Anda di halaman 1dari 19

KOMBINASI BISNIS

Dr. Set Asmapane, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CTA.,CPA


DEFINISI
Kombinasi bisnis adalah pembelian entitas (akuisisi) yg sdh
ada (entitas yg diakuisisi = acquirer) utk digabungkan dgn
entitas yg sdh ada (entitas yg melakukan akuisisi = acquiree)
PSAK 22 (2014) – Kombinasi bisnis ditandai jika acquiree
memperoleh pengendalian atas entitas acquirer ... dan itu
terjadi jika acquiree memperoleh hak suara lebih dari 50%
pada entitas acquarer.
MOTIVASI KOMBIS
Perusahaan besar dapat dilihat dari pertumbuhan baik
Organik (pertumbuhan natural akibat skala usah )maupun
Unorganik (pertumbuhan akibat akuisisi)
Motivasi umum Kombis;
1. Agar entitas menjadi besar dan berkembang,
2. Menghindari akuisi oleh pihak lain .. pesaing
3. Mensinergikan sumberdaya yg dimiliki
4. Peningkatan kompensasi manajemen (terkait dgn ukuran
perusahaan)
5. Meningkatkan prestise entitas
Keutungan Kombis
1. Jika pengelolaan bisnis dilakukan dgn tepat, maka kombinasi bisnis akan
meningkatkan keuntungan dan akhirnya laba bagi pemegang saham
2. Untuk pengembangan bisinis

Pengembangan bisnis dapat dilakukan secara internal dan eksternal


Internal
a. Mendirikan perusahaan baru, dengan jenis usaha baru atau jenis
usaha lama di daerah atau negara yg baru ... Penguasaan pasar,
mempermudah jalur distribisi
b. Melakukan spin-off, pemisahaan suatu devisis atau unit menjadi
entitas anak
c. Melakukan restrukturisi entitas sepengendali (hal 5)
Eksternal
Melakukan akuisisi entitas lain diluar entititas.
1. PT. A diakusisi aset & hutang oleh PT. B -----
PT. B bubar/ditutup – Merger + Konsolidasi

2. PT. A diakuisi sahamnya (equitynya) oleh PT. B


Sebelumnya Pemilihan Saham PT. B adalah Syifa
PT. B tetap beropersi – PT. B tdk ditutup
Jual Saham – EQ Rp. 125 , jual 150
TA 400, Htg 275
Etika dalam Kombis
Kombinasi bisinis terkadang dimanfaatkan utk melakukan
Manajemen Laba yang bisa merugikan atau merugikan pemegang
saham & stakeholders dan menguntungan manajemen atau
sebaliknya (baca Kasus Enron – hal 6)
Strategi Kombinasi Bisnis, terdiri dari:
1. Integrasi Vertikal, kombis dgn mengakuisisi entitas yg memiliki
hubungan pemasok atau distribusi (Mis Perusahaan Pemintalan Benang
mengakuisisi Perusahaan Pertanian Kapas dan Perusahaan Industri Kain)
2. Integrasi Horizontal, kombis dgn mengakuisisi entitas yg mengasilkan
produk sejenis (Mis, Perusahaan mie instan mengakuisi perusahaan
kecap, saus dll yang sifat bahan bakunya sama)
3. Integrasi Konglomerasi, kombis dgn mengakuisis entitas yg tdk
memiliki hubungan bisnis baik vertikal maupun horisontal dgn entitasny.
Mis, Perusahaan property mengakuisis perusahaan jasa bank, perusahaan
bank mengakuisisi perusahaan insudtri kapal dll
Bentuk-Bentuk Hukum Enitas Hasil Kombis
1. Merger (statutory merger), penggabungan dua atau lebih entitas, dimana
entitas yg diakuisisi dibubarkan (semua aset dan liabilitas diambil enitas
pengakuisisi). Enitas pengakuisisi melajutkan usaha enitas yg diakuisisi dan
entitas yg diakuisisi dibubarkan/ditutup.
Hasil Merger Bank Syariah ... Pengakuisisi adalah PT. BRI Syariah Tbk,
mengakuisisi PT. Bank Syariah Mandiri dan PT. Bank BNI Syariah .... Ketiga
bank tsb setelah merger berubah menjadi PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk

2. Konsolidasi (statuory consolidation) adalah kombis dgn membentuk satu


entitas baru yg akan mengambil alih semua aset dan liabilitas entitas yg
bergabung, dimana entitas yg bergabung semuanya dibubarkan. Statuory
consolidation dalam praktek sama dengan Merger

