Anda di halaman 1dari 11

BEBAN PEMELIHARAAN DAN PENGELUARAN ASET TETAP

5 Biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap dan Cara Pencatatannya


Biaya selama masa penggunaan aktiva tetap adalah pengeluaran-
pengeluaran biaya yang dilakukan selama penggunaan aset tetap (fixed
asset).

Apa tujuan pengeluaran biaya selama penggunaan aset tetap?

Tujuannya adalah agar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan akan terus
bisa digunakan dalam mendukung dan memenuhi kebutuhan aktivitas
perusahaan.

Apa saja jenis biaya penggunaan aset?

01: Manfaat Pengeluaran Biaya Penggunaan Aset Tetap (Fixed Asset)


Bila aktiva tetap yang sudah diperoleh perusahaan hanya terus digunakan
saja tanpa ada perawatan dan perlakuan-perlakuan lain yang dibutuhkan
tentu semakin lama, aktiva tetap tersebut akan rusak.

Kerusakan aktiva tetap justru akan semakin membebani perusahaan,


sehingga umur manfaat dari aktiva tersebut juga tidak sesuai dengan yang
diharapkan.

Misalnya kendaraan, bila setiap hari kendaraan tersebut terus digunakan


tanpa dipelihara dengan baik, maka akan semakin cepat umur ekonomis
kendaraan tersebut.

Mesin dan peralatan produksi bila terus digunakan tanpa ada maintenance
yang rutin dan berkelanjutan justru akan menurunkan kinerja produksi
perusahaan.

Sehingga dampak yang ditimbulkan justru akan merugikan perusahaan.

Oleh karena itu diperlukan biaya atau pengeluaran-pengeluaran untuk


menjaga agar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan bisa digunakan sesuai
harapan.
02: Biaya-biaya Selama Masa Penggunaan Aktiva Tetap
Apa saja biaya yang dikeluarkan selama masa penggunaan aktiva tetap?

Ada 5 kelompok pengeluaran biaya selama masa penggunaan jenis aktiva


tetap yaitu :
1. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aset Tetap
2. Biaya Penggantian Aktiva Tetap
3. Perbaikan Aset Tetap
4. Penambahan Komponen Aset Tetap
5. Penyusunan Kembali
01: Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap
A: Pengertian Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aset Tetap
Apa yang dimaksud dengan biaya reparasi dan pemeliharaan fixed asset?

 Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika


reparasinya biasa, dan jumlahnya besar bila reparasinya besar.
 Pengeluaran biaya yang jumlahnya bisa besar dan kecil
tergantung pada lingkup reparasi dan pemeliharaannya.
 Biaya yang dikeluarkan untuk reparasi kecil seperti penggantian
penggantian baut, mur, sekering mesin. Biaya-biaya tersebut
sering terjadi dan sifatnya rutin.
Apa yang dimaksud dengan biaya pemeliharaan aset tetap?

 Biaya Pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memelihara


aktiva tetap agar tetap dalam kondisi yang baik.

Biaya seperti ini misalnya biaya penggantian oli, pembersihan, pengecatan


dan biaya lain yang sejenis.

Dalam prakteknya, seringkali terjadi biaya reparasi dan pemeliharaan yang


sulit dipisah-pisahkan, sehingga dalam akuntansi dipakai satu rekening
untuk mencatat biaya reparasi dan pemeliharaan.

Karena biaya reparasi dan pemeliharaan seringkali terjadi secara berulang-


ulang maka dapat disimpulkan bahwa manfaat biaya-biaya tersebut hanya
dalam PERIODE TERJADINYA sehingga dicatat sebagai biaya.
Contoh: Pada tanggal 10 Agustus 2021 PT Langit Biru melakukan reparasi
rutin untuk mesin pemotong kain yang dimiliki perusahaan. Biaya yang
dikeluarkan untuk reparasi rutin sebesar Rp 600.000,00.

Jurnal untuk mencatat reparasi rutin pada tanggal 10 Agustus 2021 adalah

Beban Reparasi…………………………………………….Rp 600.000,00


Kas………………………………………………………… - Rp 600.000,00

 Reparasi besar biasanya terjadi selang beberapa tahun, sehingga dapat


dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti itu akan dirasakan dalam
beberapa periode.

Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya


sebagai biaya dilakukan dalam periode yang menerima manfaat.

B: Pencatatan Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap


Ada dua (2) cara untuk mencatat biaya reparasi besar aktiva yaitu :

(1)Cara pertama,  menambah harga perolehan aktiva tetap, apabila


biaya ini dikeluarkan untuk menaikkan nilai manfaat aktiva dan tidak
menambah umurnya.
Reparasi besar aktiva tetap untuk menaikkan nilai manfaat aktiva
tetap yang bersangkutan di masa yang akan datang disebut juga
Upgrading. Contoh meningkatkan kapasitas produksi,
meningkatkan mutu produksi, atau dapat meningkatkan standar
kerja.
Pencatatan untukpengeluaran perusahaan untuk upgrading adalah
sebagai berikut:

Aktiva tetap…………………………………………….Rp xxx


Kas…………………………………………………… Rp xxx
Penambahan harga perolehan aktiva tetap menyebabkan perusahaan
perlu untuk menghitung beban penyusutan yang baru
Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2020 telah diselesaikan reparasi mesin
produksi dengan total biaya sebesar Rp 6.000.000,00. Reparasi
dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu produk yang
dihasilkan oleh mesin tersebut. Mesin diperoleh pada tanggal 30
September 2018 dengan harga perolehan sebesar Rp 80.000.000,00
dengan masa manfaat selama 8 tahun dan nilai sisa Rp 8.000.000,00.
Penyusutan mesin dihitung dengan metode garis lurus.

a. Pencatatan reparasi besar mesin : 1 Oktober 2020

Mesin…………………………………………….Rp 6.000.000,00
Kas…………………………………………. - Rp 6.000.000,00

b. Perhitungan beban penyusutan yang baru:


Harga perolehan mesin…………………………….............Rp 80.000.000,00
Pengeluaran upgrading…………………………………….....Rp 6.000.000,00 +
Harga perolehan setelah upgrading…………………... Rp 86.000.000,00
Nilai sisa……………………………………………………………....Rp 8.000.000,00 –
Nilai reproduksi…………………………………………………….Rp 78.000.000,00
Akumulasi depresiasi mesin:

Tahun 2018 ={ Rp 72.000.000,00 x1/8} x 3/12


= Rp 2.250.000,00
Tahun 2019 ={ Rp 72.000.000,00 x 1/8}
= Rp 9.000.000,00
Tahun 2020 ={ Rp 72.000.000,00 x 1/8} x 9/12
= Rp 6.750.000,00
Jumlah akumulasi depresiasi mesin………………………..Rp18.000.000,00 –
Sisa nilai reproduksi setelah upgrading…………………. Rp60.000.000,00
Rp72.000.000,00= harga perolehan-Nilai residu
= Rp 80.000.000,00 – Rp 8.000.000,00
8 tahun adalah umur ekonomis
2018 mesin baru dipakai selama 3 bulan yaitu Oktober, Nopember,
Desember.
Sisa nilai reproduksi setelah upgrading sebesar Rp 60.000.000,00 tersebut
harus disusutkan selama sisa masa manfaat asset tetap yang
bersangkutan 6 tahun, 6 tahun diperoleh dari (8 tahun – penggunaan
tahun 2018 3 bualn, tahun 2019 12 bulan kemudian tahun 2020 9 bulan)
sehingga beban penyusutan mesin yang baru setelah upgrading adalah
sebagai berikut.
Rp 60.000.000, 00 : 6 = Rp 10.000.000,00
Besar beban depresiasi tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1 Januari 2020 -30 September 2020: (Rp 72.000.000,00 x 1/8) x 9/12
= Rp6.750.000,00
1 Oktober 2020 – 31 Desember 2020: (Rp 60.000.000,00x 1/6) x 3/12
= Rp 2.500.000,00
Jadi jumlah penyusutan untuk tahun 2020= Rp 6.750.000,00 + Rp 2.500.000
= Rp 9.250.000,00
Cara kedua, mengurangi akumulasi penyusutan atau depresiasi, apabila
biaya ini dikeluarkan untuk memperpanjang umur aktiva tetap dan
mungkin juga nila sisanya.
Karena jumlah akumulasi depresiasi atau penyusutan berkurang berarti nilai
bukunya menjadi bertambah besar.

