NPM : 022122016
METODE PENYUSUTAN
Aktiva tetap (aset tetap) mempunyai nilai yang semakin berkurang dari suatu periode ke periode
berikutnya,Nilai aktiva tetap akan menjadi turun apabila sudah dipakai atau digunakan dalam
periode tertentu.Dalam akuntansi, hal ini dikenal dengan istilah penyusutan atau depresiasi.
Akumulasi penyusutan aktiva tetap yang terjadi perlu dicatat dalam jurnal laporan keuangan
pada akhir periode untuk mengetahui nilai manfaat yang bisa didapatkan selama sisa pemakaian
aset tersebut.
Jurnal Penyusutan aktiva tetap
Pengertian jurnal penyusutan (depresiasi) adalah proses pencatatan untuk mengetahui umur atau
nilai dari aktiva tetap pada laporan keuangan di akhir periode akuntansi. Aktiva tetap yang
mengalami penurunan nilai adalah set yang berwujud seperti gedung, kendaraan, peralatan
mesin.
Selain itu, di dalam aktiva tetap juga harga yang mengalami penurunan hanya aktiva yang
memiliki wujud, yang mana aktiva tersebut terdiri dari gedung, kendaraan, mesin dan lain
sebagainya, kecuali tanah.
Pada saat pengakuan awal, aktiva tetap wajib dicatat sebesar biaya perolehan yang meliputi
beberapa unsur di bawah ini.
1. Harga beli yang didalamnya termasuk pajak pembelian dikurangi dengan potongan serta
diskon pembelian.
2. Biaya yang dikeluarkan seperti biaya pengangkutan barang dari lokasi awal hingga ke
tujuan.
3. Memperkirakan awal biaya pembongkaran serta perakitan aset hingga siap untuk
dipergunakan.
4. Dalam kegiatan pembelian tanah beserta bangunannya, pencatatan wajib dilakukan secara
terpisah antara harga masing-masing.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Biaya Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap :
1. Harga perolehan
2. Nilai residu
3. Umur ekonomis aktiva
5 Metode Penyusutan Aktiva Tetap :
Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan tetap
per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.
Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode garis
lurus yaitu:
Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Umur Ekonomis
2. Metode Penyusutan Saldo Menurun (Double Declining Balance Method)
Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva atau aset tetap yang ditentukan
berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada tahun yang bersangkutan.
Contoh penyusutan fiskal dapat diketahui dari besarnya dua kali persentase atau tarif penyusutan
metode garis lurus.
3. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method)
Berdasarkan metode jumlah angka tahun, besarnya penyusutan atau depresiasi aktiva tetap tiap
tahun jumlahnya semakin menurun.
4. Metode Penyusutan Satuan Jam Kerja (Service Hours Method)
Menurut metode ini, beban penyusutan tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode satuan
jam kerja yaitu:
Biaya Depresiasi = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Jam Jasa
5. Metode Penyusutan Satuan Hasil Produksi (Productive Output Method)
Menurut metode ini, beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah satuan produk
yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil produksi sehingga depresiasi tiap periode
akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi hasil produksi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya akumulasi penyusutan dengan metode satuan
hasil produksi yaitu:
Beban Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Residu / Taksiran Hasil Unit Produksi.
Contoh soal jurnal penyesuaian dengan menggunakan metode satuan jam kerja
Masih perusahaan yang sama yaitu PT. Maju Jaya membeli peralatan berupa mesin packaging
pada tanggal 1 Maret 2022 senilai Rp 75.000.000 dengan nilai residu Rp 50.000.000 maksimal
sisa waktu yang dimiliki yaitu 50.000 jam.
Bagaimana cara membuat jurnal depresiasi dengan metode satuan jam kerja?
Biaya Depresiasi = ( Rp 75.000.000 – Rp 50.000.000) / 50.000 jam
Biaya Depresiasi = Rp 500 per jam
Jika tahun pertama perlatan tersebut digunakan selama 10.000 jam, maka perhitungan biaya
akumulasi penyusutannya yaitu:
10.000 jam × Rp 500 = Rp 5.000.000
Di bawah ini adalah contoh soal jurnal penyesuaian depresiasi tahunan peralatan perusahaan
tersebut:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan Rp 5.000.000
peralatan
Akumulasi Rp 5.000.000
Penyusutan Peralatan
Sedangkan untuk membuat jurnal penyusutan bulanan, perhitungan akumulasi yang bisa Anda
lakukan adalah dengan membagi biaya depresiasi Rp 10.000.000 dengan 12 bulan.
Jurnal penyusutan bulanan yang dapat Anda buat adalah:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
31/12/2022 Beban penyusutan Rp 833.333
kendaraan
Akumulasi Rp 833.333
Penyusutan
Kendaraan
HARGA PEROLEHAN
harga perolehan didefinisikan sebagai keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh seseorang untuk
memperoleh aset tetap.
Biaya ini timbul akibat adanya transaksi yang dilakukan berupa pembelian yang nantinya siap
digunakan dan dioperasikan.
Singkatnya, Jumlah Harga Beli + Biaya Keseluruhan dari Transaksi Pembelian hingga Aset Siap
Digunakan.
Cara Menghitung Harga Perolehan pada Aktiva Tetap
1. Harga Perolehan pada Aktiva Tetap Pembelian Tunai
Sebelum membahas mengenai cara menghitung harga perolehan pada aktiva tetap, perlu
diketahui akun-akun apa saja yang termasuk kedalam penghitungan acquisition cost.
Beberapa akun yang termasuk dalam kategori acquisition cost yaitu:
Nilai Beli Aktiva/Harga Beli aktiva,
Beban Angkut,
Beban Pemasangan,
Beban Instalasi,
Beban Asuransi pada saat Pengangkutan,
Beban Percobaan,
Beban Balik Nama dan
Beban lain-lain.