3. Akuisisi (stock aquisition), kombis dgn membeli kepemilikan entitas


yg diakuisisi, enititas yg diakuisis tetap ada dan hanya dikendalikan
oleh enitas pengakuisisi. Entitas pengakuisisi berperan sebagai
holding (induk besar) yg nantinya akan menyusun LK Konsolidasi.
METODE AKUNTANSI
Jenis kombis dapat jiga dilihat dari sisi akuntansi. Ada dua metode dalam Kombis:
1. Metode Pooling of Interest atau Metode Penyatuan Kepentingan
Dalam metode ini setiap entitas akan menggabungkan atau menyatukan
kepentingan bisnisnya sehingga tdk dilakukan penilaian ulang atas aset dan
liabilitas masing2 entitas. Dasar pencatatan penggabungan aset dan liabilitas
adalah NILAI BUKU dari masing2 entitas yg bergabung. Metode ini HANYA
diperbolehkan untuk Penggabungan Sepengendali (Kombis Internal – PSAK 38
Kombis Entitas Sepengendali)

2. Metode Purchase, atau Pembelian atau Akuisisi.


Dalam metode ini, dasar pencatatan aset dan liabilitas entitas yg
bergabung adalah nilai wajar pd tgl akuisisi, sehingga perlu
dilakukan penilaian ulang pada saat akuisisi, sehinggaa pada
metode ini dimungkinkan timbul adanya Goodwil (kenaikan atau
penurunan nilai wajar aset) – PSAK 22 Kombinasi Bisnis
AKUNTANSI KOMBINASI BISNIS

Pengakuan dan Pengukuran Aset & Liabilitas


1. Dalam kombis, akuisisi dilakukan terhadap aset dan liabilitas,
sehingga mungkin muncul goodwill.
2. Pengakuisisi mengakui secara terpisah goodwill, aset dan
liabilitas teridentifikasi yg diperoleh dan kepentingan NP
3. Jika akuisisi dilakukan tidak secara penuh (100%), maka
bagian yg tidak diakuisisi disebut Kepentingan Non Pengendali

Biaya Transaksi
Biasanya biaya akuisisi cukup besar dan dikeluarkan oleh pengakuisisi,
tdk menutup kemungkinan pihak yg diakuisisi juga mengeluarkan biaya.
Biaya2 akuisisi tsb diakui sebagai beban pada periode dimana beban itu
terjadi atau jasa diterima, kecuali biaya utk menerbitkan efek hutang atau
ekuitas
Imbalan yang Dialihkan
Dalam Kombis, pihak pengakuisisi membayaran imbalan kpd pihak yg
diakuisisi layaknya pembelian suatu bisnis. Jika imbalan berupa kas maka
nilai wajarnya sama dengan nilai nominlanya, jika imbalan selain kas,
maka harus diukur pada nilai wajar, mengacu kpd PSAK 68 – Pengukuran
Nilai Wajar

Goodwill
Goodwill timbul dalam akuisisi yg dilakukan suatu entitas kpd
entitas lain. Goddwill mencerminkan manfaat ekonomi yg timbul
dari aset yg diperoleh dalam kombis yg tdk dapat diidentifikasi
secara individu sehingga hrs diakui secara terpisah.
Goodwill terjadi jika HP dari entitas yg diakuisisi lebih besar dari
nilai wajar enitas yg diakuisisi ( GW ----- HP > NW ) .. Harga
belinya lebih mahal dari nilai wajar sehingga tidak dpt didentifikasi
kpd salah satu aset sehingga muncul goodwill. Faktornya antara lain,
jaringan pemasaran, teknologi keandalan SDM, letak strategis dll.
Perhitungan Goodwill

Imbalan yg
dialihkan Aset &
Kepentingan liabilitas
Goodwi Ekuitas yg
ll teridentifikasi
sebelumnya dimiliki yg diperoleh /
Kepentingan Non diambil
Pengendali

Untuk akuisisi aset & liabilitas, goodwill diakui dlm LK pihak


pengakuisisi
Untuk akuisisi saham, goodwill diakui dengan menambah nilai
investasi pada LK pengakuisisi secara terpisah
PENCATATAN TRANSAKSI KOMBINASI BISNIS

Pencatatan transaksi kombis akan dibahas atas transaksi yg dilakukan oleh


pengakuisisi
Kategori Transaksi Kombinasi Bisnis
1. Entitas yg diakuisisi menjual aset bersih, entitas dibubarkan
2. Entitas yg mengakuisisi menerima aset dari entitas yg dibubarkan
3. Entitas yg diakuisisi menjual aset, namun entitas tdk dibubarkan
4. Entitas yg mengakuisisi menerima aset dari entitas yg tidak dibubarkan
5. Enitas mengakuisisi kepemilikan entitas lain dan enitas tsb tdk
dibubarkan
Contoh 1 - Akuisisi Aset Bersih – Imbalan (Pembayaran) Berupa
Kas
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 2015
(Dalam Ribuan Rupiah)

PT. Permata PT. Samara


Keterangan
NT NT NW
Kas 480,000 40,000 40,000
Piutang Usaha 280,000 70,000 70,000
Persediaan 340,000 60,000 100,000
Tanah 160,000 80,000 120,000
Bangunan & Mesin 760,000 620,000 300,000
Akm. Penyususutan (380,000) (400,000) -
Total Aset 1,640,000 470,000 630,000
Utang Usaha 170,000 110,000 110,000
Utang Wesel 300,000 240,000 240,000
Saham Biasa 400,000 36,000
Tambahan Modal Disetor 320,000 20,000
Saldo Laba 450,000 64,000
Ekuitas - - 280,000
Total Lia & Ekui 1,640,000 470,000 630,000
Saham Biasa terdiri dari NN Rp. 20.000 per lembar & Rp. 120.000 per lembar
PT.Permata mengeluarkan imbalan (membayar) sebesar Rp. 352.000.000,-
untuk mengakuisisi aset netto PT. Samara. PT. Samara mengeluarkan Rp.
20.000.000 untuk biaya legal.
Jurnal PT. Permata saat Akuisisi PT. Samara
Perhitngan Goodwill untuk akuisisi tersebut sbb:
Imbalan yg dialihkan Kas Rp 352,000,000Rp 40,000,000
Piutang Usaha
Kepentingaan yg dimiliki sebelumnya Rp - Rp 70,000,000
Kepentingan Non Pengendali Persediaan
Rp - Rp 100,000,000
Jumlah Tanah Rp 352,000,000Rp 120,000,000
Bangunan & Mesin Rp300,000,000
Aset Netto Bersih Teridentifikasi Rp 280,000,000
Goodwill Goodwill
Rp 72,000,000 Rp 72,000,000
Utang Usaha Rp 110,000,000
Tidak ada kepentingang yang Utang Wesel Rp240,000,000
dimiliki sebelumnya, karena PT. Kas (Pembayaran) Rp 352,000,000
Permata tdk mengakuisisi
secara bertahap (sekaligus), Jurnal PT. Samara - Pembayaran Biaya Legal
juga Kepetingan NP tidak ada Beban Legal Rp 20,000,000
karena akuisisi 100% Kas Rp 20,000,000
Contoh 2 - Akuisisi Aset Bersih – Imbalan (Pembayaran) Berupa
Non Kas
Berdasarkan contoh 1, jika PT. Permata menerbitkan 11.000 lembar saham
biasa sebagai imbalan (pembayaran) akuisisi. NN saham Rp.20.000 per
lembar dan NW saham PT. Permata adalah Rp. 32.000 per lembar. Atas
penerbitan saham tsb PT. Permata membayar biaya Rp.30.000.000,-, catatan
PT. Permata sbb:

Jurnal PT. Permata saat Mencatat Beban Perhitungan Tambahan Modal Disetor
Beban Tangguhan Rp 30,000,000 Nilai Wajar Saham (Rp.32.000 X11.000) Rp 352,000,000
Kas Rp 30,000,000
Nilai Nominal Saham (Rp.20.000 X11.000) Rp 220,000,000
Jurnal PT. Permata saat Akuisisi PT. Samara
Kas Rp 40,000,000 Nilai Tambah Modal Disetor Rp 132,000,000
Piutang Usaha Rp 70,000,000
Persediaan Rp 100,000,000
Beban Tangguhan Rp 30,000,000
Tanah Rp 120,000,000 Tambahan Modal Disetor Rp 102,000,000
Bangunan & Mesin Rp 300,000,000
Goodwill Rp 72,000,000 Saham Biasa & Tambahan Mdl
Utang Usaha Rp 110,000,000
Utang Wesel Rp 240,000,000
disetor dlm jurnal tsb bukanlah
Saham Biasa Rp 220,000,000 milik PT. Samara yg diakui oleh
Tambahan Modal Disetor Rp 102,000,000 PT. Permata, tetapi imbalan Non
Beban Tangguhan Rp 30,000,000 Kas yg dibayarkan PT. Permata
Contoh 3 - Akuisisi Saham – Imbalan Berupa Kas
Berdasarkan contoh 1, jika PT. Permata mengakuisisi saham biasa PT.
Samara dengan membayar Rp. 352.000.000, PT. Samara tetap beroperasi
dan tdk dibubarkan, PT. Permata membayar biaya legal Rp. 20.000.000,0

