Laba
Contoh: Pada tanggal 1 Juli 1992, CV Ciliwung menjual mobil dg harga
Rp.16.000.000, harga perolehannya Rp.60.000.000,- dan sampai tanggal 1
Januari 1992 telah depresiasi Rp.41.000.000,-, biaya depresiasi selama 6 bulan
th 1992 Rp.8.000.000: jurnal untuk mencatat biaya depresiasi tsb.:
Juli 1 Biaya Depresiasi Mobil …….. 8.000.000
Akum. Depr. Mobil …... 8.000.000
Harga perolehan mobil ………………………………. Rp.60.000.000
Kurangi: Akumulasi Depresiasi
(Rp.41.000.000 + Rp.8.000.000) ……… 49.000.000
Nilai Buku pada tanggal penjualan ………………… Rp 11.000.000
Hasil penjualan mobil ……………………………… 16.000.000
Laba penjualan mobil …………………………….. Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat penjualan dan laba penjualan mobil adalah sebagai
berikut:
Juli 1 Kas …………………………….. 16.000.000
Akumulasi Depr. Mobil ……….. 49.000.000
Mobil ………………… 60.000.000
Laba Penjualan ……….. 5.000.000
Rugi
Masih menggunakan contoh diatas misalnya CV Ciliwung menjual dg harga
Rp.9.000.000,- maka perusahaan menderita kerugian Rp.2.000.000 dg
perhitungan sbb:
Harga perolehan mobil ………………………………. Rp.60.000.0000
Kurangi: Akumulasi Depresiasi
(Rp.41.000.000 + Rp.8.000.000) ……… 49.000.000
Nilai Buku pada tanggal penjualan ………………… Rp.11.000.000
Hasil penjualan mobil ……………………………… 9.000.000
Rugi penjualan mobil …………………………….. Rp. 2.000.000
Jurnal untuk mencatat penjualan dan Rugi penjualan mobil adalah sebagai
berikut:
Juli 1 Kas …………………………….. 9.000.000
Akumulasi Depr. Mobil ……….. 49.000.000
Rugi Penjualan Aktiva tetap…… 2.000.000
Mobil ………………… 60.000.000
HARGA PEROLEHAN
Harga perolehannya adalah sebesar harga yg dibayarkan untuk memperoleh
aktiva tsb. Lain halnya jika Aktiva/Sumber alam tsb diperoleh dalam tahan
axplorasi karena terkadang banyak pengeluaran yang dikeluarkan untuk
membiayai sampai sumber alam tsb dapat ditemukan. Untuk
metode/pendekatan ini sering menggunakan pendekatan harga perolehan
penuh (full cost approach)
Namun para ahli akuntansi tidak semua sependapat dg pendekatan diatas.
Satu pendekatan lain yg dianggap logis adalah pendekatan usaha berhasil
(successful effort approach), dimana perhitungannya hanya jumlah unit yg
berhasil saja. Kedua metode diatas sering digunakan dalam akuntasi industri
minyak dunia
PENGHAPUSAN HARGA PEROLEHAN
Penghapusan harga perolehan sumber alam secara sistematis disebut Deplesi.
Untuk melakukan deplesi biasanya digunakan metode satuan hasil (atau
satuan kegiatan).
Rumus:
Total Harga Taksiran Biaya Deplesi
Perolehan Dikurangi
Nilai Residu
: Jumlah Satuan
Hasil
= Per Tahun
dijual
Contoh: PT Ombilin melakukan investasi sebesar Rp.500.000.000, dalam
pertambangan batu bara yg diperkirakan akan menghasilkan 10 juta ton
batu bara, tanpa nilai residu. Pada tahun pertama. Sejumlah 800.000 ton
batu bara berhasil ditambang dan dijual. Dengan menggunakan rumus
diatas, perhitungannya adalah:
Rp.500.000.000.- : 10.000.000. = Rp.50,- deplesi per ton
Rp.50,- x 800.000 = Rp.40.000.000,- biaya deplesi
Seperti halnya aktiva tetap, aktiva tak berujud juga dicatat atas dasar harga perolehan, dan
harga perolehan ini dihapus secara rasional dan sistematis selama masa manfaat aktiva tak
berujud tersebut.
Perbedaan antara akuntansi aktiva tak berujud bila dibandingkan dengan akuntansi aktiva
tetap.
1.Istilah yang digunakan untuk menghapus aktiva tak berujud adalah amortisasi (bukan
depresiasi).
2.Bahwa periode amortisasi suatu aktiva tak berujud tidak boleh melebihi 40 tahun.
Hak Paten
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memberikan
kewenangan kepada pemegang hak untuk memproduksi, menjual, dan mengawasi
penemuannya dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut diberikan.
Contoh
PT Menir membeli hak paten dengan harga perolehan Rp60.000.000,- masa manfaat hak
tersebut diperkirakan 8 tahun.Dengan demikian amortisasi pertahun adalah Rp7.500.000
Des. 31 Biaya Paten ……………7.500.000
Hak Paten …………………….7.500.000
(Untuk mencatat amortisasi hak paten)
Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak
istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk mereproduksi dan menjual
suatu karya seni atau karya tulis.