1. Pembelian
a. Pembelian Tunai
Cost = harga faktur + biaya yang berkaitan dengan perolehan aktiva tetap sampai siap digunakan
b. Pembelian angsuran
Cost = harga jika dibeli tunai
Perbedaan antara harga tunai dengan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai biaya bunga.
Contoh :
Membeli mesin 1/1 ‘92 dengan harga tunai Rp 10.000.000,- Uang muka Rp 4.000.000,- sisanya diangsur 3
kali dengan bunga 15%. Buat jurnal!
Jawab :
1/1 ‘92 Mesin 10.000.000 1/1 ‘93 Hutang 2.000.000
Kas 4.000.000 Bi. bunga 900.000
Hutang 6.000.000 Kas 2.900.000
1/1 ‘94 Hutang 2.000.000 1/1 ‘95 Hutang 2.000.000
Bi. bunga 600.000 Bi. bunga 300.000
Kas 2.600.000 Kas 2.300.000
Jika tidak diketahui nilai tunainya, maka cost aktiva tetap sebesar nilai sekarang (present value) dari total
uang yang akan dibayarkan oleh perusahaan.
Contoh :
Perusahaan memperoleh mesin dengan cara menukar mesin lama . Cost mesin lama 20.000.000. Akumulasi
depresiasi saat ini 6.000.000. Harga pasar mesin baru 15.000.000.
a. Mesin baru (NB) 14.000.000
Akumulasi depresiasi 6.000.000
Mesin lama 20.000.000
b. Dalam pertukaran tersebut perusahaan menyerahkan uang tunai 2.000.000.
Mesin baru 15.000.000
Akumulasi depresiasi 6.000.000
Rugi pertukaran 1.000.000
Mesin lama 20.000.000
Kas 2.000.000
3. Donasi / hadiah
Cost = harga pasar aktiva saat itu
Perusahaan memperoleh sebidang tanah dari seorang donatur seluas 10.000 m. Harga pasar tanah saat itu
40.000/m.
Jurnal : Tanah 400.000.000
Modal donasi 400.000.000
Jika ada biaya-biaya yang dikeluarkan : didebet dari modal donasi. Misalnya biaya balik nama 4.000.000.
Modal donasi 4.000.000
Kas 4.000.000
Jadi modal donasi tinggal 396.000.000
4. Dibuat sendiri
Cost = seluruh biaya yang digunakan dalam rangka membuat aktiva tersebut, sehingga aktiva siap digunakan.
Biaya-biaya tersebut adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Masalah:
a. Pembebanan BOP ke aktiva tetap yang sedang dibangun
b. Perlakuan terhadap biaya bunga jika digunakan pinjaman
c. Total biaya pembangunan seandainya dibeli.
ad a. Pembebanan BOP
ada 2 cara :
- Cost Incurrence Principles/ Konsep Full Costing
Biaya overhead dibebankan atas dasar tarif
Misalnya BOP dibebankan atas dasar jam kerja langsung 2.000/JKL. JKL yang digunakan 10.000 JKL. Maka
BOP yang dibebankan kepada AT sebesar 10.000 x 2.000 = 20.000.000
- Incremental Cost Method
BOP dibebankan sebesar kenaikan dari BOP yang biasanya (jika perush. tidak membangun AT)
Misal BOP rata-rata per th 18.000.000. Dengan adanya pembangunan AT BOP menjadi 40.000.000. Maka
BOP yang dibebankan ke AT sebesar 22.000.000.
ad b. Pembebanan biaya bunga, dibedakan:
- dikapitalisasi (ditambahkan ke cost AT)
- beban ditangguhkan (deffered charge), bunga diamortisasikan selama umur ekonomis AT tersebut
Biaya pemeliharaan xx
Kas xx
2. Reparasi yang tidak rutin dan berakibat menaikkan nilai guna aktiva atau umur ekonomis
-------> diperlakukan sebagai pengeluaran modal
Didebet pada rekening akumulasi depresiasi, otomatis nilai buku aktiva tetap naik, tetapi tidak menambah harga
perolehan karena nilai kegunaan aktiva tetap tidak berubah.
