Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

KODE MAKUL: IPEM 4542


PEMBANGUNAN MASYARKAT DESA DAN KOTA

Nama : Asep santoso


Nim : 031112194
Prodi : Ilmu Pemerintahan

UNIVERSITAS TERBUKA UPJJ PONTIANAK


PEMBEDAYAAN MASYARKAT KEARIFAN LOKAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan mengandung arti bahwa
manusia ditempatkan pada posisi pelaku dan penerima manfaat dari proses mencari
solusi dan meraih suatu hasil pembangunan, dengan demikian maka masyarakat harus
mampu lagi meningkatkan kualitas kemandirian mengatasi masalah yang dihadapi
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat seharusnya mampu berperan meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku
masyarakat guna untuk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas lagi.
Pembentukan dan juga perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi sektoral yakni
dalam seluruh aspek/sektor-sektor kehidupan manusia; dimensi kemasyarakatan yang
meliputi jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non materiil; dimensi waktu dan
kualitas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan
kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran yakni dapat menjangkau dari seluruh
strata masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak lain adalah untuk memberikan
motivasi dan dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan
berani bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan
pendidikan untuk penyadaran dan kemampuan diri mereka.

B.Permasalahan
Bagaimana Memberdayakan Masyarakat Tani?
Bagaimana Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi?
Bagaimanakah Pemberdayaan Masyarakat di bidang Penddidikan
Untuk Mengetahui Dalam Memberdayakan Masyarakat Tani.
Untuk Mengatasi Tantangan di Era Globalisasi.
Untuk mengetahui Dalam Memberdayakan Masyarakat di Bidang Pendidikan

BAB II
C. pembahasaan dan Analisis
masyarakat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan
ekonomi, politik, sosial, dan juga budaya menghidupkan kembali berbagai pranata
ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai
lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi
rakyat akan terbangun apabila hubungan yang sinergis dari berbagai pranata sosial dan
ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan
ekonomi rakyat.
Pemberdayaan para petani menurut Kepala Badan SDMP dapat dilakukan dengan 5
(lima) jurus yakni:
Kegiatan agrisbisnis harus berorientasi pasar (kuantitas, kualitas, dan kontinuitas);
Usaha agribisnis harus menguntungkan dan juga comparable dengan usaha yang lainnya;
Agribisnis merupakan suatu kepercayaan jangka panjang;
Kemandirian dan daya saing usaha;
Komitmen terhadap kontrak usaha.
Pemberdayaan kelembagaan petani juga meliputi :
Petani sub sistem tradisional yang telah berubah menjadi petani modern yang
berwawasan agribisnis difasilitasi untuk membentuk kelembagaan petani melalui proses
partisipatif dan “bottom-up”;
Untuk membentuk juga suatu kelembagaan petani yang kokoh, dan perlu juga disusun
suatu instrumen pemberdayaan kelompok tani.
Instrumen pemberdayaan kelompok petani yang sangat perlu dipertimbangkan antara
lain yaitu : (a) Adanya interest/kepentingan yang sama di antara petani dalam kelompok;
(b) Adanya jiwa kepemimpinan dari salah satu petani di dalam kelompok tani tersebut;
(c) Adanya juga kemampuan manajerial dari petani di dalam kelompok tersebut; (d)
Adanya komitmen dari petani untuk membentuk kelembagaan petani; (e) Adanya saling
kepercayaan di antara petani di dalam kelompok.
Pemberdayaan usahatani meliputi kegiatan:
Fasilitasi kelompok usaha tani yang tidak feasible dan tidak bankable melalui bantuan
langsung masyarakat untuk mengembangkan usaha agribisnis;
Mendorong kelompok usaha tani yang tidak feasible dan juga tidak bankable menjadi
usaha yang feasible tetapi belum juga bankable;
Fasilitasi kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum juga bankable dengan Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kredit Usaha Rakyat guna mengembangkan
usaha agribisnis;
Mendorong kelompok usaha tani yang feasible tetapi belum bankable menjadi usaha
yang feasible dan bankable;
Untuk mendukung kelompok usaha tani yang feasible dan bankable, Pemerintah sangat
perlu menciptakan iklim usaha yang kondusif agar investasi domestik dan investasi asing
masuk ke sektor agribisnis.
Konsep pemberdayaan masyarakat secara mendasar berarti menempatkan
masyarakat beserta institusi-institusinya sebagai kekuatan dasar bagi pengembangan
ekonomi, politik, sosial, dan juga budaya untuk menghidupkan kembali berbagai pranata
ekonomi masyarakat untuk dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai
lokomotif bagi kemajuan ekonomi merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi
rakyat akan terbangun apabila hubungan yang sinergis dari berbagai pranata sosial dan
ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah terbentuknya jaringan
ekonomi rakyat
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Upaya pemberdayaan dari masyarakat petani dan juga nelayan kecil merupakan jalan yang
masih panjang dan masih penuh tantangan. Model pembangunan ekonomi yang sentralistik
dan juga sangat kapitalistik telah melembaga dengan sangat kuat baik secara ekonomi,
politik maupun budaya, sehingga tidak mudah untuk menjebolnya. Hanya dengan komitmen
yang kuat dan juga keberpihakan yang sangat tulus, serta upaya yang sungguh-sungguh,
pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan kecil tersebut dapat
diwujudkanPemberdayaan masyarakat petani dan juga nelayan kecil agar mampu menjawab
tantangan di era globalisasi ( yaitu menuju usaha agrobisnis) membutuhkan komitmenyang
kuat dari pemerintah, para pelaku ekonomi, rakyat, lembaga pendidikan, organisasiprofesi,
serta organisasi-organisasi non pemerintah lainnya. Komitmen itu dapatdiwujudkan dalam
bentuk memberikan kepercayaan berkembangnya kemampuan-kemampuan lokal atas
dasar kebutuhan setempat.Penguatan peranserta masyarakat petani dan nelayan kecil
sebagai pelakupembangunan, karena harus didorong seluas-luasnya melalui program-
program pendampingan menuju suatu kemandirian mereka. Disamping itu pula,
perlupengembangan organisasi, ekonomi jaringan dan faktor-faktor pendukung
lainnya.Dengan usaha pemberdayaan masyarakat yang demikian itu, mudah-mudahan
dapatmembebaskan mereka dari kemiskinan dan keterbelakangan untuk menuju kehidupan
yang lebih baik.
E. REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
Freire, Paulo. 1984. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan (Terj. AA. Nugroho), Jakarta:
Gramedia.
Karsidi, Ravik. 2001.Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan dalam Pemberdayaan
Masyarakat.Dalam Pambudy dan A.K.Adhy (ed.): Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani, Bogor: Penerbit Pustaka
Wirausaha Muda.
Korten, David C. 1984. Pembangunan yang Memihak Rakyat.Jakarta : Lembaga Studi
Pembangunan.
Mahmudi, Ahmad. 1999. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. TOT P2KP oleh
LPPSLH,
Ambarawa, 27 Nopember 1999.
Pambudy, Rachmat 1998. Sistem Penyuluhan Agribisnis Peternakan. Draft Disertasi S3
Pasca
Sarjana, Bogor : IPB (tidak diterbitkan).
Saragih, Bungaran, 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis
Pertanian, Bogor: Yayasan Mulia persada Indonesia, Pt.Surveyor Indonesia dan PSP Lemlit
IPB.

Anda mungkin juga menyukai