Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah


Materi : Aset Tetap

Oleh:
1. Aseri Zandroto
2. Krisdayanti
3. Selvia
4. Desy Cindy Putri Pertiwi
5. Fien Fien
6. Ciki Tasya

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
TAHUN 2023
Pengukuran biaya perolehan

1. Contoh 1
Contoh 1: Sebuah mesin dibeli dari luar negeri dengan harga
Rp100.000.000. Perusahaan harus membayar bea impor dan pajak
pembelian senilai Rp7.000.000. Pajak pembelian tidak dapat dikreditkan.
Perusahaan juga harus membayar ongkos angkut pembelian dan asuransi
ketika mesin dalam perjalanan senilai Rp1.000.000. Ongkos angkut
pembelian dan asuransi ketika mesin dalam perjalanan merupakan biaya
yang dapat diatri busikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi
yang diinginkan, sehingga dapat dikapitalisasi sebagai biaya perolehan
aset. Jadi, perusahaan mencatat biaya perolehan aset sebesar
Rp108.000.000
Jawaban :
Mesin 108.000.000
Kas 108.000.000
2. Contoh 2
Perusahaan membeli tanah seharga Rp60.000.000 untuk membangun
pabrik. Perusahaan membayar biaya balik nama dan bea perolehan hak
atas tanah dan bangunan sebesar Rp2.000.000. Perusahaan membeli tanah
urug senilai Rp5.000.000. Perusahaan juga harus membayar pemborong
senilai Rp4.000.000 untuk menebang pohon dan merighancurkan
bangunan lama.
Perusahaan mencatat biaya perolehan tanah sebesar Rp71.000.000 karena
tanah urug dan penghancuran bangunan lama merupakan biaya yang dapat
diatribusikan langsung untuk membuat tanah berada pada kondisi yang
diinginkan.
Jawaban :
Tanah 71.000.000
Kas. 71.000.000
3. Contoh 3 :
Melanjutkan contoh 2, perusahaan membayar jasa arsitek Rp15.000.000
dan pemborong Rp100.000.000 untuk membangun pabrik di lokasi tanah
tersebut.

Biaya perolehan gedung dicatat sebesar Rp115.000.000.000.


Jawaban :
Gedung 115.000.000
Kas 115.000.000
4. Contoh 4 :
Perusahaan membeli mobil pickup dengan harga Rp200.000.000. Dealer
memberi potongan tunai sebesar Rp8.000.000.
Perusahaan mencatat kendaraan seharga Rp192.000.000.
Jawaban :
Kendaraan 192.000.000
Kas 192.000.000
5. Perolehan aset secara kredit
Contoh 1 :
tanggal 2 april 2018 CV Antartika membeli sebuah mesin fotokopi dengan
membayar sebesar 15.000.000 sebanyak 4 kali. Pembayaran pertama
dilakukan pada tanggal 2 april 2019 dan angsuran berikutnya setiap
tanggal 2 april. Tingkat bunga pinjaman adalah 9%.

CV Antartika tidak mencatat mesin fotokopi senilai Rp 30.000.000, namun


sebesar present value (nilai kini) dari 4 kali angsuran tersebut. Present
value mesin fotokoi dihitung dengan mengakikan rp 15.000.000 dengan
PV-AD factor sebesar 3,53129467 yang diperoleh dari tabel 5.5 Present
Value of An Annuity Due of 1 kolom 9%,baris n= 4. Seperti yang telah
dipelajari dalam bab 5 mengenai Anuitas, oleh karena pembayaran terjadi
pada setiap awal periode, maka anuitas tersebut dikelompokan sebagai
annuity due. Dengan demikian, reserved you mesin fotokopi adalah Rp
52.969.420,05 ( Rp. 15.000.000 kali 3,53129467).
Mesin fotokopi 52.969.420,05
Utang 52.969.420,05

Selisih antara total angsuran (Rp30.000.000) dengan nilai mesin fotokopi


yang tercatat (52.969.420,05) diakui sebagai bunga dan diamortisasi
selama masa kredit. Tabel utang pembelian mesin fotocopy tersebut :

Tangg Kas Beban bunga Penurunan Nilai buku


al keluar diakui nilai utang utang

2 apr 52.969.420,05
2018
2 apr 15.000.00 15.000.000 37.969.420,05
2019 0
2 apr 15.000.00 3.417.247,804 11.582.752,19 26.386.667,85
2020 0 5 55 45
2 apr 15.000.00 2.374.800,106 12.625.199,89 13.761.467,96
2021 0 9 31 14
2 apr 15.000.00 1.238.532,116 13.761.467,96 0
2022 0 52 14

6. Perolehan aset secara lumpsum


Contoh 1 :
CV Bahagia membeli sebuah ruko dari developer PT Sukajadi senilai
Rp800.000.000. Estimasi harga pasar tanah adalah Rp250.000.000 dan
estimasi harga pasar bangunan adalah Rp350.000.000.
Untuk kepentingan pencatatan, CV Bahagia memisahkan nilai tanah
dengan nilai bangunan CV Bahagia dapat menggunakan informasi harga
pasar tanah dan bangunan untuk menentukan harga tanah dan bangunan
yang akan dicatat. Berikut disajikan cara membagi nilai perolehan
lumpsum ke masing-masing aset. Perusahaan dapat memanfaatkan
informasi nilai pasar untuk membagi nilai perolehan lumpsum ke masing-
masing aset.

Aset Harga Pembagian secara Prorata Nilai Diakui


Pasar
Tanah 250.000.000 250.000.000/600.000.000×800.000.000 333.333.333
Bangunan 350.000.000 350.000.000/600.000.000×800.000.000 466.666.667
Total 600.000.000 800.000.000

Nilai pembelian aset tetap sebesar Rp800.000.000 dibagi menjadi dua


sesuai dengan perbandingan nilai pasar masing-masing aset. Jurnal untuk
mencatat pembelian tanah dan bangunan tersebut:

Tanah 333.333.333
Bangunan 466.666.667
Kas 800.000.000

7. Perolehan aset secara pertukaran


Contoh 3 :
CV Anugerah Perkasa menukarkan sebuah mesin lama dengan mesin baru
dengan membayar kas sebesar Rp60.000.000. Biaya perolehan mesin tua
adalah Rp50.000.000, sedangkan akumulasi penyusutan mesin tua
Rp32.000.000. Harga pasar mesin baru adalah Rp 64.000.000. Pertukaran
ini memiliki substansi komersial
Dalam pertukaran ini, mesin tua dihargai Rp20.000.000 (diperoleh dari
Rp64.000.000 dikurangi kas yang di bayarkan Rp50.000.000). Untuk
menentukan laba rugi dalam pertukaran, CV Anugerah Perkasa memban
dingkan nilai pasar mesin tua dengan nilai tercatat mesin tua. Nilai tercatat
mesin tua adalah Rp 25.000.000 (diperoleh dari biaya perolehan
Rp41.000.000 dikurangi akumulasi penyusutan Rp32.000.000).

Nilai pasar mesin tua 20.000.000


Nilai tercatat mesin tua (25.000.000)
Rugi pertukaran mesin 5.000.000
Nilai aset tua tercatat sebesar Rp20.000.000 dan aset tua tersebut hanya
dihargai Rp25.000.000, sehingga perusahaan rugi sebesar Rp5.000.000.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pertukaran mesin:

Mesin 64.000.000
Akumulasi 32.000.000
Penyusutan Mesin
Rugi Pertukaran 5.000.000
Mesin
Kas 60.000.000
Mesin 41.000.000

Contoh 4 :
PT. Kayana Tour and Travel sebuah bis tua dengan dua buah minibus baru.
Harga perolehan bis tua adalah Rp375.000.000. Akumulasi penyusutan bis
tua Rp125.000.000. Harga dua minibus baru adalah Rp550.000.000. PT.
Kayana Tour and Travel membayar Rp275.000.000 dalam pertukaran ini.
Jawaban:
Nilai tercatat bis tua pada saat pertukaran adalah Rp250.000.000
(diperoleh dari Rp375.000.000 dikurangi akumulasi penyusutan
Rp125.000.000). Daeler mobil menghargai bis tua sebesar Rp275.000.000
(diperoleh dari harga minibus baru Rp550.000.000 dikurangi jumlah kas
yang diserahkan Rp275.000.000). Ini berarti PT. Kayana Tour and Travel
mengakui laba pertukaran sebesar Rp25.000.000, karena aset tua yang
nilainya Rp250.000.000 dihargai Rp275.000.000 oleh daeler.
Nilai pasar bis tua Rp276.000.000
Nilai tercatat bis tus (250.000.000)
Laba pertukaran bis 25.000.000
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pertukaran mesin tersebut:
Kendaraan 550.000.000
Akum. Penyusutan kendaraan 125.000.000
Kas 275.000.000
Kendaraan 375.000.000
Laba pertukaran bis 25.000.000
Contoh 5 :
CV Waton Resik memesan lemari display baju ke tukangkayu karya jasa.
Pemilik karya jasa sepakat untuk membuatkan lemari display dengan upah
sebuah mesin cuci bekas. Harga perolehan mesin cuci bekas
Rp20.000.000. Akumulasi penyusutan mesin cuci bekas Rp5.000.000.
Anggaplah , tidak ada informasi harga pasar mesin cuci bekas dan juga
tidak ada informasi harga lemari display yang cukup valid. Oleh karena
tidak ada informasi harga wajar, maka CV Waton Resik mencatat lemari
baju dengan menggunakan informasi nilai tercatat mesin cuci yang
diserahkan.
Jawaban:
Nilai tercatat mesin cuci pada saat pertukaran adalah Rp15.000.000
(diperoleh dari Rp20.000.000 dikurangi Rp5.000.000). Jadi, dalam
pertukaran ini CV Waton Resik mencatat lemari baru sebesar nilai tercatat
mesin cuci (Rp15.000.000). Oleh karena aset baru dicatat sebesar nilai
tercatat aset lama, maka tidak ada laba atau rugi pertukaran yang diakui.
Perabot 15.000.000
Akumulasi penyusutan perabot 5.000.000
Perabot 20.000.000
Contoh 6 ;
CV Pernik Antik memiliki lemari display bekas yang akan ditukarkan
dengan yang baru. Dalam pertukaran ini tidak ada substansi komersial,
karena lemari lama dan lemari baru memiliki ukuran yang sama. Pemilik
memilih lemari baru karena lemari baru ini berupa lemari ukir yang lebih
cocok dipakai untuk memajang rerhiasan antik. Lemari lama diperoleh
dengan harga Rp 20.000.000. Akumulasi penyusutan lemari lama
Rp5.000.000. Dalam pertukaran ini CV Pernik Antik harus membayar kas
senilai Rp10.000.000. Harga tunai lemari ukir yang baru Rp25.500.000
Jawaban :
Nilai tercatat lemari lama yang diserahkan adalah Rp15.000.000 (Rp
20.000.000 - Rp5.000.000). Lemari lama dihargai sebesar Rp15.500.000
(diperoleh dari harga tunai lemari baru Rp25.500.000 dikurangi kas yang
harus dibayarkan senilai Rp10.000.000 untuk mendapat lemari baru). Jadi,
sebenarnya dalam pertukaran ini terdapat laba pertukaran senilai
Rp500.000 bagi CV Pernik Antik. Namun, mengingat dalam pertukaran ini
tidak ada substansi komersial, maka laba pertukaran tidak boleh diakui.
Dengan demikian, lemari baru tidak dicatat sebesar nilai pasar lemari baru
(Rp25.500.000) tetapi sebesar mari nilai tercatat lemari lama ditambah
dengan kas yang diserahkan (Rp15.000.000 ditambah Rp10.000.000).
Lemari baru dicatat lebih rendah Rp500.000 dibandingkan nilai pasar yang
sebenarnya karena laba pertukaran tidak diakui.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pertukaran lemari tersebut
Perabot 25.500.000
Akum. Penyusutan perabot 5.000.000
Kas 10.000.000
Perabot 20.000.000
8. Tarif kapitalis
Contoh 1 :
Pada tanggal 1 Juni 2024, PT Bunga Sejahtera mulai membangun mess
untuk karyawan. Pada tanggal yang sama, PT Bunga Sejahtera menerima
pinjaman dari Bank Raya Raja senilai Rp. 200.000.000 untuk konstruksi
tersebut dengan bunga pinjaman 10%.
Jawab:
Jadi, tarif kapitalisasi yang dipakai untuk mengkapitalisasi biaya pinjaman
adalah 10%. Jika entitas meminjam dana secara spesifik untuk tujuuan
memperoleh asset kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah bbiaya
yang dapat dikapitalisasi sebesar biaya pinjaman aktual yang terjadi
selama periode dikurangi penghasilan investasi sementara dari pinjaman
tersebut.
Contoh 2 :
Pada tanggal 2 Februari 2024, CV Kerindo membangun kolam renang.
Berkaitan dengan Pembangunan tersebut, CV Kerindo menerima pinjaman
dari Bank Dana sebesar Rp 700.000.000 dengan bunga 10%. Pengeluaran
selama tahun 2024 yang berkaitan dengan Pembangunan kolam renang
tersebut adalah sebesar Rp 500.000.000. Dana yang baru akan digunakan
pada tahun 2025 sebesar Rp 400.000.000 sementara disimpan dalam
deposito. Bunga deposito 6,5%.
Jawab:
Bunga deposito 6,5%, sehingga penghasilan dari bunga deposito = 6% ×
Rp 400.000.000, dapat mengurangi besarnya bunga yang dapat
dikapitalisasi.

