Anda di halaman 1dari 28

Perilaku Keorganisasian

Kepemimpinan
Anggota Kelompok :
Anastasia Ling-Ling (1901101606)
Andreas (1901101608)
Benni (1901101613)
Nurchayati Verintino (1901101668)
Asih Mediasari (1701101398)
Deri Setiadi (1701101408)
Kepemimpinan
Pengertian

Kepemimpinan adalah seni kemampuan mempengaruhi perilaku manusia dan kemampuan


mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang
diinginkan oleh pemimpin organisasi agar bekerja sama menuju suatu tujuan tertentu yang
diinginkan bersama.

Beberapa pendapat dari para ahli :


1. Kootz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi sekelompok
orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.
2. George R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bersedia
berusaha mencapai tujuan bersama.
3. Young (Kartono,2003), kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan
pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
4. Tead, Terry, Hoyt (Kartono,2003), Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang
lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Dapat disimpulkan bahwa sudut pandang yang dilihat oleh para ahli tersebut adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Perilaku Keorganisasian
Fungsi
Kepemimpinan
Menurut Hadari Nawawi (1995) “fungsi kepemimpinan
berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam
kehidupan kelompok masing-masing yang
mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam,
bukan berada di luar situasi itu. Pemimpin harus
berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi sosial
kelompok atau organisasinya”.

Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawi


“memiliki dua dimensi yaitu:
1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan
mengarahkan dalam tindakan atau aktivitas pemimpin,
yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang
dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau
keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau
organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan
melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Fungsi Pokok Kepemimpinan (OPERASIONAL)
Fungsi Partisipasi 3 Fungsi Pengendalian 5
Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin Fungsi pengendalian berasumsi bahwa
berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur
dalam pengambilan keputusan maupun dalam aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan
kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat
pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.

Fungsi Delegasi 4
Fungsi Konsultasi 2
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin
Pemimpin dapat menggunakan fungsi memberikan pelimpahan wewenang membuat atau
konsultasi sebagai komunikasi dua arah. Hal menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya
tersebut digunakan manakala pemimpin dalam adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang
usaha menetapkan keputusan yang memerlukan yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang
bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan dengan melaksanakannya secara bertanggung jawab.
orang-orang yang dipimpinnya. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena
kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin
diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.

Fungsi Instruktif 1
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultasi sebagai komunikasi satu
arah. Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu
memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat
mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif.
Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
Fungsi Kepemimpinan (Manajerial)

Penyusunan rencana, penyusunan Menciptakan iklim kerja yang baik dan


01 organisasi, pengarahan organisasi harmonis. 05
pengendalian penilaian atau pelaporan.

Mendorong (memotivasi) bawahan Menyusun fungsi manajemen secara


02 untuk dapat bekerja dengan giat dan baik. 06
tekun.

Membina bawahan agar dapat memikul Menjadi penggerak yang baik dan
03 tanggung jawab tugas masing-masing dapat menjadi sumber kreativitas. 07
secara baik.

Membina bawahan agar dapat bekerja Menjadi wakil dalam membina


04 secara efektif dan efisien hubungan dengan pihak luar. 08
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat
Teori- Teori besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat

Kepemimpinan dilaksanakan secara efektif serta menunjang


kepada produktivitas organisasi secara
keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas
tentang teori dan gaya kepemimpinan.
Teori-teori Teori
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di
Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu
Kepemimpinan
Kepemimpinan
Sifat dilahirkan, bukan diciptakan. Dalam perkembangannya, teori ini
mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan
pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain: sifat fisik, mental, dan
kepribadian. Teori ini berkesimpulan bahwa kepemimpinan “orang
besar” didasarkan ada sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, jadi
merupakan suatu yang diwariskan. Itulah sebabnya teori ini dikenal
sebagai “Teori Genetis”.

