Anda di halaman 1dari 35

Akuntansi Pajak

Aset Tetap

Arief Sultony
Definisi Aset Tetap
Akuntansi Komersial (PSAK 16 R) :
Aset Tetap adalah aset berwujud yang:
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b) diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.0

Pajak :
Penjelasan Ps. 10 Ayat (1) & (2) :
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
harus dibebankan sebagai
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan dengan cara mengalokasikan pengeluaran
tersebut selama masa
manfaat harta tersebut melalui penyusutan.
Harga Perolehan Aset Tetap

Akuntansi Komersial
Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan
.
B. Perolehan meliputi :
(a) harga beli, termasuk termasuk biaya hukum dan broker, bea impor dan
pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan, setelah dikurangi diskon
pembelian dan potongan lainnya;
(b) biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan maksud manajemen. Biaya-biaya ini termasuk biaya penyiapan
lahan untuk pabrik, biaya penanganan dan penyerahan awal, biaya
instalasi dan perakitan, dan biaya pengujian fungsionalitas;
(c) estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya pemindahan aset dan
biaya restorasi lokasi. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika
aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset
tersebut selama periode tertentu bukan untuk menghasilkan
persediaan.
Harga Perolehan Aset Tetap

Pajak:

Nilai yang
diterapkan Keterangan
Harga Aset Tetap diperoleh dari transaksi jual beli yang tidak dipengaruhi
sebenarnya hubungan istimewa.
Harga Pasar • Apabila aset tetap diperoleh dari transaksi jual beli yang
dipengaruhi hubungan istimewa
•Tukar menukar harta;
• Pengalihan harta dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha, yang tidak
diizinkan menggunakan nilai buku
•Pengalihan sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.
Nilai buku Persediaan diperoleh dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha, yang mendapat
izin Menkeu untuk menggunakan nilai buku.
Pembelian

PT ABC membeli mesin untuk produksi dari PT XYZ :


Harga dalam invoice = 200.000.000
PPN = 20.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000 dibayar perkas
Biaya instalasi = 2.000.000 dibayar perkas

Harga perolehan mesin :


Harga dalam invoice = 200.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000
Biaya instalasi = 2.000.000
HP Mesin = 203.000.000

Jurnal PT ABC :
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Mesin 203.000.000
Pajak masukan 20.000.000
Kas 3.000.000
Hutang 220.000.000

Tidak ada perbedaan Komersial dg fiskal


Pembelian : Biaya Uji Coba

Sebelum digunakan untuk memproduksi secara komersial, PT ABC melakukan uji coba
atas penggunaan mesin tersebut. Biaya uji coba yang dikeluarkan Rp 2.000.000
Hasil penjualan barang dari proses uji coba Rp 200.000

Harga perolehan mesin :

Harga dalam invoice = 200.000.000


Ongkos angkut = 1.000.000
Biaya instalasi = 2.000.000
= 203.000.000
Biaya uji coba = 2.000.000
Hasil penjualan brg proses uji coba = (200.000)
H. Perolehan mesin = 204.800.000

Jurnal PT ABC untuk biaya dan hasil uji coba:

Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Mesin 1.800.000
Kas 1.800.000
Pembelian : terdapat hubungan istimewa

PT XYZ adalah pemilik 30% saham PT ABC, harga pasar mesin = Rp 250.000.000
Harga perolehan mesin PT ABC:
Komersial Fiskal
Harga = 200.000.000 250.000.000
Ongkos angkut = 1.000.000 1.000.000
Biaya instalasi = 2.000.000 2.000.000
HP Mesin = 203.000.000 253.000.000
Jurnal PT ABC :

Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Mesin 203.000.000
Pajak masukan 25.000.000
Kas 3.000.000
Hutang 225.000.000

Dasar Penyusutan Mesin secara fiskal = Rp 253.000.000 Berakibat koreksi


Dasar penyusutan Mesin secara komersial = Rp 203.000.000 negatif beda permanen
Koreksi Dasar Penyusutan = Rp 50.000.000 pada B. Penyusutan

Pencatatan/jurnal tetap menggunakan akuntansi komersial


Perolehan Aktiva Tetap - Pertukaran
Akuntansi Komersial PSAK 16 Akuntansi Pajak
(Ps. 10 (2) UU PPh)
Pertukaran memiliki
substansi komersial Y
T atau NP Aset yg diterima =
nilai wajar dapat Jml yg seharusnya dikeluarkan
diukur secara andal berdasarkan H. Pasar
N. Penjualan aset yg dilepas=
Jml seharusnya yg diterima
HP = N. Wajar aset yg berdasarkan H. Pasar
N. Buku aset yg diterima lebih handal
dilepas dari aset yg dilepas Y
T

