
Allah hanyalah Islam. Sedangkan Yahudi dan Nasrani tidak mengenal
nama Tuhannya sebagai Allah. Namun Yahudi mengenal nama
Tuhannya sebagai YHWH sedangkan Nasrani mengenal Tuhannya
dengan konsep Trinitas (Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus). Islam
mengajarkan umatnya mengakui semua Nabi yg dikenalkan oleh
Allah, sedangkan Yahudi dan Nasrani tidak mengakui Rasulullah
Muhammad SAW sebagai Nabi utusan Allah. Yahudi dan Nasrani
sudah mengingkari ketuhanan Allah dan mengingkari ke Rasulan
Muhammad SAW, maka mereka tidak pernah mengenal Allah
sebagai Tuhan yg dibawa oleh Nabi Ibrahim. Namun masih banyak
nama2 agama yg mengingkari ke Tuhanan Allah dan mengingkari
semua Nabi.
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum
tentu berarti orang itu beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang
baru dinyatakan bertuhan kepada Allah jika ia telah memenuhi segala
perintah Allah. Atas dasar itu inti konsep ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam
kehidupan sehari-hari. Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta,
melainkan juga pengatur alam semesta.
 
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai