Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

KERTAS KERJA KONSOLIDASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata : Akuntansi Keuangan Lanjutan 1


Dosen Pengampuh : Nurwani, SE., M.Si.
Disusun Oleh : Kelompok 5

Anggi Safitri Sembiring (0502193238)

Dimas Priyanto (0502192048)

Mei Sahriani Rambe (0502193157)

Mutiara Rahmadita Mrp (0502191021)


Ummi Erlina (0502192140)

Kelas : AKS 5 D

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI AKUNTANSI SYARI’AH

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi Maha penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, serta Innayah
Nya sehingga kita dapat berhadir dimata kuliah kali ini. Dan tidak lupa shalawat berangkaikan
salam kita panjatkan kepada junjungan baginda kita Nabi yang sangat kita cintai dan sayangi
serta yang paling rindukan hingga yamul akhir kelak yaitu Nabi Muhammad Saw beserta para
ahlul baitnya (keluarganya),serta para sahabat-sahabat Rasulullah Saw yang berjuang
menegakkan Agama yang di ridhoi oleh Allah SWT yaitu agama islam.
Makalah ini mampu kami selesaikan atas izin dan ridho Allah SWT. Dan tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Ibu Nurwani yang telah memberikan
tugas ini kepada kami dan memberi kesempatan untuk kami membahasnya secara bersama-sama.
Makalah yang berjudul “Kertas Kerja Konsolidasi”. Sehingga makalah ini dapat kami buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam dan saya sangat berharap semoga
makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan teman-teman dan kita semua.
Proses penyelesaian makalah ini tidak luput dari kesalahan ataupun ketidak sempurnaan
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, untuk itu saya dan teman-teman saya selaku
pembuat makalah ini mohon maaf sebesar-besarnya, bila ada kata ataupun tulisan makalah ini
yang tidak sempurna serta cara penyampaian presentasi kami yang kurang sempurna, saya
berharap teman-teman dan pembaca makalah ini dapat memaafkannya.
Kritik dan saran yang bersifat dapat membangun akan senantiasa kami terima dengan
kerendahan hati dan lapang dada untuk menjadi acuan agar lebih menjadi baik lagi dilain
kesempatan waktu. Terima kasih atas perhatiannya, semoga ilmu yang ada dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian dan menjadi sedekah jariyah di yaunul akhir kelak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang...............................................................................................1
b. Rumusan Masalah..........................................................................................2
c. Tujuan Masalah..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

a. Konsolidasi pada Anak Perusahaan yang dimiliki penuh..............................4


b. Elaborasi Laporan Keuangan Konsolidasi dalam Nilai Islam ...................... 8
c. Kertas Kerja Konsolidasi .............................................................................. 12
d. Format Kertas Kerja Konsolidasi .................................................................. 16
e. Teknik dan Prosedur Konsolidasi ................................................................. 20
f. Penyusunan Neraca Konsolidasi ................................................................... 23

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ....................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULIAN
A. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan bagi

manajemen. Dalam manajemen, pemimpin atau bahkan setiap orang selalu terlibat dalam proses

pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan harus diambil sekarang namun dampaknya baru

diketahui kemudian. Oleh karena itu, pengambilan keputusan mempunyai risiko tinggi karena jika

pengambilan keputusan salah dapat menimbulkan kerugian. Sebaliknya, jika pengambilan

keputusan benar maka manfaatnya dapat diterima langsung, jangka pendek atau jangka panjang.

Pengambilan keputusan yang benar harus didukung oleh data yang benar. Akuntansi sebagai

pengolah data keuangan yang kemudian dapat menghasilkan informasi berupa laporan keuangan

memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan yang bersifat bisnis.

Apabila laporan keuangan menyajikan suatu nilai yang tidak sewajarnya, maka akan menyebabkan

pemakai laporan keuangan, dalam hal ini para pengambil keputusan bisnis, pun salah dalam

pengambilan keputusan.

Dalam hubungan induk perusahaan dengan anak perusahaan, di mana perusahaan induk dan

perusahaan anak dapat terlibat dalam transaksi yang menimbulkan keuntungan maupun kerugian

bagi keduanya sangat mungkin terjadi adanya transaksi yang tidak wajar mengingat induk

mempunyai hak pengendalian terhadap anak perusahaan. Oleh karena itu sangat besar

kemungkinan bahwa transaksi induk dan anak perusahaan adalah transaksi yang sudah diatur oleh

induk selaku pemegang kendali.

Laporan keuangan konsolidasi sebagai laporan keuangan suatu grup perusahaan, dalam
proses penyusunannya tidak hanya menjumlahkan akun-akun terpisah pada perusahaan induk dan
perusahaan anak. Akun-akun terpisah pada perusahaan induk dan perusahaan anak yang resiprokal
harus dieliminasi sehingga laporan keuangan konsolidasi benar-benar menyajikan transaksi
ekonomi antara induk dan anak perusahaan sebagai sebuah grup perusahaan, dengan pihak di luar
grup. Di samping itu, dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi juga secara tidak langsung
akan menghapus transaksi-transaksi resiprokal induk dan anak yang jika tidak dieliminasi dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian laporan keuangan. Kesalahan penyajian ini
berpotensi menipu pemakai informasi laporan keuangan konsolidasi. Dengan kata lain, adanya
eliminasi transaksi induk dan anak perusahaan merupakan suatu hal yang menjunjung tinggi unsur
kejujuran dalam penyiapan laporan keuangan konsolidasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Kertas Kerja Konsolidasi?

2. Bagaimana teknik dan prosedur Kertas Kerja Konsolidasi?

3. Bagaimana Elaborasi Laporan Keuangan Konsolidasi dalam Nilai Islam?

4. Apa saja format Kertas Kerja Konsolidasi?

5. Bagaimana Penyusunan Neraca Konsolidasi?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui Pengertian Kertas Kerja Konsolidasi.

2. Untuk mengetahui Teknik dan Prosedur Kertas Kerja Konsolidasi.

3. Untuk mengetahui bagaimana Elaborasi Laporan Keuangan Konsolidasi dalam Islam.

4. Untuk mengetahui apa saja Format Kertas Kerja Konsolidasi.

5. Untuk mengetahui cara Penyusunan Neraca Konsolidasi.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsolidasi pada Anak Perusahaan yang dimiliki penuh

Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan yang menyajikan hasil operasi
dan posisi keuangan dari dua atau lebih entitas legal yang terpisah menjadi satu laporan
keuangan untuk entitas ekonomi secara keseluruhan.

Untuk mencapai hal tersebut, proses konsolidasi memerlukan prosedur untuk


mengeliminasi semua transaksi kepemilikan antarperusahaan dan transaksi antar perusahaan.

2. Prosedur Konsolidasi

Prosedur konsolidasi, termasuk penggunaan kertas kerja, dibuat untuk menggabungkan


akun-akun dari induk dan anak-anak perusahaan sehingga tampak sebagai entitas tunggal. Titik
awal persiapan pembuatan laporan keuangan kosolidasi adalah pembukuan dari masing-masing
entitas terpisah.

Karena entitas konsolidasi tidak memiliki pembukuan, seluruh nilai yang tertera dalam
laporan konsolidasi aslinya terdapat di pembukuan induk perusahaan atau anak perusahaan atau
kertas kerja konsolidasi.

Elaborasi Laporan Keuangan Konsolidasi dalam Nilai Islam

Berdasarkan contoh penyusunan laporan keuangan konsolidasi, penulis mengelaborasi


lebih lanjut bahwa dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, sesuai dengan nilai-nilai
Islam yaitu keadilan dan kejujuran sebagaimana perintah untuk berbuat adil (Q.s. al-Nahl [16]:
90).

Kalau dikategorikan, ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan keadilan dalam
Alquran dari akar kata ‘adl itu, yaitu sesuatu yang benar, sikap yang tidak memihak, penjagaan
hak-hak seseorang dan cara yang tepat dalam mengambil keputusan, ‚Hendaknya kalian
menghukumi atau mengambil keputusan atas dasar keadilan‛. Dalam proses penyusunan laporan
keuangan konsolidasi terlihat ada nilai keadilan karena hendak mengakui sesuatu yang memang
menjadi haknya dan membuang sesuatu yang bukan merupakan haknya dalam laporan keuangan
konsolidasi. Pengakuan terhadap apa yang menjadi haknya terlihat dalam pengakuan terhadap
keuntungan dan kerugian konstruktif dalam transaksi obligasi antar perusahaan, sementara
membuang sesuatu yang bukan merupakan haknya terlihat dari proses mengeliminasi
keuntungan dan kerugian dari transaksi penjualan persediaan dan aktiva tetap antar perusahaan
dalam grup.

Secara keseluruhan, hal-hal di atas terkait langsung dengan sisi keadilan, yaitu sebagai
penjabaran bentuk-bentuk keadilan dalam kehidupan. Dari terkaitnya beberapa pengertian kata
‘adl dengan wawasan atau sisi keadilan secara langsung itu saja, sudah tampak dengan jelas
betapa porsi "warna keadilan" mendapat tempat di dalam Alquran.

Kesimpulan di atas juga diperkuat dengan pengertian dan dorongan Al-quran agar
manusia memenuhi janji, tugas, dan amanat yang dipikulnya, melindungi yang menderita, lemah,
dan kekurangan, merasakan solidaritas secara konkret dengan sesama warga masyarakat, jujur
dalam bersikap, dan seterusnya. Jika hal ini dikaitkan dengan proses penyusunan laporan
keuangan konsolidasi, maka tampak jelas keberpihakan terhadap dan upaya melindungi yang
menderita, lemah, dan kekurangan terlihat dari adanya beban hak minoritas yang sebenarnya
adalah memberikan hak kepada pemegang saham minoritas atas kepemilikannya, di mana
kepemilikan yang minoritas tersebut tidak boleh ikut diakui sebagai bagian dari kepemilikan
yang mayoritas. Atau dengan kata lain, kepemilikan pemegang saham yang minoritas pun berhak
atas sebagian kekayaan yang ada secara keseluruhan. Dalam konteks kehidupan yang nyata,
seluruh output yang dihasilkan dalam proses produksi semestinya ada yang diberikan kepada
yang tidak mampu atau dikenal dengan minoritas dalam penghasilan, sehingga terjadi
pemerataan penghasilan dan mempermudah bagi tercapainya kesejehteraan.

Laporan keuangan konsolidasi telah menunjukkan bahwa sebenarnya ada upaya


pemerataan penghasilan dengan mempertimbangkan kepemilikan mayoritas dan minoritas.
Kepemilikan mayoritas dan minoritas jika disatukan menghasilkan kepemilikan tunggal.
Demikian juga dengan kehidupan yang berkeadilan, antara kaum kaya (muzakkî) dan kaum
miskin (mustahiq) jika disatukan adalah satu bagian yang tak terpisahkan sehingga akan terjadi
simbiosis mutualistis di antara mereka. Muzakkî tidak bisa menyalurkan zakatnya jika tidak ada
mustahiq. Begitulah hidup sebenarnya, sebagai makhluk sosial manusia saling membutuhkan.
Nilai-nilai saling membutuhkan telah ada dalam laporan keuangan konsolidasi, khususnya dalam
hal kepemilikan induk perusahaan terhadap anak perusahaan kurang dari 100%, sehingga ada
sebagian kepemilikan minoritas.
Sesungguhnya pilar penyangga kebebasan ekonomi yang berdiri di atas pemuliaan fitrah
dan harkat manusia disempurnakan dan ditentukan oleh pilar penyangga yang lain yaitu
keadilan. Keadilan dalam Islam bukanlah prinsip yang sekunder. Ia adalah cikal bakal dan
pondasi yang kokoh memasuki semua ajaran dan hukum Islam berupa akidah, syariah, dan
akhlak (moral).

Ketika Allah memerintahkan tiga hal, maka keadilan merupakan hal pertama yang
disebutkan. Firman Allah :

Allah SWT berfirman:

Wِِٕ ‫اِ َّن هّٰللا َ يَأْ ُم ُر بِا ْل َع ْد ِل َوا اْل ِ حْ َسا ِن َواِ ْيت َۤا‬
‫ٕى ِذى ْالقُرْ ٰبى‬

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat... (Q.s. al-Nahl [16]: 90)

Ketika Allah memerintahkan dua hal, maka keadilan merupakan salah satu hal yang
disebutkan. Firman Allah :

Allah SWT berfirman:


ۤ ٰ ‫اْل‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫ اِ َّن َ يَأْ ُم ُر ُك ْم اَ ْن تُ َؤ ُّدوا ا َمٰ ن‬
ِ َّ‫ت اِ ٰلى اَ ْهلِهَا ۙ  َواِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
‫اس اَ ْن تَحْ ُك ُموْ ا بِا ْل َع ْد ِل‬

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan dengan adil. (Q.s. al-Nisâ [5]: 58).

Ketika Allah memerintahkan satu hal, maka keadilan merupakan hal yang diperintahkan
tersebut :

ِ ‫ قُلْ اَ َم َر َرب ِّْي بِا ْلقِس‬


‫ْط‬

Artinya : Katakanlah, ‛Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan,‛. (Q.s. al-A’râf [7]: 29)

Kertas Kerja Konsolidasi

Kertas kerja konsolidasi (consolidation workpaper) merupakan mekanisme yang efisien


untuk menggabungkan akun-akun dari perusahaan yang terpisah yang akan dikonsolidasikan dan
untuk menyesuaikan saldo gabungan menjadi angka yang akan dilaporkan seakan-akan semua
perusahaan yang dikonsolidasi tersebut adalah perusahaan tunggal.
Perlu diingat bahwa tidak terdapat pembukuan untuk entitas konsolidasi. Induk
perusahaan dan anak-anak perusahaannya sebagai entitas legal dan akuntansi terpisah, masing-
masing mempunyai pembukuan terpisah.

Pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi, saldo akun diambil dari pembukuan
terpisah induk perusahaan dan tiap anak perusahaan kemudian dimasukkan dalam kertas kerja
konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasi disusun, setelah semua penyesuaian dan eliminasi,
dari saldo yang terdapat dalam kertas kerja konsolidasi.

Format Kertas kerja

 Kertas kerja konsolidasi mempunyai 4 kolom: Nama akun, Data Neraca percobaan, Ayat
jurnal Eliminasi, dan konsolidasi.
 Data Neraca percobaan memiliki memiliki dua kolom : Induk dan Anak.
 Ayat jurnal Eliminasi memiliki dua kolom: Debit dan Kredit.

Karateristik Ayat jurnal eliminasi

Ayat jurnal eliminasi (Eliminating entries) digunakan dalamkertas kerja konsolidasi


untuk menyesuaikan total saldo akun dari perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi yang
terpisah untuk mencerminkan angka yang akan muncul jika semua perusahaan yang secara legal
terpisah tersebut merupakan perusahaahn tunggal. Ayat jurnal eliminasi hanya muncul di kertas
kerja konsolidasi dan tidak mempengaruhi pembukuan perusahaan-perusahaan terpisah tersebut.

Ayat jurnal eliminasi digunakan dalam kertas kerja untuk menaikkan atau menurunkan
total saldo gabungan dari masing-masing akun sehingga hanya transaksi dengan pihak eksternal
saja yang akan tercermin dalam angka konsolidasi. Ada beberapa ayat jurnal eliminasi yang
diperlukan pada akhir dari suatu periode tetapi tidak diperlukan di akhir periode-periode
berikutnya.

Contoh : pinjaman dari induk perusahaan ke anak perusahaan pada bulan desember 20x1,
dilunasi pada bulan februari 20x2, memerlukan ayat jurnal untuk mengeliminasi piutang dan
utang antarperusahaan pada tanggal 31 desember 20x1. Beberapa ayat jurnal eliminasi
diperlukan di dalam kertas kerja konsolidasi tiap laporan keuangan konsolidasi disusun untuk
beberapa periode.
Contoh : jika induk perusahaan menjual tanah ke anak perusahaan dengan harga lebih
tinggi Rp.5.000.000 dari biaya perolehan tanah tersebut, ayat jurnal kertas kerja diperlukan untuk
mengurangi saldo tanah sebesar Rp.5.000.000 tiap kali neraca konsolidasi disusun selama anak
perusahaan masih memiliki tanah tersebut.

Teknik dan Prosedur Konsolidasi

Kertas kerja konsolidasi merupakan suatu alat untuk menghimpun dan mengorganisir
informasi yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan keuangan konsolidasi bagi induk
perusahaan dan anak perusahaannya.

a. Semua data yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi dapat ditentukan secara
independen dari kertas kerja.
b. Laporan keuangan konsolidasi akan sama tanpa memperhatikan metode akuntansi
( ekuitas, ekuitas tidak lengkap, atau biaya).
c. Akun-akun yang tampak pada kertas kerja tidak mempengaruhi akun-akun buku besar
induk perusahaan maupun anak perusahaan.

Buku ini menggunakan teknik kertas kerja di bawah ini untuk laporan keuangan
konsolidasi induk perusahaan dan anak perusahaannya :

a. Laporan keuangan dari induk perusahaan dan anak perusahaan tampak di dua kolom
pertama dari kertas kerja, diikuti oleh debet dan kredit kolom untuk ayat jurnal
penyesuaian dan eliminasi, dan kolom hak minoritas. Kolom akhir menunjukkan laporan
keuangan konsolidasi.
b. Beberapa ayat jurnal penyesuaian atau eliminasi dan akun-akun lain ditambahkan
sebelum kolom laporan keuangan terpisah dikombinasikan kedalam jumlah konsolidasi.
c. Hanya saldo akun-akun yang dapat dilakukan penyesuaian atau dieliminasi.
d. Laba bersih induk perusahaan dan anak perusahaan (laporan keuangan) dan saldo laba
ditahan (laporan laba ditahan) bukan merupakan akun-akun dan bukan subyek untuk
penyesuaian atau eliminasi.
 laba bersih konsolidasi terdiri dari pendapatan konsolidasi dikurangi dengan beban-
beban konsolidasi.
 laba ditahan konsolidasi terdiri dari laba ditahan konsolidasi awal ditambah dengan
laba bersih konsolidasi dikurangi dividen perusahaan induk.
Prosedur untuk mempersiapkan kertas kerja konsolidasi :

a. menentukan metode akuntansi induk perusahaan untuk anak perusahaan.


b. Menyalin laporan keuangan terpisah (masing-masing) dari induk perusahaan dan anak
perusahaan kedalam dua kolom pertama dari kertas kerja.
c. Memasukkan akun-akun kertas kerja konsolidasi kedalam kolom ayat jurnal penyesuaian
dan eliminasi pada :
1) penyesuaian terhadap kesalahan-kesalahan atau pembatalan-pembatalan dalam
laporan keuangan masing-masing perusahaan.
2) mengeliminasi laba dan rugi antar perusahaan.
3) mengeliminasi laba dan dividen anak perusahaan serta penyesuaian akun investasi
anak perusahaan ke saldo awal periode.
4) mengeliminasi akun resiprokal, yaitu investasi pada anak perusahaan dan akun
ekuitas anak perusahaan, memasukkan hak minoritas awal dan memasukkan
perbedaan biaya investai yang belum diamortisasi dengan nilai buku.
5) mengamortisasi perbedaan antara biaya investasi dan nilai buku
6) mengeliminasi akun resiprokal lainnya (utang piutang antar perusahaan, dan lain-
lain.)
d. Menghitung dan memasukkan hak minority pada laba bersih anak perusahaan esbagai
penambahan hak minority dan sebagai pengurangan dalam laporan keuangan konsolidasi.
e. Memasukkan dividen hak minority dalam kolom hak minority.
f. Memasukkan hak minority awal dari kolom ayat jurnal penyesuaian dan eliminasi ke
kolom hak minority.
g. Menambahkan akun-akun perusahaan masing-masing ditambah atau dikurangi dengan
beberapa akun yang berkaitan ari kolom ayat jurnal penyesuaian dan eliminasi
danmemasukkan jumlah dari semua kolom dalam laporan keuangan konsolidasi.
h. Mengkalkulasikan laba bersih konsolidasi sebagai pendapatan konsolidasi dikurangi
beban-beban konsolidasi dan dikurangi pendapatan hak minority dan membawa laba
bersih konsolidasi ke laporan laba ditahan konsolidasi.
i. Mengkalkulasi laba ditahan konsolidasi dan membawa jumlah itu ke neraca konsolidasi.
j. Menjumlahkan kolom hak minority dan membawanya ke neraca konsolidasi.
k. Menjumlahkan semua harta dan ekuitas pada neraca.
Dampak dari akuntansi induk perusahaan :

a. Laporan keuangan konsolidasi tidak dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan
oleh induk perusahaan untuk investasinya di anak perusahaan (ekuitas, ekuitas tidak
lengkap, atau biaya); tetapi akun-akun dalam kertas kerja yang menjadi acuan untuk
laporan keuangan konsolidasi berbeda dibawah tiga metode.
b. Dibawah metode ekuitas, laba bersih induk perusahaan sama dengan laba bersih
konsolidasi dan laba ditahan induk perusahaan sama dengan laba ditahan konsolidasi. Hal
ini tidak benar menurut dua metode lain.
c. Dibawah metode ekuitas tidak lengkap, induk perusahaan mengambil kembali sahamnya
dari laba bersih anak perusahaan, tetapi menghilangkan beberapa atau semua pernbaikan
dari metode ekuitas (seperti selisih biaya amortisasi-nilai buku).
1) pendekatan tradisional untuk konsolidasi : kertas kerja konsolidasi pertama
meneliminasi laba investasi dan dividen yang diterima dari anak perusahaan dan
menyesuaikan akun investasi kedalam saldo awal periode.
 Jumlah dari penyesuaian akan bergantung pada apa yang dihilangkan dari aplikasi
metode akuitas yang benar. Dengan kata lain, berapapun jumlahnya induk
perusahaan mencatat sebagai laba investasi dieliminasi dengan akun investasi,
sepanjang ada dividen yang diterima.
 Pada periode akuisisi, investasi awal induk perusahaan pada anak perusahaan dan
laba ditahan awal tidak akan terpengaruh.
 Pada tahun berikutnya setelah akuisisi, laba ditahan awal induk perusahaan
dikonversikan ke laba ditahan awal konsolidasi.

2) konversi ke pendekatan ekuitas :


 kertas kerja adalah yang pertama dibuat untuk mengkonversikan akun-akun induk
perusahaan kedalam metode ekuitas.
 Dana dari kertas kerja akan sama seperti yang disajikan dengan metode ekuitas.
d. Dibawah metode biaya, induk perusahaan mencatat laba dividen, dibanding laba
investasi.
1) Saldo akun investasi sebagai biaya awalnya kecuali ketika :
 dividen mengurangi laba ditahan anak perusahaan dibawah laba ditahan pada
tanggal akuisisi dari investasi.
 Kerugian anak perusahaan yang signifikan dan permanent akan mengurangi
modal anak perusahaan.
2) Pendekatan tradisional dari konsolidasi :
 pada saat tahun akuisisi
 tahun setelah akuisisi, jurnal yang pertama kali dibuat adalah menyesuaikan akun
investasi pada anak perusahaan untuk saham induk perusahaan dari laba ditahan
anak perusahaan yang meningkat pada ekuitas sejak akuisisi, dan mengkreditkan
jumlah itu pada laba ditahan awal induk perusahaan.
3) Konversi pendekatan ekuitas :
 jurnal pada kertas kerja pertama mengubah akun induk perusahaan menjadi
metode ekuitas.
 sisa dari akun kertas kerja ini akan sama seperti dalam metode ekuitas.

Format kertas kerja neraca sisa konsolidasi disesuaikan dengan neraca sisa induk
perusahaan dan anak perusahaannya.

a. Penyesuaian dan eliminasi untuk pendekatan laporan keuangan dan kertas kerja neraca
sisa adalah sama.
1) hanya akun-akun riil yang disesuaikan.
2) laba ditahan awal muncul dalam neraca saldo dan dapat disesuaikan.
b. Akun debit dijumlah dan dicatat pertama kali. Akun kredit dicatat selanjujtnya dan
dijumlah.
1) neraca saldo penyesuaian yang terpisah dari induk perusahaan dan anak
perusahaannya ditunjukkan dalam dua kolom pertama, diikuti dengan kolom
penyesuaian dan eliminasi.
2) memisahkan kolom laporan laba rugi, laba ditahan, hak minoritas, dan neraca yang
mengikutinya.
3) Laporan arus kas konsoliasi disiapkan dari neraca konsolidasi dan laporan laba rugi
yang menggunakan prosedur umum yang sama yang digunakan untuk laporan arus
kas perusahaan yang terpisah.
a. kedua metode baik metode langsung maupun tidak langsung untuk menyiapkan arus kas
dari aktifitas operasional diperbolehkan.
1) arus kas dari kegiatan investasi dan arus kas dari aktivitas keuangan adalah sama
dibawah metode langsung maupun tidak langsung.
2) metode langsung lebih diprioritaskan oleh FASB.
3) hal-hal yang tidak termasuk pada arus kas dijelaskan dalam catatan atau skedul untuk
laporan arus kas.
b. Metode tidak langsung dimulai dengan pendapatan bersih konsolidasi.
Hal-hal yang tidak disediakan atau menggunakan kas disesuaikan agar dapat sampai pada
arus kas bersih dari operasionalnya.
1) pendapatan hak minoritas adalah bertambah dalam arus kas aktivitas operasional.
2) dividen hak minoritas mengurangi arus kas dari aktivitas operasionalnya.
3) jumlah bersih pada pendapatan mengurangi dividen yang doterima dari ekuitas investi
(contohnya, perubahan dalam akun investasi) dikurangi dari laba bersih dalam arus
kas pada aktivitas operasionalnya dari laporan arus kas. Jika dividen yang diterima
lebih besar daripada laba dari ekuitas investi, jumlah bersih adalah tambahan untuk
laba bersih.
 laba dari ekuitas investi menambah laba tanpa meningkatkan kas karena
penambahannya telah tercermin pada akun investasi.
 Dividen yang diterima dari ekuitas investi menambah kas tanpa menimbulkan
laba karena dividen telah tercermin dalam akun investasi.

Penyusunan Neraca Konsolidasi sesaat setelah akuisisi kepemilikan penuh

Kondisi konsolidasi yang paling sederhana terjadi jika laporan keuangan dari perusahaan-
perusahaan dengan hubungan istimewa dikonsolidasi sesaat setelah timbulnya hubungan induk
perusahaan – anak perusahaan melalui pengabungan usaha atau melalui pembentukan anak
perusahaan baru.

Neraca untuk PT Induk dan Anak 1 januari 20x1, sesaat sebelum penggabungan usaha

PT. Induk PT. Anak


Aset

Kas Rp. 350.000.000 Rp. 50.000.000

Piutang Usaha Rp. 75.000.000 Rp. 50.000.000

Persediaan Rp. 100.000.000 Rp. 60.000.000

Tanah Rp. 175.000.000 Rp. 40.000.000

Bangunan dan Peralatan Rp. 800.000.000 Rp. 600.000.000

Akumulasi Penyusutan (Rp. 400.000.000) (Rp. 300.000.000)

Rp. 1.100.000.000 Rp. 500.000.000

Kewajiban dan Ekuitas

Utang Usaha Rp. 100.000.000 Rp. 100.000.000

Utang Obligasi Rp. 200.000.000 Rp. 100.000.000

Saham Biasa Rp. 500.000.000 Rp. 200.000.000

Laba Ditahan Rp. 300.000.000 Rp. 100.000.000

Rp. 1.100.000.000 Rp. 500.000.000

Kepemilikan Penuh dibeli pada nilai buku

Pada contoh pertama, PT Induk membeli semua saham biasa beredar dari PT Anak
seharga Rp.300.000.000. pada tanggal penggabungan usaha, nilai wajar dari masing-masing aset
dan kewajiban PT Anak sama dengan nilai buku yang disajikan pada tabel sebelumnya. Karena
PT Induk mengakuisisi semua saham biasa PT Anak dan PT Anak hanya mempunyai satu jenis
saham beredar, maka total nilai buku saham yang diakuisisi sama dengan total ekuitas pemegang
saham PT Anak (Rp.200.000.000 + Rp.100.000.000). Harga beli sebesar Rp.300.000.000 sama
dengan nilai buku dari saham yang diakuisisi.

Biaya perolehan investasi Rp. 300.000.000


Nilai buku

Saham biasa - PT. Anak Rp. 200.000.000

Saldo laba - PT. Anak Rp. 100.000.000

Rp. 300.000.000

Bagian dari induk X 1,0 ( Rp. 300.000.000 )

Perbedaan antara nilai buku dan harga perolehan Rp. 0

PT. Induk mencatat akusisi saham di pembukuannya pada tanggal penggabungan usaha
dengan ayat jurnal sbb :

1 Januari 20x1

Investasi pada saham PT. Anak Rp. 300.000.000

Kas Rp. 300.000.000

(mencatat pembelian saham PT. Anak)

Neraca untuk PT Induk dan Anak 1 januari 20x1, sesaat setelah penggabungan usaha

PT. Induk PT. Anak


Aset

Kas Rp. 50.000.000 Rp. 50.000.000

Piutang Usaha Rp. 75.000.000 Rp. 50.000.000

Persediaan Rp. 100.000.000 Rp. 60.000.000

Tanah Rp. 175.000.000 Rp. 40.000.000

Bangunan dan Peralatan Rp. 800.000.000 Rp. 600.000.000


Akumulasi Penyusutan (Rp. 400.000.000) (Rp. 300.000.000)

Invest pada saham PT. Anak Rp. 300.000.000 ------------------

Rp. 1.100.000.000 Rp. 500.000.000


Kewajiban dan Ekuitas

Utang Usaha Rp. 100.000.000 Rp. 100.000.000

Utang Obligasi Rp. 200.000.000 Rp. 100.000.000

Saham Biasa Rp. 500.000.000 Rp. 200.000.000

Laba Ditahan Rp. 300.000.000 Rp. 100.000.000

Rp. 1.100.000.000 Rp. 500.000.000

Akun PT Induk PT Anak Eliminasi Konso

Debit Kredit lidasi

Kas Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 100.000.000


Piutang Usaha 75.000.000 50.000.000 125.000.000
Persediaan 100.000.000 60.000.000 160.000.000
Tanah 175.000.000 40.000.000 215.000.000
Bangunan dan
Peralatan 800.000.000 600.000.000 1.400.000.000
Invest pd shm
PT Anak 300.000.000 -----------------) 1)300.000.000 -----------------
Rp.1.500.000.000 Rp. 800.000.000 Rp.2.000.000.000
.
Akm
Penyusutan Rp. 400.000.000. Rp. 300.000.000 Rp. 700.000.000
Utang usaha 100.000.000 100.000.000 200.000.000
Utang obligasi 200.000.000 100.000.000 300.000.000
Saham Biasa 500.000.000 200.000.000 1)200.000.000 500.000.000
Laba ditahan 300.000.000 100.000.000 1)100.000.000 ------------- 300.000.000
Rp.1.500.000.000 Rp.800.000.000 300.000.000 300.000.000 Rp.2.000.000.000

Kertas Kerja Neraca Konsolidasi 1 Januari 20X1, Tanggal Penggabungan Usaha : 100%
Pembelian Pada Nilai Buku

Ayat Journal Eliminasi

Saham biasa-PT Anak 200.000.000


Saldo Laba 100.000.000
Investasi pada saham PT Anak 300.000.000
(mengeliminasi saldo investasi)
PT induk dan Anak Perusahaan
Neraca Konsolidasi 1 Januari 20x1
Aset Kewajiban 200.000.000
Kas 100.000.000 Utang usaha 300.000.000
Piutang Usaha 125.000.000 Utang Obligasi 500.000.000
Persediaan 160.000.000 300.000.000
Tanah Ekuitas
215.000.000 1.300.000.000
Bangunan & Peralatan Saham Biasa
1.400.000.000
Akm penyusutan Saldo Laba
(700.000.000)
Total aset Total kewajiban &
1.300.000.000 ekuitas

Kepemilikan penuh Dibeli di atas Nilai Buku


Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai aset bersih,
kemampuan laba (earning power) perusahaan dan kondisi pasar secara umum. Pada saat suatu
perusahaan membeli perusahaan lain, tidak ada alasan untuk mengharapkan harga beli akan sama
dengan nilai buku saham yang diakuisisi. Proses yang digunakan untuk menyusun neraca
konsolidasi hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli pada harga yang
berbeda dengan nilai bukunya.

Contoh :

PT Induk membeli semua saham biasa beredar PT Anak seharga Rp.340.000.000 tunai pada
tanggal 1 Januari 20x1. Dalam pembelian tersebut PT Induk membayar Rp.40.000.000 lebih
tinggi dari nilai buku saham tersebut.

Biaya perolehan investasi Rp. 340.000.000


Nilai buku:
Saham biasa - PT. Anak Rp. 200.000.000
Saldo laba - PT. Anak Rp. 100.000.000
Rp. 300.000.000
Bagian dari induk X 1,0 ( Rp. 300.000.000 )
Perbedaan antara nilai buku dan harga perolehan Rp. 40.000.000

PTInduk mencatat akusisi saham tersebut dengan ayat jurnal

1 Januari 20X1

Investasi pada saham PT Anak 340.000.000

Kas 340.000.000

(mencatat pembelian saham PT Anak)


Saham biasa-PT Anak Saldo Laba 200.000.000
Diferensial 100.000.000
Investasi pada saham PT Anak (mengeliminasi saldo investasi) 40.000.000
340.000.000

Perlakuan Diferensial Positif

Ada beberapa alasan mengapa harga beli saham suatu perusahaan lebih tinggi dari nilai
buku saham tersebut :

1. Kesalahan dan penghilangan dari pembukuan Anak Perusahaan


2. Selisih lebih Nilai Wajar di Atas Nilai Buku dari aset Bersih anak perusahaan yang dapat
diidentifikasi
3. Keberadaan goodwill

Kesalahan dan penghilangan dari pembukuan Anak Perusahaan

Dalam beberapa kasus, kesalahan dan penghilangan disebabkan semata-mata karena


pencatatan tidak memadai. Jika terdapat kesalahan dan penghilangan tersebut, harus dilakukan
koreksi langsung di pembukuan anak perusahaan pada tanggal akuisisi.

Koreksi ini diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK
25. Setelah pembukuan anak perusahaan dinyatakan sesuai dengan PSAK, maka tidak ada lagi
bagian diferensial yang disebabkan adanya kesalahan dan penghilangan tersebut.

Selisih lebih Nilai Wajar di Atas Nilai Buku dari aset Bersih anak perusahaan yang dapat
diidentifikasi

Dalam banyak kasus, nilai wajar dari aset bersih perusahaan yang diakuisisi lebih tinggi
dari nilai bukunya. Akibatnya, harga beli lebih tinggi dari nilai buku saham yang diakuisisi.
Prosedur yang digunakan untuk menyusun neraca konsolidasi harus menghasilkan semua aset
dan kewajiban dari perusahaan yang diakuisisi berdasarkan nilai wajar pada tanggal akuisisi.

Penilaian ini dapat dicapai dengan :


1. Aset dan kewajiban anak perusahaan direvaluasi langsung pada pembukuan anak
perusahaan.
2. Dasar akuntansi dari anak perusahaan tetap dipertahankan dan revaluasi dilakukan tiap
periode dalam kertas kerja konsolidasi.

Revaluasi aset dan kewajiban pada pembukuan anak perusahaan umumnya merupakan
cara yang paling sederhana jika semua saham biasa anak perusahaan diakuisisi. Dilain pihak,
umumnya tidak sesuaiuntuk merevaluasi aset dan kewajiban pada pembukuan anak perusahaan
jika terdapat kepemilikan minoritas yang signifikan dalam anak perusahaan.

Revaluasi aset dan kewajiban anak perusahaan langsung pada pembukuan anak
perusahaan disebut push-down accounting, tetapi ini tidak diperkenankan dalam PSAK 4. Jika
aset dan kewajiban langsung direvaluasi dalam pembukuan anak perusahaan, maka tidak lagi ada
bagian diferensial yang terkait.

Akan tetapi, jika aset dan kewajiban tidak direvaluasi dalam pembukuan anak
perusahaan, maka diperlukan ayat jurnal untuk merevaluasi aset tersebut dan mengalokasikan
diferensial dalam kertas kerja konsolidasi tiap kali laporan keuangan konsolidasi disusun, selama
aset terkait masih dimiliki.

Jika nilai wajar tanah PT Anak ditentukan lebih besar Rp.40.000.000 dari nilai buku dan
nilai wajar semua aset dan kewajiban lain sama dengan nilai bukunya, seluruh jumlah diferensial
dialokasikan ke tanah anak perusahaan. Alokasi diferensial ini dibuat dalam kertas kerja
konsolidasi dengan ayat jurnal berikut :

Tanah Rp 40.000.000

Diferensial Rp 40.000.000

( mengalokasikan diferensial ke tanah )

Keberadaan Goodwill
Pada saat suatu perusahaan membeli anak perusahaan pada harga di atas total nilai wajar
aset bersih anak perusahaan yang dapat diidentifikasi, tambahan pembayaran tersebut biasanya
diperlakukan sebagai pembayaran untuk kemampuan laba lebih tinggi (excess earning power)
perusahaan yang diakuisisi yang disebut “goodwill” . Karena itu, setelah aset perusahaan yang
dapat diidentifikasi telah dinyatakan pada nilai wajar, sisa diferensial debit akan dialokasikan
sebagai goodwiill.

Jika pada contoh, PT Induk dan PT Anak nilai wajar aset dan kewajiban sama dengan
nilai wajarnya, dan diferensial sebesar Rp.40.000.000 dianggap merupakan pembayaran untuk
goodwill, ayat jurnal eliminasi sbb :

Goodwill Rp 40.000.000

Diferensial Rp 40.000.000

( mengalokasikan diferensial ke
goodwill )

Perlakuan Diferensial Debit

Dalam banyak situasi, diferensial terkait dengan asset dan kewajiban yang berbeda. Asumsikan
bahwa nilai buku dan nilai wajar aset dan kewajiban PT Anak adalah nilai wajar. Persediaan dan
tanah lebih tinggi dari nilai bukunya. Sedangkan nilai wajar bangunan dan peralatan lebih rendah
daripada nilai bukunya.

Harga obligasi berfluktuasi jika ada perubahan tingkat bunga. Nilai utang obligasi PT Anak lebih
tinggi dari nilai bukunya. Hal ini, mengindikasikan bahwa tingkat bunga nominal obligasi lebih
tinggi dari tingkat bunga pasar saat ini dan karenanya, investor bersedia membayar harga lebih
tinggi dari nilai nominal obligasi tersebut.

Nilai buku Nilai wajar Selisi antara


nilai wajar dan
(Rp.) (RP.)
nilai buku (RP.)
Kas 50.000.000 50.000.000
Piutang usaha 50.000.000 50.000.000
Persediaan 60.000.000 75.000.000 15.000.000
Tanah 40.000.000 100.000.000 60.000.000
Bangunan & peralatan 600.000.000
Akm penyusutan (300.000.000) 300.000.000 290.000.000 (10.000.000)
Total aset 500.000.000 565.000.000

Utang usaha 100.000.000 100.000.000


Utang obligasi 100.000.000 135.000.000 (35.000.000)
Saham biasa 200.000.000
Saldo laba 100.000.000
Total kewajiban & ekuitas 500.000.000 235.000.000

Asumkan PT Induk mengakuisisi semua saham biasa PT Anak seharga Rp.400.000.000 pada
tanggal 1 januari 20x1, dengan mengeluarkan obligasi dengan tingkat bunga 9% dan nilai
nominal Rp.100.000.000 dan membayar tunai sebesar Rp.300.000.000 sutasi kepemilikan yang
terjadi sbb:

Biaya perolehan investasi Rp.400.000.000


nilai buku:
Saham biasa-PTAnak Rp.200.000.000
1/1/x1 Saldo laba-PTAnak 100.000.000
100% Rp.300.000.000
Bagian dari induk X 1,0 (300.000.000)
Perbedaan antara nilai Rp.100.000.000
buku dan harga perolehan
PT Induk mencatat investasi pada pembukuannya :

1 januari 20x1

Investasi pada saham PT Anak 400.000.000

Kas 400.000.000

(mencatat pembelian saham PT Anak)

Hubungan antara total harga beli yang dibayarkan untuk saham PT Anak, nilai wajar aset bersih
dan nilai buku aset bersih PT Anak adalah sbb:

Biaya perolehan inves Selisih lebih biaya perolehan


Rp.400.000.000 diatas nilai buku aset yang
dapat diidentifikasi
Rp.70.000.000
Total diferensial Nilai aset aktiva bersih yang
Rp.100.000.000 dapat diidentifikasi
Rp.300.000.000
Nilai buku aset bersih yang Selisih lebih nilai wajar di
dapat diidentifikasi atas nilai buku aset yang
Rp.300.000.000 dapat diidentifikasi
Rp.300.000.000

Perlakuan Diferensi Kredit

Asumsikan PT Induyk mengakuisisi semua saham biasa PT Anak seharga Rp.260.000.000 pada
tanggal 1 januari 20x1. Situasi kepemilikan yang terjadi sbb:

Biaya perolehan investasi Rp.260.000.000


nilai buku:
Saham biasa-PT Anak Rp.200.000.000
1/1/x1 Saldo laba-PT Anak 100.000.000
100% Rp.300.000.000
Bagian dari induk X 1,0 (300.000.000)
Perbedaan antara nilai (Rp.40.000.000)
buku dan harga perolehan

PT Induk mencatat investasi pada pembukuannya :

1 januari 20x1

Investasi pada saham PT Anak 260.000.000

Kas 260.000.000

(mencatat pembelian saham PT Anak)

Nilai buku Nilai wajar Selisih antara nilai


wajar dan nilai buku
(Rp.) (Rp.)
(Rp.)
Kas 50.000.000 50.000.000
Piutang usaha 50.000.000 50.000.000
Persediaan 60.000.000 60.000.000
Tanah 45.000.000 45.000.000 5.000.000
Bangunan & peralatan 600.000.000
Akm penyusutan (300.000.000) 300.000.000 280.000.000 (20.000.000)
Total aset 500.000.000 485.000.000

Utang usaha 100.000.000 100.000.000


Utang obligasi 100.000.000 100.000.000
Saham biasa 200.000.000
Saldo laba 100.000.000
Total kewajiban & ekuitas 500.000.000 200.000.000 (15.000.000)

Hubungan antara total harga beli yang dibayarkan untuk saham PT Anak, nilai wajar aset bersih
dan nilai buku aset bersih PT Anak adalah sbb:
Biaya perolehan inves Selisih lebih nilai buku di
Rp.300.000.000 atas nilai wajar aset yang
dapat diidentfikasi
Rp.15.000.000
Total diferensial Nilai aset aktiva bersih yang
(Rp.40.000.000) dapat diidentifikasi
Rp.285.000.000.
Nilai buku aset bersih yang Selisih lebih nilai wajar di
dapat diidentifikasi atas nilai buku aset yang
Rp.260.000.000 dapat diidentifikasi
Rp.25.000.000

Saham biasa-PT Anak 200.000.000


Saldo laba 100.000.000
Investasi pada saham PT Anak 260.000.000
Diferensial 40.000.000

(mengeliminasi saldo investasi)


Tanah 5.000.000
Deferensial 15.000.000
Bangunan dan peralatan PT Anak 20.000.000

(mengalokasikan diferensial untuk


menyatakan tanah dan bangunan
dan peralatan pada nilai wajarnya)
Diferensial 25.000.000
Tanah 3.461.530
Bangunan dan peralatan 21.538.462

(mengalokasikan sisa diferensial


kredit)

Penyusunan Neraca konsolidasi Sesaat setelah akuisisi kepemilikan


Pendekatan yang diterapkan untuk menyiapkan satu set lengkap laporan keuangan
konsolidasi setelah penggabungan usaha sama dengan yang digunakan dalam menyiapkan neraca
konsolidasi sesaat setelah penggabungan usaha.

Konsolidasi setelah akuisisi anak perusahaan melibatkan perubahan-perubahan sejalan


dengan berlalunya waktu, hasil dari laporan keuangan sangat bergantung pada konsep laba bersih
konsolidasi dan saldo laba konsolidasi.

Laba bersih Konsolidasi

Jumlah yang dilaporkan sebagai laba bersih konsolidasi adalah bagian dari total laba
perusahaan yang dialokasikan ke pemegang saham induk perusahaan. Ketika anak perusahaan
dimiliki seluruhnya oleh induk perusahaan, semua laba induk perusahaan dan anak
perusahaannya menjadi hak pemegang saham induk perusahaan.

Laba bersih konsolidasi dihitung dengan menambahkan baagian induk atas laba anak
perusahaan disesuaikan dengan penghapusbukuan diferensial atau penurunan nilai goodwill,
dengan laba induk perusahaan dari hasil operasinya sendiri (laba bersih induk perusahaan
dikurangi pendapatan investasi dari anak perusahaan baik dengan metode biaya atau ekuitas).

PT Idaman membeli seluruh saham PT Amanah pada nilai bukunya. Selama tahun 20x1,
PT Amanah melaporkan laba bersih Rp.25.000.000, sementara PT Idaman melaporkan laba
bersih Rp.125.000.000 termasuk pendapatan dengan metode ekuitas dari investasi PT Amanah
sebesar Rp.25.000.000. Laba bersih konsolidasi untuk periode 20 x 1 dihitung sbb :

Laba bersih PT. Idaman Rp 125.000.000

Ditambah :

Laba dari PT. Amanah menggunakan metode ( Rp 25.000.000 )


ekuitas
Rp 25.000.000
Bagian PT Idaman atas laba PT Amanah (100%)
Rp 125.000.000
Laba bersih konsolidasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan sebuah grup perusahaan. Sebagai
sebuah grup perusahaan, entitas induk dan entitas anak tidak boleh mencantumkan transaksi
antara mereka dalam laporan keuangan konsolidasi. Untuk menghasilkan laporan keuangan grup
perusahaan yang relevan, maka transaksi internal grup harus dieliminasi karena transaksi internal
grup dapat ‚diatur‛ diantara mereka atau trasaksi internal grup tersebut dicurigai bukan sebagai
transaksi yang berdasarkan pada nilai wajar. Dengan dileiminasinya transaksi internal grup pada
transaksi penjualan persediaan dan aset tetap, pada akhirnya apa yang muncul pada laporan
keuangan konsolidasi adalah hasil dari transaksi ekonomi grup perusahaan dengan pihak di luar
grupnya. Sementara pada transaksi internal grup yang berkaitan dengan obligasi, akan
memunculkan keuntungan konstruktif maupun kerugian konstruktif yang sebelumnya tidak ada
pada laporan terpisah entitas induk dan anak.
Dalam proses penyusunan laporan keuangan konsolidasi terdapat nilainilai keadilan dan
kejujuran yang dianjurkan oleh syariah Islam karena di dalamnya telah mengeluarkan
keuntungan maupun kerugian yang diperoleh di antara mereka yang diperoleh melalui penjualan
dan pembelian persediaan dan aset tetap.
Dengan kajian-kajian tersebut pada kesimpulan pertama, maka dapat dibuktikan bahwa
akuntansi adalah sesuatu yang di dalamnya juga mengandung dan memperhatikan unsur keadilan
demi menghasilkan informasi yang relevan bagi para pengambil keputusan.

DAFTAR PUSTAKA
Baker, Richard E. Valdean C. Lambke. dan Thomas E. King. (2005). Advanced Financial
Accounting (6th ed) . Jakarta : Salemba Empat.

Triyuwono, Iwan, Perspektif, Metodologi dan Teori Akuntansi Syariah, Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa, 2006.

Waluyo, B. & Masjono, A. (2012). Elaborasi Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi ke


Dalam Nilai Syariah Islam. Al-Iqtishad, 4 (2) , 323-333.

Anda mungkin juga menyukai