Teori ini berlawanan dengan teori sifat atau genetis. Teori ini
Teori Sosial
menyebutkan “Leaders are made and not born”. Penganut teori ini
mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa
menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang
cukup. Pada hakikatnya teori ini memandang semua orang sama dan
dapat menjadi pemimpin. Karena mereka memiliki bakat dan
kesempatan yang sama untuk menjadi pemimpin. Kesimpulannya
kepemimpinan bukan ditakdirkan, tetapi dibentuk oleh pengaruh
lingkungan.
Teori-teori Kepemimpinan Teori lingkungan menyatakan bahwa munculnya para
pemimpin merupakan hasil pembentukan dari waktu, tempat, dan
keadaan dan kondisi. Teori ini sejalan dengan teori sosial, dimana
teori sosial mengatakan bahwa seorang pemimpin akan muncul
Teori Lingkungan bila ia berada di lingkungan sosial. Selain itu teori lingkungan
mengatakan bahwa masa, periode, tempat, lokasi, situasi, dan
kondisi atau keadaan tertentu, misalnya sebagai akibat peristiwa
yang menggemparkan akan menampilkan seorang pemimpin yang
dikehendaki oleh lingkungan dan tempat tersebut.

Penganut teori ini berpendapat bahwa kepemimpinan


seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Pemimpin harus
mengenal dirinya, mengenal kelompok orang-orang yang
dipimpinnya, mengenal sifat-sifat pekerjaan yang diselesaikan,
serta mengetahui sifat serta hukum di lingkungannya. Pemimpin
Teori Pribadi dan harus berperan sebagai pembina kelompok yang dipimpin,
Situasi menciptakan cara-cara yang gampang untuk membangun
semangat kerja atau memberi kesempatan serta memahami apa
yang harus dikerjakan dan apa yang harus dicapai. Teori pribadi
dan situasi hanya menjelaskan kepemimpinan sebagai akibat dari
seperangkat yang tunggal dan mengabaikan faktor interaksi antara
faktor pribadi dan faktor situasi karena itu muncul teori pribadi
dan situasi.

Teori ini berpendapat bahwa interaksi-interaksi manusia yang


berkelompok itu terdiri atas aksi, reaksi dan interaksi bermacam-
macam perasaan pada pihak-pihak yang bersangkutan. Segala
tindakan pemimpin harus dapat memberi kepercayaan, demikian
Teori Interaksi dan pula orang-orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus
Harapan mengembangkan kepemimpinannya yang terdiri atas perbuatan-
perbuatan yang selalu ada isinya. Artinya yang tidak
mengecewakan orang-orang yang bersangkutan dalam harapan-
harapan mereka.
Teori-teori Kepemimpinan
Teori Kelompok
Teori kepemimpinan yang mengutamakan pertukaran positif dari pemimpin kepada para anggota
dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok ataupun organisasi. Dalam teori ini, dipercaya bahwa dengan
adanya hubungan saling tukar pendapat antara pemimpin dan anggota, tujuan organisasi ataupun
kelompok dapat tercapai.

Teori Tukar-menukar
Teori ini berpendapat bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin harus terdapat tukar-menukar
keuntungan. Pemimpin yang hanya mengejar keuntungannya akan kecil daya kepemimpinannya dan
sebaliknya pemimpin yang mampu memberi penghargaan, gengsi atau kehormatan kepada anggotanya
akan memperoleh daya kepemimpinan yang tinggi. Dalam hal ini cara memberi merupakan suatu seni
sendiri, salah-salah akan merusak segala-galanya. Selain itu teori ini juga menyatakan bahwa interaksi
sosial menggambarkan suatu bentuk tukar menukar dimana anggota kelompok memberikan kontribusi
dengan pengorbanan-pengorbanan mereka sendiri dan menerima imbalan. Interaksi menukar secara
sosial ini saling memberikan penghargaan atau keuntungan.
Teori Ekologis
Inti teori ini adalah seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia pada
waktu lahirnya telah memiliki bakat kepemimpinan, bakat-bakat mana kemudian dikembangkan melalui
pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih
lanjut bakat-bakat yang memang telah dimiliki.
Teori Hubungan Antar Manusia
Penganut teori ini menekankan kepada faktor atau unsur manusia. Manusia pada umumnya
mempunyai motif untuk mau berbuat sesuatu. Motif tersebut didasarkan pada perhitungan keinginan atau
pamrih, atau perhitungan untung-rugi. Akan tetapi hal itu tergantung dari pendidikan, kecerdasan,
pengalaman, nasihat lingkungan, dan sebagainya. Menurut teori ini seorang pemimpin dalam melakukan
kepemimpinannya harus pandai melakukan hubungan-hubungan antar manusia yaitu dapat memelihara
keseimbangan antara kepentingan-kepentingan perseorangan dan kepentingan umum organisasi.
Tipe-tipe Kepemimpinan
Perilaku Keorganisasian

