Anda di halaman 1dari 5

Contoh 1.

3 Akuisisi Saham-Imbalan Berupa kas


Berdasarkan Contoh 1.1 seandainya PT Permata mengakuisisi seluruh saham biasa PT
samara dengan membayar tunai Rp 352.000.000. Atas akuisisi tersebut, PT samara tetap
beroperasi dan tidak dibubarkan. PT Permata akan mencatat jurnal sebagai berikut:
31 Desember 2015
Beban 20.000.000
Kas 20.000.000
Mencatat biaya akuisisi

31 Desember 2015
Investasi pada PT samara 352.000.000
Kas 352.000.000
Mencatat akuisisi saham

Pada contoh 1.3 jurnal yang dicatat oleh PT Permata sangat sederhana karena tidak
mencatat aset dan liabilitas secara individual. Hal ini disebabkan PT Samara tidak
dibubarkan dan tetap menggunakan aset dan liabilitas tersebut dalam operasinya. Pada
tiap khir periode pelaporan, laporan keuangan PT Permata dan PT Samara akan
dikonsolidasikan.
Prosedur konsolidasi akan dibahas pada bab-bab selanjutnya yang hanya membahas
kombinasi bisnis melalui akuisisi saham.
Jika akuisisi pada contoh 1.3 dilakukan dengan imbalan non kas maka akun pada jurnal
akuisisi diganti dengan akun imbalan non-kas tersebut dan diukur pada nilai wajar.

Contoh 1.4 konsolidasi: Akuisisi Aset Bersih-Imbalan berupa kas


Pada 31 Desembae 2015, PT. Mandiri mengakuisisi seluruh aset bersih PT Permata dan
PT Samara dalam sebuah statutory Concolidation. Akuisisi ini menyebabkan
dibubarkannya PT Permata dan PT Samara dan bergabung menjadi entitas baru yaitu
PT Mandiri. Informasi laporan keuangan untu PT Permata dan PT Samara pada aat itu
adalah:
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2015
(Dalam 000 Rupiah)
PT Permata PT Samara
Nilai Nilai wajar Nilai Nilai wajar
tercatat tercatat
Kas 480.000 480.000 40.000 40.000
Piutang Usaha 280.000 280.000 70.000 70.000
Persediaan 340.000 300.000 60.000 100.000
Tanah 160.000 200.000 80.000 120.000
Bangunan dari mesin 760.000 600.000 620.000 300.000
Akumulasi (380.000) (400.000)
penyusutan
Total aset 1.640.000 1.860.000 470.000 630.000
Utang usaha
Utang wesel 170.000 170.000 110.000 110.000
Saham biasa 300.000 310.000 240.000 240.000
Nominal Rp 20.000
Nominal Rp 12.000 400.000 36.000
Tambahan modal 320.000 20.000
disetor
Saldo laba 450.000 64.000
Total liabilitas dan 1.640.000 470.000
ekuitas

PT Mandiri mengalihkan pengalian imbalan senilai Rp 1.800.000.000 untuk


mengakuisisi aset neto PT Permata dan PT Samara. PT Mandiri mengeluarkan Rp
40.000.000 untuk biaya legal. Atas akuisisi tersebut, maka goowill yang terjadi dapat
dihitung sebagai berikut:

Imblan yang dialihkan 1.800.000.000


Kepentingan yang dimiliki sebelumnya -
Kepentingan nonpengendali -
Jumlah 1.800.000.000
Aset teridentifikasi 1.660.000.000
Goowill 140.000.000

Aset bersih teridentifikasi dihitung dari nilai wajar aset dikurang liabilitas atas kedua
entitas (Rp 1.380.000.000 + Rp 280.000.000). Tidak ada kepentingan yang dimiliki
sebelumnya karena PT. Mandiri tidak mengakuisisi secara bertahap. Demikian juga
degan nilai kepentingan nonpengendali karen akuisisi dilakukan atas seluruh aset bersih
PT. Permata dan PT. Samara. Pada contoh ini, akuisisi dilakukan terhadap aset bersih
sehingga pihak pengakuisisi mengakui seluruh aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih pada nilai wajarnya. Berikut jurnal yang dicatat oleh PT.
Mandiri:
31 Desember 2015
Beban 40.000.000
Kas 40.000.000
Mencatat akuisisi saham