Perhitungan depresiasi untuk tahun-tahun berikutnya harus direvisi sesuai


dengan perubahan nilai buku aktiva dan umur ekonomis yang baru.
Metode penghitungannya dapat dipelajari pada materi penyusutan asset
tetap.

Pengeluaran biaya untuk meningkatkan masa manfaat ini disebut juga


dengan istilah betterment. Pengeluaran biaya untuk betterment harus
ditambahkan pada nilai tercatat aktiva tetap dengan cara dikurangkan pada
akumulasi depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan. Perubahan nilai
aktiva tetap akan mempengaruhi beban depresiasi pada periode-periode
berikutnya. Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat pengeluaran biaya
betterment adalah sebagai berikut.

Akumulasi depresiasi…………………………….Rp xxx


Kas…………………………………………………. Rp xxx

Contoh:
Pada tanggal 1 Oktober 2020 telah diselesaikan reparasi mesin produksi
dengan total biaya sebesar Rp 6.000.000,00. Reparasi tersebut diperkirakan
akan menambah masa manfaat mesin menjadi 10 tahun. Mesin diperoleh
pada 30 September 2018 dengan harga perolehan sebesar Rp
80.000.000,00 dengan masa manfaat selama 8 tahun dan nilai sisa Rp
8.000.000,00. Depresiasi mesin dihitung dengan metode garis lurus.
a. Pencatatan reparasi besar mesin
1 Oktober 2020
Akumulasi depresiasi mesin………………Rp 6.000.000,00
Kas…………………………………………………. Rp 6.000.000,00

b. Perhitungan beban depresiasi mesin yang baru


Harga perolehan mesin…………………………………………...Rp80.000.000,00
Nilai sisa………………………………………………………………… Rp 8.000.000,00 –
Nilai reproduksi………………………………………………………..Rp72.000.000,00
Akumulasi depresiasi mesin:

Tahun 2018 ={ Rp 72.000.000,00 x1/8} x 3/12


= Rp 2.250.000,00
Tahun 2019 ={ Rp 72.000.000,00 x 1/8}
= Rp 9.000.000,00
Tahun 2020 ={ Rp 72.000.000,00 x 1/8} x 9/12
= Rp 6.750.000,00
Jumlah akumulasi depresiasi mesin sebelum betterment
Rp2.250.000,00+Rp9.000.000,00+Rp6.750.000,00
=Rp 18.000.000,00
Pengeluaran betterment………..=Rp 6.000.000,00 –
Akumulasi depresiasi setelah betterment……………….Rp 12.000.000,00
Sisa nilai reproduksi setelah betterment…………………Rp 60.000.000,00
Sisa nilai reproduksi setelah betterment sebesar Rp 60.000.000,00 tersebut
harus disusutkan selama sisa masa manfaat aktiva tetap yang bersangkutan
yaitu 8 tahun, 8 tahun diperoleh dari 10 tahun- (penyusutan thn 2018 3
bulan + 2019 satu tahun + 2020 sembilan bulan) sehingga beban
depresiasi mesin yang baru setelah betterment adalah sebagai berikut.
Rp 60.000.000,00 : 8 = Rp 7.500.000,00
Besarnya beban depresiasi tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1 Januari–30 September 2020 (Rp72.000.000,00x1/8) x9/12=Rp6.750.000,00
1 Oktober-31Desember 2020(Rp7.500.000,00x3/12) =Rp1.875.000,00
Rp8.625.000,00

02: Biaya Penggantian Aktiva Tetap


A: Pengertian Biaya Penggantian Aset Tetap
Yang dimaksudkan dengan penggantian adalah biaya yang dikeluarkan
untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru
yang tipenya sama, misalnya penggantian dinamo mesin.

Penggantian seperti ini biasanya terjadi karena aktiva lam//a sudah tidak
berfungsi lagi (rusak).