HP = HP = HP = HP =
N. Buku aset yg N. Wajar aset yg N. Wajar aset yg H. Pasar aset yg
dilepas dilepas diterima diterima

Ada tambahan Kas (Boot)

HP = HP =
NB aset yg dilepas (–) HP tidak HP tidak
N. Wjr aset yg dilepas (–)
kas diterima atau (+) dipengaruhi dipengaruhi kas
kas diterima atau (+) Kas
Kas dibayar dibayar kas
Menetukan H. Perolehan Aset Baru yang diperoleh dengan
caraPertukaran
dengan substansi komersial

A B C
Jumlah tercatat Nilai Wajar Nilai Wajar Harga
Aset yg diserahkan Aset yg diserahkan Aset yg diterima Perolehan

100 150 Tak ada 150

100 150 200 150

100 Tak ada 200 200

100 Tak ada Tak ada 100

100 150 200 200


(lebih andal)
Pertukaran Ak. Tetap
PT Maju menukar Truk nya dengan mesin milik PT Cepat
Nilai Aset menurut pembukuan masing-masing

PT Maju -Truk PT Cepat - Mesin


Komersial Fiskal Komersial Fiskal
H. Perolehan 120.000.000 120.000.000 200.000.000 200.000.000
Ak. penyusutan 50.000.000 60.000.000 120.000.000 150.000.000
Nilai buku 70.000.000 60.000.000 80.000.000 50.000.000
Harga Pasar 75.000.000 60.000.000

Kedua aset memiliki harga wajar yang andal


Perhitungan masing-masing entitas :

Komersial
PT Maju – PT Cepat –
Keterangan mperoleh mesin mperoleh truk
HP- aset baru *) 75.000.000 *) 60.000.000
NB Aset lama (70.000.000) (80.000.000)
Laba (Rugi) 5.000.000 (20.000.000)

*) Karena kedua aset memiliki harga pasar yang andal, maka secara komersial, Harga
perolehan aset baru dinilai sebesar harga pasar aset yang dilepas
Pertukaran Ak. Tetap

Fiskal
PT Maju– PT Cepat –
Keterangan mproleh mperoleh truk
mesin
HP aset baru 60.000.000 75.000.000
N.Buku aset 60.000.000 50.000.000
lama
Laba perolehan Nihil 25.000.000
PT Maju
Jurnal
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Mesin 75.000.000
Ak. Penyusutan – Truk 50.000.000
Truk 120.000.000
Laba pertukaran aset tetap 5.000.000

Dasar Penyusutan Mesin secara fiskal = Rp 60.000.000


Dasar penyusutan Mesin secara komersial = Rp 75.000.000
Koreksi Dasar Penyusutan = Rp 15.000.000
Misalnya mesin masuk kelompok 2 disusutkan dg metode garis lurus, secara komersial PT
Maju menyusutkan selama 8 tahun dg menggunakan metode garis lurus.
Rekonsiliasi fiskal

Akun Komersial Kor. positif Kor. negatif Fiskal


B. Penyusutan 9.375.000 1.875.000 7.500.000

Laba pertukaran
aktiva tetap 5.000.000 5.000.000 0
PT Cepat
Jurnal
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Truk 60.000.000
Ak. Penyusutan – Mesin 120.000.000
Rugi Pertukaran 20.000.000
Mesin 200.000.000

Dasar Penyusutan Mesin secara fiskal = Rp 75.000.000


Dasar penyusutan Mesin secara komersial = Rp 60.000.000
Koreksi Dasar Penyusutan = Rp 15.000.000
Misalnya mesin masuk kelompok 2 disusutkan dg metode garis lurus, secara komersial PT
Maju menyusutkan selama 8 tahun dg menggunakan metode garis lurus.

