Anda di halaman 1dari 14

4/2/20

PSAK 46:
Akuntansi Pajak
Penghasilan
Ricky Erri Thoiffur, M.Ak,
CPA
4/2/20

Perspektif
 Entitas merupakan Wajib Pajak Badan yang
harus menghitung penghasilan dengan dua
cara berbeda.

 Selain menyajikan laporan keuangan


berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK), entitas juga menyajikan laporan
keuangan kepada Dirjen Pajak.

 Perhitungan laba rugi sebelum pajak


berdasarkan SAK dan ketentuan perpajakan
berbeda.
4/2/20

Prinsip Dasar PSAK 46


 Prinsip dasar PSAK 46 adalah pemahaman tentang laba
akuntansi dan laba kena pajak dan konsep perbedaaan
temporer maupun permanen.

1. Laba Akuntansi dan Laba Kena Pajak


Laba akuntansi dihasilkan dari penyusunan laporan
keuangan komersil sedangkan laba kena pajak harus
memperhitungkan dahulu koreksi fiskal yang terjadi di
tahun berjalan.

2. Rekonsiliasi Fiskal
Perusahaan wajib membayar pajak berdasarkan
ketentuan perpajakan yang berlaku. Laporan laba rugi
harus disesuaikan dengan ketentuan perpajakan. Inilah
yang disebut rekonsiliasi fiskal
4/2/20

WP Badan: Penghasilan Dua Cara


Berbeda
4/2/20

WP Badan: Penghasilan Dua Cara


Berbeda (Lanjutan)
4/2/20

Alur Korfis di LK
Laba Rugi

Koreksi Positif
CaLK dan Koreksi
Negatif

Laba Rugi

Laba Rugi
4/2/20

Perbedaan Temporer dan Permanen


 Perbedaaan Permanen
 Disebabkan ketentuan pajak, tidak menimbulkan
permasalahan akuntansi, tidak ada pengaruh terhadap
kewajiban pajak masa datang.
 Contoh: penghasilan PPh final, penghasilan bukan objek
pajak, non deductable expense.

 Perbedaaan Temporer
 Perbedaan antara jumlah tercatat aset dan liabilitas
dalam laporan posisi keuangan dengan dasar pengenaan
pajaknya.
 Contoh: penyisihan/akrual Vs realisasi, penyusutan,
amortisasi, kompensasi kerugian.
 Perbedaan temporer menimbulkan pajak
tangguhan di laporan keuangan.
4/2/20

Beda Temporer dan Permanen Vs


Koreksi Positif dan Negatif

 Sesuai PSAK 46, beda teporer dan permanen akan muncul


dalam perhitungan pajak di Lap Keu.

 Dalam ketentuan perpajakan hanya mengenal isilah koreksi


positif dan koreksi negatif.

 Secara keseluruhan hasil dari keduanya akan sama.


4/2/20

Beda Temporer: Laba Akuntansi Vs


Fiskal
4/2/20

Beda Temporer: Laba Akuntansi Vs


Fiskal
4/2/20

Pajak Badan
4/2/20

Pengukuran Pajak
 Pajak kini dihitung berdasarkan ketentuan pajak
yang berlaku.
 Jika terutang atau kurang bayar menjadi utang pajak
 Jika lebih bayar menjadi prepaid pajak

 Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung dari


perbedaan temporer akuntansi dan pajak.

 Nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan harus


ditinjau kembali.
 Jika aset yang menimbulkan adanya perbedaan temporer
mengalami penurunan nilai/ kerusakan/ dijual / manfaat
ekonominya turun, maka pajak tangguhan yang muncul
dari aset tersebut harus ditinjau ulang.
4/2/20

Pengakuan Pajak (Lanjutan)


 Pengakuan Manfaat (beban) Pajak
Kini/Tangguhan
 Pajak kini dan tangguhan diakui sebagai
penghasilan atau beban di laporan laba rugi.
 Pajak kini dan tangguhan harus langsung
dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas bila pajak
tersebut berhubungan dengan transaksi ekuitas.

 Identifikasi Pajak Tangguhan


 NBA > NBF  Liabilitas Pajak Tangguhan
 NBA < NBF  Aset Pajak Tangguhan
4/2/20

Pajak Kini dan Tangguhan di


Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Akun
Laporan Posisi Keuangan Aset Pajak Tangguhan
Liabilitas Pajak Tangguhan
Laba Rugi Komprehensif Manfaat Pajak Tangguhan
Beban Pajak Tangguhan

Laporan Keuangan Akun


Laporan Posisi Keuangan Prepaid Pajak
Utang Pajak
Laba Rugi Komprehensif Beban Pajak Badan (Final
dan Non Final)
Beban Pajak Non Badan
(Final dan Non Final)

Anda mungkin juga menyukai