Penggantian bagian-bagian aktiva yang biaya-nya kecil diperlakukan


dengan cara yang sama seperti reparasi kecil.
Bila bagian-bagian yang diganti itu biayanya cukup besar, maka harga
perolehan bagian itu dihapuskan dari rekening aktiva dan diganti dengan
harga perolehan yang baru.

Begitu juga dengan akumulasi penyusutan atau depresiasi untuk bagian


yang diganti dihapuskan.

B: Contoh Perhitungan dan Pencatatan Biaya Penggantian Aset Tetap


Pada tanggal 1 Maret 2020 telah dilakukan penggantian motor (dynamo)
genset. Genset tersebut diperoleh pada tanggal 3Maret 2017 dengan harga
perolehan Rp 18.000.000,00. Taksiran masa manfaat genset selama 5 tahun
dengan niali sisa sebesar Rp 6.000.000,00. Harga perlehan motor (dynamo)
yang lama diperkirakan 40% dari harga genset. Sedangkan harga perolehan
motor yang baru Rp 9.000.000,00. Berdasarkan data di atas hitunglah
besarnya kerugian dan beban depresiasi genset serta buatlah jurnal untuk
mencatat penggantian motor genset!
a. Perhitungan penggantian motor genset:
Harga perolehan genset………………….Rp 18.000.000,00
Nilai sisa………………………………………….Rp 6.000.000,00 –
Nilai reproduksi genset……………………Rp 12.000.000,00
Penyusutan genset pertahun : Rp 12.000.000,00 : 5= Rp 2.400.000,00
Harga genset…………………………………………………………….Rp18.000.000,00
Akumulasi penyusutan genset:
2017: Rp 12.000.000,00 : 5 x 10/12 = Rp2.000.000,00
2018: Rp 12.000.000,00 : 5 = Rp2.400.000,00
2019: Rp 12.000.000,00 : 5 = Rp 2.400.000,00
2020: Rp 12.000.000,00 : 5 X 2/12 = Rp 400.000,00 +
Jumlah akumulasi penyusutan genset……………………….Rp 7.200.000,00 –
Nilai buku pada saat penggantian……………………………..Rp 10.800.000,00
Harga perolehan motor genset lama:
40% xRp 18.000.000,00= Rp 7.200.000,00
Akumulasi penyusutan motor genset lama:
40% x Rp7.200.000,0 0= Rp 2.880.000,00 –
Rugi penggantian motor genset…………….Rp 4.320.000,00
b) Pencatatan penggantian motor genset
Pencatatan akumulasi penyusutan motor genset dari 1 Januari 2020 –
1Maret 2020:
Beban penyusutan genset……………………….Rp 160.000,00
Akumulasi penyusutan genset……………….. Rp 160.000,00
(40% x(Rp 12.000.000 : 5 x 2/12) = Rp 160.000
Pencatatan bagian genset yang diganti:
Akumulasi penyusutan genset………………Rp 2.880.000,00
Rugi penggantian asset tetap………………..Rp 4.320.000,00
Genset…………………………………………… Rp 7.200.000,00
Pencatatan harga perolehan motor genset yang baru:
Genset…………………………………………………Rp 9.000.000,00
Kas………………………………………………… - Rp 9.000.000,00
Dengan adanya penggantian motor genset maka perlu dilakukan
perhitungan ulang beban penyusutan dengan cara sebagai berikut
Harga perolehan genset:60% x Rp 18.000.000 = Rp 10.800.000,00
Nilai sisa……………………………………………………………Rp 6.000.000,00 –
Nilai reproduksi…………………………………………………Rp 4.800.000,00
Akumulasi depresias (60% x ak peny genset 7.200.000) Rp 4.320.000,00 –

Nilai buku genset……………………………………………….Rp 480.000,00


Harga perolehan motor genset yang baru………….Rp 9.000.000,00 +
Nilai bukungenset pergantian motor genset………Rp 9.480.000,00
Nilai buku genset setelah penggantian sebesar Rp 9.480.000,00
disusutkan selama sisa masa manfaat genset. Masamanfaat genset
tingga 2 tahun maka besarnya nilai penyusutan gensetsetelah dilakukan
penggantian adalah (Rp 9.480.000 : 2)= Rp 4.740.000,00 per tahun
Beban penyusutan untuk tahun 2020 dihitung sebagai berikut:
1 Jan- 1 Maret 2020 = 2/12 x Rp 2.400.000,00 = Rp 400.000,00
1 Maret – 31 Desember 2020 = 10/12 x Rp 4.740.000= Rp3.950.000,00