Rekonsiliasi fiskal

Akun Komersial Kor. Positif Kor. negatif Fiskal


B. Penyusutan 7.500.000 1.875.000 9.375.000

Laba pertukaran
aktiva tetap (20.000.000) 45.000.000 25.000.00

Pencatatan/jurnal tetap menggunakan akuntansi komersial


Pertukaran Ak. Tetap – ada penyerahan kas
Sama dengan kasus di atas tetapi PT Cepat menambah uang sebesar Rp 10.000.000
Komersial :
PT Maju – mesin PT Cepat - Truk
HP aktiva baru
- H. pasar aset lama 75.000.000 60.000.000
- Kas (10.000.000) 10.000.000
- HP aset baru 65.000.000 70.000.000
N buku Ak lama (70.000.000) (80.000.000)
Tambahan Kas 10.000.000 (10.000.000)
Laba (Rugi) 5.000.000 (20.000.000)
PT Maju
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Mesin 65.000.000
Kas 10.000.000
Ak. Penyusutan – Truk 50.000.000
Truk 120.000.000
Laba pertukaran aktiva 5.000.000
PT Cepat
Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Truk 70.000.000
Ak. Penyusutan – Mesin 120.000.000
Rugi pertukaran 20.000.000
Mesin 200.000.000
Kas 10.000.000
Fiskal :

Keterangan PT Maju – PT Cepat - Truk


mesin
N. Perolehan aset Baru 60.000.000 75.000.000
N. Buku aset lama (60.000.000) (50.000.000)
Kas 10.000.000 (10.000.000)
Laba (Rugi) pertukaran 10.000.000 15.000.000
Perolehan Aktiva Tetap Ps. 10 (5) PPh

Setoran Modal

AkuntansiKomersial
Akuntansi Komersial Akuntansi
AkuntansiPajak
Pajak

HP==H.
HP H.pasar
pasaraktiva
aktiva HP==H.Pasar
HP H.Pasaraktiva
aktivadi
di
tentukanoleh
tentukan olehpihak
pihak
independenyg
independen ygdiakui
diakui
pemerintah
pemerintah

selisih
selisihharga
hargapasar
pasardg
dg
nominal
nominalsaham=
saham=agio
agio
saham
saham
Setoran Modal
PT Aman menyerahkan mesin kepada PT Rawan sebagai penyertaan modalnya
Komersial Fiskal
Nilai perolehan = Rp 60.000.000 60.000.000
Akumulasi penyusutan = Rp 30.000.000 32.500.000
Nilai Buku = Rp 30.000.000 27.500.000
Harga Pasar mesin = Rp 40.000.000
Nilai Nominal saham PT Rawan = Rp 35.000.000

Perhitungan PT Rawan Komersial Fiskal


Nilai pasar mesin = Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
Nilai nominal saham = Rp 35.000.000 Rp 35.000.000
Agio saham = Rp 5.000.000 Rp 5.000.000

Jurnal PT Rawan

Tanggal Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)


Mesin 40.000.000
Modal saham 35.000.000
Agio saham 5.000.000

Akhir Tahun :
- Tidak ada koreksi fiskal
Penyusutan : alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu aset selama umur manfaatnya

Rumus Penyusutan:

Akuntansi (PSAK 16):

Beban Penyusutan : Biaya Perolehan – Nilai Residu


Masa Manfaat

Jika nilai residu tidak material dapat diabaikan atau =0


Nilai residu direview minimal tiap akhir tahun

Pajak (Ps. 11 UU PPh):


Beban Penyusutan : Biaya Perolehan Masa
Manfaat
Aset Tetap Yang Dapat disusutkan
Akuntansi: Ada
Penurunan T
Tidak dapat
Tanah Nilai karena
Penggunaan disusutkan
Aset
Tetap ?

Bukan Y Disusutkan sesuai


Tanah komersial
Pajak : Ada
Penurunan Y
Disusutkan sesuai
Tanah Nilai karena
Penggunaan komersial
?
Aktiva T
Tetap Tidak dapat
T disusutkan
Y
Digunakan
Bukan Disusutkan sesuai
Untuk
Tanah Usaha (3M) UU PPh
?
Saat Dimulai Penyusutan

Cara Perolehan Aktiva Saat dimulai penyusutan

Komersial :
Aktiva dlm kondisi dan
tempat siap dipergunakan

Fiskal :

Bulan Pengeluaran/ Dengan izin


Siap Pakai Dirjen Pajak
Pembelian
Saat mulai penyu-
sutan dapat di-
ditunda sampai
Dibangun/dikerjakan Bulan aktiva
saat aktiva mulai
Lebih dahulu Selesai dibangun
digunakan
Metode Penyusutan
Akuntansi Pajak
1. Berdasarkan waktu 1. Berdasarkan waktu
a. Metode Garis Lurus a. Metode Garis Lurus
b. Metode Saldo menurun b. Metode Saldo Menurun
2. Berdasarkan penggunaan
a. Metode jam jasa
b. Metode jumlah unit produksi

Direview minimum
tiap akhir tahun Konsisten
Kelompok Aktiva dan Tarif Penyusutan
Pasal 11 ayat (6) PPh Jo.PMK No. 96/PMK.03/2009
Kelompok Masa Tarif Penyusutan
Harta Berwujut Manfaat Garis Lurus S. menurun

I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5%
Tidak Permanen 10 tahun 10%

Pengelompokan Jenis aktiva ditetapkan


dengan Peraturan Menteri Keuangan

Jika aktiva tidak tercantum dalam PMK Masa manfaat


Y sesungguhnya
WP mengajukan sesuai WP
T Y T
Kelompok 3 masa manfaat yg diterima
sesungguhnya ? Kelompok 3
PT Padi Kuning bergerak dalam bidang pertanian, pada tangtgal 18
Agustus 2008 membeli 2 unit komputer seharga Rp 10.000.000. Masa
manfaat 4 tahun (gol 1)
Metode garis lurus :

Bu
Dasar la Tari Beban
Thn Penyusutan n f Penyusutan Nilai Buku
25
2008 10,000,000 5/12 % 1,041,667 8,958,333
25
2009 10,000,000   % 2,500,000 6,458,333

Metode Saldo menurun : 25


2010 10,000,000   % 2,500,000 3,958,333
25
2011 10,000,000   Bu % 2,500,000 1,458,333
Dasar la Beban
Tahun Penyusutan n Tarif25 Penyusutan Nilai Buku -
2012 10,000,000  7/12 % 1,458,333
2008 10,000,000 5/12 50% 2,083,333 7,916,667

2009 7,916,667   50% 3,958,333 3,958,333


Keuntungan & Kerugian Pengalihan Harta
Ps. 11 ayat (8), (9), (10) dan Ps. 4 ayat (1) huruf d.

Cara Pengalihan T Keuntungan /(Kerugian)


Ada
Penjualan Hubungan H. Jual – N. Buku
Istimewa
?
Y
Pertukaran

H. Pasar Harta yg
diperoleh – N. Buku

T
Memenuhi Y
Sumbangan/ N. Buku tidak boleh
Ps. 4 (3) a
hibah UU PPh
dibebankan
?
(Tidak ada
keuntungan/kerugian)
Kerusakan/ Penggantian asuransi
(jika ada) –
Kebakaran N. Buku
LABA PENJUALAN ASET TETAP
(FISKAL)
Informasi nilai buku fiskal mesin PT Ceger adalah sbb :

Nilai perolehan : Rp 100.000.000


Akumulasi penyusutan fiskal : (Rp 75.000.000)
Nilai buku fiskal : Rp 25.000.000

Mesin tersebut dijual kepada PT Kemuning seharga Rp 30.000.000,


Harga pasar mesin tersebut Rp 50.000.000:

Laba Penjualan mesin PT Ceger :


PT Ceger & PT Kemuning PT Ceger & PT Kemuning
tidak ada hub istimewa ada hub. istimewa
Harga Jual Rp 30.000.000 Rp 50.000.000
Nilai Buku Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
Laba Penjualan Rp 5.000.000 Rp 25.000.000
Laba Pengalihan Aset Tetap karena Sumbangan :
PT Baik Hati menyumbangkan Truk kepada UD Senang Hati yg
merupakan pengusaha kecil sebagaimana ditetapkan Kep. MenKeu,
Catatan Fiskal Truk PT Baik Hati sbb :
Nilai perolehan = Rp 160.000.000
Akumulasi penyusutan = Rp 120.000.000
Nilai Buku = Rp 40.000.000
Harga Pasar = Rp 80.000.000
Memenuhi Ps. 4 ayat (3) huruf a.
Antara PT Baik Hati dan UD Senang Hati tidak ada hubungan usaha/pemilikan
- UD senang hati tidak mengakui aset yg diterima sebagai penghasilan
- PT Baik hati tidak boleh membebankan nilai buku aset yang
disumbangkan/dihibahkan sebagai kerugian.

Tidak Memenuhi Ps. 4 ayat (3) huruf a.


Antara PT Baik Hati dan UD Senang Hati ada hubungan usaha
UD Senang Hati mengakui Rp 80.000.000 sebagai penghasilan
PT Baik Hati mengakui Laba pengalihan ::
- Nilai pengalihan (H. pasar) = Rp 80.000.000
- Nilai buku = Rp 40.000.000
- Laba Pengalihan = Rp 40.000.000
AMORTISASI HARTA TIDAK BERWUJUT
Pengeluaran untuk memperoleh aset
Apa yang Pengeluaran untuk memperoleh aset
Apa yang tidak berwujut dan pengeluaran lainnya
diamortisasi ? ? tidak berwujut dan pengeluaran lainnya
diamortisasi termasuk biaya perpanjangan hak yg
termasuk biaya perpanjangan hak yg
mempunyai masa manfaat > 1 tahun
mempunyai masa manfaat > 1 tahun

Kapan dimulai
Kapan dimulai
amortisasi
amortisasi
Pada bulan saat diperoleh
Pada bulan saat diperoleh

Kapan berakhir
Kapan berakhir
amortisasi Pada akhir masa manfaat
amortisasi Pada akhir masa manfaat
Amortisasi Hak Yang Melekat Pada Tanah
Hak yg melekat pada tanah :
Hak yg melekat pada tanah :
• Hak guna bangunan
• Hak guna
• Hak gunabangunan
usaha
• Hak guna usaha
• Hak pakai
• Hak pakai
Perolehan
Perolehan
pertama
pertama
Kapitalisir ke
Kapitalisir ke
Harga perolehan tanah
Harga perolehan tanah
Perpajangan
Perpajangan

Amortisasi selama
Amortisasi selama
Jangka waktu Hak tsb
Jangka waktu Hak tsb
Kelompok Aktiva Tdk berwujut
dan Tarif Amortisasi (Pasal 11 A ayat (2) PPh

Kelompok Masa Tarif Penyusutan


Harta TidakBerwujut Manfaat Garis Saldo
Lurus menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%

• Pengelompokan aktiva dan masa manfaat dipilih


oleh WP
• Jika masa manfaat tidak tercantum dalam kelompok
masa manfaat yg ada, menggunakan masa manfaat
yang terdekat
PT CMNP memperoleh Hak Paten atas konstruksi Sosro Bahu pada
bulan April 2000. Biaya perolehan Hak Paten adalah sbb :
- Biaya penelitian dan pengembangan = Rp 500.000.000
- Biaya pendaftaran Hak Paten = Rp 10.000.000
- Nilai perolehan Hak Paten = Rp 510.000.000
Diperkirakan perusahaan manfaat ekonomis hak paten selama 15
tahun
Amortisasi hak paten menggunakan metode garis lurus.

Karena WP memperkirakan masa manfaat ekonomis selama 15


taun, maka diambil masa manfaat fiskal yang terdekat yaitu 16 th
& tarif amortisasi 6,25%
Bu
Dasar la Beban
Thn Amortisasi n Tarif Amortisasi Nilai Buku
200 6,25
0 510,000,000 9/12 % 23.906.250 486.093.750
200 6,25
1 510,000,000 % 31.875.000 454.218.750
200 6,25
2 510,000,000 % 31.875.000 422.343.750
Ketentuan Khusus
Aktiva Tidak Berwujut Metode Amortisasi
Biaya pendirian dan perluasan modal Current expenses atau
amortisasi sesuai ps 11 A
ayat (2)
Hak dibidang penambangan minyak dan gas bumi Metode satuan produksi
Hak penambangan selain penambangan migas, hak Metode satuan produksi
pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam paling tinggi 20% setahun
serta hasil alam lainnya
B. Pra operasi amortisasi sesuai ps 11 A
ayat (2)

Selain disebut di atas, amortisasi dihitung


Sesuai ketentuan pasal 11 A ayat (2) UU PPh

Metode Satuan Produksi :


Amortisasi = Produksi aktual X Harga Perolehan
Kapasitas produksi
PT Batu Membara, sebuah perusahaan tambang batu bara pada
tahun 2007 mengeluarkan uang Rp 1.000.000.000 untuk
memperoleh hak penambangan.
Perkiraan kandungan batu bara = 20.000.000 ton
Produksi Tahun 2007 = 1.000.000 ton
Produksi tahun 2008 = 5.000.000 ton

Perhitungan Amortisasi :
Th. 2007 : Tarif = (1.000.000 ton : 20.000.000 ton) X 100% = 5%
Amortisasi = 5% X Rp 1.000.000.000 = Rp 50.000.000

Th. 2008 : Tarif = (5.000.000 ton : 20.000.000 ton) X 100% =


25%
Tarif tertinggi = 20%
Amortisasi = 20% X Rp 1.000.000.000 = Rp 200.000.000

Anda mungkin juga menyukai