Bunga atas pinjaman konstruksi : 10% × Rp 500.000.000 =


Rp 50.000.000
Pendapatan deposito : 6,5% × Rp 400.000.000 = Rp
26.000.000 -
Bunga yang dapat dikapitalisasi : = Rp
24.000.000

Jika entitas meminjam dana secara umum lalu menggunakannya untuk


memperoleh suatu asset kualifikasian, maka entitas menentukan jumlah
biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi dengan menerapkan tarif
kapitalisasi terhadap pengluaran atas asset tersebut. Tarif kapitalisasi
adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman selama
periode, di luar oinjaman spesifik untuk memperoleh asset kualifikasian.
Jumlah biaya pinjaman dikapitalisasi tidak boleh melebihi jumlah biaya
poinjaman yang terjadi pada periode tersebut.
Contoh 3 :
Pada tanggal 1 Januari 20X7, CV Bima muda membangun pabrik di
Gondang. Terkait pembangunan tersebut, CV Bima muda menerima
pinjaman senilai Rp400.000.000 dari Bank Harta Melimpah dengan bunga
5% Selain pinjaman khusus konstruksi tersebut, CV Bima Muda memiliki
pinjaman lain, yaitu:
1. Pinjam dari Koperasi Raharja sebesar Rp 5.000.000 dengan bunga 12%
2. pinjaman dari Bank Kilau Logam sebesar Rp150.000.000 dengan bunga
5%, tempo 5 tahun.
Perhitungan rata-rata tertimbang bunga dari pinjaman khusus kontruksi
adalah :
Jawaban :

Debitur Nilai pinjaman Tingkat Bunga Bunga


Koperasi Raharja 5.000.000 6% 300.000
Bank Kilau Logam 150.000.000 5% 7.500.000
Total 160.000 7% 12.800.000

Rata-rata tertimbang bunga adalah sebesar 9% yang diperoleh dari


Rp12.800.000 dibagi Rp.160.000.000
9. Jumlah tercatat rata-rata aset kualifikasian
Contoh 4 :
PT Langgeng Makmur membangun gedung kantor, Pembangunan dimulai
pada tanggal 1 Februari 20X7 dan selesai pada tanggal 1 Desember 20X7.
Pengeluaran PT Langgeng Makmur terkait dengan pembangunan tersebut:

Tanggal Jumlah Kas keluar


1 februari 20x7 200.000.000
1 juli 20x7 150.000.000
1 september 20x7 180.000.000

Tgl awal Penghentian Periode Rata-rata aset tercatat aset


kapitalis kapitalis kapitalis kualifikasian
1 februari 20x7 1 desember 9 bulan 9/12×200.000.000=150.000.000
20x7
1 juli 20x7 1 desember 6 bulan 6/12×150.000.000=175.000.000
20x7
1 september 1 desember 4 bulan 4/12×180.000.000=60.000.000
20x7 20x7
Total 285.000.000

Jurnal yang dibuat CV Antartika saat pembayaran pertama pada tanggal


12april 20219
Utang. 15.000.000
Kas. 15.000.000
Pada saat pembayaran yang pertama, tidak ada bunga yang dicatat, karena
umur utang baru nol hari. Pada tanggal 31 Desember 2020, CV Antartika
mengakui bunga dari utang pembelian mesin fotokopi:

Beban Bunga 3.417.247,8045


Utang Bunga. 3.417.247,8045
Pada tanggal 2 april 2019 ,CV Antartika membayar Rp15.000.000 yang
kedua. Jurnal yang dibuat:
Utang Bunga. 3.417.247,8045
Utang. 11.582.752,1955
Kas. 15.000.000

10. Pengeluaran setelah akuisisi aset


Biaya perawatan :
Soal 1
Perusahaan membeli sebidang tanah senilai Rp100.000.000. Terkait
dengan pembelian tanah tersebut peru- sahaan membayar bea balik nama
Rp4.000.000, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, (BPHTB) se-
besar Rp5.000.000, serta membayar pajak bumi dan bangunan (PBB)
untuk tahun berjalan Rp1.000.000. BPHTB senilai Rp5.000.000 boleh
dikapitalisasi sebagai nilai tanah, tetapi PBB tidak boleh dikapitalisasi ka-
rena PBB merupakan pajak tahunan atas pemanfaatan tanah dan bangunan
dan termasuk sebagai biaya perawatan sehari-hari. PBB dicatat sebagai
beban pada saat perusahaan membayar. Sementara BPHTB dikapitalisasi
sebagai nilai aset karena pajak ini terjadi akibat pembelian tanah dan
hanya dibayarkan satu kali pada saat tanah diperoleh.

Tanah Rp 109.000.000
Pajak Bumi dan Bangunan Rp 1.000.000
Kas Rp 110.000.000

Soal 2
Perusahaan membeli sepeda motor dengan harga Rp20.000.000. Pada saat
pembelian, perusahaan mem- bayar premi asuransi kendaraan (all risk
insurance) sebesar Rp800.000 per tahun.
Harga perolehan sepeda motor adalah sebesar Rp20.000.000. Asuransi
kendaraan merupakan bagian dari pemeliharaan aset selama sepeda motor
memberikan manfaat bagi perusahaan. Asuransi kendaraan bu- kan biaya
yang diperlukan untuk membuat aset siap pada kondisi untuk digunakan
karena tanpa asuransi, kendaraan sudah dapat dimanfaatkan.

Kendaraan Rp 20.000.000
Asuransi Kendaraan Rp 800.000
Kas Rp 20.800.000

Soal 3:
CV Langgeng Sejahtera memutuskan untuk mengganti atap pabrik yang
semula asbes menjadi atap galvanis. Total harga perolehan atap lama
Rp8.000.000. Akumulasi penyusutan atap lama Rp6.000.000. Total kas
yang dibayarkan ke pemborong untuk pemasangan atap baru adalah
Rp15.000.000.
Dalam penggantian atap ini, perusahaan mencatat aset baru dan
menghapus aset lama dari catatan perusahaan

Gedung Rp 25.000.000
Akumulasi Penyusutan Rp 6.000.000
Rugi Penggantian Atap Rp 4.000.000
Kas Rp 25.000.000
Gedung Rp 10.000.000

Anda mungkin juga menyukai