Anda di halaman 1dari 72

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang berwujud yang sifatnya

relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan


yang normal.
Relatif permanen menunjukkan sifat di mana aktiva yang
bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu cukup lama.
Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi
dengan “ lebih dari satu periode akuntansi”

Dari aktiva tetap untuk tujuan akuntansi dikelompokkan :


1. A. T. yang umurnya tidak terbatas, seperti tanah
2. A. T. yang umurnya terbatas yang habis penggunaannya
dapat diganti,seperti bangunan, mesin dll
3. A.T. yang umurnya terbatas yang habis penggunaannya
tidak dapat diganti dgn aktiva sejenis, misalnya sumber daya
alam
Aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai buku yaitu harga
perolehan aktiva tetap dikurangi dengan akumulasi
penyusutan.
Harga perolehan aktiva tetap adalah jumlah uang yang
dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva
tetap tersebut. Jika aktiva tetap diperoleh diperoleh dari
pertukaran maka harga pasar aktiva yang diserahkan sebagai
ukuran harga perlehan aktiva yang diterima.
Setelah aktiva tetap diperoleh dalam masa penggunaan maka
untuk aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah,
dilaporkan dalam neraca sebesar harga perolehannya dan
aktiva tetap umurnya terbatas dicantumkan di neraca sebesar
harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan/deplesi.
Harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan /deplesi
disebut nilai buku.
PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing
masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga
perolehan. Yaitu sebagai berikut :
1. Pembelian tunai.
A.T yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku
dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan. Termasuk
harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar AT dapat
untuk dipakai, seperti biaya angkut, premi asuransi, biaya balik
nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Contoh
sebuah mesin dibeli dengan harga faktur Rp. 50.000.000,-
ongkos angkut mesin Rp. 2.000.000, biaya asuransi Rp
1.500.000,- biaya pemasangan Rp. 1.000.000,- dan biaya
percobaan Rp. 500.000,-, maka jurnal perolehannya :
Mesin …………Rp. 55.000.000,-
Kas……………………………..Rp.55.000.000,-
2. Pembelian angsuran.
Bila A.T. diperoleh dari pembelian angsuran, maka
harga perolehan A.T tidak boleh termasuk bunga. Bunga
selama angsuran baik yang dinyatakan maupun tidak ,
harus dikeluarkan dari harga perolehan dan di
bebankan sebagai biaya bunga. Sebagai contoh :

Perusahaan membeli sebuah mesin Rp. 50 juta pada 1


Jan 2015. Pembayaran pertama Rp. 20 jt dan sisanya
diangsur tiap 31 Des selama 3 tahun dengan bunga
12% pertahun. Pencatatan harga perolehan dan
angsuran.
1 jan 2015 Mesin…………50.000.000,-
Hutang………….. 30.000.000.-
Kas…………………. 20.000.000,-
31 Des 2015
Pembayaran I 10.000.000 Hutang 10.000.000
Bunga : B. Bunga 3.600.000
12% x 30.000.ooo 3.600.000
13.600.000 Kas………….13.600.000

31 Des 2016
Pembayaran I I 10.000.000
Bunga : Hutang 10.000.000
12% x 20.000.ooo .2.400.000 B. Bunga 2.400.000
12.400.000
Kas………….12.400.000
31 Des 2007
Pembayaran III 10.000.000
Bunga : Hutang 10.000.000
12% x 10.000.ooo .1.200.000 B. Bunga 1.200.000
11.200.000 Kas………11.200.000
3. Ditukar dengan surat berharga
AT diperoleh dengan ditukar dengan saham atau
obligasi perusahaan dicatat dalam buku sebesar harga
pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai
penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi tidak
diketahui , harga perolehan AT. ditentukan sebesar
harga pasar AT tersebut. Kadang-kadang harga pasar
surat berharga dan AT yang ditukar kedua-duanya
tidak diketahui , maka nilai pertukaran ditentukan oleh
keputusan pimpinan. Nilai pertukaran dipakai sebagai
dasar pencatatan harga perolehan AT dan nilai surat
berharga yang dikeluarkan. Contoh : Perusahaan
menukar sebuah mesin dengan 1.000 lbr saham biasa,
nominal @ Rp. 10.000. Pada saat pertukaran harga
pasar saham Rp. 11.ooo. perlembar, maka jurnalnya;
Mesin………………….11.000.000 (1.000 x 11.000)
Modal saham…………. 10.000.000
Agio saham……………. 1.000.000
tambahan modal disetor
Apabila dalam pertukaran ini perusahaan menam-
bah uang maka harga perolehan mesin adalah
jumlah uang ditambah harga pasar surat berharga.

4. Ditukar dengan AT yang lain


Banyak pembelian AT dilakukan dengan cara tukar
menukar , yang sering disebut “tukar tambah”, di
mana aktiva lama digunakan untuk membayar
harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian
Dalam hal ini , aktiva baru dikapitalisasikan dengan
jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah
uang yang dibayarkan. Masalah yang timbul bila harga
pasar aktiva lama maupun baru tidak ditemukan,
dalam hal ini nilai buku aktiva lama akan digunakan
sebagai dasar pencatatan pertukaran tersebut. Selain
masalah di atas , masalah lainnya adalah pengakuan
rugi atau laba yang timbul karena adanya pertukaran
aktiva tetap tersebut. Laba-rugi pertukaran AT
dipisahkan menjadi dua yaitu :

a. Pertukaran AT yang tidak sejenis


b. “ “ “ sejenis.
a. Pertukaran AT yang tidak sejenis.
Pertukaran AT yang tidak sejenis adalah
pertukaran AT yang sifat dan fungsinya tidak
sama seperti pertukaran tanah dengan mesin-
mesin atau tanah dengan gedung.Perbedaan
antara nilai buku AT yang diserahkan dengan
nilai wajar yang digunakan sebagai dasar
pencatatan aktiva yang diperoleh pada tanggal
transaksi harus diakui sebagai laba atau rugi per
tukaran AT. Penentuan harga perolehan
pertukaran harus didasarkan pada harga pasar
AT yang diserahkan ditambah uang yang
dibayarkan.
Misalkan pada awal tahun 2009 Perusahaan
menukarkan mesin produksi dengan truk baru.
Harga perolehan mesin produksi Rp. 20.000.000,-.
Akumulasi penyusutan sampai dengan tanggal
pertukaran Rp. 15.000.000,- sehingga nilai bukunya
RP. 5.000.000,-. Harga pasar mesin produksi Rp.
8.000.000,-.Perusahaan membayar uang sebesar
Rp. 17.000.000.- . Harga perolehan truk dihitung :

H. pasar mesin lama.Rp. 8.000.000,-


Uang tunai dibayar 17.000.000,-
Harga perolehan truk 25.000.000
Jurnal pertukarannya adalah :
Truk………………25.000.000,-
Ak. Peny. Mesin 15.000.000,-
Kas……………………. 17.000.000,-
Mesin………………… 20.000.000,-
Laba pertukaran… 3.000.000,-

Laba pertukaran mesin dihitung sebagai berikut :


Harga pasar mesin lama………....….. 8.000.000,-
Harga perolehan mesin 20.000.000,-
Ak. Peny. Mesin……….. 15.000.000,-5.000.000,-
Laba pertukaran mesin………………. 3.000.000,-
b. Pertukaran AT sejenis
Pertukaran AT sejenis adalah pertukaran AT yg
sifat dan fungsinya sama, seperti pertukaran mesin
merek A dengan merek B, truk merek A dengan merek
B. Apabila diperoleh laba dalam pertukaran, laba
tersebut tidak diakui tapi mengurangi harga perolehan
pertukaran. Dan bila pertukaran tersebut
menimbulkan rugi, maka kerugian dibebankan pada
periode terjadi pertukaran.
contoh 1.
Perusahaan menukarkan truk merek A dengan truk
baru merek B. Harga perolehan truk A Rp. 50.000.
000,-akumulasi penyusutan Rp. 20.000.000,-Truk A
dihargai Rp. 25.000.000,- Harga Truk baru B Rp.
125.000.000,-Perusahan menambah Rp.100.000.000 ,-
Jurnal pertukaran adalah :
Truk B……………………..125.000.000 *
Ak.peny. Truk A………… 20.000.000
Rugi pertukaran truk….. 5.000.000
Truk A………………………………50.000.000
Kas………………………………….100.000.000
Misalkan dari contoh di atas truk A harga pasar Rp.25.
000.000,- dalam pertukaran truk A dinilai Rp.
40.000.000,-maka harga perolehan truk B Rp.
110.000.000,-*
Contoh 2.
Pada perukaran AT sejenis yang menimbulkan laba, maka
laba pertukaran akan mengurangi harga perolehan AT
yang baru.
Misalkan perusahaan menukarkan mesin A dengan mesin
B Harga perolehan mesin A Rp. 60.000.000,
Ak.penyusutan Rp. 40.000.000
Harga pasar mesin A Rp. 35.000.000,-digunakan se
bagai pertukaran. Harga mesin B Rp.75.000.000,-
perusahaan membayar kas Rp. 40.000.000,- maka
jurnalnya :
Mesin B………………60.000.000,- *
Ak. Peny. Mesin A… 40.000.000,-
Mesin A………………………. 60.000.000,-
Kas……………………………… 40.000.000,-

5. Diperoleh dari hadiah / donasi.


AT diperoleh dari donasi pencatatannya berbeda,
untuk penerima hadiah mungkin dikeluarkan biaya- biaya,
namun biaya tersebut lebih kecil dari AT diterima. Apabila
AT dicatat sebesar biaya dikeluar kan, maka
menyebabkan aktiva jumlahnya kecil dan
modal terlalu kecil, sehingga beban penyusutan
menjadi terlalu kecil.
Misal perusahaandan menerima hadiah berupa ta
nah dan gedung yang dinilai sebagai berikut :
Tanah………Rp. 25.000.000,-
Gedung…… 40.000.000,-
Rp. 65.000.000,-
Maka jurnalnya :
Tanah……………25.000.000,-
Gedung…………40.000.000,-
Modal-hadiah…………..65.000.000,-
Apabila dalam menerima hadiah perusahaan menge
luarkan biaya sebesar Rp. 1.000.000,- maka modal
akan dikredit Rp. 64.000.000,- maka jurnalnya :
Tanah…………………..25.000.000,-
Gedung………………..40.000.000,-
modal hadiah…………….64.000.000,-
kas………………………….. 1.000.000,-

6. Aktiva yang dibuat sendiri


Perusahaan mungkin membuat sendiri AT yang
diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabot.
Tujuan membuat AT ini untuk menggunakan pega
wai yang masih idle. Dalam pembuatan aktiva ini,
semua biaya yang dapat dibebankan langsung seper
ti bahan, upah langsung dan factory overhead untuk
menentukan harga pokok aktiva yang dibuat.
BIAYA-BIAYA SELAMA PENGGUNAAN AKTIVA TETAP

AT yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam usaha akan memerlukan


pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi
kebutu- han perusahaan. Pengeluaran tersebut dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Reperasi dan pemeliharaan.
Biaya reperasi dapat merupakan jumlahnya kecil jika reperasinya biasa dan
jumlahnya cukup besar jika reperasinya besar. Biaya reperasi kecil seperti
penggantian baut, mur, sekering mesin yang merupa kan biaya yang sering
terjadi. Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
memelihara aktiva agar tetap dalam kondisi baik, seperti biaya penggantian
oli, pembersih, pengecatan dan lain-lain
Kenyataannya, biaya reperasi dan pemeliharaan sulit
dipisahkan sehingga dalam akuntansi dipakai satu per
kiraan. Biaya reperasi dan pemeliharaan sering terjadi
dan berulang-ulang yang manfaatnya hanya dalam
satu periode sehingga dicatat sebagai biaya.
Reperasi besar biasanya terjadi selang beberapa
ta hun, sehingga manfaat reperasi itu akan dirasakan
da lam beberapa periode. Oleh karena itu biaya
reperasi dikapitalisasi pada AT.
Ada dua cara mencatat biaya reperasi besar :
a. Menambah harga perolehan AT apabila biaya ini me
naikkan nilai kegunaan AT dan tidak menambah umur.
b. Mengurangi akumlasi penyusutan, bila biaya ini
menambah umur AT dan nilai residunya.
2. Penggantian
Penggantian adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengganti aktiva atau bagian aktiva dengan
yang baru yang tipenya sama. Penggantian ini
terjadi biasanya karena aktiva lama sudah tidak
berfungsi atau rusak. Penggantian bagian aktiva
yang kecil diperlakukan dengan cara yang sama
seperti reperasai kecil.
Apabila bagian yang diganti biayanya cukup besar
maka harga perolehan bagian itu dihapuskan dari
perkiraan aktiva dan diganti dengan harga peroleh
an yang baru, begitu juga akumulasi penyusutan
untuk bagian yang diganti dihapuskan.
Misalkan mesin yang harga perolehannya Rp. 10.000.
000,-sudah disusutkan 70% , sebuah suku cadang yang
harga perolehannya 20% dari mesin, diganti dengan
suku cadang yang baru , harga Rp. 3.000.000,- jurnal
mencatat adalah :
Ak. penyusutan mesin 1.400.000
Rugi penggantian sk cadang 600.000 *
Mesin…………………………………..2.000.000

Pemasangan suku cadang baru dicatat


Mesin…………….3.000.000
kas……………………….3.000.000
Perhitungan penyusutan setelah penggantian berubah
3. Perbaikan
Perbaikan adalah penggantian suatu aktiva dengan
aktiva baru untuk memperoleh manfaat yang lebih be
sar. Perbaikan yang nilainya kecil diperlakukan seperti
reperasi biasa, tetapi perbaikan yang nilainya besar di
catat sebagai aktiva baru. Aktiva lama diganti dan
akumulasi penyusutan dihapuskan dari perkiraan.

4. Penambahan.
Penambahan adalah memperbesar atau memper luas
fasilitas satu aktiva, seperti penambahan ruang dalam
bangunan,ruang parkir dan lain-lain. Misalkan dibuat
tambahan mesin yang dipasang dalam pabrik untuk
menghilangkan pencemaran. Apabila tamba han itu
dipasang menjadi satu dengan mesin lama.
Penyusutan mesin…..300.000,-
Ak. Penyusutan mesin….300.000,-
Penyusutan 6 bulan :
6/12 x 1/5 ( 3.200.000 – 200.000) = 300.000,-

Kas…………………………….650.000
Ak. Penyusutan mesin…2.650.000
Mesin…………………………….3.200.000
Laba penjualan mesin…….. 100.000*
AKTIVA TETAP BERWUJUD
PENYUSUTAN
Penyusutan ( depresiasi )adalah sebagian
perolehan AT yang secara sistimatis dialokasikan
menjadi beban setiap periode akuntansi.
Sebab-sebab penyusutan.
Faktor-faktor yang menyebabkan penyusutan :
1. Faktor fisik, yang mengurangi fungsi AT karena aus
dipakai, aus karena umur
2. Faktor fungsional, yang membatasi umur AT yang
disebabkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan
produksi, atau adanya kemajuan teknologi sehingga
AT tidak ekonomis lagi
PENENTUAN BIAYA PENYUSUTAN
Ada 3 faktor yang perlu dipertimbangkan untuk
menentukan beban penyusutan.
1. Harga perolehan ( cost )
1. Yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang tim bul dan
biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh.
2. Nilai sisa ( residu )
2. Yaitu jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditu kar
atau cara lainnya ketika aktiva tidak dipakai lagi
3. Taksiran umur kegunaan.
3. Taksiran umur kegunaan aktiva dipengaruhi oleh ke
bijaksanaan. Taksiran umur ini dinyatakan pada satu
periode waktu, satuan produksi atau satuan jam kerja .
Apabila pada tahun pertama digunakan
3.000 jam dan tahun kedua 2.500 jam maka
besarnya beban penyusutan :
tahun 1 = 3.000 x Rp.700 = 2.100.000
tahun 2 = 2.500 x Rp. 700 = 1.750.000
tahun 3 = 1.500 x Rp. 700 = 1.050.000
tahun 4 = 1.000 x Rp. 700 = . 700.000
8.000 ………….. = 5.600.000

3. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method)


Pada metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir da lam
satuan jumlah unit hasil produksi. Beban penyu sutan
dihitung dengan satuan hasil produksi
Besarnya penyusutan :
Tahun 1 18.000 x Rp. 100 = Rp. 1.800.000,-
Tahun 2 16.000 x Rp. 100 = Rp. 1.600.000,-
Tahun 3 12.000 x Rp. 100 = Rp. 1.200.000,-
Tahun 4 10.000 x Rp. 100 = Rp. 1.000.000,-

4. Metode Beban Berkurang(Reducing Charge Method)


Pada metode ini beban penyusutan tahun perta
ma akan lebih besar dari beban penyusutan tahun
berikutnya. Metde ini didasarkan pada teori bahwa
aktiva baru akan dapat digunakan lebih efisien
dibandingkan dengan aktiva lama. Metode ini dilaku
kan dengan cara-cara berikut ini :
a. Metode angka tahun (sum of year digits method)
Pada metode ini penyusutan dihtung dengan cara
mengalikan bagian pengurangan yang tiap tahunnya
selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi ni lai
residu. Bagian pengurang ini dihitung sbb :
Pembilang = bobot tahun bersangkutan
Penyebut = Jumlah angka tahun selama umur ekon.
Contoh, harga perolehan mesin Rp. 10.000.000,-nilai
residu Rp. 1.000.000,-ditaksir umur ekonomis 3 tahun
penyusutan dihitung sebagai berikut :
Tahun BobotBagian Pengurang
1 3 3/6
2 2 2/6
3 1 1/6
Tabel Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun

Thn Debet Kredit Total Ak. Nilai Buku


Penyusutan Akum Peny
Peny
0 10.000.000
1 3/6 x 9.000.000 = 4.500.000 4.500.000 4.500.000 5.500.00
2 2/6 x 9.000.000 = 3.000.000 3.000.000 7.500.000 2.500.000

3 1/6 x 9.000.000 = 1.500.000 1.500.000 9.000.000 1.000.000


b. Double Declining Balance Method
Pada metode ini, beban penyusutan tiap
tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban
penyusutan yang selalu menurun, dasar digunakan
adalah persen tase garis lurus dikalikan dua dan setiap
tahunnya dikalikan pada nilai buku AT.
Misalnya dari contoh nomor 1 di atas,
penyusutan sebesar Rp. 1.400.000,-tiap tahunnya
dengan meng abaikan nilai residu. Maka penyusutan
tiap tahun :
Tahun 1 = 2 x 25% x 6.000.000 = 3.000.000,-
Tahun2 = 2 x 25% x 3.000.000 = 1.500.000.-
Tahun 3 = 2 x 25% x 1.500.000 = 750.000,-
Tahun 4 = 2 x 25% x 750.000 = 375.000,-
DEPLESI
Deplesi adalah pengurangan harga perolehan
nilai sumber daya alam disebabkan oleh perubahan
(pengolahan) sehingga menjadi persediaan.
Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang
harus diperhatikan :
a. Harga perolehan aktiva
b. Taksiran nilai sisa
c. Taksiran hasil yang dapat dieksploitasi
Contoh, tanah yang mengandung hasil tambang dibe
li dengan harga Rp. 200.000.000,-. Taksiran isinya
150.000 ton. Tanah teresebut telah dieksploitasi ditak
sir nilai Rp. 20.000.000. Deplesi perton dihitung :
Deplesi/ton = 200.000.000 – 20.000.000
150.000
= Rp. 1.200
Jika pada tahun pertama bisa dieksploitasi seba
nyak 40.000 ton, maka deplesi tahun pertama =
40.000 x 1.200 = Rp. 48.000.000,-
HUTANG (KEWAJIBAN)
Hutang merupakan kewajiban yang harus
dibayar kepada pihak luar atas perolehan aktiva dan
sumber daya lainnya. Pada prinsipnya hutang
dicantumkan sebesar nilai tunai dari hutang tersebut.
Hutang yang menjadikan kewajiban perusahaan
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Hutang jangka pendek
2. Hutang jangka panjang
Batasan hutang yang digunakan untuk membedakan
nya adalah jangka waktu pembayarannya. Apabila hu
tang akan dibayar dalam jangka waktu siklus operasi
perusahaan dikelompokkan hutang jangka pendek.
Apabila hutang akan dibayar lebih dari jangka
waktu siklus operasi perusahaan dike lompokkan
hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek dika
takan sudah pasti bila memenuhi dua syarat sbb :
1. Kewajiban membayar sudah pasti
2. Jumlah dibayar sudah pasti
Hutang jangka pendek dibedakan :
1. Hutang dagang dan hutang wesel
Hutang dagang dan hutang wesel timbul dari
pem belian barang atau jasa secara kredit dan dari
pinja man jangka pendek.
Misal perusahaan membeli barang dagangan Rp.
10.000.000,- secara kredit, maka jurnalnya :
Pembelian 10.000.000,-
Hutang dagang………….10.000.000,-
Kemudian perusahaan menyerahkan
selembar wesel sebesar hutang yang akan dibayar
3 bulan akan datang, maka jurnalnya :
Hutang dagang …10.000.000
Hutang wesel……………10.000.000
2. Hutang dividen
Dividen dibagikan dalam bentuk uang atau
aktiva yang dicatat dengan mendebet Laba ditahan
dan mengkreditkan hutang dividen. Hutang dividen
muncul pada saat perusahaan mengumumkan akan
membayar dividen pada pemegang saham
Pada 1 Nop 2009 Perusahaan mengumumkan akan
membayar dividen pada 1 Maret 2010 sebesar Rp.
50.000. 000,- maka pada 1 Nop. 2009 perusahaan
mencatat nya :
Laba ditahan 50.000.000
Hutang dividen…….50.000.000
Pada 1 Maret 2010 dibayar dan dijurnal :
Hutang dividen..50.000.000
Kas………………………..50.000.000
3. Dana untuk pihak ke tiga
Perusahaan kadang-kadang menjadi pihak
yang mengumpulkan uang dari langganan dan
pegawai yang nantinya diserahkan pada pihak lain
Misalnya setiap membayar gaji pegawai dipotong 15%
sebagai PPH psl 21 yang nantinya disetorkan ke kas
negara. PPH psl 21 dicatat sebagai hutang lancar.
Apabi la pada bulan Mei 2010 gaji pegawai Rp.
12.000.000, maka PPH psl 21 dicatat sebagai berikut :
Gaji dan upah…..12.000.000
Hutang PPH ps 21……. 1.800.000
Kas……………………….10.200.000
Contoh lainnya perusahaan dikenakan PPN, perusa
haan membebankan PPN pada pembeli dengan me-
nambah PPN pada harga jual. PPN diterima dicatat se
bagai hutang. Pada bulan Maret 2010 penjualan Rp.22.
000.000,- termasuk PPN sebesar 10%, maka dicatat :
Kas………..22.000.000
Penjualan……….20.000.000
Hutang PPN…… 2.000.000 *
Pada saat penyetoran PPN :
Hutang PPN….2.000.000
Kas…………………….2.000.000
4. Taksiran hutang PPH
Pada akhir periode setelah diketahui laba yang
di peroleh, perusahaan sudah dapat menaksir pajak
penghasilan sebagai beban tahun bersangkutan. Be
sarnya pajak ditaksir dengan cara mengalikan tarif pa
jak berlaku dengan laba yang diperoleh.
Pada akhir 2009 perusahaan memperoleh laba bersih
Rp. 50.000.000. Tarif PPH dikenakan sebesar 15%, ma
ka taksiran PPH 15% x 50.000.000 = Rp. 7.500.000.-
Maka jurnalnya :
Beban PPH……….7.500.000
Hutang PPH……………7.500.000
5. Pendapatan diterima di muka.
Penerimaan dari pelanggan atas barang dan
jasa yang akan diserahkan pada periode akan datang
dica- tat sebagai pendapatan diterima di muka
dikelompok kan sebagai hutang jangka pendek.
Perusahaan mene rima Rp. 10.000.000,- untuk panjar
penjualan barang dari pelanggan, maka jurnalnya:
K a s………10.000.000
Pendapatan diterima di muka 10.000.000
HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka
pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun. Contoh hutang obligasi, hutang wesel jang
ka panjang.
Apabila obligasi dijual tidak pada tanggal pembaya ran
bunga, pembeli obligasi di samping membayar har ga
obligasi juga membayar bunga berjalan sejak tanggal
bunga terakhir sampai dengan tanggal penjual an
obligasi. Amortisasi agio dan disagio dapat dicatat
setiap bulan. Karena perusahaan membutuhkan dana
yang cukup besar, perusahaan pada 1 Januari 2005 me
mutuskan mengeluarkan obligasi pada 1 Mei 2005 sebe
sar Rp. 100.000.000,-bunga 10% pertahun, jatuh tempo
1 Mei 2010. Bunga obligasi dibayar setiap tanggal
 1 Mei dan 1 Nopember. Seluruh obligasi dijual pada
1 Juli 2005 dengan harga Rp. 102.900.000,- yaitu
Rp. 103.000.000,- dikurangi biaya penjualan
Rp.100.000 ditambah bunga berjalan 1 Mei 2005
sampai dengan 1 Juli 2005. Amortisasi agio dicatat
setiap akhir perio de. Umur obligasi dihitung sebagai
berikut :
 2005 = 6 bulan( 1 Juli s/d 31 Des 2005)
 2006 = 12 “
 2007 = 12 “
 2008 = 12 “
 2009 = 12 “
 2010 = . 4 “
 Jumlah = 58 bulan
Agio obligasi Rp. 2.900.000,-diamortisasi selama
58 bulan, dengan amortisasi 2.900.000 : 58 = 50.000
setiap bulan. Transaksi dicatat sebagai berkut :
TRANSAKSI JURNAL

1.Juli 2005
Penjualan obligasi 103.000.000 Kas…105.566.667
Biaya penjualan 100.000 Ht. obligasi…..100.000.000
102.900.000 Agio obligasi.. 2.900.000
Bunga berjalan (2 bln) B. bunga oblgsi 1.666.667
2/12x10%x100.000. 1.666.667
000,- 105.566.667
 1 Nop 2005 B. bunga obligasi 5.000.000*
 Kas………………..5.000.000
Pada 31 Desember 2005 dibuat jurnal
adjustment yang berhubungan dengan obligasi :
1. Bunga berjalan 1 Nop s/d 31 Des 2005
2/12x 10% x 100.000.000 = Rp. 1.666.667
B. bunga obligasi..1.666.667
Hutang bunga obligasi 1.666.667
2. Amortisasi agio ( 1 Juli s/d 31 Des 2005)
6 x Rp.50.000,- = Rp. 300.000,-
Pada 1 Januari 2006 dibuat jurnal reversing untuk
hutang bunga obligasi
1 Jan 2006 Hutang bunga obligasi 1.666.667
B. bunga obligasi……………
1.666.667
1 Mei 2006 pembayaran bunga obligasi
Beban bunga obligasi 5.000.000
Kas……………………………5.000.000
1 Nop 2006 pembayaran bunga obligasi
Beban bunga obligasi 5.000.000
Kas……………………………5.000.000
31 Des 2006, mencatat bunga berjalan
Beban bunga obligasi 1.666.667
Hutang bunga obligasi …1.666.667
Mencatat amortisasi agio
Agio obligasi………600.000.*
Beban bunga obligasi..600.000
Untuk tahun-tahun berikutnya sampai tahun
2010 dibuat jurnal yang sama. Pada tanggal 1 Mei 2010
saat jatuh tempo dibuat jurnal sebagai berikut :
1.Mencatat bunga obligasi dan pelunasan obligasi
Hutang obligasi 100.000.000
B. bunga obligasi 5.000.000
Kas…………………………105.000.000
2. Mencatat amortisasi agio 4 bulan
Agio obligasi 200.000
Beban bunga obligasi 200.000
MODAL SAHAM
Perseroan Terbatas (PT) merupakan badan
hukum yang dipisahkan dari pemiliknya. Untuk
mendapatkan modal PT menerima setoran dari
pemiliknya. Sebagai setoran diberikan tanda buk
ti kepemilikan perusahaan dalam bentuk saham.
Saham yang merupakan bukti pemilik PT
mempunyai hak sebagai berikut :
1. Hak untuk berpartisipasi menentukan tujuan
perusahaan
2.Hak untuk memperoleh laba dalam bentuk
dividen
3. Hak untuk membeli saham baru yang dikeluar
kan perusahaan.
4. Hak untuk menerima pembagian aktiva perusa
haan bila dilikwidasi.
Saham yang dapat dikeluarkan PT dibagi dua :
1. Saham biasa (c0mm0n stock)
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya
dila kukan dalam urutan terakhir bila perusahaan
dilikwida si. Karena resikonya besar, biasanya jika
perusahaan berjalan dengan baik maka dividen saham
biasa akan lebih besar dari saham prioritas.
2. Saham istimewa ( prioritas )
Saham ini adalah saham yang mempunyai beberapa kelebihan
Kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian divi
den atau pembagian aktiva saat dilikwidasi. Saham
prioritas ini dibagi dua :
1. Saham prioritas yang dividennnya setiap tahun harus
dibayarkan pada pemegang saham . Apabila pada satu
tahun dividen dibayarkan, maka tahun berikutnya
harus dibayarkan.
2. Saham prioritas partisipasi dan tidak pertisipasi
Saham prioritas mungkin berpartisipasi penuh
atau sebagian. Partisipasi penuh adalah jika saham
prioritas berhak atas dividen dengan jumlah yang sa
ma besar dengan saham biasa sesudah saham biasa
mendapat dividen sebesar persentase saham priortas
PENCATATAN MODAL SAHAM
Untuk melakukan pencatatan modal saham terlebih
dahulu perlu diketahui istilah sbb:
1. Modal saham statuter atau modal diotorisasi adalah
yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian
2. Modal saham beredar adalah saham yang sudah dijual
3. Modal saham belum beredar adalah saham yang su dah
diotorisasi tapi belum dijual.
4. Treasury stock adalah modal saham yang sudah dibe li
kembali oleh perusahaan.
5. Modal saham dipesan adalah saham yang disisihkan
karena sudah dipesan untuk dibeli.
Perusahaan mempunyai modal statuter sebanyak
1.000 lembar @ Rp. 10.000,- dan akan dijual semua.
Transaksi dicatat sebagai berikut :

TRANSAKSI JURNAL
Penukaran 400 lembar saham Kas…………1.000.000
dengan memperoleh sebuah me Mesin…… 3.000.000
sin Rp. 3.000. 000,- dan uang tu Modal saham….4.000.000
nai Rp.1.000.000,-
Diterima pesanan 500 lembar sa Piut pes. Saham 5.500.000
ham dengan kurst 110 dibayar tu M. saham dipesan ..5.000.000
nai 70% sisanya 30 hari Agio saham………… 500.000

Kas……….3.850.000
Piutang pes.Saham 3.850.000
Diterima pelunasan sisa pesanan Kas…….. 990.000
untuk 300 lembar saham dan sa Piut pes saham 990.000 *
hamnya diserahkan
M. saham dipesan 3.000.000
Modal saham……….3.000.000
PENJUALAN ANGSURAN
Penjualan angsuran (instalment sales) adalah
penjualan yang dilakukan secara kredit yang pembaya
rannya dilakukan secara periodik dengan jumlah yang
tetap. Penjualan angsuran banyak dilakukan untuk men
jual barang tidak bergerak, barang bergerak ,barang-ba
rang elektronik dan sebagainya. Penjualan ini merupa
kan cara lain yang digunakan perusahaan untuk me –
ningkat kan volume penjualan perusahaan untuk me-
nambah laba penjualan perusahaan. Karena banyak pe
langgan tidak memiliki uang tunai untuk membeli ba-
rang yang dibutuhkannya.
Akuntansi Penjualan Angsuran
Pencatatan penjualan angsuran dilakukan
dengan dua cara :
1. Laba kotor penjualan angsuran dicatat pada saat pen-
jualan .
2. Laba kotor penjualan angsuran dicatat pada saat me-
nerima uang kas atau cicilan
1. Laba kotor pada saat penjulan, pada metode ini laba kotor
dicatat pada saat penyerahan barang pada kon sumen.
Jadi sama dengan penjualan biasa yang terjadi
2. laba kotor pada saat penerimaan kas atau cicilan, pa da
metode ini laba kotor penjualan angsuran baru dicatat
pada saat pelanggan membayar angsurannya.
Pada metode ini ada 3 prosedur yang dapat dibuat :
a. Pembayaran angsuran atau cicilan pertama-tama dica tat
sebagai harga pokok penjualan, setelah harga po-kok
penjualan terpenuhi angsuran atau cicilan berikutnya
dianggap sebagai laba .
b. Pembayaran angsuran atau cicilan, pertama-tama
dicatat sebagai menutup laba, setelah laba terpenuhi
maka angsuran berikutnya dianggap sebagai harga
poko penjualan.
c. Pembyaran angsuran atau cicilan sebagin untuk me-
nutup harga pokok penjualan dan sebagian lagi untuk
laba sesuai dengan persentase yang dapat dihitung.
Metode yang c inilah yang dianggap sebagai meto de
cicilan. Pada metode cicilan ini selisih antara harga jual
cicilan dengan harga pokok penjualan sebagai laba
kotor yang ditangguhkan ( deferred gross profit).
Penangguhan Laba kotor ini bersamaan dengan pe-
nangguhan harga pokok penjualan. Laba kotor
ditangguhkan akan diamortisir setiap akhir tahun se
suai dengan penerimaan cicilan atau kas.
Penjualan angsuran harta tidak bergerak.
Misalkan sebuah perusahaan real estate pada 1 Okto
ber 2006 menjual sebuah rumah pada tuan Akhmad
dengan harga cicilan Rp. 100.000.000,- yang nilai buku
nya Rp. 60.000.000,-Perusahaan menerima uang mu
ka dari tuan Akhmad Rp. 20.000.000,-dan sisanya dici
cil selama 10 kali cicilan persemeter Rp. 8.000.000,-
dengan bunga 12% dari sisa hutang . Komisi dan biaya
penjualan dibayar perusahaan Rp. 2.000.000,-

Catatlah transaksi penjualan angsuran tersebut bila


perusaan mencatat laba kotor pada saat penjualan
dan pada saat penerimaan cicilan atau angsuran.
1. Laba kotor dicatat pada saat penjualan.
TRANSAKSI JURNAL
1 Oktober 2006 Piutang penj.angs 100.00.000
Penj.rmh Rp.100. 000.000 Ni Rumah…………….....…60.000.000
lai buku Rp. 60.000.000 Laba penj. Rumah……40.000.000
Penerimaan uang muka Kas …………………..20.000.000
Rp.20.000.000 Piutang penj.angs…..20.000.000
Pembayaran biaya penjualan Biaya penjualan.. 2.000.000
Rp. 2.000.000 Kas………………………..2.000.000
31 Desember 2006 Piut. Bunga angs Rp. 1.600.00
Adjustment bunga untuk 2 Pend. Bunga bung.…..1.600.000
bulan
Clossing entries menutup Laba penj.rumah 40.000.000
perkiraan laba-rugi Pendapatan bunga1.600.000
Biaya penjualan………2.000.000
Ikhtisar laba-rugi……39.600.000
TRANSAKSI JURNAL
1. Januari 2007 Pend.bunga angs 1.600.000
Reversing entries untuk penda Piut. bunga angs……….1.600.000
patan bunga
1 April 2007 Kas…………………12.800.000
Penerimaan cicilan ke 1 dan Pend. bunga angs …….4.800.000
bunga Piut.penj angsuran……8.000.000
1 Nopember 2007 Kas………………….12.320.000
Penerimaan cicilan ke2 dan Pend. bunga.angs……..4.320.000
bunga Piut. Penj. Angsuran….8.000.ooo

31 Desember 2007 Piut.bunga . Angs…1.280.000


Adjustmen bunga 2 bulan Pend. bunga. Angs…….1.280.000
Clossing entries untuk menu Pend. Bunga. Angs…..8.800.000
tup perkiraan laba gugi Ikhtisar laba-rugi………8.800.000
TRANSAKSI JURNAL
1 Jan 2008 Pend.bunga . Angs…1.280.000
Reversing entries untuk penda Piut.bunga. Angs…….1.280.000
pa tan bunga
1 April 2008 Kas………………11.840.000
Penerimaan cicilan ke 3 dan Pend.bunga.angs……3.840.000
bunga Piut. Penj. Angs………8.000.000

1 Nopember 2008 Kas………………….11.360.000


Penerimaan cicilan ke 4 dan Pend. bunga.angs……..3.360.000
bunga Piut. Penj. Angsuran….8.000.ooo

31 Desember 2008 Piut.bunga . Angs… 960.000


Adjustmen bunga 2 bulan Pend. bunga.
Angs……. ..960.000
Clossing entries perkiraan la Pendapatan bunga..6.880.000
ba-rugi Ikhtisar laba-rugi………6.880.000
Demikian pencatatan transaksi sampai
angsuran ke 10 sama setiap tahunnya, yang berbeda
adalah pendapatan bunga dan angsuran yang
semakin kecil karena angsuran berjalan terus.

2. Laba kotor dicatat pada saat penerimaan cicilan/kas


Dengan contoh transaksi yang sama seperti di
- atas , maka pencatatan transaksinya adalah seba-
gai berikut :
TRANSAKSI JURNAL
1 Oktober 2006 Piutang penj.angs 100.00.000
Penjualan rumah Rp.100. Rumah…………….....…….60.000.000
000 Ni lai buku Rp. L. kotor ditangguhkan…40.000.000
60.000.000
Penerimaan uang muka Kas …………………..20.000.000
Rp.20.000.000 Piutang penj.angs…..20.000.000
Pembayaran biaya penjualan Biaya penjualan.. 2.000.000
Rp. 2.000.000 Kas………………………..2.000.000
31 Desember 2006 Piut. Bunga angs Rp. 1.600.00
Adjustment bunga untuk 2 Pend. Bunga bung.…..1.600.000
bulan
Sebelum dilakukan clossing entries maka terlebih dahulu
harus dihitung laba yang direalisasi berdasarkan cicilan atau kas
yang telah diterima sebelumnya berdasarkan persentase laba
kotor yang dapat diperhtungkan sebagai berikut :
Persentase laba kotor = Labakotor ditangguhkan
Piutang penjualan angsuran

= 40.000.000 x 100%
100.000.000

= 40%

Cicilan atau angsura n yang telah dibayar tuan


Akhmad pa da tahun 2006 adal sebesar uang muka
yang dibayarnya seba- nyak Rp. 20.000.000,-

Maka laba kotor yang direlisasi tahun 2006 adalah :


40% x 20.000.000,- = 8.000.000,-maka jurnalnya :
31 Desember 2006 L. kotor ditangguhkan 8.000.000 *
Amortisasi laba kotor ditang L. kotor direlisasi……………8.000.000
guhkan Rp. 8.000.000

Clossing entries menutup L. kotor direlisasi 8.000.000


perkiraan laba-rugi Pendapatan bunga 1.600.000
Biaya penjualan………2.000.000
Ikhtisar laba-rugi…… . 7.600.000
TRANSAKSI JURNAL
1. Januari 2007 Pend.bunga angs 1.600.000
Reversing entries untuk penda Piut. bunga angs……….1.600.000
patan bunga
1 April 2007 Kas…………………12.800.000
Penerimaan cicilan ke 1 dan Pend. bunga angs …….4.800.000
bunga Piut.penj angsuran……8.000.000
1 Nopember 2007 Kas………………….12.320.000
Penerimaan cicilan ke2 dan Pend. bunga.angs……..4.320.000
bunga Piut. Penj. Angsuran….8.000.ooo
31 Desember 2007 Piut.bunga . Angs…1.280.000
Adjustmen bunga 2 bulan Pend. bunga. Angs…….1.280.000
Amortisasi laba kotor ditang L. Kotor ditangguhkan 6.400.000 *
guhkan L. kotor direlisai……………6.400.000
Clossing entries untuk menu Pend. Bunga. Angs…..8.800.000
tup perkiraan laba rugi Laba kotor direalisasi..6.400.000
TRANSAKSI JURNAL
1 Jan 2008 Pend.bunga . Angs…1.280.000
Reversing entries untuk Piut.bunga. Angs…….1.280.000
penda pa tan bunga
1 April 2008 Kas………………11.840.000
Penerimaan cicilan ke 3 dan Pend.bunga.angs……3.840.000
bunga Piut. Penj. Angs………8.000.000
1 Nopember 2008 Kas………………….11.360.000
Penerimaan cicilan ke 4 dan Pend. bunga.angs……..3.360.000
bunga Piut. Penj. Angsuran….8.000.ooo
31 Desember 2008 Piut.bunga . Angs… 960.000
Adjustmen bunga 2 bulan Pend. bunga. Angs……. ..960.000
Amortisasi laba kotor direali L.Kotor ditangguhkan 6.400.000
sasi L.k0tor direlisasi…………….6.400.000
Clossing entries untuk menu L.Kotor direalisasi…….6.400.000
tup perkiraan laba rugi Pendapatan bunga……6.880.000
Ikhtisar laba-rugi………13.280.000
Demikian pencatatan transaksi sampai angsuran ke 10
sama setiap tahunnya, yang berbeda adalah
pendapatan bunga dan angsuran yang semakin kecil
karena angsuran berjalan terus. Laba kotor
ditangguhkan semakin kecil dan pada akhir periode
nihil. Piutang penjualan angsuran lama- lama menjadi
nihil
Perbedaan kedua metode diatas dapat dilihat sbb :

METODE Thn 2006 Thn 2007 Thn 2008


Laba kotor dicatat pada 39.600.000 8.800.000 6.880.000
penjualan
Laba kotor dicatat pada pe 7.600.000 15.200.000 13.280.000
nerimaan cicilan/kas
PENARIKAN RUMAH KEMBALI
Bila dari contoh penjualan rumah di atas, tuan Akhmad sebagai
pembeli rumah tidak dapat melanjutkan pembayaran
angsurannya, maka perusahaan real estate akan menarik rumah
tersebut dari tuan Akhmad. Segala perkiraan-perkiraan yang
ber hubungan dengan penjualan angsuran harus ditutup, karena
su dah tidak dilanjutkan lagi. Perkiraan-perkiraan yang ada
yaitu, perkiraan Piutang penjualan angsuran dan perkiraan laba
kotor ditangguhkan.
Misalkan dari contoh di atas setelah pembayaran angsuran ke
empat ( 1Nopember 2008 ) tuan Akhmad tidak dapat melan
jutkan angsurannya, maka perusahaan menarik rumah tersebut
pada 1 Februari 2009. Segala perkiraan yang berhubungan
dengan penjualan rumah ditutup. Pada waktu penarikan nilai
rumah yang ditarik Rp.50.000.000,-.
Jurnal penarikan rumah sesuai dengan metode pencatatan
laba kotor yang digunakan oleh perusahaan. Sebelum jurnal
penarikan dibuat terlebih dahulu dihitung laba atau rugi dari
penarikan rumah tersebut dengan perhitungan berikut :

Uang kas angsuran telah diterima Rp. 52.000.000,-*


Nilai rumah sblm ditarik 60.000.000
Nilai rumah saat ditarik 46.000.000-/-
Penurunan nilai rumah………………… 14.000.000,-
38.00.000,-
Laba penj. Angsuran dihapuskan….. 40.000.000,-
Rugi penarikan rumah…………………. 2.000.000,-

Jurnal penarikan adalah :


a. Laba kotor dicatat pada saat penjualan :
Rumah……………….. ..46.000.000
Rugi penarikan rumah 2.000.000
Piutang penjualan angsuran 48.000.000*
b. Laba kotor dicatat pada saat angsuran/cicilan
Uang kas angsuran telah diterima Rp. 52.000.000,-*
Nilai rumah sblm ditarik 60.000.000
Nilai rumah saat ditarik 46.000.000-/-
Penurunan nilai rumah………………… 14.000.000,-
38.00.000,-
Laba penj. Angsuran dihapuskan….. 20.800.000,-
laba penarikan rumah…………………. 17.200.000,-

Rumah……………………….46.000.000,-
Laba kotor ditangguhkan19.2
Piutang penjualan rumah……48.000.000,-
Laba penarikan rumah………. 17.200.000,

Anda mungkin juga menyukai