Contoh :
Akumulasi depresiasi 10.000.000. Cost mesin 20.000.000, umur ekonomis 4 tahun dan nilai residu = 0.
Perusahaan mengadakan reparasi sebesar 5.000.000 sehingga umur ekonomis mesin bertambah 3 tahun. Catat
kejadian tersebut.
Akumulasi depresiasi 5.000.000
Kas 5.000.000
Nilai buku mesin = 15.000.000
Umur ekonomis = 2 + 3 tahun = 5 tahun
Depr./tahun = 15.000.000/5
= 5.000.000
c. Substitution approach
---------> menambah cost aktiva tetap dan penghapusan nilai buku dari komponen yang diganti/ substitution
approach
Misal:
Perusahaan Angkutan kota mengganti body bus sebesar 5.000.000. Cost bus 9.000.000 dan telah didepresiasi
80%. Diperkirakan cost aktiva tetap yang diganti 40% dari cost bus. Catat kejadian tersebut
Bus 5.000.000
Kas 5.000.000
(untuk mencatat ganti body bus)
Apabila timbul selisih antara nilai buku dengan harga jual aktiva tetap, maka diakui sebagai laba atau rugi
penjualan aktiva tetap.
harga jual > Nilai buku --------> laba
harga jual < Nilai buku -----------> rugi
Misal:
Harga Perolehan mesin 10.000.000
Akum. depresiasi 8.000.000
Harga jual 3.000.000
Hitung rugi/laba penjualan tersebut
Nilai buku = 10.000.000 - 8.000.000 = 2.000.000
Harga jual = 3.000.000 _
LABA = 1.000.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan AT
Akum. depresiasi 8.000.000
Kas 3.000.000
Mesin 10.000.000
Laba penjualan 1.000.000
Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber-sumber alam seperti tambang dan hutan
yang disebabkan oleh pengolahan terhadap sumber-sumber alam tersebut. Perbedaan deplesi dan depresiasi :
Depresiasi
Pengakuan terhadap pengurangan service (manfaat ekonomi)
Aktiva tetap dapat diganti jika sudah habis
Alokasi harga perolehan ke pendapatan periode untuk suatu service yang dihasilkan
Deplesi
Pengakuan terhadap pengurangan kuantitas yang terjadi dalam sumber-sumber alam
Untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan aktiva tetap yang sama jika sudah habis
Pengakuan terhadap perubahan langsung dari sumber alam menjadi barang yang dapat dijual
b. Tarif deplesi yang berbeda-beda untuk setiap komponen biaya yang melekat dan terikat pada harga
perolehan
Ada beberapa tarip deplesi untuk satu aktiva tetap. Misalnya untuk harga perolehan ada tarif deplesi sendiri,
untuk biaya pembangunan ada tarif deplesi tersendiri. Biasanya untuk aktiva tetap yang pengembangannya
tidak meliputi seluruh aktiva tetap itu sendiri.
Deplesi untuk harga perolehan dihitung berdasarkan taksiran keseluruhan jumlah mineral yang dihasilkan
( tarif = harga perolehan aktiva tetap : taksiran keseluruhan jumlah mineral yang dihasilkan).
Deplesi untuk biaya pengembangan dihitung berdasarkan taksiran kuantitas mineral yang telah dikembangkan
atau disiapkan untuk dieksploitasi.
Contoh :
Sebidang tanah pertambangan diperoleh atas dasar hak pembayaran fee (fee interest, diperlukan biaya seluruhnya
sebesar Rp 60.000.000,-. Untuk mempersiapkan dan pembangunan sumber tersebut telah dikeluarkan biaya
sebesar Rp 200.000.000,- Diperkirakan barang tambang yang dihasilkan sebesar 1.000.000 ton. Nilai tanah
setelah barang tambang habis dieksploitasi sebesar Rp 10.000.000,-. Metode deplesi adalah metode tarif tunggal.
Hitung deplesi aktiva, jika pada suatu periode barang tambang yang berhasil sebesar 40.000 ton.
Jawab :
Tarif deplesi per ton = 60.000.000 + 200.000.000 - 10.000.000 Jurnal : Biaya Deplesi
10.000.000
1.000.000 ton Akumulasi deplesi 10.000.000
= Rp 250/ ton
Deplesi untuk 40.000 ton = 40.000 x 250 = 10.000.000
Asuransi : mengalihkan resiko pada pihak lain terhadap kemungkinan rugi karena adanya
musibah yang tidak diharapkan.
Yang akan dihitung adalah besarnya ganti rugi yang akan diterima oleh perusahaan jika mengalami musibah.
Persyaratan asuransi :
Bukan asuransi bersama : bila timbul musibah, ganti rugi seolah-olah ditanggung semua oleh perusahaan
asuransi.
Asuransi bersama : Asuransi yang ditanggung bersama antara pihak yang mengasuransi-kan dan perusahaan
asuransi.
Penentuan Ganti Rugi : dipilih yang lebih rendah antara jml pertanggungan dan kerugian riil
Jumlah pertanggungan : jumlah yang tertulis dalam polis
Kerugian Riil (KR) : % kerusakan x harga pasar aktiva saat terjadi musibah
2. ASURANSI BERSAMA
Ganti Rugi yang akan diterima sebesar yang lebih rendah antara :
*0 Jumlah pertanggungan
*1 Jumlah kerugian riil
*2 Batas minimum yang dikehendaki (Co Insurance Requirement/ CIR) :
CIR = Jumlah pertanggungan x kerugian Riil
% asuransi bersama x harga pasar
Contoh :
perusahaan mengasuransikan gedung pabrik dengan jumlah pertanggungan Rp 40.000.000,00. Suatu saat gedung
terbakar dan memusnahkan 60% gedung pabrik. Harga pasar gedung saat itu Rp 60.000.000,00. Hitung ganti rugi
yang akan diterima oleh perusahaan.
Jawab :
Jumlah pertanggungan : Rp 40.000.000,00
Kerugian Riil : 60% x Rp 60.000.000,00 = Rp 36.000.000,00
1 aktiva, 1 polis
bukan asuransi bersama GR = pertimbangkan 2 hal
asuransi bersama GR = pertimbangkan 3 hal
Beberapa aktiva, 1 polis
Cara menentukan ganti rugi
Alokasikan jumlah pertanggungan ke setiap jenis aktiva, dengan dasar perbandingan harga pasar aktiva.
Tentukan asuransi bersama atau bukan
Contoh :
Perusahaan mengasuransikan gedung pabrik dan mesin-mesin dengan jumlah pertanggungan Rp 150.000.000,00.
Suatu saat terjadi kebakaran yang mengakibatkan kerusakan mesin 80%, dan gedung rusak 50%. Harga pasar
mesin Rp 120.000.000,00 dan harga pasar gedung Rp 80.000.000,00.
Jawab:
Alokasi jumlah pertanggungan ke aktiva
Jumlah pertanggungan mesin = 120.000.000 x 150.000.000 = 90.000.000
200.000.000
Asuransi bersama
CIR = 90.000.000 x 96.000.000 = 96.000.000
75% x 120.000.000
CIR = 60.000.000 x 40.000.000 = 40.000.000
75% x 80.000.000
Jumlah ganti rugi = 90.000.000 + 40.000.000 = 130.000.000
Asuransi bersama
= Jumlah pertanggungan x Kerugian Riil
Yang lebih tinggi atr total pertanggungan dgn % asr x hg pasar
Contoh :
Perusahaan mengasuransikan kendaraan kepada perusahaan asuransi A dengan jumlah pertanggungan
100.000.000 ; ke perusahaan asuransi B dengan jumlah pertanggungan 60.000.000 ; dan ke perusahaan asuransi
C dengan jumlah pertanggungan 40.000.000.
Terjadi musibah yang menyebabkan 60 % kendaraan rusak. Harga pasar kendaraan saat itu 300.000.0000
Kerugian Riil = 60% x 300.000.000 = 180.000.000
Tujuan revaluasi :
Agar rugi /laba periodik yang ditentukan melalui proses mempertemukan pendapatan dan biaya
menggambarkan secara layak tentang hasil usaha perusahaan
Agar aktiva tetap menggambarkan nilai yang wajar.
Replacement cost (nilai ganti) : adalah harga perolehan jika aktiva yang sama dibeli saat revaluasoi
Nilai sehat : replacement cost - akumulasi yang didasarkan pada replacement cost (nilai buku berdasarkan
nilai setelah revaluasi).
% Keadaan : Nilai sehat x 100%
Repl. cost
Penentuan Revaluasi
Tanah 300.000.000
Tanah PK 1.200.000.000 Modal PK 1.200.000.000
Contoh :
Perusahaan mempunyai mesin dengan cost Rp 80.000.000 umur ekonomis 10 th, metode depresiasi yang
dipergunakan metode garis lurus. Sesudah dipakai selama 6 th mesin dinilai kembali. Harga mesin sejenis saat ini
Rp 120.000.000. Keadaan mesin saat direvaluasi 60% masih bagus. Catat revaluasi tersebut!
Kenaikan dinilai
kenaikan 40.000.000 15 th 6 th 16.000.000(4
setelah PK 120.000.000 15 th 6 th 48.000.000(5
(1
6/10 x 80.000.000 = 48.000.000
(2
6/15 x 80.000.000 = 32.000.000
(3
48.000.000 - 32.000.000 = 16.000.000
(4
6/15 x 40.000.000 = 16.000.000
(5
6/15 x 120.000.000 = 48.000.000
Jurnal Penyesuaian :
Akumulasi depresiasi 16.000.000
Return Earning /lb ditahan 16.000.000
(untuk mencatat akumulasi depresiasi yang terlalu besar Rp 1.000.000 )
Mesin 40.000.000
Akm. depr mesin PK 16.000.000
Modal PK 24.000.000
(untuk mencatat adanya kenaikan nilai aktiva karena revaluasi)
Posting :
Akm. Depr. Akt. PK Akm. depr. aktiva PK
16.000 16.000 48.000 40.000
2.667 5.333
Dalam neraca
AL
AT : Mesin 80.000.000
Ak. Depr. 32.000.000
Nilai buku 48.000.000 Modal sendiri
Aktiva PK 40.000.000
Ak. Depr. 16.000.000
24.000.000 Modal PK 24.000.000
Nilai sehat 72.000.000
DEPRESIASI TERHADAP AKTIVA YANG SUDAH DINILAI KEMBALI
Dasar depresiasi :
a. Cost mula-mula
1/1 ‘92 Cost 80.000.000, umur ekonomis 15 th (baru)
Depr/ th = 80.000.000/15 = 5.333.333
Jurnal :
Biaya depresiasi 5.333.333
Akm. depr. 5.333.333
(untuk mencatat depresiasi berdasarkan cost yang lama)
Modal PK 2.666.667
AD Mo. PK 2.666.667
(untuk mencatat amortisasi modal PK)
rugi / laba penjualan dihitung berdasar pada cost sebelum dinilai kembali
Ex. : 1 Jan ‘93 aktiva dijual dengan harga Rp 46.000.000
Aktiva Aktiva PK
Cost 80.000.000 40.000.000
Akm. Depr. 37.333.333 18.666.667
42.666.667 21.333.333
H. jual = 46.000.000
NB = 42.666.667
Laba = 3.333.333
Jurnal
Kas 46.000.000
Akm. depr. 37.333.333
Akm. depr. PK 18.666.667
Modal PK 21.333.333
Aktiva 80.000.000
Aktiva PK 40.000.000
laba 3.333.333
.
SONNY SOEBAGYO
REGISTERED TAX CONSULTANT
License No. KEP-4421/IP.C/PJ/2019
ATTORNEY IN TAX COURT
License No. KEP-344/PP/IKH/2018
email : sonny.soebagyo@gmail.com