Misalnya, mesin harga perolehannya Rp. 100.000.000,-  sesudah depresiasi


70%.
Sebuah suku cadang yang diperkirakan harga perolehannya sebesar 20%
dari harga perolehan mesin diganti dengan suku cadang yang baru.

Harga suku cadang yang baru tersebut adalah Rp. 30.000.000.

Maka jurnal untuk mencatat penggantian suku cadang tersebutadalah


sebagai berikut :

[Debit] Akumulasi Depresiasi – Mesin ……. Rp. 14.000.000,-


[Debit] Rugi Penggantian Suku Cadang .. Rp.     6.000.000,-
[Kredit] Mesin        Rp. 20.000.000,-
 

Cara Perhitungan :
Harga perolehan suku cadang yang diganti :

= 20% X Rp. 100.000.000,-


= Rp. 20.000.000

Akumulasi depresiasi :

= 70% X Rp. 20.000.000


= Rp. 14.000.000

Rugi sebesar nilai buku suku cadang tersebut  = Rp.   6.000.000


 

Pemasangan suku cadang yang baru dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
[Debit] Mesin …… Rp. 30.000.000,-
[Kredit] Kas ………….. Rp. 30.000.000,-
Perhitungan depresiasi atau penyusutan sesudah adanya penggantian suku
cadang menjadi berubah.

03: Biaya Perbaikan (Improvement) Aset Tetap


A: Pengertian Biaya Perbaikan Aktiva Tetap
Perbaikan aktiva tetap adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru
untuk memperoleh manfaat yang lebih besar.

Perbaikan yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti reparasi biasa,


tapi perbaikan yang memakan biaya yang besar dicatat sebagai aktiva baru.

Aktiva tetap lama yang diganti dan akumulasi penyusutannya dihapuskan


dari rekening-rekeningnya.

04: Biaya Penambahan (Addition) Aset Tetap


A: Pengertian Biaya Penambahan Aset Tetap
Penambahan aktiva tetap adalah memperbesar atau memperluas fasilitas
suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan dan ruang parkir.

Kemudian tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk


menghilangkan atau mengurangi pencemaran.

Bila alat tambahan tersebut dipasang jadi satu dengan mesin maka biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memasang alat itu merupakan
suatu tambahan.

Biaya-biaya yang timbul dalam penambahan dikapitalisasi menambah


harga perolehan aktiva tetap dan di-depresiasi selama masa manfaatnya.

 
05: Penyusunan Kembali Aktiva Tetap (Rearrangement)
A: Pengertian Biaya Penyusunan Aset Tetap
Penyusunan aktiva tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
penyusunan kembali aktiva, perubahan route produksi atau untuk
mengurangi biaya produksi.
Bila jumlahnya besar dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan
lebih dari satu periode akuntansi maka harus dikapitalisasi sebagai biaya
dibayar di muka.

Atau sebagai beban yang ditangguhkan dan akan di-amortisasikan ke


periode-periode yang memperoleh manfaat dari penyusunan kembali
tersebut.

03: Kesimpulan
Pengeluaran biaya selama penggunaan aset atau aktiva tetap (fixed asset)
dilakukan untuk menjaga agar aktiva tetap yang dimiliki perusahaan selalu
siap untuk digunakan dalam mendukung aktivitas perusahaan.

Ada 5 (lima) biaya selama masa penggunaan aktiva tetap, yaitu:

1. Biaya Pemeliharan Aset Tetap


2. Perbaikan (betterment)
3. Penggantian (replacement)
4. Penambahan (additions)
5. Penyusunan kembali aktiva tetap.
Dan pada penjelasan di atas sudah dijelaskan bagaimana cara menghitung
dan mencatata biaya-biaya selama penggunaan aktiva tetap.

Anda mungkin juga menyukai