• Bersifat tangible (berwujud) yang secara fisik bisa dilihat dan disentuh
• Dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan
• Umumnya bernilai mahal
• Memiliki masa pemakaian yang panjang (> 1 tahun)
• Memiliki masa manfaat yang semakin lama semakin menurun (depresiasi) kecuali tanah
• Nilainya berasal dari kemampuan perusahaan dalam meperoleh hak-haknya yang sah atas pemanfaatan aktiva tersebut.
Pengelompokkan Aset Tetap (PSAK 16)
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin dan peralatan pabrik
4. Peralatan kantor dan perabotan kantor
5. Kendaraan
Penentuan Harga Perolehan Aset Tetap
Tanggal 3 Feb 2020 PT. Agusta kembali Cicilan per bulan (Rp. 120.000.000 : 12) Rp. 10.000.000,-
membeli aset berupa truk dengan Bunga (Rp. 120.000.000 x 2%) Rp. 2.400.000,- +
harga Rp. 150.000.000,- yang dicicil Total angsuran Rp. 12.400.000,-
setiap bulan selama 1 tahun dengan
bunga 2% per bulan. Saat transaksi PT. Jurnal untuk mencatat pembayaran cicilan tiap bulannya
Agusta telah membayar uang muka Tgl Keterangan Debit Kredit
sebesar Rp. 30.000.000,-
Mar 2 Utang Dagang 10.000.000
Beban Bunga 2.400.000
Kas 12.400.000
Perolehan Aset dari Pertukaran dengan Aset Lain
OLD NEW
Harga perolehan mesin lama Rp. 110.000.000,-
Akm peny mesin Rp. 30.000.000,- -
Nilai buku mesin lama Rp. 80.000.000,-
Tanggal 4 April 2020 PT. Agusta Jurnal untuk mencatat pertukaran aset
menukarkan mesin lamanya yang
diperoleh dengan harga Rp. Tgl Keterangan Debit Kredit
110.000.000,- dan telah disusutkan Apr 4 Mesin Baru 100.000.000
sebesar 30.000.000,- dengan Akm Peny Mesin Lama 30.000.000
sebuah mesin baru sejenis senilai Mesin Lama 110.000.000
Rp. 100.000.000,-
Laba Pertukaran Aset 20.000.000
Perolehan Aset dari Pembelian Secara Gabungan
Gol. Harga Pasar % Perhitungan Harga Perolehan
aktiva
Tanah 225.000.000 25% 25% x 875.000.000 218.750.000
Harga Perolehan
Masa Manfaat
Faktor yang diperhitungkan untuk
penyusutan Jangka waktu dimana aset tetap tersebut digunakan/periode
pemakaian
Nilai Residu
Taksiran nilai tunai dari aset tetap pada akhir masa
manfaatnya atau saat pelepasan aset
Metode Depresiasi
Metode Garis Lurus
Beban penyusutan setiap tahun sepanjang masa manfaat suatu aset tetap adalah sama
Biaya perolehan – Nilai residu
Tarif beban penyusutan per tahun =
Masa Manfaat
Metode Saldo Menurun
Ganda
Beban depresiasi dari tahun ke tahun semakin menurun karena perhitungan biaya
depresiasi didasarkan pada nilai buku
Tarif beban penyusutan per tahun = 2 x presentase metode garis lurus x nilai buku
Beban depresiasi periodik sepanjang masa manfaat aktiva adalah sama besarnya
PT. Bromo
Tabel Depresiasi Poin Penting !
Metode Garis Lurus
Tahun Tarif Harga Perolehan Beban Depresiasi Akumulasi Nilai Buku • Harga perolehan didepresiasi
x adalah harga perolehan dikurangi
Depresiasi Didepresiasi Per Tahun Depresiasi
taksiran nilai residu
2001 20% x 120.000.000 24.000.000 24.000.000 106.000.000 • Nilai buku adalah selisih dari harga
perolehan dikurangi akumulasi
2002 20% x 120.000.000 24.000.000 48.000.000 82.000.000
depresiasi
2003 20% x 120.000.000 24.000.000 72.000.000 58.000.000
Jika aset dibeli pada
2004 20% x 120.000.000 24.000.000 96.000.000 34.000.000
1 April 2021?
2005 20% x 120.000.000 24.000.000 120.000.000 10.000.000 20% x Rp. 120.000.000 x 9/12
= Rp. 18.000.000,-
Harga perolehan : Rp. 130.000.000,-
Taksiran nilai residu : Rp. 10.000.000,-
Tarif Depresiasi per satuan = Harga Perolehan Didepresiasi : Taksiran Satuan Hasil
= Rp. 120.000.000 : 100.000 km
= Rp. 1.200,- per km
Beban Depresiasi = Tarif Depresiasi per Satuan x Satuan Hasil Tahun Berjalan
= Rp. 1.200,- x 15.000 km
= Rp. 18.000.000,-
PT. Bromo
Tabel Depresiasi
Metode Unit Produksi
Tahun Tarif Depresiasi x Satuan Hasil Beban Depresiasi Akumulasi Nilai Buku
per Satuan Per Tahun Depresiasi