Tipe Autokratik/Otoriter Tipe Karismatik

Tipe Paternalistik/
Tipe Demokratis
Maternalistik

Tipe Militeristik Tipe Laissez-Fair


TIPE OTORITER/AUTOKRATIK
Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpin
menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil
keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberi
motivasi, dan mengawasi bawahan terpusat di tangannya.
Seorang otoriter mengawasi pelaksanaan pekerjaannya
dengan maksud agar tidak terjadi penyimpangan dari arah
yang diberikannya.
Dalam melaksanakan kepemimpinannya, pemimpin
bertindak sebagai penguasa sehingga segala tindakan dan
keputusan atas suatu masalah sesuai dengan kehendak
pemimpin. Dalam tipe kepemimpinan yang seperti ini, setiap
bawahan harus taat dan patuh dengan aturan dan kebijakan
yang dibuat oleh pemimpinnya.
Kepemimpinan Autokrasi/otoriter memiliki ciri-ciri antara
lain:
a. Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi.
b. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
c. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
d. Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata.
e. Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.
f. Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat.
g. Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya.
h. Selalu ingin berkuasa secara absolut.
i. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat, dan kaku.
Kelebihan:
a. Keputusan akan dapat diambil dengan cepat karena mutlak hak
pemimpin, tak ada bantahan dari bawahan.
b. Pemimpin yang bersifat otoriter pasti bersifat tegas, sehingga apabila
terjadi kesalahan dari bawahan maka pemimpin tak segan untuk
menegur.
c. Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan:
d. Suasana kaku, mencekam dan menakutkan karena sifat keras dari
pemimpin.
e. Menimbulkan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan
karena bawahan tidak merasa nyaman.
f. Bawahan akan merasa tertekan karena apabila terjadi perbedaan
pendapat, pemimpin akan menganggapnya sebagai pembangkangan
dan kelicikan.
g. Kreativitas dari bawahan sangat minim karena tidak diberikan
kesempatan mengajukan pendapat.
h. Mudahnya melahirkan kubu oposisi karena dominasi pemimpin yang
berlebihan.
i. Disiplin yang terjadi seakan-akan karena ketakutan dan hukuman
bahkan pemecatan dari atasan.
j. Pengawasan dari pemimpin hanya bersifat mengontrol, apakah
perintah yang diberikan sudah dijalankan dengan baik oleh
anggotanya
Tipe Demokratis
Kelebihan:
a. Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin ini
mau menerima dan bahkan mengharapkan
pendapat dan saran dari kelompoknya.
b. Pemimpin ini mempunyai kepercayaan pula
pada anggotanya bahwa mereka mempunyai
kesanggupan bekerja dengan baik dan
bertanggung jawab.
c. Hubungan antara pemimpin dan bawahan
harmonis dan tidak kaku
d. Bawahan akan merasa bersemangat karena
merasa diperhatikan.
e. Tidak mudah lahir kubu oposisi karena
pemimpin dan bawahan sejalan.
Kelemahan:
f. Proses pengambilan keputusan akan Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter.
berlangsung lama karena diambil secara Pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang
musyawarah. tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti
g. Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan
mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas.
karena pendapat setiap orang jelas berbeda.
h. Akan memicu konflik apabila keputusan yang Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
diambil tidak sesuai dan apabila ego masing- mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas
masing anggota tinggi.
setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Tipe Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik adalah tipe pemimpin yang