Jurnal yg dibuat PT. Permata


Beban Rp. 20.000.000
Kas Rp. 20.000.000
Investasi pada PT. Samara Rp. 352.000.000,-
Kas Rp. 352.000.000

Jurnal yg dibuat oleh PT. Permata sederhana karena tdk mencatat aset dan
liabilitas PT. Samara secara individu karena PT. Permata tdk memperoleh
aset dan libilitas PT. Samara, representasi aset PT. Permata dalam PT.
Samara adalah nilai akun Investasi pada PT. Samara ... saat penyusunan LK
Konsolidasi maka akun tsb akan di eliminasi deng modal saham dan saldo
laba PT. Samara
NERACA PT PERMATA – setelah akuisis saham PT. Samara

Investasi Pada PT. Samara 352.000.000

NERACA PT SAMARA – SEBELUM DIakuisis saham PT. PERMATA


Saham-Hilda 200.000.000
Saham Hendriano 100.000.000

NERACA PT SAMARA – setelah DIakuisis saham PT. PERMATA


Saham PT. Peramata 352.000.000
Contoh 4 – Konsolidasi; Akuisisi Aset Bersih – Imbalan Berupa
Kas
Tgl 31 Des 2015, PT. Mandiri mengakuisisi seluruh aset bersih PT. Permata
dan PT. Samara dlm sebuah statutory consolidation. Dengan akuisisi ini
maka PT. Permata dan PT. Samara dibubarkan dan bergabung menjadi
entitas baru yakni PT. Mandiri. Posisi LK per 31 Des 2015 sbb:
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Pe r 31 De s e m be r 2015
(Da la m Ribua n Rupia h)

PT. Pe rm a ta PT. Sa m a r a
Ke te ra nga n
NT NW NT NW
Ka s 4 80,000 4 80,000 4 0,000 4 0,000
Piuta ng Us a ha 280,000 280,000 70,000 70,000
Pe rs e dia a n 34 0,000 300,000 60,000 100,000
Ta na h 160,000 200,000 80,000 120,000
Ba nguna n & Me s in 760,000 600,000 620,000 300,000
Akm . Pe nyus us uta n (380,000) - (4 00,000) -
Tota l As e t 1,64 0,000 1,860,000 4 70,000 630,000
Uta ng Us a ha 170,000 170,000 110,000 110,000
Uta ng We s e l 300,000 310,000 24 0,000 24 0,000
Sa ha m Bia s a 4 00,000 - 36,000
Ta m ba ha n Moda l Dis e tor 320,000 - 20,000
Sa ldo La ba 4 50,000 - 64 ,000
Ekuita s - 1,380,000 - 280,000
Tota l Lia & Ekui 1,64 0,000 1,860,000 4 70,000 630,000
Sa ha m Bia s a te rdiri da ri NN Rp. 20.000 pe r le m ba r & Rp. 120.000 pe r le m ba r
PT. Mandiri membayar sebesar Rp. 1.800.000.000,- untuk mengakuisisi aset netto PT. Permata
dan PT. Samara. PT. Mandiri mengeluarkan biaaya legal sebesar Rp. 40.000.000,-

Perhitngan Goodwill untuk akuisisi tersebut sbb:


Imbalan yg dialihkan Rp 1,800,000,000
Kepentingaan yg dimiliki sebelumnya Rp -
Kepentingan Non Pengendali Rp -
Jumlah Rp 1,800,000,000
Aset Netto Bersih Teridentifikasi Rp 1,660,000,000
Goodwill Rp 140,000,000
Jurnal PT. Mandiri s aat Mencatat Beban
Beban Tangguhan Rp 40,000,000
Kas Rp 40,000,000

Jurnal PT. Mandiri s aat Akuis is i PT. P & PT S


Kas Rp 520,000,000
Piutang Usaha Rp 350,000,000
Persediaan Rp 400,000,000
Tanah Rp 320,000,000
Bangunan & Mesin Rp 900,000,000
Goodwill Rp 140,000,000
Utang Usaha Rp 280,000,000
Utang Wesel Rp 550,000,000
Kas (Pembayaran) Rp 1,800,000,000

Anda mungkin juga menyukai