Tidak hanya akun-akunnya saja yang perlu diketahui dalam menghitung harga perolehan. Tetapi
yang paling penting untuk diketahui yaitu bagaimana cara memperoleh aktiva tetap.
Aktiva tetap dapat diperoleh ketika suatu perusahaan melakukan transaksi pembelian secara
tunai.Tidak hanya itu, melakukan transaksi secara kredit juga merupakan salah satu cara
memperoleh aktiva tetap.
Dalam ilmu akuntansi, aktiva tetap merupakan harta berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam proses produksi serta penyediaan barang maupun jasa.
Maksud dari harta berwujud adalah harta yang telah diolah. Dan siap dipakai untuk proses
operasi perusahaan yang memiliki manfaat lebih dari satu tahun lamanya.
Jika melakukan transaksi secara tunai, maka harga perolehannya adalah total harga pembelian
bersih. Setelah dikurangi dengan potongan tunai kemudian ditambah dengan pengeluaran.
Untuk lebih mudah dipahami, perhatikan contoh soal perhitungan acquisition cost pada
pembelian tunai berikut ini.
Contoh Soal: PT Fiva membeli mesin pabrik seharga Rp 54.000.000, biaya pemasangan mesin
sebesar Rp 2.543.000 serta premi asuransi sebesar Rp 600.000. Hitunglah acquisition cost .
Penyelesaian:
Harga beli mesin = Rp 54.000.000
Biaya Pemasangan = Rp 2.543.000
Premi Asuransi = Rp 600.000
Harga Perolehan = Rp 57.143.000
Pencatatan transaksi dalam jurnal adalah:
Mesin Pabrik (Debit) 57.143.000
Kas (Kredit) 57.143.000
2. Harga Perolehan Aktiva Tetap pada Pembelian Kredit
Pembelian kredit merupakan transaksi yang dilakukan perusahaan dengan pembayaran jangka
waktu tertentu disertai dengan bunga pembelian.
Jenis bunga yang sering digunakan dalam transaksi yaitu bunga eksplisit dan implisit.
Bunga eksplisit adalah bunga yang diterapkan secara transparan dalam pembelian kredit.
Sedangkan bunga implisit adalah bunga yang belum diketahui jumlah pastinya dalam melakukan
transaksi pembelian kredit.
Dalam menghitung acquisition cost transaksi bunga tidak perlu dihitung karena bunga
merupakan pengorbanan dana dari pihak lain.
3. Harga Perolehan Aset Tetap dengan Menggunakan Wesel Bunga
Melakukan pembelian aktiva tetap dalam jumlah yang besar akan dibayar oleh suatu perusahaan
dengan tanda bukti berupa wesel tagih.
Pembeli diharuskan untuk membayar setengah harga dari pembelian atau biasa disebut dengan
uang muka.
Kemudian sisanya dibayar dengan ketetapan wesel bunga dengan memperhatikan batas
pembayaran wesel tersebut.
Contoh: PT Pertamina Persero membeli perlengkapan pabrik dengan harga Rp 85.000.000 secara
tunai. Dengan uang muka yang diberikan senilai Rp 30.000.000. Dan sisanya akan dibayar
dengan wesel berbunga 10% dalam jangka waktu satu tahun. Hitunglah perolehan aset tetapnya.
Penyelesaian:
Perlengkapan Pabrik (D) 85.000.000
Kas (Kredit) 30.000.000
Utang Wesel (Kredit) 50.000.000
Dan ketika wesel jatuh tempo, maka nominal yang harus dibayar setelah bunga ditambah dengan
bunganya, jadi besar bunga wesel adalah (50.000.000 x 10%) = 5.000.000, maka jurnal
penyesuaiannya,
Utang Wesel (Debit) 50.0000.000
Biaya Bunga (Debit) 5.000.000
Kas (Kredit) 55.000.000
4. Harga Perolehan Aktiva Tetap Milik Sendiri
Aktiva tetap yang dikelola sendiri muncul karena tidak adanya transaksi pembelian atau tidak
terikat kontrak pembangunan lain.
Maka dari itu perusahaan tersebut mengalokasikan semua biaya yang akan akan dikeluarkan
untuk kebutuhan perusahaan .
Biaya yang dikeluarkan perusahaan meliputi biaya bahan pokok, gaji tenaga kerja perusahaan
dan biaya overhead.
Biaya overhead yang dimaksud yaitu biaya listrik, air, asuransi, perlengkapan dan peralatan
pabrik.Untuk mengalokasikan dana perlu diperhatikan pembagiannya, misalnya memisahkan
antara biaya pembangunan dan biaya overhead.
5. Harga Perolehan Aktiva Tetap dengan Menerbitkan Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang kepemilikannya atas nama suatu
perusahaan.Artinya, jika seseorang membeli saham perusahaan maka orang tersebut sudah
menjadi pemilik perusahaan.
Nilai harga saham di pasar merupakan ukuran layaknya atas harga produk harta yang dimiliki
seutuhnya.
Contoh: Tanggal 3 maret PT Mawar mengeluarkan sahamnya sebanyak 2.000 lembar, nilai
parinya @9.000. Untuk membeli tanah dengan harga saham biasa @5.000. Maka perhitungan
harga perolehannya yaitu:
Nominal Saham = (2.000 x 9.000 = 18.000.000)
Harga Pasar = (2.000 x 5.000 = 10.000.000)
Nilai Selisih Disagio = 8.000.000
Jurnal pencatatan transaksinya yaitu:
Tanah (Debit) 10.000.000
Disagio Saham (Debit) 8.000.000
Saham Biasa (Kredit) 18.000.000