memiliki disiplin tinggi dan biasanya menyukai hal-hal yang formal.
Menerapkan sistem komando dalam menggerakkan bawahannya untuk
melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan jabatan dalam
mempengaruhi bawahan untuk bertindak. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memilih sifat-sifat:
a. Kebanyakan sistem perintah/komando yang sering digunakan, keras dan
sangat otoriter, kaku dan sering kali kurang bijaksana.
b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatan.
c. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan.
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya.
e. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
f. Komunikasi hanya berlangsung searah.
Kelebihan:
g. Tegas dan tidak memiliki keraguan dalam bertindak dan mengambil
keputusan.
h. Bawahan akan memiliki disiplin yang tinggi.
i. Bawahan akan merasa aman dan terlindungi.
Kelemahan:
j. Pemimpin sukar dalam menerima kritikan dan saran dari bawahan.
k. Bawahan akan merasa tertekan dan tidak nyaman karena banyak aturan dan
sifat keras dari pemimpin
Tipe kepemimpinan karismatik memiliki kekuatan energi, daya
tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,
sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan karismatik
dianggap memiliki kekuatan gaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya
sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang karismatik
memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan karismatik memancarkan
pengaruh dan daya tarik yang amat besar. Dalam keadaan tertentu,
tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat menutupi sifat
negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang para
bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih
seseorang tersebut sebagai pemimpin. Pemimpin karismatik bisa
dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan maupun bertindak.

Tipe Karismatik
Tipe Karismatik
Kelebihan:

a. Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas.


b. Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja lebih.
c. Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar karena sifatnya
yang berkarisma sehingga bisa dipercaya.
d. Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa memanfaatkannya
semaksimal mungkin

Kelemahan:

e. Para pemimpin karismatik mudah mengambil keputusan yang


berisiko.
f. Pemimpin karismatik cenderung memiliki khayalan bahwa apa yang
dilakukan pasti benar karena pengikutnya terlanjut percaya.
g. Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin
uang berkompeten sulit.
Tipe Paternalistik/Maternalistik

Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan, mereka


Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak
menganggap bahwa bawahan tidak bisa bersifat mandiri dan perlu jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik,
dorongan dalam melakukan sesuatu. Pemimpin ini selalu yang membedakan adalah dalam kepemimpinan
maternalistik terdapat sikap over-protective atau
melindungi bawahannya. Pemimpin paternalistik memiliki sifat
terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih
maha tahu yang besar sehingga jarang memberikan kesempatan sayang yang berlebih-lebihan.
pada bawahan untuk mengambil keputusan. Ciri-ciri dari tipe
kepemimpinan ini adalah sebagai berikut:
a. Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi.
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan.
d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif.
e. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasi.
f. Sering bersikap maha tahu.
Tipe Kelebihan Kelemahan

Paternalistik/ a. Pemimpin pasti memiliki a. Bawahan


inisiatif
tidak
dalam
memiliki
bertindak

Maternalistik
sifat yang tegas dalam
mengambil keputusan. karena tidak diberi
kesempatan.
b. Bawahan akan merasa
b. Keputusan yang diambil
aman karena mendapat
tidak berdasarkan
perlindungan.
musyawarah bersama
karena menganggap dirinya
sudah melakukan yang
benar.
c. Daya imajinasi dan
kreativitas para pengikut
cukup rendah karena tidak
ada kesempatan untuk
mengembangkannya.
Tipe Laissez-
Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam
kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahannya sendiri. Oleh karena itu organisasi yang
dipimpinnya biasanya kacau balau.
Kelebihan:
a. Keputusan ada di tangan bawahan sehingga bawahan bisa
bersikap mandiri dan memiliki inisiatif.
b. Pemimpin tidak memiliki dominasi besar.
c. Bawahan tidak akan merasa tertekan dalam menjalankan
tugas.
Kelemahan:
d. Pemimpin sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi
terhadap pekerjaan bawahannya.
e. Struktur organisasinya tidak jelas, segala kegiatan dilakukan
tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
f. Mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.
Gaya-gaya
Kepemimpinan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008),
yang dimaksud dengan gaya yang berarti
kesanggupan untuk berbuat dan sebagainya atau
bisa juga diartikan dengan kekuatan. Dengan
demikian gaya kepemimpinan bisa diartikan pola
tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa untuk
mempengaruhi bawahannya agar dapat
memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya
sehingga kinerja organisasi dan tujuan organisasi
dapat dimaksimalkan.
Seorang pemimpin harus menerapkan gaya
kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,
karena seorang pemimpin akan sangat
mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam
mencapai tujuannya (Guritno dan Waridin, 2005:
65). Menurut Tjiptono (2006: 161), gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan
pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya.
Gaya-gaya Kepemimpinan

Gaya Persuasif Gaya Represif Gaya Partisipatif Gaya Inovatif

Gaya pemimpin persuasif Dalam Kamus Besar Bahasa Gaya pemimpin partisipatif
adalah gaya memimpin Indonesia (2008), yang adalah gaya kepemimpinan Gaya pemimpin Inovatif adalah
dengan menggunakan dimaksud dengan represif adalah pemimpin yang selalu berusaha
dengan cara memberikan
pendekatan yang mengubah menekan, mengekang, menahan dengan keras untuk mewujudkan
kesempatan kepada bawahan usaha-usaha pembaruan didalam
perasaan, pikiran atau dengan atau menindas. Dengan kata lain untuk itu secara aktif baik
gaya kepemimpinan dengan cara segala bidang, baik bidang politik,
kata lain melakukan ajakan menata, spiritual, fisik maupun ekonomi, sosial, budaya atau setiap
atau bujukan (Sutrisno, memberi tekanan, mengekang, material dalam kiprahnya dalam produk terkait dengan kebutuhan
bahkan sampai menindas perusahaan (Sutrisno, 2010: 242).
2010:242). manusia (Sutrisno, 2010: 244).
sehingga para bawahan merasa Dengan demikian kepemimpinan Dengan kata lain gaya pemimpin
Dengan demikian gaya takut. partisipasif merupakan gaya
kepemimpinan persuasif seperti ini selalu memiliki inovasi
Dengan kata lain gaya represif kepemimpinan dengan menerapkan pembaharuan demi lancarnya suatu
adalah gaya memimpin merupakan gaya kepemimpinan sistem terbuka dengan memberikan organisasi baik dalam hal
dengan menggunakan dengan cara memberikan kesempatan kepada bawahan pemecahan masalah maupun dalam
pendekatan yang menggugah tekanan-tekanan, ancaman- berperan aktif dalam menata baik hal menciptakan produk terkait
perasaan, pikiran, atau dengan ancaman, sehingga bawahan memberikan informasi maupun kebutuhan manusia dan
saran-saran demi keserasian.
kata lain dengan melakukan merasa ketakutan yang bertujuan perkembangan zamannya.
ajakan atau bujukan. mengembalikan keserasian.
Gaya-gaya Kepemimpinan

Gaya Edukatif Gaya Motivatif

Gaya pemimpin edukatif adalah pemimpin yang


suka melakukan pengembangan bawahan dengan
cara memberikan pendidikan dan keterampilan Gaya pemimpin motivatif adalah pemimpin yang
kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi dapat menyampaikan informasi mengenai ide-
memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih baik idenya, program-program dan kebijakan-kebijakan
dari hari ke hari, sehingga seorang pemimpin yang kepada bawahan dengan baik. Komunikasi tersebut
bergaya edukatif tidak akan pernah menghalangi membuat segala ide bawahan-bawahan dan
bawahan ingin mengembangkan pendidikan dan kebijakan dipahami oleh bawahan sehingga
keterampilan (Sutrisno, 2010: 245). bawahan mau (Sutrisno, 2010: 245).
Gaya-gaya kepemimpinan yang merupakan tolok Gaya pemimpin motivatif ini merupakan gaya
ukur akan keberhasilan berjalannya suatu pemimpin dengan menyampaikan segala ide,
organisasi. Semua gaya kepemimpinan di atas program dan kebijakan kepada bawahan secara baik
dalam praktiknya di lapangan saling mendukung dan memberikan dorongan semangat kepada orang
atau saling menunjang secara bervariasi, yang lain untuk bekerja lebih keras.
disesuaikan dengan situasi dan kondisinya sehingga
akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif
Peran Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam organisasi mencakup segala aspek.
Kepemimpinan tentu saja sangat penting bagi jalannya
organisasi karena jika sebuah organisasi berjalan tanpa adanya
unsur kepemimpinan yang baik dari anggotanya juga dari
pimpinan organisasinya, maka setiap masalah yang muncul
dalam berjalannya organisasi tersebut akan sulit untuk
diselesaikan secara cepat dan efisien, yang mengakibatkan
tujuan adanya organisasi tersebut terhambat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
kepemimpinan dapat berperan dengan baik, antara lain:
1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan
bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan
penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang
bersangkutan.
2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya
untuk tumbuh dan berkembang.
3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk
“membaca” situasi.
4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan
melalui pertumbuhan dan perkembangan.
5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta
bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berpikir dan
bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Peran Kepemimpinan