31 Desember 2015
Kas 520.000.000
Piutang usaha 350.000.000
Persediaan 400.000.000
Tanah 320.000.000
Bangunan dan Mesin 900.000.000
Goodwill 140.000.000
Utang Usaha 280.000.000
Utang wesel 550.000.000
Kas (imbalan yang dialihkan) 1.800.000.000
Mencatat akuisisi aset bersih

Atas akuisisi ini, PT. Permata dan PT. Samara sebagai entitas yang dibubarkan akan
menghapusbukukan seluruh aset dan liabilitas yang dimiliki dan menghentikan
operasinya.

Pembelian Diskon
Tidak semua akuisisi menghasilkan Goodwill. Terkadang pihak pengakuisisi melakukan
pembelian pada nilai imbalan yang lebih rendah daripada nilai wajar aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Kondisi ini disebut pembelian dengan
diskon, yaitu suatu kombinasi bisnis yang mana jumlah nilai wajar aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih melebihi nilai agregat (imbalan yang
dialihkan + kepentingan ekuits yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi +
kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi). Selisih tersebut diakui oleh
pihak pengakuisisi sebagai keuntungan dalam laporan laba rugi pada tanggal akuisisi.
Keuntungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.
Contoh Merger Akuisisi Aset Bersih – Pembelian Diskon
Merujuk pada contoh 1.1 PT Permata mengalhkan imbalan senilai Rp 250.000.000
untuk mengakuisisi aset neto PT. Samara. PT Permata mengeluarkan Rp 20.000.000
untuk biaya legal.
Atas akuisisi tersebut, maka goodwill yang terjadi dapat dihitung sebagai
berikut:

Imbalan yang dialihkan 250.000.000


Kepentingan yang dimiliki sebelumnya -
Kepentingan nonpengendali -
Jumlah 250.000.000
Aset bersih teridentifikasi 280.000.000
Pembelian diskon 30.000.000
pada contoh ini, Akuisisi imbalan yang dialihkan bernilai lebih renda daripada nilai
wajar aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Berikut jurnal
yang dicatat PT Permata:
31 Desember 2015
Beban 20.000.000
Kas 20.000.000
Mencatat biaya akuisisi

31 Desember 2015
Kas 40.000.000
Piutang usaha 70.000.000
Persediaan 100.000.000
Tanah 120.000.000
Bangunan dan mesin 300.000.000
Utang usaha 110.000.000
Utang wesel 240.000.000
Kas (imbalan yang dialihkan) 250.000.000
Keuntungan pembelan diskon 30.000.000
Mencatat akuisisi aset bersih

Atas akuisisi ini, selisih pembelian diskon diakui sebagai keuntungan dalam laoran laba
rugi pada eriode akuisisi.
Akuisisi Bertahap
Akuisisi bertahap terjadi ketika proses akuisisi entitas tidak dilakukan sekaligus tetapi
sebelumnya entitas pengakuisisi memiliki kepemilikan pada entits yang diakuisisi.
Misalnya entitas A saat ini memiliki 30% kepemilikan di entitas B, kemudian entitas A
menambah kepemilikannya sebesar 25%, sehingga entitas A total meiliki 55%
kepemilikan entitas B. Jika dengan 55% entitas A memperoleh pengendalian maka
proses pembelian 25% saham tersebut merupakan bentuk akuisisi bertahap. Transaksi
kombinasi bisnis akan diterapkan saat pembelian tambahan 25% saham entitas B.
Seperti yang digambarkan pada ilustrasi pembuka. Bank Mandiri melakukan akuisisi
secara bertahap dari 60% kemudian ditambah 20% menjadi 80%. Pada akuisisi bertahap
ini, pengendalian sudah diperoleh oleh bank Mandiri sejak akuisisi pertama, sehingga
akuisisi tambahan tidak mengubah substansi pengendalian yang dimiliki Bank Mandiri.
Pembahasan lebih rinci atas akuisisi bertahap dapat dilihat pada bab 8.

Anda mungkin juga menyukai