Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Kelas AKS VI D
AKUNTANSI SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah kami yang berjudul
“Akuntansi Piutang”untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Pemerintahan dengan dosen
pengampu Nur Fadhilah Ahmad Hasibuan SE,.M.Ak dapat kami selesaikan.
Sholawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Keluarganya, sahabatnya serta para pengikut ajarannya. Kami juga berterimakasih
kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian makalah ini,
mudah-mudahan Allah SWT memberikan limpahan rahmat-nya kepada kita.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan serta penginterpretasian
atas hasilnya. Akuntansi pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka
menyediakan informasi kuantitatif terutama bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna
pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak berkepentingan atas berbagai
alternatif tindakan (Halim, 2007). Selanjutnya, PP 58 Tahun 2005 mengemukakan konsep
sistem akuntansi pemerintah daerah sebagi serangkaian prosedur mulai dari pengumpulan
data, pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah daerah. Perkembangan dunia usaha yang sangat cepat dimasa yang sekarang,
menimbulkan terjadinya persaingan yang ketat diantara perusahaan sejenis, sehingga
permasalahan yang dihadapi suatu perusahaan dalam mengendalikan operasional usahanya
semakin meningkat pula.
B. Rumusan masalah
1. Apakah Itu Piutang ?
2. Apa Saja Jenis Piutang Itu ?
3. Apa Itu Pengakuan Piutang ?
4. Bagaimana Pencatatan Piutang ?
1
5. Bagaimana Bagian Lancar Dan Penyisihan Piutang?
6. Bagaimana Penyajian Piutang ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Piutang.
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis Piutang Itu.
3. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengakuan Piutang.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Pencatatan Piutang.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Bagian Lancar Dan Penyisihan Piutang.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Penyajian Piutang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PIUTANG
Piutang merupakan salah satu pos yang penting di Neraca, dimana apabila pada
tanggal laporan keuangan masih terdapat hak pemerintah untuk menagih, maka hak tagih
tersebut harus dicatat sebagai penambahan aset pemerintah berupa piutang. Piutang
didefinisikan sebagai hak tagih pemerintah kepada pihak lain yang belum diterima
pembayarannya. Hak tagih tersebut bisa berasal dari kewenangan pemda misalnya untuk
memungut pajak daerah, retribusi daerah, atau hak tagih karena memberikan pinjaman
kepada pihak lain. Menurut Kieso, Waigandt, dan Warfield (2011:393), piutang merupakan
klaim terhadap pembeli dan pihak-pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan dalam
bentuk kas dan lain-lain untuk pembayaran uang, barang atau jasa yang telah diserahkan pada
waktu sebelumnya.
Menurut Rudianto (2009:24), piutang adalah hak perusahaan yang masih dibawa oleh
pihak lain. Seperti tagihan atas penjualan, atau tagihan kepada karyawan atas pinjamannya
keperusahaan. Sedangkan menurut Horngren, dkk (2006:418), piutang merupakan klaim
keuangan terhadap perusahaan atau perorangan. Menurut Kasmir (2010:78), piutang
merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lainnya yang memiliki jangka waktu tidak lebih
dari satu tahun. Piutang ini terjadi akibat dari penjualan barang atau jasa kepada
konsumennya secara angsuran (kredit).
B. JENIS PIUTANG
Berdasarkan Bagan Akun Standar dalam Lampiran III Permendagri 64 Tahun 2010, Piutang
diklasifikasikan sebagai berikut:
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan
Piutang Pendapatan
Daerah yang Dipisahkan
Piutang Lain-Lain PAD yang Sah
3
Piutang Transfer Pemerintah Pusat
Piutang Transfer Pemerintah Lainnya
Piutang Transfer Pemerintah Daerah
Lainnya
Piutang pendapatan lainnya
Bagian Lancar Tagihan Jangka Panjang
Bagian Lancar Tagihan Pinjaman Jangka
Panjang Kepada Entitas Lainnya
Bagian Lancar Tagihan Penjualan
Piutang Lainnya
Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah
Uang Muka
C. PENGAKUAN PIUTANG
Piutang diakui pada saat :
Telah diterbitkan surat ketetapan.
Telah diterbitkan surat penagihan dan telah dilaksanakan penagihan.
Belum dilunasi sampai dengan akhir periode pelaporan.
D. PENCATATAN PIUTANG
Contoh pencatatan jurnal di buku jurnal finansial saat timbulnya hak tagih (piutang):
4
2. Berapa nilai penyisihan piutang.
Nilai dari kedua hal tersebut perlu diketahui dan dicatat dalam jurnal penyesuaian
akhir periode agar tersaji nilai bagian lancar dari tagihan/piutang jangka panjang serta nilai
penyisihan piutang dalam Neraca. Untuk menunjang hal tersebut, dibutuhkan penata usahaan
yang baik atas pengadministrasian piutang yang ada di SKPD maupun PPKD.
- Bagian Lancar atas tagihan jangka panjang
Agar neraca dapat menggambarkan posisi aset lancar yang sebenarnya, maka
terhadap tagihan jangka panjang yang jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan harus
diakui sebagai aset lancar atau yang dikenal dengan proses reklasifikasi. Dengan
proses reklasifikasi ini, nilai Pinjaman Jangka Panjang yang tersaji dalam
kelompok Investasi Jangka Panjang serta nilai TPA dan TP/TGR yang tersaji
dalam kelompok Aset Lainnya di neraca bersih dari nilai yang akan ditagih dalam
12 bulan kedepan.
Contoh pencatatan untuk bagian lancar adalah sebagai berikut :
Kabupaten Sejahtera memiliki kendaraan operasional dengan harga perolehan
sebesar Rp.100 juta. Pada tanggal 1 September 2005, pegawai Dinas Kesehatan
Kabupaten Sejahtera menghilangkan kendaraan tersebut. Nilai akumulasi
penyusutan sampai dengan tanggal tersebut adalah Rp.20 juta.
(D) Akumulasi Penyusutan 20 jt
(D) Aset Lain-Lain 80 jt
(K) Aset Tetap – Peralatan dan Mesin 100 jt
Reklasifikasi pada bulan Desember 2005 atas Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
senilai 24 jt untuk 12 bulan kedepan.
(D) Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 24 jt
5
(K) Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 24 jt
6
Hal ini dikarenakan dibutuhkan prosedur khusus untuk memperoleh nilai
penyisihan piutang sebagai berikut :
a. Menentukan Kualitas Piutang
Piutang dikelompokkan dalam 4 kelompok kualitas yaitu :
1. Kualitas Lancar.
2. Kualitas Kurang Lancar.
3. Kualitas Diragukan.
4. Kualitas Macet.
Kriteria pengelompokkan kualitas tersebut berbeda-beda untuk tiap jenis
piutang (kriteria detail bisa dilihat dalam Permendagri 73 Tahun 2015).
Namun demikian, secara umum pengelompokkan kualitas didasarkan pada
umur piutang dan/atau upaya tagih pemerintah daerah kepada debitur.
b. Melakukan Perhitungan Nilai Penyisihan Piutang
Perhitungan dilakukan dengan mengalikan nilai piutang dengan masing-
masing bobot kelompok kualitas sebagaimana diatur dalam Permendagri 73
Tahun 2015 sebagai berikut :
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Bobot 0,5 % 10 % 50 % 100 %
Contoh penghitungan :
Penyisihan Piutang
Jenis Piutang Kualitas Jumlah Bobot
Tak Tertagih
Lancar 200.000.000 0,5 % 1.000.000
Piutang Kurang Lancar 100.000.000 10 % 10.000.000
Retribusi Diragukan 80.000.000 50 % 40.000.000
Macet 35.000.000 100 % 35.000.000
JUMLAH 86.000.000
7
(D) Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
(K) Penyisihan Piutang Tak Tertagih xxx
Contoh pencatatan :
Melanjutkan simulasi sebelumnya, dimana berdasarkan hasil perhitungan
pada akhir periode, didapati nilai Penyisihan Piutang Retribusi adalah sebesar
Rp.86.000.000,- . Jika saldo awal Penyisihan Piutang Retribusi dalam neraca
awal tahun berjalan adalah sebesar Rp.55.000.000,-, maka pencatatan jurnal
penyesuaian untuk penyisihan piutang adalah sebagai berikut :
(D) Beban Penyisihan Piutang Reribusi Tak Tertagih 31 juta
(K) Penyisihan Piutang Retibusi Tak Tertagih 31 juta
Nilai dan rincian piutang yang dihapus bukukan masuk dalam daftar
ekstrakomptabel dan akan selalu diungkapkan dalam CaLK sampai dengan
ada proses penghapus tagihan.
8
F. PENYAJIAN PIUTANG
Disajikan sebagai aset lancar di Neraca sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan (net realizable value) dan disertai dengan penyisihannya.
Disajikan sebagai aset lancar di Neraca sebesar nilai yang jatuh tempo dalam
tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 bulan ke depan berdasarkan surat
ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan.
Disajikan sebagai aset lainnya terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12 bulan
berikutnya.
Aset Lancar diungkapkan pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Piutang didefinisikan sebagai hak tagih pemerintah kepada pihak lain yang belum
diterima pembayarannya. piutang merupakan klaim terhadap pembeli dan pihak-pihak
tertentu yang penyelesaiannya diharapkan dalam bentuk kas dan lain-lain untuk pembayaran
uang, barang atau jasa yang telah diserahkan pada waktu sebelumnya. Piutang dibagi menjadi
2 jenis yaitu piutang pendapatan dan piutang lainnya. Piutang pendapatan terdiri dari :
piutang pajak, piutang restribusi, piutang hasil dan pengelolaan kekayaan daerah yang
disahkan, dan lain-lain. Piutang lainnya terdiri dari : Bagian lancar tagihan jangka panjang,
bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang kepada entitas lainnya, bagian lancar tagihan
penjualan angsuran, bagian lancar tuntutan ganti kerugian daerah, dan lain-lain.
Piutang diakui pada saat telah diterbitkan surat ketetapan, telah diterbitkan surat
penagihan dan telah dilaksanakan penagihan serta belum dilunasi sampai dengan akhir
periode pelaporan. Penyisihan piutang dilakukan agar tersaji nilai bersih piutang yang dapat
direalisasikan (net realizable value) di Neraca, atau dengan kata lain agar neraca dapat
memberi gambaran berapa nilai bersih piutang yang diperkirakan dapat ditagih. Proses
penghapus bukuan piutang dilakukan melalui jurnal penyesuaian dengan mengurangi nilai
piutang (di kredit) dan juga mengurangi nilai penyisihan piutang tak tertagih (di debit).
Sehingga setelah dilakukan penghapus bukuan barulah nilai piutang di Neraca menjadi
berkurang.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
para pembaca, agar sekiranya dapat memberikan kritik ataupun saran yang membangun demi
perubahan yang lebih baik dari makalah ini. Penulis menyadari terdapat beberapa kekurangan
ataupun kesalahan. Oleh karena itu diharapkan para pembaca dapat memberikan kritik
ataupun saran agar penulis bisa mengoreksi diri dan makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada seluruh pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.academia.edu/8443587/Akuntansi_Piutang.
11