Bersikap Adil Mendukung Tercapainya Tujuan


Dalam kehidupan Dalam kehidupan Tercapainya tujuan organisasi tidak
organisasi apapun, rasa kebersamaan di terjadi secara otomatis, melainkan harus
antara para anggotanya adalah mutlak. didukung oleh berbagai sumber. Oleh
Sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya sebab itu, agar setiap organisasi dapat
merupakan pencerminan dari efektif dalam arti mencapai tujuan yang
kesepakatan antar sesama bawahan, telah ditetapkan, serta pendayagunaan
maupun antar pemimpin dengan sumber daya manusianya secara optimal,
bawahan, dalam mencapai tujuan perlu disiapkan sumber pendukungnya
organisasi. Peran yang memadai.

Pemimpin Katalisator
Memberikan Sugesti Secara kimia, arti kata “katalis” atau katalisator”
ialah saat yang tidak ikut bereaksi, tetapi
Sugesti bisa disebut saran atau
mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia
anjuran. Sugesti mempunyai peranan
kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan
yang sangat penting dalam memelihara
berperan sebagai seorang katalisator apabila
dan membina rasa pengabdian,
pemimpin tersebut berperan selalu meningkatkan
partisipasi dan harga diri, serta rasa
penggunaan segala sumber daya manusia yang ada,
kebersamaan di antara para bawahan.
berusaha memberikan reaksi yang memberikan
semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal
mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan
pembawa perubahan.
Peran Kepemimpinan

Menciptakan Rasa Aman Sumber Inspirasi


Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa Seorang pemimpin pada hakekatnya
aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat adalah sumber semangat bagi para
dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu bawahannya. Oleh karena itu setiap
memelihara hal-hal yang positif, sikap optimisme pemimpin harus selalu dapat
dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga membangkitkan semangat para bawahan,
dengan demikian dalam melaksanakan tugas- sehingga para bawahan menerima dan
tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala memahami tujuan organisasi secara
perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa antusias dan bekerja secara efektif ke
memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan. Peran arah tercapainya tujuan organisasi.

Sebagai Wakil Organisasi Pemimpin Bersikap Menghargai


Setiap orang pada dasarnya mengehendaki
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apa
adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain.
pun selalu memandang atasan atau pimpinannya
Demikian pula setiap bawahan dalam suatu
mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-
organisasi memerlukan adanya pengakuan dalam
lebih kepemimpinan yang menganut prinsip “keteladanan
penghargaan dari atasannya. Oleh karena itu, menjadi
atau panutan”. Penampilan dan kesan-kesan positif
kewajiban pemimpin harus mau memberikan
seorang pemimpin akan memberikan gambaran yang
penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apa pun
positif pula terhadap organisasi yang dipimpinnya.
kepada bawahannya.
Dengan demikian setiap pemimpin tidak lain juga diakui
sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari
organisasi yang dipimpinnya.
Etika kepemimpinan adalah bagaimana cara
menjalankan kepemimpinan yang sesuai dengan nilai-
nilai dan norma-norma yang berlaku. Etika
kepemimpinan tidak dapat mengingkari bahwa
pemimpin bertugas memimpin, mengatur, dan
mengelola dengan rasa tanggung jawab serta
mengarahkan kelompok atau lembaga pimpinannya
menuju tujuan ekonomis dan sosial-kesejahteraan,
serta mengarahkan pada peningkatan martabat
manusia.
Adapun etika dalam kepemimpinan yakni :
 Menjaga perasaan orang lain.
 Memecahkan masalah dengan rendah hati.
 Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai
pendapat orang lain.
 Mengutamakan dialog dalam memecahkan masalah.
 Menanggapi suatu masalah dengan cepat dan sesuai
dengan keahlian.
 Menyadari kesalahan dan berusaha untuk
memperbaiki serta mengedepankan sikap jujur,
disiplin, dan dapat dipercaya.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai